1066-Article Text-2994-3-10-20180813

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

http://http://ejournal.unitomo.ac.id/index.

php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)

Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 1,


Bulan Juni Tahun 2018, Halaman 9- 18

Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit


Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya
Email : [email protected]

Abstrak : Sectio caesarea adalah lahirnya janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang
dibuat di dinding perut dan rahim. Di Negara berkembang, section caesarea merupakan pilihan
terakhir untuk menyelamatkan ibu dan janin. Angka kematian ibu karena section caesarea yang
terjadi sebesar 15,6% dari 1.000 ibu dan kejadian asfiksianya sebesar 8,7% dari kelahiran hidup.
Sedangkan dari hasil pre survey yang didapatkan angka kejadian asfiksia pada bulan Januari –
Desember 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu sebanyak 39
kasus dari 624 persaliana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan section caesarea
dengan kejadian asfiksia di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode januari – juni tahun 2017
agar dapat dilakukan upaya-upaya meminimalkan angka kejadian asfiksia. Metode dalam
penelitian ini mengggunakan desain penelitian case control. Subjek penelitian adalah Ibu bersalin
yang dirawat di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari – Juni 2017. Data yang
dikumpulkan adalah banyaknya ibu bersalin dengan kejadian asfiksia di Rumah Sakit Umum
Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu. Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara section caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode
Januari - Juni tahun 2017 yang dintunjukkan dengan nilai nilai X2hitung = 6,618 ≥ X2tabel = 3,841.
Risiko asfiksia meningkat dengan bertambahnya persalinan yang menggunakan metode section
caesarea,hal ini berkaitan dengan perubahan fisiologi akibat proses kelahiran. Section caesarea
memicu pengeluaran hormon stress pada ibu yang menjadi kunci pematangan paru – paru bayi
yang terisi air atau jika bayi lahir dengan section caesarea tanpa tanda persalinan maka tidak
akan mendapat manfaat bagi pengeluaran cairan paru dan penekanan rongga toraks sehingga
mengalami peru – paru basah yang kebih persisten. Kesimpulan penelitian ini adalah setiap bayi
yang lahir dengan section caesarea memiliki resiko mengalami kejadian asfiksia lebih tinggi dari
pada persalinan normal hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologi akibat proses persalinan.

Kata Kunci: Sectio Caesarea, Asfiksia , RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu

Pendahuluan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di


Indonesiamerupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya.Berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang
berhubungandengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian
jumlahkematian ibu dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2005).

9
Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti,


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya

Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini
menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat
melahirkan. Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan
yang cukup besar meskipun pada tahun 2010 meningkat kembali sebagai dampak dari
berbagai krisis yang melanda Indonesia (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).
Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk
menyelamatkan ibu maupun bayi.Bahaya persalinan operasi masih tetap mengancam
sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian (I.G.B. Manuaba, 2002). Di negara berkembang, sectio caesarea
merupakan pilihan terakhiruntuk menyelamatkan ibu dan janin pada saat kehamilan dan
atau persalinan kritis. Angka kematian ibu karena sectio caesarea yang terjadi sebesar
15,6% dari1.000 ibu dan kejadian asfiksia sedang dan berat pada sectio caesarea
sebesar8,7% dari 1.000 kelahiran hidup sedangkan kematian neonatal dini sebesar26,8%
per 1.000 kelahiran hidup.(Sibuea, 2007).
Insiden asfiksia neonatorum di negara berkembang lebih tinggidaripada di negara
maju.Di negara berkembang, lebih kurang 4 juta bayi barulahir menderita asfiksia sedang
atau berat, dari jumlah tersebut 20%diantaranya meninggal. Di Indonesia angka kejadian
asfiksia kurang lebih 40per 1000 kelahiran hidup, secara keseluruhan 110.000 neonatus
meninggalsetiap tahun karena asfiksia (Dewi dkk, 2007)
Anestesi pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran darahdengan mengubah
tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik secaralangsung maupun tidak langsung.
Anestesi spinal dan anestesi generalmempunyai pengaruh yang berbeda pada ibu maupun
janinnya.Salah satupengaruh anestesi terhadap janin adalah terjadinya asfiksia
neonatorum.Berdasarkan penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa
anestesiberpengaruh terhadap kejadian asfiksia neonatorum dimana angka
kejadianasfiksia menit pertama pada anestesi spinal lebih rendah dibandingkan
anestesiumum yaitu 15,7% dibanding 52,9%. Sedangkan angka kejadian asfiksia
padamenit kelima pada anestesi spinal lebih rendah dibandingkan dengan anestesigeneral
yaitu 2,9% dibanding 8,6% (Eliza, 2003)
Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu persalinan dengan sectio

10
http://http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)

Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 1,


Bulan Juni Tahun 2018, Halaman 9- 18

caesarea. Hansen dan koleganya mempublikasikan British Medical Journal Online 11


desember 2007, yang meneliti lebih dari 34.000 kelahiran di Denmark. Mereka
menemukan hampir empat kali peningkatan risiko kesulitan bernafas pada bayi-bayi yang
dilahirkan secara sectio caesarea. (Helen Varney, 2007)
Menurut Helen Varney 2007, neonatus yang dilahirkan dengan sectio caesarea,
terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran
cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami gangguan pernafasan yang
lebih persistan. Kompresi toraks janin pada persalinan kala II mendorong cairan untuk
keluar dari saluran pernafasan. Dan menurut Anne Hansen dari Aarhus University
Hospital, Denmark, dimana berkaitan dengan perubahan fisiologis akibat proses
kelahiran. Proses kelahiran dengan sectio caesarea memicu pengeluaran hormon stress
pada ibu yang menjadi kunci pematangan paru-paru bayi yang terisi air.
Sander 1978 menemukan bahwa tekanan yang agak besar seiring dengan
ditimbulkan oleh kompresi dada pada kelahiran pervaginam dan di perkirakan bahwa
cairan paru-paru yang didorong setara dengan seperempat kapasitas residual fungsional.
Jadi, pada bayi yang lahir dengan sectio caesarea mengandung cairan lebih banyak dan
udara lebih sedikit di dalam parunya selama enam jam pertama setelah lahir. Kompresi
toraks yang menyertai kelahiran pervagainam dan ekspansi yang mengikuti kelahiran,
mungkin merupakan suatu faktor penyokong pada inisiasi respirasi (Cunningham, 2005).
Dari studi pendahuluan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu pada tahun 2011
terdapat 624 bayi yang dilahirkan dengan persalinan sectio caesarea. Dari persalinan
sectio caesarea terdapat 39 bayi yang mengalami asfiksia. Sedangkan periode bulan
Januari sampai Maret 2017 terdapat 184 kelahiran, dimana kelahiran sectio caesarea
sebanyak 130 kelahiran dan 52 kelahiran normal sedangkan sisanya kelahiran dengan
tindakan vacum. Dari 130 kelahiran dengan cara sectio caesarea terdapat delapan bayi
yang mengalami gangguan pernafasan sedangkan pada 52 kelahiran normal terdapat dua
bayi yang mengalami gangguan sistem pernafasan.
Bila dilihat dari angka kejadian diatas, asfiksia pada bayi baru lahir masih cukup
tinggi, dimana kejadian asfiksia tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah faktor persalinan dengan tindakan yaitu dengan sectio caesarea. Oleh

11
Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti,


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya

sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persalinan sectio
caesarea dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.

Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan
case control. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dengan
asfiksia di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dari bulan Maret sampai dengan April
2017 yang diperkirakan berjumlah 40 bayi.Sedangkan populasi kontrol dalam penelitian
ini yaitu seluruh persalinan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dari bulan Maret
sampai dengan April yang keadaan bayinya tidak asfiksia. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 74 persalinan, yang diambil dari 37 persalinan bayi dengan asfiksia
sebagi sampel kasus dan 37 persalinan bayi yang tidak asfiksia sebagai sampel kontrol.

Hasil Penelitian

a. Analisis Univariat

1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea Periode


Januari-Juni Tahun 2017

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea


di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Periode Januari-Juni Tahun 2017

Sectio Persentase
Jumlah
Caesarea (%)
Ya 37 50,0
Tidak 37 50,0
Jumlah 74 100,0

Berdasarkan tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa dari 74 sampel yang diteliti
di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017,
terdapat 37 (50,0%) ibu bersalin dengan section caesarea dan 37 (50,0%) ibu
bersalin tidak dengan sectio caesarea.

12
http://http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)

Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 1,


Bulan Juni Tahun 2018, Halaman 9- 18

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Asfiksia

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Asfiksia dengan Sectio Caesarea


di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Periode Januari-Juni Tahun 2017

Kejadian Persentase
Jumlah
Asfiksia (%)
Ya 37 6,7
Tidak 37 93,3
Jumlah 74 100,0

Berdasarkan tabel 2. Diatas Jumlah ibu bersalin di RSUD Syarifah Ambami


Rato Ebu periode Januari – Juni tahun 2017 yang terdiri dari 74 persalinan,
37 orang diantaranya mengalami kejadian asfiksia. Dari data tersebut terlihat,
bahwa jumlah persalinan yang mengalami kejadian asfiksia di RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017 masih tergolong
tinggi yaitu 6,7%.

b. Analisis Bivariat

Hubungan Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksia di RSUD Syarifah


Ambami Rato Ebu Periode Januari-Juni Tahun 2017

Tabel 3. Hubungan Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksia


di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Periode Januari-Juni Tahun 2017

Asfiksia
Sectio Jumlah
Ya Tidak P value OR Ci 95%
Caesarea
N % N % N %
Ya 11 33,3 22 66,7 33 100
3,467
Tidak 26 63,4 15 36,6 41 100 0,019
(1,323-9,083)
Jumlah 37 50,0 37 50,0 74 100

Berdasarkan Tabel 3. di atas dari 33 ibu bersalin yang sectio caesarea 11 (33,3%)
diantaranya mengalami asfiksia dan 22 (66,7%) tidak mengalami asfiksia.
Sedangkan dari 41ibu bersalin yang tidak sectio caesarea sebanyak 26 (63,4%)
diantaranya mengalami asfiksia dan 15 (36,6%) tidak mengalami asfiksia.Hasil
analisis dengan menggunakan uji chi squarediperoleh p value = 0,019>

13
Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti,


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya

0,05dengan demikian hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang
bermakna antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017. Hasil analisis juga
menemukan OR = 3,467 yang berarti ibu bersalin dengan sectio
caesareaberpeluang 3,467 kali mengalami asfiksia dibandingkan ibu bersalin
yang tidak sectio caesarea.

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah
Ambami Rato Ebu jumlah ibu bersalin di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode
Januari-Juni tahun 2017, terdapat 33 (44,6%) ibu bersalin dengan sectio caesarea dan 41
(55,4%) ibu bersalin tidak dengan sectio caesarea. Dari data tersebut terlihat RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu memiliki proporsi pasien ibu bersalin dengan sectio caesarea
yang relatif tinggi, hal ini mungkin karena RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu menjadi
tempat rujukan bagi pasien ibu bersalin yang memiliki masalah dengan kehamilan dan
persalinannya. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas menurut peneliti masih
proporsi pasien ibu bersalin dengan sectio caesareadi rumah sakit umum Syarifah
Ambami Rato Ebu tahun 2017, disebabkan karena akibat persalinan yang tidak bisa
dilakukan secara normal baik disebabkan karena faktor janin misalnya janin terlalu besar,
faktor ibu misalnya sempitnya tulang pangul sehingga menghambat jalan keluar bayi.
Kemungkinan kedua faktor penyebab ibu bersalin dengan sectio caesarea di rumah sakit
umum Syarifah Ambami Rato Ebu tahun 2017 disebabkan karena atas dasar indikasi
sosial, yaitu memilih waktu dan tanggal kelahiran,faktor pemahaman ibu hamil yang
salah tentang melahirkan caesar lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal serta
pada akhir- akhir ini banyak terdapat banyak kasus sectio caesarea disebabkan karena
adanya dana jampersal.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah
Ambami Rato Ebu jumlah ibu bersalin di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode
Januari-Juni tahun 2017, terdiri dari 554 persalinan normal dan 37 orang diantaranya
mengalami kejadian asfiksia. Terlihat dari data tersebut, bahwa jumlah persalinan yang
mengalami kejadian asfiksia di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari – Juni

14
http://http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)

Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 1,


Bulan Juni Tahun 2018, Halaman 9- 18

tahun 2017 masih tergolong tinggi yaitu 6,7%. Menurut Wiknjosastro (2004), asfiksia
terjadi karena gangguan pertukaran gas dan pengangkutan O2 dari ibu ke janin, sehingga
terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2 dan dapat
berakibat O2 tidak cukup dalam darah disebut hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah
disebut hiperapnea. Akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau
campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme yang anaerob serta
juga dapat terjadi hipoglikemia. Berdasarkan teori diatas menurut peneliti terdapatnya
kejadian asfiksia sebanyak 37 bayi di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari-
Juni tahun 2017 kemungkinan disebabkan karena komplikasi pada masa kehamilan
sepertianemia maternal, penekanan respirasi atau penyakit paru, malnutrisi, asidosis, dan
dehidrasi, supine hipotensi, degenerasi vaskularnya, solusio plasenta, dan pertumbuhan
hipoplasia primer,simpul mati (lilitan tali pusat), anemia janin, dan perdarahanyang dapat
mengakibatkan aliran darah menuju plasenta akan berkurang sehingga O 2 dan nutrisi
makin tidak seimbang untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai X2 hitung =
5,469 dengan X2tabel = 3,814, sehingga X2hitung ≥ X2tabel yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Syarifah Ambami
Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017. Hasil analisis juga menemukan OR = 3,467
yang berarti ibu bersalin dengan sectio caesareaberpeluang 3,467 kali mengalami asfiksia
dibandingkan ibu bersalin yang tidak sectio caesarea. Pada penelitian ini ditemukan bayi
lahir dengan persalinan spontan yang mengalami asfiksia sebesar 36,6%. Hal ini
berkaitan dengan perubahan fisiologis bayi baru lahir yaitu proses perubahan dari
ketergantungan total ke kemandirian fisiologis (Helen Varney, 2007). Menurut Dr. Andon
Hestiantoro SpOG ( K ) dari FKUI/RSCM, peningkatan risiko akibat persalinan dengan
bedah caesar tidak hanya terjadi pada ibu, namun juga terjadi peningkatan risiko bagi bayi
yang baru lahir terkait dengan cara persalinan caesar. Risiko gangguan pernafasan yang
dialami bayi baru lahir terkait persalinan caesar adalah 3,467 kali lebih besar
dibandingkan persalinan normal. Di Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato
Ebu meskipun angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dengan seksio sesarea masih
tergolong tinggi, hal ini dapat menjadi masalah serius pada bayi jika tidak ditanggulangi
dengan benar. Diharapkan bagi pihak rumah sakit, adanya tim resusitasi yang tanggap dan

15
Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti,


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya

tepat dalam menangani kegawatdaruratan pada bayi baru lahir guna mencegah terjadinya
komplikasi pada bayi asfiksia. Begitu besarnya bahaya yang dapat mengancam
keselamatan jiwa ibu dan janin akibat persalinan sectio caesarea peran petugas kesehatan
sangat signifikan untuk meningkatkan perilaku ibu agar teratur memeriksakan kondisi
kesehatan ibu dan janin dalam masa kehamilan, penyuluhan yang dilakukan secara
berulang-ulang kepada ibu hamil tentang manfaat ANC dapat berperan dalam membentuk
kesadaran yang diwujudkan dalam tindakan ibu untuk teratur memeriksakan kehamilan
sebagai upaya deteksi awal faktor yang dapat menyebabkan asfiksia karena pengetahuan
merupakan domain penting untuk membentuk perilaku seseorang. Menurut peneliti
hubungan antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Syarifah Ambami
Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017 memang sangat erat kaitannya. Bila dilihat dari
hasil penelitian, angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir masih cukup tinggi, dimana
kejadian asfiksia tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
faktor persalinan dengan tindakan yaitu dengan sectio caesarea.

Kesimpulan

Jumlah kasus ibu bersalin dengan asfiksia di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu 6,7%. Jumlah ibu bersalin di RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017dengan sectio caesarea sebesar 33
(44,6%) orang dan sisanya 41 (55,4%) tidak dengan sectio caesarea. Ada hubungan yang
bermakna antara sectio caesarea pada ibu bersalin dengan kejadian asfiksia di RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu periode Januari-Juni tahun 2017.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta . Rineka Cipta.

Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.

_______. 2005. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

_______. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

16
http://http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)

Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 1,


Bulan Juni Tahun 2018, Halaman 9- 18

Dewi Y, dkk. 2007 Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z. Jakarta: EDSA Mahkota

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.
Jakarta, Salemba Medika

Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta, Puspa Swara

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta. Salemba Medika

_______, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC

Mochtar, Rustam, 2001. Sinopsis Obstetri. Jakarta, EGC

Neneng Yelis Br. Sitepu. 2011. Hubungan antara Jenis Persalinan dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr. M Soewandhie Surabaya. Skripsi. Program Studi
S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2011.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oxorn, Harry, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta, Yayasan Essentia
Medika.

Saifuddin, BA, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP.

Sibuea D.H., 2007. Manajemen Seksio Sesarea Emergensi; Masalah Dan Tantangan.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan FK USU

Sugiono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Penerbit Alfabeta.


Bandung.

Straight, Barbara R, 2004. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta, EGC

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta, EGC,
2007

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

17
Hubungan Sectio Caesarea Dengan Kejadian Asfiksia Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan

Dian Trilus Wijayanti,


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr.Soetomo Surabaya

18

Anda mungkin juga menyukai