Sap Stase 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASUHAN KEBIDANAN

PRA KONSEPSI YANG BERPUSAT


PADA PEREMPUAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Stase II (Asuhan
Kebidanan Pada Pra Konsepsi yang Berpusat pada Perempuan)
di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
LIA DAHLLIA
NIM: P2.06.24.8.24.059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Persiapan Kehamilan Dengan Anemia


Hari, Tanggal : 25 Maret 2024
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Puskesmas Luragung
Sasaran : PUS Dengan Perencanaan Kehamilan
Penyuluh : Lia Dahlia

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan pada Pra Konsepsi dengan perencanaan
kehamilan diharapkan dapat memahami pentingnya perencanaan
kehamilan untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan
sekaligus dapat membantu upaya penurunan angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan PUS Pra Konsepsi
a. Memahami tentang pentingnya perencanaan kehamilan
b. Mampu mempersiapkan kehamilan
3. Materi
 Pengertian Pra Konsepsi
 Apa aja yang dilakukan Pada Prakonsepsi
 Respon psikologis pada Wanita usia subur terhadap persiapan
kehamilan
 Self Healing
 Pengobatan Anemia
4. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
Bentuk : test lisan (diskusi tanya jawab)

7. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
PENYULUHAN
1. 1 menit Pembukaan  Menjawab salam
 Membuka kegiatan  Mendengarkan
dengan mengucapkan  Memperhatikan
salam.  Memperhatikan
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :  Memperhatikan
 Pengertian Pra Konsepsi  Memperhatikan
 Apa aja yang dilakukan  Memperhatikan
Pada Prakonsepsi bertanya dan
 Respon psikologis pada menjawab
WUS terhadap persiapan pertanyaan yang
kehamilan diajukan
 Cara melakukan Self
Healing
3. 3 menit Evaluasi :  Menjawab
 Menanyakan kepada pertanyaan
pasien tentang materi
yang telah diberikan.
4. 1 menit Terminasi :  Mendengarkan
 Mengucapkan  Menjawab salam
terimakasih atas
perhatian pasien.
 Mengucapkan salam
penutup
Lampiran Materi

A. Pra Konsepsi
1. Apa itu Prakonsepsi
Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang
berarti sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur
wanita dan sel sperma pria. Prakonsepsi dilakukan untuk
mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, mekanis dan
sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif
yang berenca untuk hamil.
2. Apa Aja Yang Dilakukan Pada Prakonsepsi
Pada prosedur prakonsepsi, tenaga medis akan melakukan
tanya jawab, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang untuk
mengidentifikasi resiko-resiko yang ada, guna untuk melakukan upaya
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Tanya jawab akan dimulai untuk mencari tahu resiko yang dapat
mempersulit kehamilan, seperti :
a. Riwayat penyakit dahulu yang dapat menjadi penyulit dalam
kehamilan, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan paru,
tiroid, riwayat kejang, infeksi, dan lain-lain.
b. Riwayat konsumsi obat-obatan rutin yang dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada janin.
c. Keadaan gizi pada ibu yang hendak hamil sangatlah penting,
karena akan menjadi sumber energi bagi ibu maupun bayi.
Sebaiknya ibu berada dalam berat badan yang ideal, dikarenakan
dengan berat badan yang lebih dapat menyebabkan penyulit
berupa hipertensi dan diabetes dalam kehamilan serta
preeklampsia. Sedangkan berat badan yang kurang, dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Ibu perlu
memasukkan unsur asupan gizi seimbang yang berupa
karbohidrat, protein, dan mineral, serta asam folat.
d. Riwayat vaksinasi seperti hepatitis B, toxoid, cacar, campak, dan
lain-lain.
e. Riwayat keputihan, menstruasi, pendarahan, penggunaan
kontrasepsi, riwayat infertilitas maupun riwayat penyakit seksual
menular juga merupakan hal penting untuk diketahui dari para
calon ibu.
f. Riwayat penyakit keluarga untuk mendeteksi ada tidaknya
riwayat retardasi mental, malformasi kongenital, infertilitas,
maupun keguguran.
g. Riwayat sosial seperti tempat kerja, merokok, konsumsi alkohol,
obat-obatan, kafein juga penting karena sebaiknya dihindari
selama mempersiapkan kehamilan. Tidak boleh dilupakan,
olahraga yang rutin minimal 150 menit dalam seminggu juga
disarankan.
h. Masalah psikososial yang terjadi sebelum dan dalam kehamilan
seperti depresi juga harus diketahui agar dapat dilakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan menghindarkan calon
ibu dari stress berlebih.
Selanjutnya, prosedur prakonsepsi dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan penunjang berupa EKG
dan pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk penyaringan
resiko ataupun screening.
Selain itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan
perawatan prakonsepsi yang sangat penting untuk keselamatan serta
kesehatan ibu dan bayi. Tidak boleh dilupakan, dukungan keluarga
dan suami serta terhindarnya dari stress akan berperan penting dalam
mental calon ibu.
B. Respon psikologis pada perempuan pasca keguguran
Kehamilan merupakan suatu hal yang didambakan pada setiap
perempuan beserta pasangan pasca pernikahan. Kehamilan juga
merupakan suatu bukti bahwa telah sempurnanya sebagai kodrat
perempuan. Saat terjadi kehamilan, akan terjadi perasaan bahagia dan
perempuan merasa akan diperlakukan istimewa oleh pasangan dan
lingkungan. Namun tidak semua perempuan yang hamil dapat
memperoleh dan menjalankan kehamilan secara lancar dan sehat.
Beberapa kondisi yang tidak menyenangkan dan tidak di harapkan dapat
terjadi di antaranya, yaitu ibu mengalami anemia. Anemia adalah salah
satu komplikasi kehamilan yang paling umum . Anemia adalah suatu
kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah
dari normal (WHO, 2011).
Wanita usia subur yang mempersiapkan kehamilan dan
menghadapi anemia mungkin akan mengalami berbagai respon
psikologis. Berikut beberapa kemungkinan respon psikologis yang bisa
dialami:
1. Kecemasan: Kecemasan mungkin menjadi reaksi pertama bagi
wanita yang sadar bahwa mereka memiliki anemia ketika
merencanakan kehamilan. Mereka mungkin khawatir tentang
bagaimana kondisi kesehatan mereka akan mempengaruhi
kemampuan mereka untuk hamil atau memengaruhi kesehatan bayi
yang akan datang.
2. Stres: Anemia dapat menimbulkan stres tambahan pada wanita
yang ingin hamil karena mereka mungkin merasa tertekan oleh
kebutuhan untuk meningkatkan kadar zat besi dan mengelola
kondisi kesehatan mereka dengan baik sebelum kehamilan.
3. Frustrasi: Jika wanita tersebut telah berusaha meningkatkan kadar
zat besi mereka, tetapi anemia masih bertahan atau memburuk,
mereka mungkin merasa frustrasi dan tidak yakin tentang
kemampuan mereka untuk mengatasi kondisi ini.
4. Perasaan Bersalah: Ada kemungkinan wanita tersebut merasa
bersalah karena merasa mereka belum mempersiapkan tubuh
mereka dengan baik untuk kehamilan, terutama jika mereka
menyadari bahwa anemia dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
5. Ketidakpastian: Wanita tersebut mungkin merasa tidak yakin
tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi anemia
dan apakah mereka dapat mencapai tingkat kesehatan yang
diperlukan untuk kehamilan yang sehat.
6. Harapan: Di sisi lain, wanita tersebut mungkin merasa berharap
bahwa mereka masih memiliki waktu untuk memperbaiki kondisi
kesehatan mereka sebelum hamil, dan bahwa mereka akan dapat
mengelola anemia dengan baik selama kehamilan.
7. Kesadaran Diri: Kondisi anemia juga dapat meningkatkan
kesadaran diri tentang pentingnya perawatan kesehatan dan nutrisi
yang baik, yang dapat mendorong wanita tersebut untuk
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan gaya hidup sehat
mereka.
8. Penolakan atau Pengabaian: Ada kemungkinan juga bahwa
sebagian wanita mungkin menolak untuk mengakui atau
mengabaikan keberadaan anemia, yang dapat menyebabkan mereka
tidak mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
kondisi tersebut.
Setiap individu akan merespons anemia dan persiapan
kehamilan secara berbeda berdasarkan pada berbagai faktor seperti
dukungan sosial, pengetahuan tentang kondisi kesehatan, dan
pengalaman pribadi sebelumnya. Penting bagi wanita tersebut untuk
mencari dukungan medis dan psikologis yang sesuai untuk membantu
mereka mengelola emosi dan stres yang terkait dengan kondisi mereka
dan mempersiapkan diri untuk kehamilan yang sehat.
C. Self Healing
Self Healing adalah fase yang diterapkan pada proses
pemulihan (umumnya dari gangguan psikologis, trauma, dan stres),
didorong dan diarahkan oleh pasien serta dipandu oleh insting diri
sendiri. Prosedur penyembuhan diri sendiri atau self healing ini bertujuan
untuk mengurangi rasa stress, takut, dan masalah mental emosional
lainnya. Proses self healing ini membantu dan mempercepat masalah
psikologis yang dialami dengan menggunakan teknik intropeksi seperti
meditasi, olahraga, berserah diri kepada Tuhan, dan kegiatan-kegiatan
yang bersifat relaksasi dan refleksi. Louis Proto yang dikutip oleh Agus
Sutiyono, menjelaskan bahwa kekuatan atau kelemahan sistem kekebalan
tubuh pada akhirnya dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan, rasakan,
katakan, lakukan.
Healing sendiri memiliki arti yang sama dengan terapi, terapi
jika dilihat dari etimologisnya berarti pengobatan atau sesuatu yang
berhubungan dengan pengobatan. Tetapi jika dilihat dari segi istilah
terapi adalah istilah lain dari suatu proses upaya penyembuhan suatu
penyakit yang diderita oleh seseorang. Berbagai cara dilakukan untuk
meraih derajat kesembuhan yang diinginkan. Sedangkan kesembuhan itu
sendiri berarti kembali seperti sedia kala tanpa adanya rasa sakit pada
tubuh maupun jiwa. Dalam mewujudkan hal ini, orang mengunjungi
berbagai tempat atau ahli, seperti medis, herbal, orang pintar, hingga
psikiater
Stres diartikan sebagai “respon (reaksi) fisik dan psikis, yang
berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan
atau tuntutan yang dihadapi. Diartikan juga reaksi fisik yang
dirasakannya tidak nyaman sebagai dampak dari persepsi yang kurang
tepat terhadap sesuatu yang mengancam keselamatan dirinya, merusak
harga dirinya, menggagalkan keinginan atau kebutuhannya”.
A. Baum mengemukakan stres sebagai “Pengalaman
emosional yang negatif yang disertai perubahan-perubahan biokimia,
fisik, kognitif, dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah
peristiwa stres tersebut atau mengakomodasi dampak-dampaknya”.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis bisa simpulkan, stres
merupakan suatu perasaan tidak enak, kurang nyaman, atau tertekan baik
itu fisik maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap
stressor (stimulus yang berupa peristiwa, orang, atau objek) yang
mengganggu , membebani, mengancam, ada juga sampai membahayakan
keselamatan dan kesejahteraan hidupnya.
Agar dapat mengetahui apakah seseorang mengalami stres,
bisa dilihat dari gejala-gejalanya, baik fisik maupun psikis. Adapun
gejala dari fisik diantaranya yaitu sakit kepala, mudah lelah, keluar
keringat dingin, jantung berdebar-debar atau sakit jantung, hypertensi
(darah tinggi), sulit tidur dan kurang selera makan. Sedangkan gejala
psikis diantaranya yaitu cemas atau gelisah, masa bodoh, sulit untuk
berkonsentrasi ketika bekerja atau belajar, sering melamun, dan marah-
marah atau bersikap agresif.
Self healing adalah metode penyembuhan penyakit bukan
dengan obat,melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan
perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh. Selain itu, self
healing juga dapat dilakukan dengan hipnosis, terapi qolbu, atau
menenangkan pikiran. Self healing dilakukan oleh sipenderita penyakit,
dan dibantu oleh terapis.
Mind healing technique merupakan salah satu tehnik atau cara
membangkitkan energi pikiran (mind energy) melalui pemograman
pikiran (mind programming) yang secara langsung dapat mempengaruhi
tubuh (body), pikiran (mind) itu sendiri, dan jiwa (soul). Mind healing
technique merupakan fenomena yang dapat dijelaskan dengan teori Non
Local atau Entanglement dalam Fisika Quantum.
Salah satu tujuan Mind Healing Technique Indonesia ialah dapat
memberikan solusi untuk menurunkan stres dengan Self Healing. Dengan
Self Healing tersebut akan terjadi perubahan fisiologis yang disebut
respon tubuh dari rasa cemas dan stres. Pada saat Self Healing
berlangsung terjadi ketenangan antara hati dan meregangnya syaraf-
syaraf, seimbangnya oksigen (pernapasan), dan organ-organ dalam tubuh
berjalan dengan baik dan memberi efek rileks pada tubuh kita serta
memberi ketenangan bagi hati kita. Ketika kita melakukan self healing
yakni melibatkan berfikir positif berdoa, relaks, fokus dengan niat
sembuh, mendengarkan murotal dan pasrah serta dipandu untuk
memasuki zona ikhlas sehingga pikiran dan perasaan menjadi ringan dan
tenang, karena hati menjad penuh cinta.
Bagan Kerangka Pemikiran

Keadaan Stress

Self Healing

Dorongan Positif Stress Menurun Jiwa Tentram

D. PENGOBATAN ANEMIA
1.) PENTINGNYA BEROLAHRAGA PADA PENDERITA
ANEMIA
Berolahraga juga bisa menjadi salah satu cara mengatasi anemia. Saat
berolahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Ketika tubuh
membutuhkan oksigen, otak kemudian memberikan sinyal pada tubuh
untuk memproduksi sel darah merah.
Oleh karena itu, jika Anda mengidap anemia ada baiknya Anda
melakukan olahraga ringan. Joging, renang, dan jalan santai bisa
menjadi pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan untuk membantu
meningkatkan sel darah merah di dalam tubuh.
2). MINUMAN HERBAL ALAMI MENGATASI ANEMIA
Bahan-Bahan:
 Daun Kelor 2 genggam
 Air 2 cangkir
Cara Pembuatan:
 Rebus Air mendidih, masukan Daun Kelor lalu matikan api.
Cara Pemakaian:
 Dewasa, 2 kali sehari 1 cangkir.
3). FARMAKOLOGI
Beberapa obat untuk mengatasi anemia yang biasanya diresepkan dokter
sebagai pengobatan anemia, antara lain.
 Imunosupresan, seperti cyclosporine dan anti-thymocyte globulin
untuk pasien anemia aplastik yang tidak dapat menjalani transplantasi
sumsum tulang.
 Obat seperti sargramostim, filgrastim, dan pegfilgrastim berguna
untuk membantu merangsang sumsum tulang menghasilkan sel darah
baru.
 Deferasirox untuk menyingkirkan kelebihan zat besi
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, S. (2019). Self healing melalui mind healing technique untuk


mengatasi setress: Penelitian deskriptif pada Mahasiswa jurusa
Tasawuf dan Psikoterapi fakultas ushuluddin Islam Negeri Sunan
gunung djati Bandung (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung
Djati bandung).Hartini. 2017. “Perkembangan Fisik Dan Body
Image Remaja.” Jurnal Islamic Counseling 1(02): 27–54
Ardianty, S. (2017). Pengaruh terapi komplementer dengan self healing
terhadap kecemasan menghadapi ujian akhir semester siswa SMA
Negeri 8 Palembang 2017. Masker Medika, 5(2), 538-547.
Yulanda,N. A., & Herman, H. (2020). Pengaruh Coaching: Self Healing
Terhadap Tingkat Stres Dan Kadar Kortisol Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis Dengan Hemodialisis. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada, 218-226.
Herizasyam, J. O. (2016). Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan, 3(2), 147-159.
Rahayu, T., & Wahyuni, S. (2019). Respon psikologis pada perempuan pasca
keguguran. NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah
Keperawatan, 5(2), 17-25.
Sari, Y. N.,Herfanda, E., & Putri, I. M. (2022). Gambaran Faktor Risiko
Kejadian Abortus Spontan pada Ibu Hamil di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2017-2018. Jurnal Sehat Mandiri, 17(1), 135-
145.
Mutohharoh, A. (2022). Self Healing. JOUSIP: Journal of Sufism and
Psychotherapy, 2(1), 73-88.
Wahyuni, I. S., Kartini, F., & Raden, A. (2022). Dampak Kejadian Pasca
Abortus Spontan Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, 13(1), 091-101.
Rahmawati, A. P., Setiawan, C., & Naan, N. (2020). Nilai sufistik dalam
prosedur self healing. Syifa al-Qulub, 5(1), 17-28.
Christyanto, A. Y., Rahman, I. K., & Hafidhuddin, D. (2021). Metode Self
Healing Dalam Kitab Minhajul ‘Abidin Imam Al-Ghazali. Jurnal
Bimbingan Dan Konseling, 6, 188-94.

Anda mungkin juga menyukai