04 - Makalah Critical Ill
04 - Makalah Critical Ill
04 - Makalah Critical Ill
Disusun Oleh :
Kelompok 4
TAHUN 2021
PERHITUNGAN ENTERAL DAN PARENTERAL
A. Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral / enteral nutrition (EN) adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube
ke dalam lambung (gastric tube), naso gastrik tube (NGT) atau jejunum dapat secara manual
maupun dengan bantuan pompa mesin (gastrotomy dan jejunum percutaneous) (Yulianan, 2009).
Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan nutrisi yang adekuat pada
pasien yang belum mampu menelan atau absorbs fungsi nutrisinya terganggu. Pemberian nutrisi
secara enteral juga berperan menunjang pasien sebagai renpons selama mengalami peradangan,
trauma, proses infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang lama. Kontradiksi pemberian nutrisi
enteral diantaranya gangguan fungsi saluran cerna (misalnya perdarahan GIT berat, vomitus
persisten, ileus obstruktif, diare berat, enterokolitis berat (Otsuka Indonesia, 2003)
Jalur pemberian diet secara enteral diberikan dalam bentuk makanan cair atau formula
peroral, diberikan apabila makanan peroral tidak adekuat atau ditujukan sebagai suplemen atau
pengganti makanan.Pemberian makanan diberikan melalui saluran cerna dengan jalur pipa atau
kateter (Nuryati, 2013). Ratarata formula enteral standar memberikan kurang lebih 1,0 hingga
1,2 kkal/ml dan 14% hingga 16% kalori dari protein (Hartono, 2012). Metode pemberian nutrisi
enteral ada 2 yaitu gravity drip (pemberian menggunakan corong yang disambungkan ke selang
nasogastric dengan kecepatan mengikuti gaya gravitasi) dan intermittent feeding (pemberian
nutrisi secara bertahap yang diatur kecepatannya menggunakan syringe pump).
Metode intermittent feeding lebih efektif dibandingkan metode gravity drip, hal ini dilihat
dari nilai mean volume residu lambung yang dihasilkan pada intermittent feeding lebih sedikit
dibandingkan gravity drip yaitu 2,47 ml : 6,93 ml. Hal ini dikarenakan kondisi lambung yang
penuh akibat pemberian secara gravity drip akan memperlambat motilitas lambung dan
menyebabkan isi lambung semakin asam sehingga akan mempengaruhi pembukaan spinkter
pylorus. Efek dari serangkaian kegiatan tersebut adalah terjadinya pengosongan lambung
(Munawaroh, et al., 2012). Volume residu lambung yang dihasilkan dari nutrisi enteral hingga
500 ml masih dikategorikan normal karena tidak menimbulkan komplikasi gastrointestinal dan
diet volume rasio (diet yang diberikan) pada pasien yang terpasang ventilator dengan nutrisi
enteral tidak berpengaruh terhadap produksi volume residu lambung (Montejo, et al., 2010)
Nutrisi enteral sebaiknya diberikan pada semua pasien kritis kecuali pasien mengalami
distensi abdomen, perdarahan gastrointestinal, diare dan muntah.Nutrisi enteral yang diberikan
pada pasien dengan gangguan gastrointestinal dapat menyebabkan ketidakcukupan pemenuhan
nutrisi dan berisiko terjadi malnutrisi (Ziegler, 2009). Penelitian lain mengenai banyaknya
penggunaan nutrisi enteral bagi pasien kritis juga dilakukan oleh Jonqueira et al. (2012) bahwa
terdapat protocol tentang pemberian nutrisi bagi pasien kritis dengan algoritma jika
hemodinamik pasien telah stabil, lakukan penghitungan kebutuhan nutrisi dengan memilih
pemberian nutrisi secara enteral.
Penggunaan nutrisi enteral juga dapat meningkatkan status nutrisi pasien, hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim, Hyunjung et al. (2011) pada 48 pasien ICU
yang mendapat enteral feeding adekuat berupa energy selama 7 hari. Status nutrisi pasien-pasien
tersebut meningkat jika dibandingkan dengan pasien yang mendapat enteral feeding dibawah
kebutuhan.Selama perawatan dengan enteral feeding yang adekuat terdapat penurunan nilai
Body Mass Index (BMI), prealbumin dan Percent Ideal Body Weight (PIBW) (Kim, Hyunjung,
et al., 2011).
Makanan ini dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan
menggunakan blender.Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah
pada setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi.Formula ini dapat diberikan melalui pipa
sonde yang agak besar, harganya relative murah.
Contoh :
1) Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah laktosa, telur,
glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena).
3) Makanan cair tanpa (telur, kacang hijau, wortel, jeruk).
4) Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk penyakit gout,
diet diabetes).
5) Makanan / nutrisi enteral formula komersial
Formula komersial ini berupa bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera
diberikan.Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah
terkontaminasi.
a. Polimerik, yaitu megandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hampir normal (pan enteral, fresubin)
b. Pradigesti, diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien dengan
gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
c. Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes (diabetasol),
gagal ginjal (nefrisol, tinggi protein (peptisol).
d. Diet enteral tinggi serat (indovita).
3. Sistem pemberian nutrisi enteral dan alatnya :
Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang
makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu :
a. Selang nasogastric
1) Selang nasogastric biasa yang terbuat dari plastik, karet dan polietilen. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7
hari.
2) Selang nasogastric yang terbuat dari polivinil berukuran 7 french, kecil sekali dapat
mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu mengganggu
pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari.
3) Selang nasogastric yang terbuat dari silicon memiliki ukuran yang bermacam-macam
tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6 minggu.
4) Selang nasogastric yang terbuat dari poliuretan yang memiliki ukuran 7 french dan dapat
dipakai selama 6 bulan
b. Selang nasoduodenal / naso jejunal
Ukuran selang ini bermacam-macam, namun lebih panjang dari pada selang nasogastrik.
Bahan :
Wortel 80 g
Tempe 80 g
Ikan gabus filet 40 g
Tepung beras 20 g
Susu FCM 25 g
Gula pasir 75 g
Telur ayam 25 g
Air 1000 cc
Minyak jagung 20 cc
Susu skim 40 g
Cara Membuat :
Ket. : Energi 1080,4 kcal; Protein 47,6 gram; Lemak 31,9 gram; KH 141,9 gram.
b. Sonde FCM
Bahan :
Susu FCM 60 g
Susu skim bubuk 40 g
Tepung maizena 20 g
Gula pasir 100 g
Minyak jagung 5 g
Telur ayam 10 g
Air 1000 ml
Cara Membuat :
Ket. : Energi 902,7 kcal; Protein 28,6 gram; Lemak 17,9 gram; KH 159,1 gram.
c. Zonde Rendah Protein
Bahan :
Susu FCM 50 g
Tepung beras 25 g
Gula pasir 100 g
Minyak jagung 20 g
Apel hijau 100 g
Susu skim 15 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
Campurkan gula pasir dan minyak jagung dalam gelas yang telah disediakan, sisihkan.
Blender apel yang telah diiris kecil-kecil bersama tepung beras hingga halus.
Campurkan dengan susu FCM dan susu skim yang telah diencerkan sebelumnya.
Rebus sebentar hingga mendidih dengan 1000 ml air (hindari campuran menggumpal dan
mengental).
Masukkan campuran minyak dan gula pasir.
Aduk kuat hingga rata, saring zonde hingga menghasilkan cairan 1000 ml.
Ket. : Energi 1002,6 kcal; Protein 18,7 gram; Lemak 30,4 gram; KH 81,8gram.
d. Zonde DM
Bahan :
Wortel 100 g
Tempe 75 g
Tepung beras 20 g
Susu FCM 80 g
Susu Skim 25 g
Gula pasir 25 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
Ket. : Energi 787,2 kcal; Protein 42,9 gram; Lemak 19 gram; KH 113,5 gram.
Ket :
1 : hiperventilasi / overfeeding
Rumus Schoffield
Perkiraan EE untuk berbagai kegiatan terkait dengan kebutuhan istirahat untuk pria dan wanita
ukuran rata-rata.
Factor stres
Cara pemberian :
Bolus
Intermiten
Kontinyu / drip
Untuk anak aktif, perlu kejar-kejaran pertumbuhan atau anak yang aktif dengan parah.
Stress
Continuous : Intermittent :
- Tolerasi lebih baik pada pasien dengan area - Lebih fisiologis
absorbs iterbatas atau pasien kritis - Lebih praktis untuk home enteral
- Lebih baik untuk pemberian langsung ke - Untuk paisen klinis stabil
duodenum / jejunum - Pasien lebih mobile
- Dianjurkan untuk bayi premature dengan - Lebih memacu perkembangan dan
instabilitas pernapasan pematangan fungsi saluran cerna
Ukuran pipa makanan :
C. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral/ Parenteral Nutrition (PN) adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan (Yuliana,
2009).Metode pemberian nutrisi parenteral bisa melalui vena perifer dan vena central, namun
risiko terjadinya phlebitis lebih tinggi pada pemberian melalui vena perifer sehingga metode ini
tidak banyak digunakan.Nutrisi parenteral diberikan bila asupan nutrisi enteral tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan tidak dapat diberikan dengan baik.Nutrisi parenteral diberikan
pada pasien dengan kondisi reseksi usus massif, reseksi kolon, fistula dan pasien sudah dirawat
selama 3-7 hari (Ziegler, 2009).
Pada umumnya PN hanya digunakan selama beberapa hari atau minggu.Namun pada
kondisi tertentu, penggunaan PN dalam jangka waktu lama juga adapat dilakukan. PN adalah
bentuk dukunga nutrisi yag khusus yaitu pemberian nutrient melalui rute intravena. Tujuannya
tidak hanya untuk mencukupi kebutuha energy basal dan pemeliharaan kerja organ, tetapi juga
menambah nutrisi untuk kondisi tertentu, seperti keadaan stress (sakit berat, trauma), untuk
perkembangan dan pertumbuhan. Terapi nutrisi parenteral dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Terapi nutrisi parenteral parsial (supportive atau suplemen) diberikan bila dalam waktu 5-
7 hari, pasien diharapkan mampu menerima nutrisi enteral kembali. Masih ada nutris
enteral yang dapat pasien. PM parsial ini diberikan dengan indikasi relative.
Terapi nutrisi parenteral total, diberikan jika batasa jumlah kalori ataupun batasan waktu
tidak terpenuhi. PN total ini diberikan atas indikasi absolut.
1. Indikasi Nutrisi Parenteral
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami kesulitan dalam mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu.Tanpa bantuan nutrisi tubuh memenuhi kebutuhan energy
basal rata-rata kkal / kg BB / hari. Jika cadangan habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi
melalui proses gluconeogenesis, antara lain dengan lipolysis dan protolisis 125 – 150 g/hari.
Puasa lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan glikogen di hati (70 g)
dan otot (400 g). sedangkan cadangan energy lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6.000 g)
habis dalam waktu kira-kira 60 hari.
Keadaan yang emerlkan PN adalah pasien yang tidak dapat makan (obstruksi saluran
pencernaan seperti stiktur atau keganasan esophagus, atau gangguan absorbs makanan), pasien
yang tidak boleh makan (seperti fistula intestinal dan pankreatitis) dan pasien yang tidak mau
makan akibat pemberian kemoterapi. Kontradiksi pemberian nutrisi parenteral yaitu tidak boleh
diberikan pada hemodinamik seperti keadaan syok atau dehidrasi yang belum terkoreksi (Otsuka
Indonesia, 2003).
Nutrisi parenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk memenuhi
keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena.Pemberian terapi nutrisi parenteral total yang
bertujuan untuk memberikan kalori yang cukup besar yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat,
vitamin, dan mineral.Terapi ini hanya digunakan apabila asupan makanan secara enteral tidak
memadai atau merupakan kontraindikasi.TPN tidak diberikan pada pasien yang pencernaan
dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan dengan baik, dan
pada pasien yang masih mengalami stress atau trauma.
a. Perifer
Larutan TPN digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila larutan yang digunakan
kurang hipertonik dibanding larutan yang digunakan untuk TPN.Konsentrasi dekstros diatas 10%
tidak boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intra vena kecil. Lamanya
terapi ini kurang dari 2 minggu
b. Sentral
Karena larutan TPN mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi
tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/l. oleh karena itu untuk mencegah flebitis atau komplikasi
vena lainnya larutan ini diberikan ke dalam system sirkulasi melalui kateter yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah besar beraliran tinggi. Larutan pekat kemudian diencerkan dengan cepat
sampai ke tingkat isotonic oleh darah pembuluh ini.
c. Atrial
Dua alat yang digunakan untuk terapi IV jangka panjang di rumah sakit adalah kateter
atrial kanan eksternal yang dipasang melalui pembedahan, kateter ini dijahit di bawah kulit pada
vena subklavia.Selain itu, lubang subkutan ujung kateter yang dilekatkan pada serambi kecil
yang ditempatkan di kantung subkutan baik di dinding dada anterior atau pada lengan.
1) Ggt = makrotetes
2) Mgtt = mikro tetes
3) Jumlah tetesan = banyanya tetesan dalam satu menit
1 gtt= 3 mgtt
1 cc = 20 gtt
1 cc = 60 mgtt
1 kolf = 1 labu = 500 cc
1 cc = 1 mL
mggt/menit = cc/jam
konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X
1
volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan
X3
Rumus dasar dalam hitungan
Jumlah tetesan per menit = Jumlah kebutuhan cairan × factor tetes
Waktu (menit)
Kebutuhan expenditure harus dihitunga agar keseimbangan yang lebih baik dapat dicapai
dan dipertahankan. Metode yang idgunakan untuk menghitung kebutuhan energy ada dua cara
yaitu dengan rumus HarrisBenedict dan indirect-calorimetry dengan expired gas analysis.
HarrisBenedict mengkalkulasikan kebutuhan energy seseorang dalam keadaan istirahat, non-
stres, setelah puasa overnight. Pada keadaan metabolic-stres, maka harus dikalikan faktor stress.
Rumus Haris-Benedict :
Perhitungan tersebut mungkin sulit diaplikasikan, maka untuk penggunaan klinis sehari-
hari nilai BBE = 25 – 30 kcal/kg/hari tidak jauh berbeda dengan nilai yang didapat bila kita
menggunakan rumus Harris Benedict. Walaupun Indirect-calorimetry memberi hasil yang lebih
akurat karena membutuhkan pemeriksaan laboratorium, teknologi mahal maka jarang digunakan
utuk perhitungan sehari-hari.
Rumus Harris-Benedict umumnya digunakan untuk menentukan BEE anak diatas 10 tahun,
tetapi telah dikembangkan pula untuk bayi sbb:
Tergantung pada stres yang diderita, maka kebutuhan energi akan meningkat = BEE x faktor
stres, yaitu menjadi 1.25x pada stres ringan, 1.5x pada stres sedang dan 2x untuk stres berat.
b. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat 100 – 200 gram/hari. Beberapa hal yang perlu diingat tentang
manfaat karbohidrat yaitu :
Dapat dilihat bahwa pemenuhan kalori hanya dari larutan dextrose dengan isoosmolaritas
saja tidak cukup, dengan demikian perlu tambahan kalori dari sumber lain misalnya emulsi
lemak atau dengan karbohidrat jenis lain atau denga konsentrasi yang lebih tinggi. Kebutuhan
kalori ini juga perlu disesuaikan dengan jumlah kebutuhan cairan harian, kebutuhan elektrolit
hterutama Na+ dan K+, protein dan lemak, dan osmolaritas yang dapat ditoleransi perifer yaitu
<800 mOsm.Nutrisi Karbohidrat pada anak :sebagai sumber energi di samping lemak, KH
diberikan dalam jumlah 40-45% dari kalori total. Berbagai bentuk KH yang umum digunakan
adalah dekstrosa/glukosa, maltosa (glukosa polimer) dan xilitol dengan berbagai konsentrasi.
Lemak pada anak: merupakan nutrien dengan densitas kalori tinggi (9kkal/g) dan pada
penggunaan untuk NP sebaiknya memasok 30-50% energi non nitrogen. Selain sumber energi,
lipid juga merupakan sumber asam lemak esensial (ALE, yaitu as.Linoleat dan
as.Linolenat).Dilaporkan pada bayi yang mendapat NP tanpa larutan lipid, defisiensi ALE dapat
terjadi dalam 2 hari.Untuk mencegah keadaan defisiensi ALE, as. Linoleat harus merupakan
minimal 1% energi total dan umumnya 2- 4% dari energi total berasal dari ALE.
Kebutuhan lipid untuk NP Emulsi lipid mengandung komponen purified soya bean,
fosfolipid dan anhydrous glycerol. Emulsi lipid 10% mengandung 1.1 kkal/ml. Sedangkan
emulsi lipid 20% mengandung 2.0 kkal/ml. Bila dimungkinkan sebaiknya pemberian intravena
emulsi ini dilakukan selama 24 jam secara kontinyu dan sumber kalori yang berasal dari lipid
tidak boleh melebihi 60% dari total kalori non protein. Penggunaan emulsi lipid 20% lebih
dianjurkan dibandingkan emulsi lipid 10%. Pemberian secara ekstra hati-hati harus dilakukan
bila emulsi ini diberikan pada
Protein: Kebutuhan protein pada anak selain untukkebutuhan rumat tubuh juga diperlukan untuk
pertumbuhan, karena protein pada anak lebih besar daripada orang dewasa.Jumlah protein
hendaknya sebesar 15% dari kalori total serta rasio antara kalori nitrogen dan kalori nonnitrogen
sebesar 1:150-200 untuk meningkatkan efisiensi penggunaan protein oleh tubuh. Beberapa asam
amino (aa) selain aa esensial, dianggap esensial pada bayi terutama bayi BBLR, yaitu taurin dan
sistein karena enzim sistationase pada hepar belum mencukupi untuk merubah metionin menjadi
sistein dan taurin.
Asam amino arginin penting dan diperlukan/esensial pada keadaan stres metabolik dan
kadarnya lebih tinggi pada larutan aa. Pediatri, sebaliknya aa. Glutamin tidak ditambahkan pada
larutan karena tubuh sudah mempunyai enzim glutamin sintetase yang dapat mensintesis
glutamin dari glutamate Komplikasi akibat pemberian emulsi ini antara lain reaksi
hipersensitivitas akut, bradikardi transien, TPN related cholestasis, risiko keolelitiasis meningkat,
pankreratitis, gangguan pertukaran gas pernapasan, gangguan fungsi imun, trombositopenia,
lepasnya ikatan bilirubin dari albumin.
Kebutuhan nutrisi,seorang pria berusia 76 tahun dengan tinggi 62 dan bobotb201 pon adalah
sebagai berikut :
Cairan Ensure dipilih untuk terapi enteral bagi pasien ini.Dalam satu wadah berisi 1 kuart cairan
Ensure tersedia 37 g protein, 143 g karbohidrat,dan 37 g lemak,serta memiliki osmolalitas 470
mOsmol/kg dan kepadatan kalori 1,06 kal/mL.
Berdasarkan kalori total yang dibutuhkan per hari,berapa banyak Ensure yang harus diterima
oleh pasien ini ?
2.088,82kkal 1 mL
× = 1.970,58 mL/hari
1hari 1,06 kkal
Kebutuhan nutrisi seorang wanita berusia 58 tahun dengan tinggi 53 dan bobot 140 pon adalah
sebagai berikut :
Berapa banyak larutan asam amino 7% emulsi lemak 10%,dan larutan dekstrosa 50% yang harus
digunakan untuk memberikan nutrient yang dibutuhkan
Asam amino :
50,91 g 100 mL
× = 727,27 mL/hari
1hari 7g
Lemak :
40,77 g 100 mL
× = 407,7 mL/hari
1 hari 10 g
Dekstrosa :
185,07 g 100 mL
× = 370,14mL/hari
1 hari 50 g
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=oNRMbwRxY2sC&lpg=PA156&dq=Perhitungan
%20enteral%20dan%20parenteral&hl=id&pg=PA161#v=onepage&q=Perhitungan%20enteral
%20dan%20parenteral&f=false
Hendarto Aryono dan Sri S Nasar.2002.Aspek Nutrisi Parenteral Pada Anak
Gresci, Gail. (2005). Nutrition Support for the Critically Ill Patient : A guide to practice. U.S.
America : Taylor and Francis Group
Ibnu., Budipratama, Dhany., dkk. (2014). Terapi Nutrisi pada Pasien ICU. Bandung : Medica
Hospitalia. Vol. 2 (3)
M, Christianto., dkk. (2012). Makalah Sistem Pencernaan Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral. FK Prodi Ilmu Keperawatan : Universitas
Tanjungpura
P.T.Otsuka Indonesia. (2003).Buku Saku Nutrisi Klinik Edisi 2
Setianingsih., dan Anna, Anastasia. Perbandingan Enteral Dan Parenteral Nutrisi