Analisa Data, Diagnosis Dan Prioritas Masalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

A.

Analisis Data
Contoh Format Analisis Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Data Subjektif Ketidak mampuan Risiko perubahan
 Ibu P menderita kencing keluarga dalam nutrisi : kurang dari
manis sejak pertengahan tahun merawat anggota kebutuhan tubuh
2006 keluarga yang pada Ibu P keluarga
 Keluarga tidak mengetahui menderita diabetes Bp. J
tentang pengertian, penyebab mellitus
dan tanda-tanda perawatan
penderita kencing manis.
 Keluarga tidak pernah
mendapat informasi tentang
kencing manis
 Menurut informasi yang
didapat keluarga dari dokter
yang memeriksa, Ibu P harus
mengurangi konsumsi gula
dan makanan manis-manis

Data Objektif
 BB : 54 Kg
 BBR ; 101% (Normal)
 Kebutuhan kalori seharusnya :
1620 kal
 Nadi : 80x/menit
 Pernapasan : 16x/menit
 Gula Darah : 226 mg/dl
Data dari Food Record :
Dalam waktu 5 hari,
didapatkan komposisi
karbohidrat 72%, protein 10%
dan lemak 18%, rata-rata 920
kal/hari

Tabel analisis data diatas dapat dilihat pada kolom pengelompokan data kolom
pengelompokan data. Semua data baik yan diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaat
fisik, observasi maupun pemeriksaan penunjang, semua dimasukkan asalkan mendukung
satu masalah keperawatan yang terjadi pada klien.
Pada kolom etiologi dituliskan kemungkinan penyebab yang bersumber dari lima
tugas kesehatan keluarga. Pada kolom masalah dituliskan masalah keperawatan yang
dapat disimpulkan berdasarkan data yang tertulis pada pengelompokan data . masalah
keperawatan dituliskan diberikan inisial klien, dikarenakan didalam keluarga terdiri atas
beberapa anggota keluarga, sehingga untuk memperjelas anggota keluarga mana yang
bermasalah maka perlu ditulis identitas klien.
Analisis data merupakan tahap akhir pengkajian keperawatan keluarga. Setelah
ditemukan masalah keperawatan, selanjutnya dirumuskan dalam diagnosis keperawatan,
selanjutnya dirumuskan dalam diagnosis keperawatan keluarga.
B. Perumusan Diagnosis
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dan
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi serta memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan (Gordon, 196 dalam Capenito, 2000)
Kategori Diagnosis Keperawatan Keluarga antara lain :
1. Diagnosis keperawatan actual
Diagnosis keperawatan actual adalah diagnosis yang menggambarkan
respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang benar
nyata pada individu, keluarga, dan komunitas (Nanda, 2011). Diagnosis
dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah terjadi. Tanda dan gejala dari
masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil
pengkajian keperawatan.
2. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga sudah baik dan
mengarah pada kemajuan. Meskipun masih ditemukan data maladaptive tetapi
keluarga sudah memiliki motivasi untuk memperbaiki kondisinya. Setiap label
dari diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase “Kesiagaan
meningkatkan ……… (Nanda, 2010)
3. Diagnosis keperawatan risiko
Diagnosis keperawatan risiko menggambarkan respon manusia terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam
kerentanan individu, keluarga dan komunitas. Stiap label diawali dengan
“Risiko..” (Nanda,2011)
4. Diagnosis keperawatan sejahtera
Diagnosis ini menggambarkan respon manusia terhadap level kesejahteraan
individu, keluarga dan komunitas yang telah memiliki kesiapan meningkatkan
status kesehatan mereka. Label diawali dengan “Kesiagaan meningkatkan…”
(Nanda,2011)

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul antara lain :

1. Management keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan


dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan
anggota keluarga
2. Management kesehatan tidak efektif, pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidak mampuan
mengidentifikasi mengolah dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan

4. Kesiapan peningkatan kopping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga


dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien
5. Penurunan kopping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau anggota berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

C. Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga


Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan
menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah
kriteria, bobot dan pembenaran. Kriteria adalah sebagai berikut :
1. Sifat masalah yang dapat ditentukan dengan melihat kategori diagnosis keperawatan.
Adapun skornya adalah diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis
keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan actual dengan skor 3.
2. Kriteria kedua adalah kemugkinan untuk diubah. Dapat ditentukan dengan melihat
pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya keperawatan yang tersedia, dan
dukungan masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk di ubah ini kemungkinan
skornya terdiri atas mudah dengan skor 32, sebagian dengan skor 1 dan tidak dapat
dengang skor 0.
3. Kriteria ketiga adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat dilihat dengan
kepelikan masalah, lamanya masalah dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor
terdiri dari tinggi skor 3, cukup skor 2 dan rendah skor 1.
4. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah yang dapat ditentukan berdasarkan
presepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian terdiri dari segera skor 2, tidak
perlu segera skor 1, dan tidak dirasakan skor 0.

Cara perhitungan sebagai berikut :


1. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah keperawatan yang
terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai tertinggi, kemudia dikalikan
bobot dari bobot setiap kriteria. Bobot merupakan nilai kostanta dari tiap kriteria dan
tidak bisa diubah (skor/angka tertinggi x bobot)
2. Jumlah skor masing-masibf kriteria tiap diagnosis keperawatan keluarga
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga yang prioritas

Skoring dilakukan tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran sebagai


justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat. Justifikasi yang diberikan
berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.

Contoh skoring prioritas masalah keperawatan penderita Diabetes Melitus (DM).


risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu P yang merupakan
keluarga dari bapak J, berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
merawat anggota keluaga yang menderita diabetes mellitus. Hal tersebut dapat kita
lihat dari matriks di bawah :

Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


a. Sifat masalah : 2 1 2/3x1=2/3 Masalah nutrisi kuranng dari
Risiko kebutuhan tubuh memang belum
terjadi, tapi pada ibu P rata-rata
asupan kalori kurang dari
kebutuhan tubuh yaitu 920 kal
b. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Ibu P merasa makanan yang telah
masalah dapat dikonsumsi sudah cukup untuk
diubah : sebagian dirinya, meskipun ibu P memiliki
keinginan untuk sembuh da nada
perawat yang memberikan
informasi tentang diet untuk
penyakit kencing manis
c. Potensial masalah 3 1 3/3x1=0 Masalah lebih lanjut belum
untuk dicegah : terjadi, adanya keinginan ibu p
Tinggi untuk sembuh serta adanya
dukungan dari keluarga
d. Menonojolnya 0 1 0/2x1=0 Keluarga tidak merasakan
masalah : sebagai masalah
Masalah tidak
dirasakan
Total skor 2 2/3
Berdasarkan mariks di atas, skor yang didapat adalah 2 2/3. Skoring dilakukan
untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai