Contoh Artikel

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

HUBUNGAN PENGETAHUAN CODER DAN KETEPATAN TERMINOLOGI MEDIS


TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI RST.
DR. REKSODIWIRYO KOTA PADANG
1 Ilma Nuria Sulrieni, 2Alfita Dewi, 3Annisa Novita Sary
1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika
Email: [email protected]

Abstrak

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, salah
satunya adalah pelayanan rekam medis. Masalah penerapan pengodean pada keakuratan diagnosis penyakit sering
terjadi sehingga berdampak pada kesalahan pencatatan penyakit dan analisis pembiayaan kesehatan. Tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan coder dan ketepatan terminologi medis terhadap keakuratan
kode diagnosis berdasarkan ICD-10 di RST. Dr. Reksodiwiryo Padang. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan
pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi penelitian yaitu coder sebanyak 12 orang
dan 944 dokumen rekam medis. Sampel penelitian adalah 12 orang coder dan 100 dokumen rekam medis. Instrument
yang digunakan adalah kuesioner, dan pedoman observasi. Teknik sampling coder dengan menggunakan sampling
jenuh, dokumen rekam medis dengan menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji
statistik Chi Square hubungan antara pengetahuan coder dengan keakuratan kode diagnosis didapat hasil ρ value
0,015, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hubungan antara terminologi medis dengan keakuratan kode diagnosis di
dapat hasil ρ value 0,004, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan coder dengan keakuratan kode diagnosis dan ada hubungan antara terminologi medis dengan keakuratan
kode diagnosis.

Kata Kunci: Pengetahuan Coder, Terminologi medis, Keakuratan kode diagnosis

Pendahuluan proses penyimpanan dan pengambilan data


terkait diagnosis karakteristik pasien dan
Menurut Kepmenkes RI Nomor
penyedia layanan, bahan dasar dalam
377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
pengelompokan DRG’s (diagnostic related
Profesi Perekam Medis dan Informasi
groups) untuk sistem penagihan pembayaran
Kesehatan, seorang perekam medis harus
biaya pelayanan, pelaporan nasional dan
mampu menetapkan kode penyakit dan
internasional morbiditas dan mortalitas,
tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang
tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses
diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang
evaluasi perencanaan pelayanan medis,
penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan
menentukan bentuk pelayanan yang harus
dan manajemen kesehatan.1 Penerapan
direncanakan dan dikembangkan sesuai
pengodean digunakan untuk mengindeks
kebutuhan zaman, analisis pembiayaan
pencatatan penyakit, masukan bagi sistem
pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian
pelaporan diagnosis medis, memudahkan
Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

epidemiologi dan klinis.2 digunakan untuk menata daftar kumpulan


Pelaksanaan pengodean diagnosis harus istilah medis penyakit, gejala, dan prosedur.
lengkap dan akurat sesuai dengan arahan ICD- Istilah-istilah penyakit atau kondisi gangguan
10. Keakuratan kode diagnosis pada berkas kesehatan harus sesuai dengan istilah yang
rekam medis dipakai sebagai dasar pembuatan digunakan dalam suatu sistem klasifikasi
laporan. Kode diagnosis pasien apabila tidak penyakit. 2
terkode dengan akurat mengakibatkan Berdasarkan penelitian Pramono
informasi yang dihasilkan akan mempunyai (2012) dari 385 berkas rekam medis di
tingkat validasi data yang rendah. Hal ini tentu Puskesmas Gondokusuman II Kota
akan mengakibatkan ketidakakuratan Yogyakarta ditemukan 174 kode (45,2%)
pembuatan laporan, misalnya laporan akurat dan 211 kode (54,8%) tidak akurat.
morbiditas rawat jalan, laporan sepuluh besar Salah satu penyebab ketidakakuratan kode
penyakit ataupun klaim BPJS. Dengan tersebut adalah tidak sesuainya kualifikasi
demikian, kode yang akurat mutlak harus SDM yang bertugas mengode diagnosis.
diperoleh agar laporan yang dibuat dapat Selain itu, ketidakakuratan kode diagnosis
dipertanggungjawabkan.3 juga dapat disebabkan oleh ketidaktepatan
Tenaga rekam medis (coder) adalah terminologi medis yang digunakan oleh
tenaga rekam medis sebagai seorang pemberi dokter.5 Penulisan singkatan atau istilah
kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dalam penulisan diagnosis diperlukan
dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan. adanya keseragaman dan konsisten dalam
Terminologi medis adalah ilmu peristilahan penggunaan terminologi medis sesuai
medis (istilah medis) yang merupakan bahasa ICD-10 untuk lebih meningkatkan
khusus antar profesi medis/kesehatan baik keakuratan kode diagnosis.6 Dalam
dalam bentuk tulisan maupun lisan; sarana penelitian Paramitasari (2015) juga
komunikasi antara mereka yang berkecimpung disebutkan bahwa diagnosis yang belum
langsung maupun tidak langsung di bidang menggunakan bahasa medis dan masih
asuhan/pelayanan kesehatan; serta sumber data terdapat singkatan menjadi salah satu
dalam pengolahan dan penyajian dari kendala dalam pengodean diagnosis
diagnosis dan tindakan medis/operasi pasien di Puskesmas Jepon.7
khususnya di bidang aplikasi ICD, ICOPIM, RST. Reksodiwiryo Kota Padang
ICHI yang memerlukan akurasi dan presisi petugas coder mempunyai latar
tinggi yang merupakan data dasar otentik bagi pendidikan yang berbeda-beda, ada
statistik morbiditas dan mortalitas.4 Menurut diploma III rekam medis, sekolah
Kasim dan Erkadius dalam Hatta (2012) Menengah Atas, dan ada diploma
terminologi medis merupakan sistem yang keperawatan. Dari hasil studi pendahuluan

Alami Journal, Vol., No.,Hal..


Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

yang dilakukan terhadap masing-masing Reksodiwiryo Padang tahun 2021


15 sampel berkas rekam medis yang Bahan dan Metode
pending diketahui bahwa ada 50% tidak Jenis penelitian yang digunakan
lengkapnya diagnosis penyakit,30% adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
kurang pengetahuan coder, 15% tidak pendekatan cross sectional, yaitu untuk
lengkap berkas rekam medis, dan 5 % mencari hubungan antara variabel
berkas rekam medis pending akhibat independen dan variabel dependen.
lainnya. Berdasarkan wawancara yang Populasi dalam penelitian ini adalah 12
dilakukan pada saat studi pendahuluan orang tenaga coder dan 944 berkas rekam
yang dilakukan pada bulan desember 2021 medis pending di rawat jalan dengan
terhadap dokter dan perawat yang terlibat jumlah sampel 12 orang coder dan 100
dalam pengkodean di RST. Reksodiwiryo berkas rekam medis. Teknik pengambilan
diperoleh informasi bahwa rumah sakit sampel rekam medis yang digunakan
masih kekurangan tenaga profesi rekam adalah simple random sampling. Analisa
medis yang khusus bertanggung jawab data dilakukan dengan menggunakan uji
terhadap pengkodean diagnosis penyakit, statistik Chi square.
sehingga kegiatan pengkodean penyakit Hasil Penelitian
masih dibantu oleh tenaga dokter, bidan Pengetahuan Petugas Coder
atau perawat, yang tidak berlatar belakang Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel
pengetahuan coder di RST. Reksodiwiryo
pendidikan rekam medis ataupun belum
Padang
pernah mendapatkan pelatihan tentang No Pengetahuan n %

kodefikasi penyakit. Pengkodean diagnosa 1 Rendah 10 83..3


2 Tinggi 2 16.7
penyakit di RST Reksodiwiryo selama ini
Jumlah 12 100,0
masih ada dilakukan atas dasar
Tabel 1 dapat diketahui sebagian besar
kemampuan otodidak, bahkan ada yang
petugas mempunyai pengetahuan tentang
mencari kode dengan bantuan “Google”,
coding yaitu 83,3% memiliki pengetahuan
sehingga kodefikasi yang dilakukan jauh
rendah.
dari keakuratan. Berdasarkan observasi
Ketepatan Terminologi Medis
pada berkas rekam medis di rawat inap
Tabel 2. Distribusi frekuensi variabel
serta permasalahan tersebut diatas, peneliti ketepatan terminologi medis di RST.
Reksodiwiryo Padang
tertarik melakukan penelitian yang No Terminologi Medis n %
berjudul “ Hubungan Pengetahuan Coder 1 Tidak Tepat 56 56
dan Ketepatan Terminologi Medis 2 Tepat 44 44

terhadap Keakuratan Diagnosis Jumlah 100 100

Berdasarkan ICD-10 di RST. Tabel 2 dapat diketahui lebih dari separuh


Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

yaitu 56% ketepatan terminologi medis di RST. dokumen pasien rawat inap yang tidak akurat
Reksodiwiryo Padang di kategorikan tidak 91% rekam medis.
tepat. Tabel 4. Distribusi Frekuensi variabel
keakuratan kode diagnosis oleh coder di RST.
Keakuratan Kode Diagnosis berdasarkan ICD Reksodiwiryo Padang
10 Keakuratan Jumlah
No (%)
Kode Diagnosis (Coder)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi variabel
keakuratan kode diagnosis pasien di RST. 1 Tidak Akurat 10 83..3
Reksodiwiryo Padang 2 Akurat 2 16.7
Keakuratan Jumlah
No (%) Jumlah 12 100
Kode Diagnosis (DRM)
Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian
1 Tidak Akurat 91 91
2 Akurat 9 9
besar keakuratan kode diagnosis oleh coder
Jumlah 100 100 tidak akurat 83.3% (10 orang).
Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian
besar keakuratan kode diagnosis untuk
Hubungan Pengetahuan Coder dengan keakuratan kode diagnosis berdasarkan ICD-10

Tabel 5. Analisis Bivariat antar variabel pengetahuan dengan keakuratan kode diagnosis
berdasarkan ICD-10 di RST. Reksodiwiryo Padang
Keakuratan Kode Diagnosis
Pengetahuan Jumlah r
Tidak Akurat Akurat P Value
Coder
n % n % n %

Rendah 10 100 0 0 10 83.3 1.000 0.015

Tinggi 0 0 2 100 2 16.7

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa Diagnosis berdasarkan ICD yang tidak akurat di
tangani oleh coder yang memiliki pengetahuan rendah yaitu 100 % di bandingakan dengan
pengetahuan tinggi yaitu 0 %.hasil uji chi square menunjukan ada hubungan antara pengetahuan
dengan keakuratan diagnosis berdasarkan ICD 10 p value 0.015 (p<0.05)

Hubungan Ketepatan Terminologi Medis dengan keakuratan kode diagnosis berdasarkan ICD-10

Tabel 6. Analisis Bivariat antar variabel terminologi medis dengan keakuratan kode diagnosis
berdasarkan ICD-10 di RST. Reksodiwiryo Padang
Terminologi medis Keakuratan Kode Diagnosis Jumlah PR 95% CI P Value
Tidak Akurat Akurat
n % n% n %
Kurang Tepat 55 98.2 1 1.8 56 100 10.182 0.010
Tepat 36 81.8 8 18.2 44 100 (1.323-78.384)

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa keakuratan kode Diagnosis berdasarkan ICD 10 lebih

Alami Journal, Vol., No.,Hal..


Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

banyak pada terminologi medis yang tidak tepat di bandingakan dengan terminologi medis tepat yaitu
81.8 %.hasil uji chi square menunjukan ada hubungan yang bermakna antara ketepatan terminologi
medis dengan keakuratan diagnosis berdasarkan ICD 10 nilai p value 0.010 (p<0.05). Hasil uji statistik
Prevalence Ratio (PR) menunjukan terminologi medis yang tidak tepat berisiko 10.182 kali memiliki
keakuratan diagnosis yang tidak akurat dibandingkan dengan terminologi medis yang tepat (PR 95%
CI 1.323-78.384)

Pembahasan Berdasarkan Tabel 2 hasil analisis


Pengetahuan Petugas coder terminologi medis dari ke 100 dokumen rekam
Berdasarkan Tabel 1 hasil analisis medis yang diamati menunjukkan bahwa lebih
pengetahuan coder dari ke 12 responden yang dari separuh yaitu 56% ketepatan terminologi
diamati menunjukkan bahwa tingkat medis di di RST. Reksodiwiryo Padang di
pengetahuan coder di RST. c yaitu 83,3% kategorikan tidak tepat. Data ketepatan
memiliki pengetahuan rendah. Hal ini terminologi medis diadapat dari item diagnosisi
dikarenakan bahwa 2 responden adalah pada lembar rawat inap, terminologi medis yang
lulusan SMA tidak sama sekali melakukan digunakan dalam penulisan disgnosis dikatakan
pelatihan tentang kode dan salah satunya tepat apabila menggunakan istilah medis yang
adalah lulusan D III – Non RM lama bekerja sesuai dengan ICD-10. Sebaliknya terminologi
dari ketiga responden lebih dari 5 tahun. medis dalam diagnosis dikatakan tidak tepat
Sehingga untuk ilmu mengkoding kurang apabila menggunakan istilah medis yang tidak
dikuasai. sesuai ICD-10, sepetri menggunakan istilah
bahasa indonesia dan singkatan.
Berdasarkan hasil analisis diatas untuk
mencapai pengetahuan baik yang paling Penetapan diagnosis seorang pasien
berpengaruh yaitu dari faktor pendidikan merupakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab
karena lulusan dari rekam medis mempunyai tenaga medis yang terkait. Diagnosis yang ada
kompetensi tentang mengkoding akan dalam rekam medis harus diisi dengan lengkap
tetapi selain sudah didukung dari pendidikan dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada
D3-RM, dari responden tersebut perlu adanya buku ICD-10.8 Berdasarkan hasil analisis diatas
pelatihan tentang koding agar menunjang salah satu permasalahan ketepatan terminologi
pengetahuan mereka dalam mengkode medis di RST. Reksodiwiryo Padang adalah
diagnosis menggunakan ICD-10 yang penulisan terminologi medis yang ditulis oleh
dilakukan sebagai dasar dalam melakukan dokter masih ada yang tidak sesuai dengan ICD-
pengkodean diagnosis pasien. 10 sehingga tidak dapat dimengerti oleh petugas
coder.
Terminologi Medis
Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

Keakuratan Kode Diagnosis berdasarkan ICD- dokter wajib membuat rekam medis dan
10 menegakkan diagnosis yang tepat dan jelas.

Berdasarkan hasil analisis di atas di RST. Penyebab dari ketidakakuratan kode diagnosis

Reksodiwiryo Padang masih banyak tersebut berdasarkan observasi kepada 6

ditemukan ketidak akuratan kode diagnosis responden adalah sebagai berikut9 :

hal ini sangat berdampak terhadap besarnya a. Diagnosis yang ditetapkan oleh dokter
klaim yang dibayarkan karena besarnya biaya tidak spesifik misalnya untuk letak anatomi dan
klaim tergantung dari kode diagnosis yang fisiologinya tidak dituliskan, sehingga
dimasukkan ke dalam program INA-CBGs, menyulitkan coder dalam memilih kode diagnosis
sehingga ketidak akuratan kode diagnosis ini utamanya dengan tepat.
akan membawa dampak besar terhadap
b. Tulisan diagnosis yang ditetapkan oleh
pendapatan Rumah Sakit. Rumah Sakit dapat
dokter tidak terbaca, sehingga menyulitkan
mengalami kerugian akibat ketidaksesuaian
petugas coder dalam memberikan kode diagnosis.
jumlah klaim yang dibayar dengan besaran
biaya yang telah dikeluarkan oleh Rumah c. Faktor komunikasi yang kurang antara

Sakit untuk suatu pelayanan dan juga petugas karena selalu ada pergantian petugas.

termasuk rumah sakit swasta jika banyak d. Kurang teliti petugas coder dalam
klaim yang tidak sesuai maka lama kelamaan membaca tulisan dokter dan dalam memberikan
biaya operasional akan mati. kode diagnosis pasien,

Ketidakakuratan kode diagnosis yang e. Petugas coder dalam melakukan


terjadi tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan pengkodean diagnosis tidak sesuai dengan protap
begitu saja, sehingga RST. Reksodiwiryo yang ada di RST. Reksodiwiryo Padang yaitu
Padang harus mempunyai solusi untuk ditemukan masih sering tidak menggunakan buku
mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan ICD-10 dalam menetapkan kode diagnosis tetapi
observasi yang dilakukan untuk dapat hanya menggunakan buku pintar.
meminimalisir ketidaktepatan kode diagnosis,
Hal ini sesuai dengan pendapat sudra (2008),
diantaranya yaitu mengembalikan berkas
bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
rekam medis pasien yang tidak lengkap
keakuratan kode diagnosis, antara lain10 :
ke ruang perawatan agar dilengkapi oleh
dokter atau perawat yang bersangkutan, a. Kelengkapan diagnosis
meminta dokter untuk mengisi diagnosis b. Kemampuan petugas koding untuk membaca
sesuai dengan standar yang ada pada ICD-10 diagnosis dengan benar
dan ditulis dengan jelas. Hal tersebut sesuai
c. Kemampuan petugas koding untuk
dengan ketentuan yang terdapat dalam
memahami terminologi medis
Permenkes No. 269 Tahun 2008 bahwa setiap

Alami Journal, Vol., No.,Hal..


Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

d. Beban kerja petugas koding Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam
Depkes (2006) bahwa yang menyebabkan ketidak
e. Sarana kerja yang tersedia
akuratan kode diagnosis salah satunya adalah
f. Sarana komunikasi di tempat kerja perlu
petugas rekam medis (coder) yang
dipertimbangkan apakah tersedia
bertanggungjawab dalam pemberian kode
kemudahan telepon, intercom, atau
diagnosis pasien yang telah ditetapkan oleh
sejenisnya agar petugas koding mudah
dokter.8 Salah satu faktor yang menyebabkan
konsultasi dengan dokter yang
coder salah dalam pemberian kode diagnosis
menuliskan diagnosis.
adalah kurangnya pengetahuan coder tentang tata
g. Masih perlu dipertimbangkan juga cara penggunaan ICD-10 dan ketentuan-ketentuan
kemampuan koding untuk yang ada didalamnya serta pengetahuan
berkomunikasi secara efektif dan efisien penunjang lainnya yang berkaitan dengan koding
dengan berbagai pihak terutama dengan dan yang mendukung ketepatan dalam pemberian
dokter yang menuliskan diagnosis. kode diagnosis.

Hubungan Pengetahuan Coder Dengan Hubungan Terminologi Medis Dengan Keakuratan


Keakuratan Kode Diagnosis berdasarkan ICD- Kode Diagnosis berdasarkan ICD-10
10
Hubungan ketepatan terminologi medis
Hubungan pengetahuan coder dengan dengan keakuratan kode diagnosis pasien rawat
keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap inap pada tahun 2021 di RST. Reksodiwiryo
pada tahun 2021 di RST. Reksodiwiryo Padang berdasarkan hasil perhitungan uji statistik
Padang berdasarkan hasil perhitungan uji dengan chi square diperoleh nilai sig 0,010, maka
statistik dengan chi square diperoleh nilai sig Ho ditolak dan Ha diterima artinya ketepatan
0,015, maka Ho ditolak dan Ha diterima terminologi medis mempunyai hubungan yang
artinya pengetahuan petugas pemberi kode signifikan dengan keakuratan kode diagnosis
diagnosis mempunyai hubungan yang berdasarkan ICD-10. Berdasarkan dari hasil
signifikan dengan keakuratan kode diagnosis analisis diperoleh nilai Prevalence Ratio (PR)
berdasarkan ICD-10. Berdasarkan dari hasil menunjukan terminologi medis yang tidak tepat
analisis diperoleh nilai r korelasi sebesar berisiko 10.182 kali memiliki keakuratan
1.000 , hal ini berarti hubungan antara diagnosis yang tidak akurat dibandingkan dengan
pengetahuan dengan diagnosis menunjukan terminologi medis yang tepat (PR 95% CI 1.323-
hubungan yang sangat kuat dan berpola positif 78.384).
yang berarti semakin tinggi pengetahuan
Dalam penelitian Paramitasari (2015)
maka semakin akuart diagnosis penyakit.
disebutkan bahwa diagnosis yang belum
Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan
menggunakan bahasa medis dan masih terdapat
signifikat antara pengetahuan ( p=0.000).
Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

singkatan menjadi salah satu kendala dalam 52.


7. Paramitasari, D. (2015). Pelaksanaan
pengkodean diagnosis pasien.7 Hal ini sesuai
Pengodean Diagnosis di Puskesmas Jepon
dengan penelitian Maryati (2016) bahwa Kabupaten Blora. Tugas Akhir. Yogyakarta:
Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM (tidak
terdapat hubungan antara ketepatan penulisan
dipublikasikan).
diagnosis dan keakuratan kode diagnosis 8. DepKes, RI(2006). Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
kasus obstetri di RS PKU Muhammadiyah
Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta.
Sukoharjo dengan p-value sebesar 0,02.11 9. Keputusan Menteri Kesehatan. 2008. No.
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam
Kesimpulan Medis. Jakarta.
Ada hubungan pengetahuan coder dan 10. Sudra, IR. 2008. Konsultasi-Faktor yang
berperan dalam akurasi pengkodean.
ketepatan terminologi medis terhadap 11. Maryati, W. (2016). Hubungan Antara
keakuratan diagnosis berdasarkan ICD-10 di Ketepatan Penulisan Diagnosis dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri
RST. Reksodiwiryo Padang. di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika
Kesehatan. 6 (2): 1-7.
Daftar Pusataka

1. Kemenkes No. 377 Tahun 2007 tentang


Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan. (2007). Jakarta:
KementerianKesehatan
2. Hatta, G. R. (2012). Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI – PRESS).
3. WHO. (2020). International Statistical
Classification of Disease and Related
Health Problems, Tenth Revision,
Volume 2 Instruction Manual. Geneva:
WHO.
4. Nuryati. (2011). Terminologi Medis:
Pengenalan Istilah Medis. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Media.
5. Pramono, A. E. (2012). Hubungan antara
Coder (Dokter dan Perawat) dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Berdasarkan
ICD-10 di Puskesmas Gondokusuman II
Kota Yogyakarta Tahun 2012. Skripsi.
Surakarta: Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS (tidak
dipublikasikan)
6. Khabibah, S. dan Sugiarsi, S. (2013).
Tinjauan Ketepatan Terminologi Medis
dalam Penulisan Diagnosis pada
Lembaran Masuk dan Keluar di RSU Jati
Husada Karanganyar. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia. 1 (2): 46-

Alami Journal, Vol., No.,Hal..


Hubungan Pengetahuan Coder Dan Ketepatan Terminologi Medis …, Ilma Nuria Sulrieni

Anda mungkin juga menyukai