SAP Abses

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok Bahasan : Abses
Sub Pokok Bahasan : a. Definisi
b. Faktor penyebab terjadinya Abses
c. Tanda dan gejala Abses
d. Pengobatan Abses
Sasaran : Keluarga pasien/klien
Hari/Tanggal : Jumat, 6 Maret 2020
Tempat : RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso
Waktu : ± 1 x 20 menit
Pemateri : Deni Kurniawan

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat memahami
tentang penyakit Abses dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 1 x 20 menit, klien dan keluarga
mampu:
a. Menjelaskan definisi Abses
b. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya Abses
c. Menyebutkan tanda dan gejala dari Abses
d. Menyebutkan untuk mengobati Abses

B. Cakupan Materi
1. Definisi
2. Faktor penyebab terjadinya Abses
3. Tanda dan gejala Abses
4. Pengobatan Abses

1
C. Pelaksanaan
No Kegiatan Kegiatan
Penyuluh (Mahasiswa) Klien/Pasien
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan maksud - Menyimak
dan tujuan - Bertanya
- Kontrak waktu
2. Inti - Menyampaikan materi - Mendengarkan,
(10 menit) - Menekankan hal-hal memperhatikan, dan
yang penting dan menanyakan hal yang
memberikan contoh tidak jelas
- Menjawab pertanyaan - Memperhatikan
3. Penutup - Evaluasi - Menjawab pertanyaan
(5 menit) - Memberikan resume - Memperhatikan
materi - Menyatakan
- Ucapan terima kasih persetujuan
- Ucapan salam - Mengucapkan
hamdalah, dan
menjawab salam.

D. Metode
Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan kesehatan adalah:
- Ceramah
- Diskusi

E. Media
- Leaflet

2
F. Sumber

Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris :


kurt J. Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13.
jakarta : EGC. 1999.

Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi


2. Jakarta:EGC,2004.

Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-


Bedah Bruner and Suddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa
Indonesia :Monica Ester. Edisi 8 jakarta : EGC,2001.
G. Evaluasi
1. Bentuk
Pada evaluasi menggunakan bentuk lisan yang dilaksanakan langsung
pada kegiatan diskusi untuk menilai apakah tujuan pendidikan kesehatan
dapat berhasil atau tidak.
2. Jenis
Jenis evaluasi bentuk lisan berupa tanya jawab yang berjumlah 5 soal dan
harus dijawab langsung oleh klien dan keluarga pada saat itu juga.
Pertanyaan evaluasi antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan Abses?
b. Sebutkan 2 faktor penyebab terjadinya Abses?
c. Sebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala dari Abses?
d. Sebutkan pengobatan Abses?

3
MATERI PENYULUHAN
Abses

1. Konsep Penyakit

Pengertian
Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang
telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya
proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda
asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini
merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah
penyebaran/perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Abses adalah
infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
(Siregar, 2004).
Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat
dari infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu
campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah
mati yang dicairkan oleh enzim autolitik. (Morison, 2003)
Abses (misalnya bisul) biasanya merupakan titik “mata”, yang
kemudian pecah; rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis,
meninggalkan jaringan parut yang kecil. (Underwood, 2000)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa abses adalah suatu
infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri / parasit atau karena adanya
benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan mengandung
nanah yang merupakan campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel
darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh enzim autolitik.

Jenis – jenis Abses


a) Abses Ginjal
Abses ginjal yaitu peradangan ginjal akibat infeksi. Ditandai
dengan pembentukan sejumlah bercak kecil bernanah atau abses yang

4
lebih besar yang disebabkan oleh infeksi yang menjalar ke jaringan ginjal
melalui aliran darah.
b) Abses Perimandibular
Bila abses menyebar sampai di bawah otot-otot pengunyahan,
maka akan timbul bengkak-bengkak yang keras, di mana nanah akan sukar
menembus otot untuk keluar, sehingga untuk mengeluarkan nanah tersebut
harus dibantu dengan operasi pembukaan abses.

c) Abses Rahang gigi


Radang kronis, yang terbungkus dengan terbentuknya nanah pada
ujung akar gigi atau geraham. Menyebar ke bawah selaput tulang (sub-
periostal) atau di bawah selaput lendir mulut (submucosal) atau ke bawah
kulit (sub-cutaneus). Nanah bisa keluar dari saluran pada permukaan gusi
atau kulit mulut (fistel). Perawatannya bisa dilakukan dengan mencabut
gigi yang menjadi sumber penyakitnya atau perawatan akar dari gigi
tersebut.
d) Abses Sumsum Rahang
Bila nanah menyebar ke rongga-rongga tulang, maka sumsum
tulang akan terkena radang (osteomyelitis). Bagian-bagian dari tulang
tersebut dapat mati dan kontradiksi dengan tubuh. Dalam hal ini nanah
akan keluar dari beberapa tempat (multiple fitsel).
e) Abses dingin (cold abcess)
Pada abses ini, karena sedikitnya radang, maka abses ini
merupakan abses menahun yang terbentuk secara perlahan-lahan.
Biasanya terjadi pada penderita tuberkulosis tulang, persendian atau
kelenjar limfa akibat perkijuan yang luas.
f) Abses hati

Abses ini akibat komplikasi disentri amuba (Latin: Entamoeba


histolytica), yang sesungguhnya bukan abses, karena rongga ini tidak
berisi nanah, melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh amuba.

5
Jenis abses ini dapat dikenali dengan ditemukannya amuba pada dinding
abses dengan pemeriksaan histopatologis dari jaringan.

g) Abses (Lat. abscessus)

Rongga abnormal yang berada di bagian tubuh, ketidaknormalan di


bagian tubuh, disebabkan karena pengumpulan nanah di tempat rongga itu
akibat proses radang yang kemudian membentuk nanah. Dinding rongga
abses biasanya terdiri atas sel yang telah cedera, tetapi masih hidup. Isi
abses yang berupa nanah tersebut terdiri atas sel darah putih dan jaringan
yang nekrotik dan mencair. Abses biasanya disebabkan oleh kuman
patogen misalnya: bisul.

Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan
abses melalui beberapa cara:
a) Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari
tusukan jarum yang tidak steril
b) Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
c) Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh
manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa
menyebabkan terbentuknya abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :


a) Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya
infeksi
b) Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
c) Terdapat gangguan sistem kekebalan
Bakteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus

6
Patofisiologi
Jika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
suatu infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang
berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang
merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam
rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati, sel
darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga
tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan
terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi
dinding pembatas. Abses dalam hal ini merupakan mekanisme tubuh
mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam
tubuh, maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. (Utama, 2001)

Manifestasi Klinis
Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru,
mulut, rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau
tepat dibawah kulit terutama jika timbul diwajah.
Menurut Smeltzer & Bare (2001), gejala dari abses tergantung
kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya
bisa berupa:
a) Nyeri
b) Nyeri tekan
c) Teraba hangat
d) Pembengakakan
e) Kemerahan
f) Demam

Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
benjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai

7
bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih
karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum
menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Paling sering,
abses akan menimbulkan Nyer tekan dengan massa yang berwarna merah,
hangat pada permukaan abses , dan lembut.

 Abses yang progresif, akan timbul "titik" pada kepala


abses sehingga Anda dapat melihat materi dalam dan kemudian secara
spontan akan terbuka (pecah).
 Sebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa
perawatan. Infeksi dapat menyebar ke jaringan di bawah kulit dan bahkan
ke aliran darah.
 Jika infeksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, Anda
mungkin mengalami demam dan mulai merasa sakit. Abses dalam
mungkin lebih menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.

Komplikasi
Komplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan
sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang
ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat
sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya
diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses. Suatu abses
dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Meskipun jarang, apabila abses
tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang
dapat menekan trakea. (Siregar, 2004)

Penatalaksanaan Medis
Menurut Morison (2003), Abses luka biasanya tidak membutuhkan
penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut
butuh ditangani dengan intervensi bedah dan debridement.
Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi
penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda

8
asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing,
biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan
pemberian obat analgetik dan antibiotik.
Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan
apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi
tahap nanah yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan
cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri.
Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang
kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan
terakhir yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan
meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu
penanganan abses kulit.
Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin
sering digunakan. Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus
resisten Methicillin (MRSA) yang didapat melalui komunitas, antibiotik
biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk menangani MRSA yang didapat
melalui komunitas, digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim-
sulfamethoxazole, dan doxycycline.
Adapun hal yang perlu diperhatikan bahwa penanganan hanya
dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang
merupakan tindakan yang efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik
sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain itu antibiotik tersebut
seringkali tidak dapat bekerja dalam pH yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai