Laporan - KI Abdilah Darojat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

STUDI INDUSTRI DAN STUDI EKSKURSI (SISE)


TANGGAL 23 – 31 JULI 2022

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH PRODUKSI PADA PT.


NISSIN BISCUIT INDONESIA, GRIYA LEBAH TUKSONGO,
DAN TINGAL ART

Oleh:
ABDILAH DAROJAT
NIM: 191221069

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH
SEKAYU
2022

i
LAPORAN
STUDI INDUSTRI DAN STUDI EKSKURSI (SISE)
TANGGAL 23 – 31 JULI 2022

Disusun Oleh:

Nama : Abdilah Darojat


NIM : 191221069
Program Studi : S1 Manajemen
Mata Kuliah Pokok : Manajemen SDM
Judul : Strategi Pengelolaan Limbah Produksi Pada PT.
Nissin Biscuit Indonesia, Griya Lebah Tuksongo,
dan Tingal Art

Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing Lapangan

Ropal Tores, S.E., M.Si. Dwi Umardani, Lc., ME.


NIDN: 0230089001 NIDN: 0222108402
Mengetahui
Ketua LPPM STIE Rahmaniyah

Candra Romanda, S.E, M.Si


NIDN. 0226037602

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Mahasiswa yang tersebut dibawah ini:

Nama : Abdilah Darojat


NIM : 19122109
Program Studi : S1 Manajemen
Mata Kuliah Pokok : Manajemen SDM
Judul : Strategi Pengelolaan Limbah Produksi Pada PT.
Nissin Biscuit Indonesia, Griya Lebah Tuksongo,
dan Tingal Art

Setelah menjalani proses validasi dan pertanggung jawaban program


dihadapan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Laporan Studi Industri dan Studi
Ekskursi (SISE) ini dapat DISAHKAN.

Sekayu, 07 Agustus 2022

Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing Lapangan

Ropal Tores, S.E., M.Si. Dwi Umardani, Lc., ME.


NIDN: 0230089001 NIDN: 0222108402

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Studi Industri

dan Studi Ekskursi (SISE) ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Rasulillah SAW.

Laporan Studi Industri dan Studi Ekskursi (SISE) ini disusun untuk

melengkapi salah satu syarat kegiatan akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Rahmaniyah (STIER) Sekayu. Penyusunan Laporan Studi Industri dan Studi

Ekskursi (SISE) ini tidak mungkin dapat terlaksana tanpa peran serta dari

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada mereka, terutama:

1. Dr. Desi Ulpa Anggraini, S.E., M.M., M.Si selaku ketua STIE

Rahmaniyah Sekayu.

2. Hj. Endang, S.E., M.M selaku Pembantu Ketua I.

3. Rully Alamsyah, S.E., M.Si selaku Pembantu Ketua II.

4. Farida Aryani, S.E., M.Si selaku Pembantu Ketua III.

5. Ropal Tores, S.E., M.Si. selaku ketua program studi manajemen STIE

Rahmaniyah Sekayu,

6. Dwi Umardani, L.c., M.E selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

7. Pimpinan & staff PT. Nissin Biscuit Indonesia, Griya Lebah Tuksongo,

dan Tingal Art.

8. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan penyusunan Laporan

Studi Industri dan Studi Ekskursi (SISE).

iv
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Studi Industri dan

Studi Ekskursi (SISE) ini yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya

satu per satu.

Terakhir, penulis menyadari Laporan Studi Industri dan Studi Ekskursi

(SISE) ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu demi kesempurnaan

penyusunan laporan ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak.

Sekayu, 07 Agustus 2022

Abdilah Darojat
NIM. 191221069

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL MUKA..................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................ 1

1.2 Tujuan.......................................................................................... 2

1.3 Manfaat........................................................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................... 5

2.1 PT. Nissin Biscuit Indonesia....................................................... 5

2.1.1 Sejarah...................................................................... 5

2.1.2 Visi dan misi …………………..……........................ 5

2.1.3 Struktur Organisasi .................................................. 6

2.1.4 Penjelasan Umum Kegiatan Operasional................. 7

2.2 Griya Lebah Tuksongo................................................................ 10

2.2.1 Sejarah ………………............................................... 10

2.2.2 Visi dan Misi ...........................................................

10

2.2.3 Struktur Organisasi................................................... 11

2.2.4 Penjelasan Umum Kegiatan Operasional ................ 11

2.3 Tingal Art ................................................................................ 12

vi
2.3.1 Sejarah ..................................................................... 12

2.3.2 Visi dan Misi............................................................ 13

2.3.3 Strtuktur Organisasi.................................................. 13

2.3.4 Penjelasan Umum Kegiatan Operasional................. 13

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 15

3.1 Implementasi Kunjungan Ke PT. Nissin Biscuit Indonesia ...... 15

3.1.1 Pengelolaan Limbah ................................................ 15

3.2 Implementasi Kunjungan Ke Griya Lebah Tuksongo ............... 18

3.2.1 Pengelolaan Limbah ................................................ 18

3.3 Implementasi Kunjungan Ke Tingal Art ................................... 19

3.3.1 Pengelolaan Limbah ................................................ 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

LAMPIRAN .................................................................................................. 23

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Uraian Halaman

Gambar 2.1 PT. Nissin Biscuit Indonesia 6

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan merupakan wadah yang potensial untuk membentuk

kesiapan generasi muda dengan bekal kompetensi yang berkualitas. Dalam dunia

pendidikan khususnya pendidikan tinggi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang lahir

dan dalam proses pembangunan pada hakekatnya adalah pelaksanaan dari falsafah

pendidikan yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 serta Peraturan Pemerintah Nomor 60

tahun 1999. Penetapan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian integral dari

kurikulum yang bersifat intrakurikuler mencerminkan pelaksanaan amanat

penderitaan rakyat melalui Majelis Permusyahwaratan Rakyat (MPR) dengan

ketetapan Nomor VI/MPR/1973 tanggal 22 Maret 1973 yang dikenal dengan

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam judul “Pendidikan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Pembinaan Generasi Muda”. Sebagai bagian dari

kurikulum, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi bagian yang utuh dari proses

pendidikan, hal ini sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia tanggal 15

februari 1975.

Sejak tahun 2006 Kuliah Kerja Nyata Tematik Kontekstual berubah

menjadi Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM)

sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa sekaligus wahana pemberdayaan

masyarakat. Pola ini direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis berdasarkan

tema yang digali dari potensi masyarakat, serta dirumuskan dan dilaksanakan

1
2

bersama masyarakat. Hal ini diharapkan dapat memacu kemampuan masyarakat

dalam pengembangan diri dan wilayah sehingga kesejahteraannya meningkat.

Selanjutnya, sesuai dengan Surat Edaran Koordinator Perguruan tinggi

Swasta Wilayah II tanggal 21 Juni 1988 Nomor 2225/PP.03.13/KOP.I/1988

perihal : Surat Edaran tentang Kuliah Kerja Nyata bagi mahasiswa dan Surat

Edaran Ketua Yayasan Rahmaniyah Sekayu No. 92//YRSVI/2016 tanggal 24 Juni

2016 perihal penetapan bentuk KKN tiga Sekolah Tinggi tahun 2016 yang

menyatakan bahwa STIH dan STAI Rahmaniyah Sekayu melaksanakan KKN

bersama sedangkan STIE Rahmaniyah Sekayu melaksanakan KKN dalam bentuk

Kunjungan Industri dan Studi Ekskursi (SISE)

Sejak tahun akademik 2015/2016, dibawah kepemimpinan Dr. Desi Ulpa

Anggraini, S.E.,M.M.,M.Si., format KKN dilaksanakan dalam bentuk Studi

Industri dan Studi Ekskursi (SISE). Pada tahun 2022 kegiatan Kunjungan Industri

dan Studi Ekskursi (SISE) ini bertempat di PT. Nissin Biscuit Indonesia, Griya

Lebah Tuksongo, dan Tingal Art.

Sesuai dengan tempat tujuan kegiatan Kunjungan Industri dan Studi

Ekskursi (SISE) sebagaimana tersebut diatas maka penulis bermaksud membahas

lebih jauh kegiatan Kunjungan Industri dan Studi Ekskursi (SISE) ini dengan

judul “Strategi Pengelolaan Limbah Produksi Pada PT. Nissin Biscuit Indonesia,

Griya Lebah Tuksongo, dan Tingal Art.”.

1.2 Tujuan

Beberapa tujuan diadakannya Studi Industri dan Studi Ekskursi (SISE) ini

adalah sebagaimana berikut :

1. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja.


3

2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.

3. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.

4. Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan

tanggung jawab.

5. Melihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir. 

1.3 Manfaat

Adapun beberapa manfaat yang didapakan dari Studi Industri dan Studi

Ekskursi (SISE) ini adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa

1. Memperdalam pengertian, penghayatan, dan pengalaman mahasiswa

tentang aktivitas perusahaan yang mencakup manajerial, produksi,

keuangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sumber daya dalam mendukung

kegiatan.

2. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa tentang keterkaitan ilmu

pengetahuan yang diperoleh di kampus dengan dunia bisnis.

3. Mahasiswa akan sungguh-sungguh dalam belajar karena menyadari dunia

usaha itu tidaklah mudah.

b. Perusahaan

1. Terlaksananya sosialisasi kegiatan perusahaan dalam bidang manajerial,

produksi, dan keuangan.

2. Terlaksananya kegiatan promosi dan pemasaran produk perusahaan.

3. Terjalinnya hubungan dengan dunia pendidikan.

c. Perguruan Tinggi

1. Kampus dapat mempererat tali persaudaraan dengan perusahaan.


4

2. Perguruan Tinggi dapat menyesuaikan kurikulum sesuai dengan tuntutan

dunia kerja.

3. Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan sebagai

bagian dari stakeholder.


BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 PT. Nissin Biscuit Indonesia

2.1.1 Sejarah

PT. Nissin Biscuit Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang


bergerak di bidang produksi biskuit dan makanan. Lokasi PT. Nissin Biscuit
Indonesia ini berada di Jalan Raya Semarang-Salatiga KM 23 kota Ungaran,
kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah diatas lahan seluas kurang lebih 8 Ha.
Dalam mengawali produksi komersial pertama pada Januari 1977 yang telah
berproduksi selama 30 tahun; produk – produk pertama yang dihasilkan adalah
biskuit Butter Coconut, Frychip, Madu, Aynako, dan Longer Stick. Seiring
dengan berjalannya waktu, PT. Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi
beragam jenis biskuit, kukis, krekers, wafer, dan snack dengan merek Nissin,
Monde, dan Khong Guan. Dimana kapasitas produksi PT Nissin ini memproduksi
barang sesuai pesanan konsumen.

PT Nissin Biscuit Indonesia memiliki lebih dari 700 karyawan yang


terlatih sehingga turut mendukung kualitas produk yang dihasilkan. Dengan
dukungan inovasi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan teknologi sampai dengan
saat ini, PT. Nissin Biscuit Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi
berbagai merk biskuit yang telah menjadi pemimpin pasar. PT. Nissin Biscuit
Indonesia telah memiliki 5 perusahaan yang terbagi di berbagai wilayah. PT.
Nissin Biscuit Indonesia ini menghasilkan produk dalam volume tinggi dengan
varian yang berbeda dan strategi proses yang dipilih adalah 1 fokus pada produk.

2.1.2 Visi Dan Misi

a. Visi
“Bertekad menjadi produsen biscuit terbaik di Indonesia”.

15
6

b. Misi
“Memproduksi biscuit yang bergizi tinggi, higienis, inovatif, dan
berkualitas dengan cita rasa tinggi serta terjamin mutunya kepada
pelanggan dengan cara terbaik yang dikembangkan oleh SDM yang
unggul dengan tegnologi modern”.

2.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi berguna untuk memudahkan cara kerja, agar tujuan


yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan mudah, serta memudahkan sistem
tanggung jawab dan wewenang atas pekerjaan. Dalam pencapaian tujuan itu,
hubungan kerjasama antar karyawan baik vertikal maupun horizontal sangatlah
penting. Perencanaan dan penyusunan struktur organisasi dapat dipandang sebagai
kerangka menyeluruh mengenai hubungan antara pemimpin dan bawahan atau
antara sesama bawahan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Struktur
organisasi yang baik menggambarkan secara skematis tentang hubungan
kerjasama, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari orang-orang yang terdapat
dalam organisasi. Di bawah ini adalah struktur organisasi PT. Nissin Biscuit
Indonesia:

Sumber : PT. Nissin Biscuit Indonesia


Gambar 2.1
7

2.1.4 Penjelasan Umum Kegiatan Operasional

PT. Nissin Biscuit Indonesia menghasilkan produk dalam volume tinggi


dengan varian yang berbeda; produk – produk pertama yang dihasilkan adalah
biskuit Butter Coconut, Frychip, Madu, Aynako, dan Longer Stick. Seiring
dengan berjalannya waktu, PT. Nissin Biscuit Indonesia juga memproduksi
beragam jenis biskuit, kukis, krekers, wafer, dan snack dengan merek Nissin,
Monde, dan Khong Guan.

Produk-produk di atas secara konsistenn diproduksi oleh PT. Nissin Biscuit


Indonesia dengan menggunakan strategi khusus dan penggunakan teknologi
tinggi. Strategi yang dipilih adalah fokus pada satu produk sementara teknologi
yang digunakan memiliki fungsi khusus untuk menghasilkan produk sesuai yang
diinginkan. Karena teknologi yang digunakan adalah teknologi canggih, panduan
kerjanya hanya sedikit mengingat semua tahapan sudah terkomputerisasi. Dengan
demikian karyawan tinggal menyesuaikan proses produksi yang tidak dapat
tercover oleh alat.

Sebelum proses produksi, karyawan harus menyemprotkan alkohol dengan


kadar 70% ke tangan mereka, agar dalam memproduksi steril dari kuman dan
bahan-bahan yang memiliki tesktur lengket tidak melekat ke tangan mereka.
Sementara saat melalukan produksi karyawan juga harus memakai pakaian yang
sudah tersterilkan. Demikian standar operasional prosedur kerja bagi karyawan
perusahaan tersebut.

Dalam pengerjaan produksi bahan baku utama yang digunakan adalah


tepung terigu, mentega, air, gula, telur, susu, lemak, dan lain–lain . Untuk
menghasilkan biscuit, perusahaan melakukan beberapa tahap proses produksi :

1. Pencampuran (Mixing): Proses pembuatan biscuit dimulai dengan


persiapan dan pertimbangan bahan sesuai formula yang dikehendaki.
Bahan-bahan berbentuk bubuk, seperti tepung terigu dan gula halus
masuk dalam proses pengayakan (sleving) dan selanjutnya bersama
dengan bahan lainnya, dicampur hingga diperoleh adonan yang
8

homogen dan konsistensi (softness, elasticity, stickiness dan lain


sebagainya) yang sesuai dengan yang diinginkan. Adonan biskuit dapat
berupa adonan keras (misalnya adonan hard bicuit dan crackers),
adonan lunak (misalnya adonan cookies) atau adonan cair/batter
(misalnya adonan wafer).
2. Fermentasi: Jenis biskuit yang menggunakan yeast dalam
pembuatannya memerlukan tahap fermentasi. Fermentasi dilakukan
pada suhu, kelembaban dan waktu tertentu untuk memberi kesempatan
pada yeast untuk berkembang biak. Yeast mendegradasi substart,
menghasilkan gas CO2 dan enzim yang mempengaruhi tekstur, serta
menghasilkan flavor sehingga dihasilkan cita rasa yang diinginkan.
Setelah waktu fermentasi selesai, adonan siap diproses ke tahap
berikutnya.
3. Pembentukan (Forming): pembentukan biskuit umumnya didahului
dengan proses pembentukan lembaran adonan (sheeting). Adonan
ditekan/ditipiskan menggunkan rol hingga didapatkan bentuk lembaran.
Pembentukan lembaran dapat dilakukan dalam beberapa tahap, hingga
diperoleh ketebalan yang diinginkan. untuk biskuit dengan tekstur yang
berlapis-lapis, dilakukan proses laminasi dengan cara melipat dan
menipiskan lembaran adonan secara berulang. Selanjutnya lembaran
adonan dipotong hingga menjadi kepingan adonan yang siap
dipanggang. pemotongan dapat dilakukan dengan beberapa metode,
antara lain dengan rotary cutter. Metode pembentukan keping adonan
yang lain adalah tanpa proses pembentukan lembaran adonan, yaitu
dengan rotary moulder, dengan depositor, atau dengan wire-cut
machine.
4. Setelah melalui proses pembentukan: adonan biskuit dipanggang dalam
oven dengan suhu dan waktu tertentu hingga diproleh biskuit matang
yang berwarna kecoklatan. Pemanggang umumnya dilakukan pada
kisaran suhu 150-350°C selama sekitar 5-20 menit. Proses
pemanggangan dapat dilakukan seara batch atau secara kontinyu.
9

5. Proses Setelah Pemanggangan: Untuk jenis- produk biskuit tertentu,


setelah selesai proses pemanggangan dapat dilakukan penyemprotan
dengan minyak dan penaburan dengan garam dan bumbu tabur guna
mendapatkan cita rasa yang diinginkan. Berapa jenis produk biskuit
lainnyamelewati tahapan lebih lanjut, misalnya pelapisan dengan krim
atau selai (sandwiching); penyalutan dengan coklat atau bahan lain
(coating atau enrobing); atau pengisisan dengan krim (filling)
6. Pengemasan: Setelah selesai dipanggang, biskuit diturunkan suhunya
hingga mencapai suhu sekitar suhu ruangan dan setelah itu dikemas.
bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas biskuit
adalah pelastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas dan kaleng.
Kotak karton umum digunakan sebagai pengemas sekunder,yang berisi
sejumlah kemasan primer.

PT. Nissin Biscuit Indonesia menyadari bahwa dengan memproduksi produk


yang berkualitas dan bergizi, Nissin turut memberikan kontribusinya untuk
meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu pengawasan mutu produk
menjadi salah satu priorotas utama.
Standar mutu yang diterapkan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia mencakup
penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam proses
produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik), GMP
(Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure)
dan HACCP (Hazard Analytical Critical Contol Poin). Standar mutu ISO
2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah diterapkan dalam
prosesproduksi disertai dengan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk PT. Nissin Biscuit Indonesia telah
memenuhi kaidah halal dan aman dikonsumsi. Semua standar kualitas dan
keamanan yang diterapkan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia telah memantapkan
posisi PT. Nissin Biscuit Indonesia sebagai pimpinan pasar dalam industri makan
terutama biskuit di indonesia.
10

2.2 Griya Lebah Tuksongo


2.2.1 Sejarah

Awal berdirinya Griya Lebah Tuksongo sebenarnya merupakan wujud


kegemaran dari sang pemiliknya yaitu bapak Sukis Manto terhadap lebah. Awal
ketertarikan beliau terhadap lebah bermula ketika ia mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar (SD). Selepas jam sekolah berakhir, beliau selalu mencari lebah
dengan tujuan untuk dijual. Wujud dari ketertarikan beliau terhadap lebah baru
dapat benar-benar terealisasikan pada sekitar awal tahun 2019. Hingga saat ini
sudah dapat mendirikan 2 cabang; Untuk cabang pertama yaitu Griya Lebah
Wanurejo yang beralamat di Dusun Ngentak, Wanurejo, kecamatan Borobudur,
dan cabang kedua yaitu Griya Lebah Tuksongo beralamat di Ganjuran II,
kelurahan Tuksongo, kecamatan Borobudur.

2.2.2 Visi Dan Misi


Untuk usaha rumahan yang satu ini, sebenarnya tidak punya visi dan misi
tertulis yang secara khusus disampaikan kepada konsumen. Namun demikian,
kalau kita lihat aktifitasnya di lapangan, sebenarnya visi dan misinya adalah
sebagai berikut:

a. Visi

“Memproduksi madu yang berkualitas dan sehat sekaligus menjadikan lokasi


produksinya sebagai tempat edukasi”.

b. Misi

“Memproduksi madu dengan cara budidaya lebah secara mandiri dan


membuka wisata edukasi kepada para konsumenya untuk mempelajari lebih
lanjut terkait dengan budidaya madu dari mulai produksi sampai
mengahsilkan.”
11

2.2.3 Struktur Organisasi

Berbeda dengan PT. Nissin Biscuit Indonesia, karena Griya Lebah

Tuksongo adalah rumah produksi madu dengan budidaya lebah penghasil madu

yang berskala kecil, Griya Lebah Tuksongo tidak memiliki struktur organisasi

khusus. Dengan kata lain, kepengurusan rumah produksi ini sepenuhnya dikelola

oleh keluarga yang diketuai oleh bapak Sukis Manto dan dibantu oleh anggota

keluarganya.

2.2.4 Penjelasan Umum Kegiatan Operasional

Agar menghasilkan madu sesuai yang diinginkan, pihak Griya Lebah

Tuksongo mengkondisikan rumah lebah dengan cara menjadikan setiap rumah

lebah terdiri dari tiga lebah yaitu; lebah ratu, lebah jantan, dan lebah betina.

Masing-masing ratu harus terpisah dari ratu lainya karena lebah tidak mau ada

lebih dari satu ratu dalam satu rumah lebah.

Adapun cara membedakan antara lebah ratu, jantan, dan betina dapat

diketahui melalui fisiknya yaitu,

a. Lebah ratu: fisiknya lebih besar dari yang lain dan tanpa garis kuning.

b. Lebah jantan: lebah yang memiliki warna dominan pekat tanpa garis

kuning.

c. Lebah betina: lebah yang memiliki garis kuning.

Untuk populasi lebah Jantan lebih sedikit dibandingkan yang betina.

Sarang lebah terbuat dari beeswax atau lilin lebah dari air liurnya dan bahan

awalnya dari getah tumbuhan jadi yang buat lebahnya sendiri.


12

Untuk jenis lebah yang biasa diternakan di Indonesia terdapat 3 jenis :

Apis Mellifera, Apis Cerana, dan Trigona (Lanceng). Untuk jenis lebah yang ada

di Griya Lebah yaitu Apis Cerana dan mengandalkan bunga Kaliandra (daerah

Borobudur dominan yang berwarna merah) karena di perbukitan banyak sekali

tanaman tersebut, contohnya di daerah dekat Griya Lebah yaitu Lereng Menoreh.

selain itu Kaliandra juga berbunga sepanjang tahun dengan waktu yang bagus

mengeluarkan nektar biasanya terjadi dibulan Maret dan Juli. Khasiat madu dari

nektar bunga Kaliandra yaitu vitamin C, radang, imunitas, dsb. Selain itu terdapat

juga madu dari Mahoni, rasanya sedikit pahit. Khasiat madu Mahoni yaitu untuk

diabetes, kolestrol, asam urat, jantung, dsb.

2.3. Tingal Art

2.3.1. Sejarah

Tingal Art adalah home industri kerajinan dan batik yg berada di desa Tingal
Kulon Wanurejo Borobudur. Tempat ini sering di jadikan tempat edukasi belajar
membatik untuk kunjungan wisata baik manca atau wisnu yg berwisata sepeda
ataupun naik VW & Andong yg berwisata ke desa borobudur dan sekitarnya.
Tidak hanya itu saja Tingal Art juga melayani pesanan berbagai souvenir.

Keberadaan Candi Borobudur jadi berkah tersendiri bagi penduduk Desa


Wanurejo. Mereka mampu berkreasi dengan menciptakan berbagai peluang usaha
untuk mengais rezeki dari wisatawan yang datang. Khusus untuk Danung, ia
mengembangkan usaha pembuatan batik tulis di desanya.

Danung sebelumnya berprofesi sebagai pemandu wisata di Borobudur sejak


2011. Ia dan warga desa lainnya terpikirkan untuk membuat wisata edukasi batik.
Sebagai orang yang sempat bergelut di sebuah tempat pembuatan batik di
Yogyakarta, Danung lalu berinisiatif untuk membuat batik tulis di desanya.
Karena di desanya belum ada usaha pembuatan batik.
13

Wisata edukasi batik tersebut dimulai sejak 2012 dengan motif ciri khas
Borobudur; motif mandala, motif daun bodhi, motif gajah, motif parang, motif
kawuh, dan lain-lain.

2.3.2. Visi dan Misi

a. Visi

“Menjadi tujuan wisata edukasi batik dan memenuhi kebutuhan konsumen


dalam melakukan perjalanan wisata.”

b. Misi

“Memberikan pelayanan terbaik dan professional dengan memperhatikan


kepuasan konsumen sebagai dasarnya. Wisatawan juga dapat memesan
dengan desain yang sama tapi warna yang berbeda.”

2.3.3. Struktur Organisasi


Berbeda dengan PT. Nissin Biscuit Indonesia, Tingal Art sama dengan
Griya Lebah Tuksongo, usahanya bersekala kecil. Tingal Art adalah rumah
produk souvenir batik yang bersekala kecil dan tidak memiliki struktur organisasi
tertentu. Kepengurusan rumah produksi ini sepenuhnya dikelola oleh keluarga
yaitu bapak Danung beserta keluarganya.

2.3.4. Penjelasan Umum Kegiatan Operasional

Wisata edukasi batik ini dimulai sejak tahun 2012 dengan motif ciri khas
Borobudur. Keunggulan batik Tingal Art warna sintetis itu ada indigosol, remasol,
sedangkan warna alam diambil dari lingkungan yang ada di sekitar desa tersebut.
selain itu daun jambu biji dapat menghasilkan warna cokelat, daun mangga
menghasilkan warna kuning, akan mengkudu bisa warna oranye, kulit pohon
mahoni juga bisa untuk warna cokelat.
Berikut adalah produk unggulan dari Tingal Art:
1. Batik dengan Motif Mandala
14

2. Batik dalam Bentuk Motif Gajah

Adapun proses dan cara membuat batik:


1. Dimulai dengan membuat pola atau motif pada kain.
2. Dilanjutkan dengan proses mencanting sesuai pola yang ada.
3. Dilanjutkan dengan proses pewarnaan dari beberapa warna yang
diinginkan.
4. Kemudian, proses penglorotan dengan cara direbus untuk
menghilangkan lilin malamnya.
5. Setelah itu, kain tersebut dijemur hingga kering dan kain itu bisa
dipakai.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Kunjungan Ke PT. Nissin Biscuit Indonesia


3.1.1 Pengelolaan Limbah

Limbah merupakan bahan yang dibuang atau kelebihan seperti abu, sampah,
produk sampingan dan lain sebagainya. Secara garis besar limbah itu dibagi ke
dalam limbah pra dan limbah pasca. Penanganan limbah didasari pada asas
manfaat, supaya tidak menjadikan masalah limbah dapat dijadikan sebagai bahan
baku industry. Hal ini yang akan diterapkan pada industry besar seperti yang akan
di jelaskan mengenai proses penanganan limbah pada industry PT. Nissin Biscuit
Indonesia. Untuk limbah yang dihasilkan dari PT. Nissin Biscuit Indonesia ada 3
macam yaitu; padat, cair, dan gas.
Berikut cara mengelola limbah padat, cair, dan gas yang dihasilkan PT.
Nissin Biscuit Indonesia yaitu,
a.      Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil selama proses produksi yang berasal dari adonan,
bahan baku yang tercecer, dan biskuit yang rusak. Adapun yang berasal dari
plastik pengemasan yang rusak, pengemasan kaleng yang rusak, maupun kardus-
kardus yang sudah tidak digunakan. Limbah padat yang sudah tidak dapat
digunakan dan di daur ulang seperti cangkang telur atau sisa adonan dimusnahkan
dengan cara dibakar pada unit pembakaran. Ada juga yang dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan dijual.
b.      Limbah Cair
Limbah cair adalah hasil pada saat proses produksi yaitu pada saat pencucian
alat-alat yang digunakan selama produksi dan pembersihan lantai yang dialirkan
menuju unit pengelohan limbah cair yang telah disediakan. Dengan adanya satu
pengolahan air limbah yang memisahkan minyak tertentu kemudian dipisahkan
dan diendapkan dengan lumpur aktif dan tahap seterusnya kemudian dibuang.
c.       Limbah Gas

15
16

Limbah gas adalah hasil dari unit pembangkit tenaga seperti generator, boiler,
dan unit pembakaran sampah padat. Limbah yang dihasilkan di PT. Nissin Biscuit
Indonesia bersifat biodegradable.

Limbah yang paling banyak dihasilkan di PT. Nissin Biscuit Indonesia adalah
limbah cair, jika dibandingkan dengan limbah padat maupun gas. Limbah cair
hasil dari industri pangan banyak mengandung senyawa organik tinggi, bahan
organik tinggi ini dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan khusus pada limbah cair
industry pangan untuk menguraikan senyawa organik yang ada.
Tahap pengolahan limbah perlu dilakukan agar air limbah yang akan dibuang
ke lingkungan sekitar tidak membahayakan. Penanganan limbah cair pada PT.
Nissin Biscuit Indonesia dengan metode fisika, kimia, dan biologis. Pengolahan
dimaksudkan untuk dapat mengurangi senyawa pencemar yang ada dalam limbah
dan untuk menghilangkan bahan padatan yang ada. Selain itu, pengelohan ini
dimaksudkan untuk menurunkan nilai COD dan BOD.
Perlakuan pengolahan yang dilakukan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia ada
beberapa tahap yaitu; tahap pre-treatment, primary treatment, secondary
treatment, dan tertiary treatment. Hasil akhir pengelohan limbah ini akan dibuang
kebadan air dan sudah tidak membahayakan karena telah sesuai dengan baku
mutu limbah yang ada.
Adapun penjelesan tahap-tahap proses pengolahan limbah yang dilakukan PT.
Nissin Biscuit Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Pre-Treatment Limbah cair yang masuk ke unit pengolahan limbah cair


akan di proses lebih lanjut. Dalam limbah cair yang mengalir menuju unit
pengolahan limbah cair ini biasanya terdapat padatan yang terikut. Untuk
menghilangkan padatan tersebut, PT. Nissin Biscuit Indonesia melakukan
proses pre-treatment. Pada proses ini dilakukan penyaringan menggunakan
kawat (screening). Dengan adanya penyaringan ini, plastik maupun
padatan yang terikut akan tersaring. Kawat atau saringan yang digunakan
ini diperiksa dan diambil kotoranya setiap hari sehingga saluran tidak
17

terhambat dan dapat terus mengalir. Setelah proses penyaringan ini


terlewati maka limbah akan ditampung pada bak pengendapan.
2. Primary Treatment, setelah dilakukan proses pre-treatment, lalu dilakukan
proses primary treatment. Pada proses ini dilakukan proses pengolahan
secara fisik yaitu dengan proses skimming yang dimaksudkan untuk
pemisahan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak. Minyak yang
ada ini diambil dan di tampung pada drum-drum yang kemudian dibakar.
setelah proses skimming selesai, limbah cair ini mengalami proses
pengendapan. Pengendapan ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang
menyebabkan partikel lebih berat dan air terpisah atau mengendap. Untuk
pengendapan ini terdapat bak pengendapan untuk mengurangi padatan
yang terlarut dalam air limbah.
Dengan adanya bak pengendapan ini partikel yang lebih berat akan
mengendap dan air akan terus mengalir. Setelah proses skimming dan
pengendapan selesai, air limbah yang masih terus mengalir akan dialirkan
menuju bak netralisir yang dimaksudkan untuk membuat air limbah ini
mempunyai pH netral agar tidak berbahaya saat air limbah dibuang ke
badan air. Untuk menetralkan air limbah secara kimia yaitu dengan air
kapur (Ca(OH)2) setelah Ph air limbah ini netral, air limbah dipompakan
kedalam bak pengendapan kembali untuk mengurangi padatan pada tahap
selanjutnya. Setelah selesai, dilanjutkan pada bak ekualisasi untuk meratan
campuran tadi. Kemudian aliran limbah ini akan dialirkan kedalam bak
aerasi.
3. Secondary Treatment, metode yang digunakan oleh PT. Nissin Biscuit
Indonesia adalah lumpur aktif. Pada lumpur yang digunakan ini sudah
terdapat biakan bakteri aerob. Pengolahan ini dilakukan secara aerob
menggunakan lumpur aktif dengan sistem aerasi secara kontinyu
menggunakan dua aerator untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan
bakteri aerobik. Setelah proses oksidasi selesai maka lumpur dan
mikroorganisme akan dialirkan menuju bak flotasi. Aerasi tetap dilakukan
agar mikroorganisme dapat tetap hidup. Pada bak aerasi ini diletakkan
18

pula pengukuran sludge volume index untuk mengetahui kemampuan


pengendapan lumpur.
4. Tertiary Treatment adalah dengan memindahkan limbah cair ke bak
flotasi. Pada bak flotasi ini terdapat blower yang berfungsi mengapungkan
partikel yang masih terbentuk. Kemudian cairan dialirkan ke bak
berikutnya dan partokel padatan yang mengendap (lumpur) akan
dikembalikan lagi ke bak aerasi ataupun dialirkan ke bak pengeringan
lumpur. Jika lumpur berlebih, maka lumpur-lumpur ini dipompa kedalam
tangki penampungan lumpur. Lumpur pada bak pengeringan lumpur yang
sudah kering akan diambil dan dijadikan pupuk kompos. Pupuk kompos
yang dihasilkan ini digunakan sendiri oleh perusahaan untuk memupuk
tanaman yang ada di area pabrik. Lalu terdapat saluran yang akan masuk
kedalam bak effluen. Pada bak tersebut terdapat indikator berupa ikan
yang befungsi untuk mengetahui apakah limbah yang akan disalurkan
sudah layak dan aman untuk dibuang ke lingkungan.

3.2 Implementasi Kunjungan Ke Griya Lebah Tuksongo

3.2.1 Pengelolaan Limbah

Para peternak lebah ketika proses pengembilan madu terkadang hasil


perahan madu tersebut tidak di manfaatkan lebih lanjut, yang mana sarang
tersebut menghasilkan lilin. Dan lilin yang berasal dari sarang lebah tersebut
hanya dimanfaatkan untuk pembuatan pondasi rumah untuk sarang lebah.
Dengan kata lain, lilin lebah yang dihasilkan belom menghasilkan nilai ekonomi
yang lebih. Lilin lebah (malam) merupakan produk lebah yang dihasilkan oleh
kelenjar lilin yang terdapat pada perut bagian bawah lebah madu, lilin lebah
bermanfaat sebagai bahan baku dalam industri batik, kosmetik dan industri
farmasi. Selain itu lilin lebah juga dapat digunakan dalam pembuatan lilin, dalam
industri perlebahan, pembuatan krim, losion (cairan pembersih, pomade, lipstick
dan pelapis pil.)
Sedangkan pada Griya Lebah Tuksongo memanfaatkan limbah dari sarang
lebah yang di pergunakan untuk bahan baku pembuatan batik atau mencanting
19

dalam membatik. Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup
permukaan kain menurut gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup
tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut.
Lilin batik ini bukan merupakanterdiri dari satu macam bahan, tetapi campuran
dari berbagi bahan pokok lilin. Sebagai bahan pokok lilin misalnya adalah
gondorukem, damar ( mata kucing), parafin (putih dan kuning), microwax, lemak
binatang (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin tawon, lilin lanceng.

3.3 Implementasi Kunjungan Ke Tingal Art

3.3.1 Pengelolaan Limbah

Perkembangan industri semakin meningkatkan dari masa ke masa, dalam

industri batik perwarnaan adalah proses yang sangat penting dan tidak mungkin

ditinggalkan. Proses ini menggunakan pewarna tekstil yang menghasilkan limbah

dan dapat mencemari lingkungan. Pencemaran terutama bersumber dari limbah

cair yang berupa zat warna yang dihasilkan sisa bahan pewarna, proses pencucian

dan pembilasan kain batik. Pada umumnya limbah industri batik terdiri dari-dari

sisa mori, ceceran lilin, sisa air pewarna, sisa lilin dan air pelorodan.

Pewarna yang umum digunakan adalah pewarna sintetik karena karena

mudah didapat juga menghasilkan warna-warna cerah. Proses produksi batik

memerlukan air dalam jumlah besar serta menghasilkan limbah yang kaya zat

warna, mengandung residu pewarna reaktif dan bahan kimia, sehingga perlu

adanya pengolahan yang tepat sebelum dilepaskan ke lingkungan. Artinya semua

limbah itu dibuang, namun sebelumnya limbah tersebut dinetralkan terlebih

dahulu kadar asamnya. Penetralan berfungsi fungsi untuk menghindari terjadinya

pencemaran dilingkungan sekitar yang dapat mengganggu masyarakat dan

wisatanya yang melintasi Tingal Art.


20

Pengolahan limbah cair batik menggunakan mikroorganisme dilakukan

melalui 3 proses utama yaitu,

1. Proses Fisik

Proses ini dilakukan dengan cara mengendapkan dan menyaring padatan

kasar tersuspensi dalam air limbah batik.

2. Proses Kimiawi

Proses ini dilakukan dengan menggunakan metode koagulasi dan flokulasi air

limbah batik, dengan tujuan untuk mengatur pH air limbah dan memudahkan

proses pengendapan padatan yang terlarut dalam air limbah dengan membentuk

flok.

3. Proses Biologis

Proses ini dilakukan dengan metode lumpu aktif, tujuanya untuk mengurangi

komponen organik yang terlarut melalui pendegradasian yang dilakukan oleh

mikrooganisme indegenous.

Pengolahan limbah cair dijalankan secara Aerob (menggunakan O2) sehingga

dibutuhkan Aerob/Water Pump selama pengolahan limbah. Water Pump berfungsi

untuk mengaduk nutrisi dan menyediakan oksigen.


21

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpuan
Limbah adalah bahan buangan yang sudah tidak terpakai atau sisa dari usaha
kegiatan manusia yang berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan
sekitar jika tidak dikelola dengan baik.
Adapun pengelohan limbah yang dilakukan pada PT. Nissin Indonesia, Griya
Lebah Tuksongo dan Tingal Art yaitu dengan sistem wash water treathment plan.
Dan system lainnya sangatlah baik, segala bentuk limbah yang disebabkan saat
proses produksi dan setelah produksi dikelola dengan maksimal sehingga tidak
menyebabkan kerugian pihak manapun bahkan menguntungkan bagi perusahaan
maupun pihak lain.

4.2 Saran

Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasanya masyarakat harus mampu

memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya

guna dan memiliki nilai ekonomis,yang paling utama adalah lingkungan tetap

terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi

mungkin. penulis mengajak kita semua, mari mulai dari sekarang tanamkan

perilaku hidup sehat,kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.


22

DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffe.com/pt-nissin-pdf-free.html. (Diakses tanggal 02 Agustus 2022)

http://ethnicleader24.blogspot.com/?m=1 (Diakses tanggal 02 Agustus 2022)

http://www.suarakarya.id/ekonomi/amp/pr-2602924431/madu-rumahan-asli-

borobudur-terbang-ke-swiss-dan-belanda (Diakses tanggal 03 Agustus 2022)

http://journal.uii.ac.id/jurnal-teknoin/article/download/7716/6724/14163 (Diakses

tanggal 05 Agustus 2022)

http://mediteg.politala.ac.id/index.php/mediteg/article/download/16/16 (Diakses

tanggal 05 Agustus 2022)

http://jurnal.unej.ac.id/index.php/WRTP/article/download/12262/7346 (Diakses

tanggal 06 Agustus 2022)


23

LAMPIRAN

PT. Nissin Biscuit Indonesia

Griya Lebah Tuksongo


24

Tingal Art

Anda mungkin juga menyukai