Laporan PKP Alifah Nadya Putri (082001600002)
Laporan PKP Alifah Nadya Putri (082001600002)
Laporan PKP Alifah Nadya Putri (082001600002)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, oleh karena rahmatNya, penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi ini dengan judul “Evaluasi
Operasional Unit Filtrasi, Desinfeksi, dan Reservoir di IPA 3 PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi“ selama periode tanggal 8 Juli 2019 hingga 9 Agustus 2019 dengan
baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan selama periode Kerja Praktik berlangsung, yaitu:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dalam
bentuk moral maupun moril.
2. Ibu Pramiati Purwaningrum ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Trisakti.
3. Ibu Riana Ayu Kusumadewi, S.T., M.T., selaku koordinator kerja praktek
di program studi Teknik Lingkungan Universitas Trisakti.
4. Ibu Dr. Ir. Hj. Ratnaningsih, M.T, selaku dosen pembimbing praktek kerja
profesi di program studi Teknik Lingkungan Universitas Trisakti.
5. PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk melaksanakan kerja praktek.
6. William Christian Solihin yaitu partner kerja praktek selama praktik kerja
profesi berlangsung.
7. Mbak Wulan, selaku staff Kepegawaian PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi
yang telah membantu dalam menyelesaikan administrasi hingga dapat
melakukan kerja praktek di IPA 3 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi
8. Bapak Iwan Sophian, ST., selaku pembimbing lapangan praktek kerja
profesi yang telah membimbing penulis, serta mengantarkan penulis
sehingga mendapatkan ilmu, informasi, dan motivasi dari awal hingga akhir
pelaksanaan praktek kerja profesi
9. Bapak Andrianto, selaku Kepala Sub Bagian Pengolahan di Bagian
Produksi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi yang telah memberikan arahan
serta masukan kepada penulis selama kerja praktek.
i
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
10. Bapak Achmad Ridho, ST., selaku Kepala Sub Bagian Mekanikal dan
Elektrikal di Bagian Produksi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi yang telah
memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama kerja praktek.
11. Bapak Feri Ichsan Muharom, ST, selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan
Teknik di Bagian Perencanaan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi yang telah
memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama kerja praktek.
12. Ibu Maria Ulfah, selaku Kepala Sub Bagian Laboratorium di Bagian
Produksi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi yang telah memberikan arahan
serta masukan kepada penulis selama kerja praktek.
13. Pak Kuto, Mbak Tika, Mbak Lisa dan Mas Syam yang terus membantu
dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, membimbing,
memotivasi penulis dan terus menemani penulis selama masa praktek kerja
hingga selesai.
14. Staff – staff bagian Produksi dan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan kerja praktek di PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan PKP ....................................................... 2
1.2.1 Maksud ........................................................................ 2
1.2.2 Tujuan ......................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ..................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKP ................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 4
2.2 Struktur Organisasi PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi ......... 6
2.3 Rona Lingkungan IPA 3 PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi . 8
2.4 Proses dan Diagram Alir Pengolahan PDAM Tirta Patriot,
Kota Bekasi ............................................................................ 11
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sumber Air ............................................................................ 16
3.2 Karakteristik Air Minum ....................................................... 19
3.3 Unit Pengolahan Air Minum ................................................. 21
3.3.1 Intake ............................................................................ 21
3.3.2 Prasedimentasi .............................................................. 22
3.3.3 Koagulasi ...................................................................... 22
3.3.4 Flokulasi ....................................................................... 22
3.3.5 Sedimentasi .................................................................. 23
iii
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
iv
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
v
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
DAFTAR TABEL
vi
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daerah Pelayanan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi .............. 5
Gambar 2.2 Diagram Alir Pertanggung Jawaban Direksi PDAM Tirta
Patriot Kota Bekasi .................................................................. 6
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bidang Teknik PDAM Tirta Patriot Kota
Bekasi ....................................................................................... 7
Gambar 2.4 Peta Lokasi PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi ........................ 9
Gambar 2.5 Layout IPA PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi ........................ 11
Gambar 2.6 Proses Pengolahan Air IPA 3 PDAM Tirta Patriot ................. 12
Gambar 3.1 Filtrasi Pasir Cepat .................................................................. 26
Gambar 3.2 (a) Aliran Air pada saat Operasi Filter (b) Aliran pada saat
Pencucian Filter ....................................................................... 27
Gambar 3.3 Antrasit .................................................................................... 29
Gambar 3.4 Pasir Silika ............................................................................... 30
Gambar 3.5 Sistem Underdrain dengan Manifold ....................................... 33
Gambar 3.6 Declining-rate filtrasi .............................................................. 34
Gambar 3.7 Grafik Break Point Chlorination (Alaert dan Sumestri, 1987) 38
Gambar 3.8 (a) Ground storage reservoir (b) Elevated storage reservoir .. 42
Gambar 4.1 IPA 3 PDAM Tirta Patriot ....................................................... 46
Gambar 4.2 Saluran Pembawa ................................................................... 49
Gambar 4.3 Barscreen ................................................................................. 50
Gambar 4.4 Unit Intake ............................................................................... 51
Gambar 4.5 Strainer Pompa ........................................................................ 52
Gambar 4.6 Unit Koagulasi ........................................................................ 54
Gambar 4.8 Ruang Kimia Koagulan IPA 3 ................................................. 56
Gambar 4.9 Unit Flokulasi .......................................................................... 58
Gambar 4.10 Unit Sedimentasi .................................................................... 60
Gambar 4.11 Unit Filtrasi .............................................................................. 62
Gambar 4.12 (a) Carbonut (b) Bentuk butiran Carbonut .............................. 64
Gambar 4.13 Kerikil pada Unit Filtrasi ......................................................... 65
vii
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
viii
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air,
sungai, waduk, danau, laut hingga samudera. Luas wilayah perairan lebuh besar
daripada luas wilayah daratan. Walaupun demikian tidak seluruhnya dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya
adalah kebutuhan manusia akan air bersih dan air minum. Pemanfaatan air
permukaan sebagai sumber air minum, tidak dapat dilakukan secara langsung, akan
tetapi membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan dilakukan agar
air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air minum yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan. Faktor –
faktor kualitas air baku meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan logam,
kandungan zat – zat kimia dan lainnya. Dalam melakukan pengolahan tersebut
dibutuhkan suatu instalansi yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang
diinginkan.
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Patriot, Kota Bekasi
merupakan perusahaan yang melayani kebutuhan air minum di Kota Bekasi.
Penggunaan sumber air baku untuk pengolahan air minum di IPA 3 PDAM Tirta
Patriot ini yang berasal dari air Sungai Tarum Barat yang dipengaruhi oleh
lingkungan, iklim dan cuaca, yang dari waktu ke waktu, kualitas air permukaan ini
akan berubah akibat adanya pencemaran selama alirannya. Selain itu, tantangan
yang dihadapi PDAM Tirta Patriot adalah peningkatan jumlah penduduk dan
kegiatannya yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan terhadap air minum
sehingga kehandalan sistem di instalansi pengolahan air harus dipertahankan dan
PDAM Tirta Patriot dapat menghasilkan air minum yang kualitas, kuantitas dan
kontinuitas terpenuhi bagi masyarakat serta terwujudnya kesehatan masyarakat
yang lebih terjamin.
1
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas maka pada praktik kerja profesi ini,
dilakukan evaluasi operasional unit pengolahan air dengan objek studi yakni unit
filtrasi, desinfeksi dan reservoir pada IPA 3, sehingga dapat memberikan gambaran
terhadap kondisi – kondisi yang ada pada unit – unit tersebut, dan dapat
memberikan masukan yang dianggap perlu dalam mengatasi permasalahan yang
ada pada unit filtrasi, desinfeksi dan reservoir pada IPA 3 PDAM Tirta Patriot, Kota
Bekasi.
2
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pelaksanaan kegiatan PKP ini dilakukan selama ± 160 jam kerja saat dengan
durasi kegiatan selama 8 jam kerja setiap hari kerja dari pukul 08.00 – 16.00 WIB.
3
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
BAB II
4
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
PDAM Tirta Patriot memiliki 3 IPA dengan kapasitas total 650 L/det, yaitu
IPA 1 memiliki kapasitas produksi 200 L/dtk, IPA 2 memiliki kapasitas 250 L/dtk
dan IPA 3 dengan kapasitas 200 L/dtk. Pada bulan Juli 2019, jumlah pelanggan
PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi sebesar 31.081 sambungan langsung (SL).
Sumber air baku yang digunakan pada pengolahan air minum di PDAM Tirta
Patriot adalah Perum Jasa Tirta II (Saluran Tarum Barat). Daerah pelayanannya
meliputi 3 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Bekasi
Barat dan Kecamatan Medan Satria. Untuk lebih jelasnya, berikut peta pelayanan
PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi.
5
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Walikota
Bekasi
Dewan
Pengawas
Direktur
Utama
Direktur Direktur
Tenaga Ahli
Teknik Umum
Gambar 2.2 Diagram Alir Pertanggung Jawaban Direksi PDAM Tirta Patriot Kota
Bekasi
Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa jajaran Direksi PDAM Tirta Patriot
dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi Direktur Bidang Teknik dan
Direktur Bidang Umum. Pada pelaksanaan praktik kerja profesi ini, bagian
produksi dibawahi oleh Direktur Bidang Teknik. Penjelasan mengenai bagian –
bagian yang dibawahi oleh Bidang Teknik dalam sistem penyediaan air minum
yang dilakukan PDAM Tirta Patriot dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.
6
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Direktur Bidang
Teknik
Sub Bagian
Sub Bagian Sub Bagian
Penyambungan dan
Pengolahan Perencanaan Teknik
Pemutusan
Sub Bagian
Sub Bagian
Pemeliharaan Sub Bagian
Mekanikal &
Jaringan dan Pengawasan Teknik
Elektrikal
Kebocoran
Gambar 2.3 Stuktur Organisasi Bidang Teknik PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi
Pada Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa bagian – bagian yang dibawahi oleh
Bidang Teknik. Pengolahan air minum pada PDAM Tirta Patriot ini dilaksanakan
oleh Bagian Produksi. Berikut adalah penjelasan subbagian – bagian pada bagian
produksi :
1. Bagian pengolahan
Bagian pengolahan menyangkut monitoring sistem dan operasional
(pengawasan atau pengontrolan) kualitas dan kuantitas air baku. Kualitas
yang seringkali diukur oleh operator adalah pH dan tingkat kekeruhan.
Sedangkan dari segi kuantitas mengukur laju alir pada unit pengolahan.
Pada bagian operasional pengolahan terdapat 12 orang operator, terbagi atas
4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang. Sistem operasional harian
terbagi atas 3 shift, setiap shift terdiri dari 1 kelompok. Masing-masing shift
bekerja selama 8 jam. Pergantian shift dilakukan setiap jam 07.00, 15.00
dan 23.00 WIB.
2. Bagian pemeliharaan M/E (Mechanical Electrical)
Bagian pemeliharaan mengantur pemeliharaan alat-alat yang digunakan
pada unit pengolahan. Jika penggunaan alat-alat pengolahan seperti pompa,
7
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
gate valve, dan pipa yang rusak maka bagian ME yang akan
mengerjakannya. Selanjutnya bagian ME akan memberikan
pertanggungjawaban kepada kepala bagian produksi.
3. Bagian Laboratorium
Bagian laboratorium bekerja menyangkut pengujian kualitas baik air baku
maupun air minum hasil olahan yang dialirkan ke pelanggan. Dalam
pelaksanaannya, seksi laboratorium saling berhubungan dengan bagian
pengolahan terkait penggunaan bahan kimia yang akan digunakan pada tiap
unit di IPA PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi.
8
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Peta layout PDAM Tirta Patriot dapat dilihat pada Lampiran I. Untuk lebih
detail, layout ketiga IPA yang dimiliki PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi ini dapat
dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini.
9
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
PAC
R. Kimia Sodium Hipoklorit
IPA 3 R. Kimia
PAC PAC
Pompa
Air Baku
IPA 1 IPA 2
Desinfeksi
Desinfeksi
Reservoir 2
Reservoir
Kapasitas 2000 m3
Kapasitas Pompa
Air Bersih Reservoir 1
2000 m3 Kapasitas 4000 m3 Pompa
Air Bersih
Reservoir 3
Kapasitas 8000 m3 Pompa
(Pembangunan) Air Bersih
10
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
2.4 Proses dan Diagram Alir Pengolahan PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi
Prinsip pengolahan air oleh PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi adalah
menurunkan kekeruhan dan menghilangkan bakteri melalui proses koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Tujuan dari sistem pengolahan air
minum yaitu untuk mengolah sumber air baku menjadi air minum yang sesuai
dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Tingkat pengolahan air
minum ini tergantung pada karakteristik sumber air baku yang digunakan. Sumber
air baku yang digunakan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi berasal dari air
permukaan.
Air baku IPA PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi berasal dari Perum Jasa Tirta II
(Saluran Tarum Barat) yang diolah oleh Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta
Patriot sesuai dengan data kualitas air baku. Dengan sistem dan proses pengolahan
di PDAM Tirta Patriot air baku yang berasal dari Saluran Tarum Barat akan diolah
menjadi air minum yang layak dikonsumsi oleh pelanggan. Unit-unit pengolahan
air yang terdapat di PDAM Tirta Patriot secara umum terdiri dari unit intake, unit
intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi pasir cepat, desinfeksi dan
reservoir. Pada IPA 3 PDAM Tirta Patriot unit-unit pengolahannya adalah unit
intake, koagulasi hidrolis, flokulasi hidrolis dengan tipe over dan under yang terdiri
dari 6 tahap, sedimentasi plate settler, filtrasi pasir cepat, desinfeksi, dan reservoir.
Berikut adalah diagram alir proses pengolahan pada IPA 3 PDAM Tirta Patriot,
Kota Bekasi.
11
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
12
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Unit – unit dalam proses pengolahan air pada PDAM Tirta Patriot, Kota
Bekasi adalah sebagai berikut.
1. Intake
Unit intake berfungsi sebagai pengumpul air baku yang berasal dari Perum Jasa
Tirta II (Saluran Tarum Barat). PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi mempunyai tiga
IPA yaitu IPA 1, IPA 2, dan IPA 3. PDAM Tirta Patriot memiliki 2 unit bangunan
dan saluran intake. Kedua unit intake ini yang menyuplai air baku untuk seluruh
IPA. Pada intake terdapat 3 tahap barscreen yang berfungsi menyaring sampah dan
benda-benda berukuran besar yang terbawa bersama air baku. Air baku setelah
melewati barscreen ke 3 langsung dipompa ke unit selanjutnya. Setiap unit intake
memiliki pompa jenis sentrifugal yang akan membantu proses pengolahan air
menuju unit-unit pengolahan selanjutnya. Pada unit intake 1 memiliki 4 buah
pompa, sedangkan unit intake 2 memiliki 3 buah pompa.
2. Koagulasi
Koagulasi pada seluruh IPA PDAM Tirta Patriot menggunakan jenis koagulasi
hidrolis. Koagulasi adalah proses penambahan koagulan ke dalam air baku.
Koagulan berfungsi mendorong material koloid di dalam air baku untuk
membentuk satu material yang disebut flok. Dalam unit ini, air baku yang telah
dipompa pada unit intake diberi koagulan yang berupa Poly Aluminium Chloride
(PAC). Koagulan tersebut dapat mempengaruhi kadar pH dan turbidity (kekeruhan)
pada air baku yang akan diolah. PAC yang digunakan pada PDAM Tirta Patriot
berupa PAC padat (powder) dan cair (liquid). PAC powder digunakan pada IPA 1
dan 2, sedangkan PAC dengan wujud liquid digunakan pada IPA 3. Proses yang
terjadi di dalam unit ini adalah pengadukan cepat sehingga koagulan dapat
tercampur secara merata dan membentukan flok-flok. Pada proses pengadukan
menggunakan pengadukan secara hidrolis, dimana pengadukan terjadi secara alami
memanfaatkan gaya gravitasi
3. Flokulasi
Unit flokulasi berfungsi sebagai tempat pembentukan flok-flok yang lebih besar
dengan pengadukan lambat. Pada proses ini, partikel akan bergabung membentuk
partikel yang lebih berat sehingga mudah mengendap pada bak sedimentasi. Jenis
13
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
flokulasi yang digunakan di PDAM Tirta patriot Kota Bekasi pada seluruh IPAnya
merupakan flokulasi hidrolis dengan tipe aliran over and under pada bak flokulator
yang hexagonal dengan 6 tahap/kompartemen flokulasi.
4. Sedimentasi
Unit sedimentasi berfungsi sebagai tempat pengendapan flok-flok secara
gravitasi menggunakan sistem tube dan plate settler. IPA 1 dan IPA 2 menggunakan
sedimentasi dengan system tube settler, sedangkan IPA 3 menggunakan sistem
plate settler.
5. Filtrasi
Unit filtrasi memiliki fungsi untuk menyaring partikel-partikel/ flok yang ikut
terbawa pada saat proses sedimentasi. Pada IPA PDAM Tirta Patriot, terdapat 4 bak
filtrasi di masing-masing IPA. Pada masing-masing filter memiliki komposisi
media yang sama yaitu terdiri dari lapisan karbon aktif dan lapisan pasir silika
sebagai penyaring, serta lapisan kerikil sebagai media penyangga. Setiap bak filtrasi
memiliki system under drain filter bottom. Efisiensi kinerja filter tergantung dari
hasil pengolahan dari unit sedimentasi. Jika kekeruhan air pengolahan sedimentasi
besar maka hal tersebut akan memperberat kerja filter dan dapat menyebabkan
pendeknya umur filter (filter run). Efisiensi kerja filter juga dipengaruhi oleh
ukuran-ukuran media filter dan peralatan penunjangnya.
6. Desinfeksi
Desinfeksi merupakan suatu proses atau usaha untuk menghilangkan
mikroorganisme patogen yang masih terdapat pada air setelah di proses. Pada IPA
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi proses desinfeksi menggunakan larutan sodium
hypochlorite (NaOCl). Air olahan setiap IPA akan ditampung pada reservoir
dimana setiap reservoir memiliki pompa dosing untuk proses desinfeksi.
7. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai penampung air yang telah diolah dan layak
digunakan untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan. PDAM Tirta Patriot Kota
Bekasi memiliki dua buah reservoir yang sudah beroperasinal. Reservoir 1 (utara)
dengan kapasitas 4000 m3 digunakan untuk menampung air hasil olahan dari IPA 1
dan 2. Reservoir 1 digunakan untuk melayani masyarakat dengan daerah pelayanan
Kecamatan Bekasi Utara. Reservoir 2 memiliki kapasitas 2000 m3 digunakan untuk
14
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
menampung air hasil olahan IPA 3 yang melayani kebutuhan air minum masyarakat
Kecamatan Bekasi Barat. Pada masing-masing reservoir terdapat ruang pompa
distribusi untuk mendistribusikan air ke pelanggan.
PDAM Tirta Patriot saat ini sedang membangun reservoir ke-3 yang sedang
dalam tahap pengadaan kelengkapaan peralatan seperti pemasangan pompa dan
pipa. Reservoir 3 dengan kapasitas 8000 m3 ini akan digunakan untuk memperluas
pelayanan PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi.
15
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
c. Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori
yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum, karena
memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup besar.
2. Air Tanah
Air tanah (Ground Water) merupakan air yang megandung garam dan mineral
yang terlarut pada waktu air melewati lapisan tanah dan juga air yang berasal dari
air hujan yang jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengisi
rongga – rongga atau pori – pori dalam tanah (Sutrisno,1987). Air tanah biasanya
mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat pencemar air tertahan oleh lapisan
tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air
tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih
rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal
lebih mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih
sedikit. Air tanah terbagi atas:
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Air tanah lebih banyak mengandung zat kimia berupa garam – garam terlarut
meskipun kelihatan jernih karena sudah melewati lapisan tanah yang masing –
masing mempunyai unsur – unsur kimia tertentu. Meskipun lapisan tanah di sini
berfungsi sebagai saringan namun pengotoran juga masih terus berlangsung,
terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Air tanah dangkal
umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 15 sampai 40 meter.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam tersimpan pada kedalaman lebih dari 40 m, pada umumnya
kualitas air tanah dalam lebih baik daripada air tanah dangkal karna penyaringan
yang terjadi lebih sempurna dan bebas bakteri
c. Mata Air
Mata air menurut segi kualitasnya adalah yang sangat baik bila dipakai
sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah
17
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
akibat tekanan sehingga belum terkontaminasi oleh zat – zat pencemar. Dari segi
kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu
memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air
tersebut terus – menerus diambil maka lama kelamaan akan habis.
3. Air Hujan
Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya dilakukan pengendapan terlebih dahulu saat
menampung air hujan mulai turun, karena masih megandung banyak kotoran
(Kamulyan, 1997). Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa – pipa
penyalur maupun bak – bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak karena tidak
mengandung larutan garam dan zat – zat mineral sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun, dapat bersifat korosif karena mengandung zat – zat yang terdapat
di udara seperti NH3, CO2 Agresif, ataupun SO2 dan adanya konsentrasi SO2 yang
tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya
hujan asam (acid rain). Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada besar kecilnya
curah hujan. Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena
jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan
tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung dengan musim di
Indonesia.
Pada Tabel 3.1 di bawah ini ditunjukkan standar air baku yang diharuskan
proses pengolahan sebelum didistribusikan kepada masyarakat.
Tabel 3.1 Standar Air Baku
Standard Air Baku
No. Parameter Satuan
PP No. 82 Tahun 2001
1 Mangan mg/l Mn 0,1
2 Klorida mg/l Cl- 600
3 Flourida mg/l F- 0,5
4 Nitrit mg/l NO2—N 0,06
5 Nitrat mg/l NO3—N 10
2-
6 Sulfat mg/l SO4 400
18
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk mencegah keracunan dari berbagai
zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan karena
adanya tanin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna
kuning muda, menyerupai urine. Selain itu zat organik ini bila terkena klor dapat
membentuk senyawa-senyawa kloroform yang beracun.
2. Parameter Kimiawi
Persyaratan kimia untuk air minum memiliki parameter yang paling banyak
jika dibandingkan dengan parameter lainnya. Persyaratan kimia menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 dibagi
menjadi:
a. Derajat keasaman (pH)
pH merupakan salah satu faktor yang penting mengingat pH dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba didalam air.
b. Bahan kimia anorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)
c. Bahan kimia anorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada
konsumen)
d. Bahan kimia organik (yang memiliki pengaruh langsung terhadap kesehatan)
e. Bahan kimia organik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada
konsumen)
f. Pestisida
g. Desinfektan dan hasil sampingnya
3. Parameter Mikrobiologi
Paremeter yang digunakan dalam penentuan kualitas mikrobiologi air bersih
adalah total coliform. Persyaratan yang ditentukan untuk air perpipaan adalah
Perkiraan Jumlah Terdekat (PJT) tidak boleh melebihi 10/100 ml air, dan untuk air
bukan perpipaan tidak boleh melebihi 50/100 ml air.
4. Parameter Radioaktif
Parameter yang digunakan dalam penentuan kualitas radioaktif air bersih
adalah:
a. Aktifitas Alfa, kadar maksimum yang diperbolehkan 0,1 Bq/l
b. Aktifitas Beta, kadar maksimum yang diperbolehkan 0,1 Bq/l
20
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pada Tabel 3.2 di bawah ini ditunjukkan standar air minum yang harus
dipenuhi sebelum didistribusikan kepada masyarakat.
Tabel 3.2 Standar Air Minum
Standard Air Minum
No. Parameter Satuan KepMenKes No.
492/MENKES/PER/IV/2010
A Parameter Fisika
1 Warna TCU 15
2 Kekeruhan NTU 5
3 Temperatur 0C Suhu Udara ± 30
B Parameter Kimia
4 Mangan mg/l Mn 0,4
5 Klorida mg/l Cl- 250
6 Flourida mg/l F- 1,5
7 Nitrit mg/l NO2-_N 3
8 Nitrat mg/l NO3-_N 50
9 Sulfat mg/l SO42- 250
10 Besi Total mg/l Fe 0,3
11 Khlor bebas mg/l Cl2 ≥ 0,2
12 Total Khlor mg/l Cl2 ≥ 0,2
13 Kesadahan mg/l CaCo3 500
14 Nitrogen Ammonia mg/l NH3-N 1,5
15 Aluminum mg/l Al3+ 0,2
16 Chromium mg/l Cr6+ 0,05
17 Cuver mg/l Cu 2
18 Zinc mg/l Zn 3
19 Nickel mg/l Ni 0,07
20 TDS mg/l 500
21 pH - 6,5 – 8,5
C Parameter Biologi
22 E.Coli per 100 ml 0
sample
23 Total bakteri Koliform per 100 ml 0
sample
(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010)
dibuat sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan. Menurut Al-Layla,
Water Supply Engineering Design, Michigan, (1978), beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi intake yaitu:
a. Intake harus berlokasi pada tempat dimana tidak akan terjadi aliran deras yang
memungkinkan intake rusak sehingga berakibat pada penyediaan air baku yang
tersendat.
b. Tanah di daerah intake harus stabil.
c. Area sekitar intake harus bebas dari halangan atau rintangan.
d. Untuk menghindari kemungkinan kontaminasi, intake harus berlokasi beberapa
jauh dari bak.
e. Intake harus berada di bagian upstream (hulu) suatu kota.
3.3.2 Prasedimentasi
Prasedimentasi merupakan proses pengendapan padatan tersuspensi dengan
berat jenis yang lebih besar dari berat jenis air. Kegunaan proses prasedimentasi
adalah untuk melindungi peralatan mekanis bergerak dan mencegah akumulasi
padatan tersuspensi pada jalur transmisi air baku dan proses pengolahan
selanjutnya.
3.3.3 Koagulasi
Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan partikel koloid, padatan
tersuspensi halus dengan penambahan koagulan disertai dengan pengadukan cepat
untuk mendispersikan bahan kimia secara merata. Proses pencampuran koagulan
dan partikel koloid agar menjadi partikel yang lebih besar membutuhkan derajat
kecepatan 700 – 1000 detik-1, nilai ini disebut dengan gradien kecepatan (G)
(Reynolds dan Richard, 1996).
3.3.4 Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan
flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya (koagulasi) sehingga
membentuk flok yang lebih besar dan mudah untuk diendapkan. Pada proses
flokulasi dilakukan pengadukan lambat dengan nilai gradien kecepatan berkisar
antara 20-120 detik-1 (Reynolds dan Richard, 1996).
22
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3.3.5 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengolahan yang digunakan
untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk pada proses flokulasi.
Menurut Kawamura (1991), sedimentasi adalah suatu operasi yang dirancang
untuk menghilangkan sebagian besar padatan yang dapat mengendap secara
gravitasi. Tujuan digunakannya unit sedimentasi yaitu untuk menghilangkan pasir
atau kerikil halus, particulate-matter, biological-floc, chemical-floc serta
untuk pemekatan padatan dalam tangki pemekat lumpur. Proses sedimentasi dari
suatu partikel yang berada di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
ukuran partikel, bentuk partikel, berat jenis/kecepatan partikel, viskositas cairan,
konsentrasi partikel, dan sifat-sifat partikel dalam suspensi.
3.3.6 Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemurnian/penjernihan dimana air akan diolah
melalui zat-zat berpori. Kualitas air akan meningkat dengan menghilangkan materi
dan koloid terlarut, serta reduksi kandungan bakteri dan organisme lain. Di samping
itu, filtrasi dapat pula menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan.
Dalam filtrasi, zat-zat berpori yang digunakan berbahan stabil, seperti granular,
batu-batuan, antrasit, kaca, dan sebagainya. Zat berpori pada filtrasi memungkinkan
penetrasi kotoran pada air baku. Selama proses filtrasi kotoran akan dikelurkan dari
air dan menumpuk pada zat berpori filterbed. Setelah beberapa waktu, partikel yang
tertahan pada filter bed akan semakin besar dan kualitas air akan berkurang, hal
tersebut menandakan filter harus dibersihkan/ backwash (Huisman, 1974). Pada
filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi (Huisman, 1974):
1. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)
2. Sedimentasi
3. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik
4. Koagulasi di dalam filter bed
5. Aktivitas biologis
Berdasarkan kapasitas produksi air yang terolah filter pasir dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu filter pasir lambat dan filter pasir cepat.
23
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
24
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
dan sistem underdrain. Adapun kriteria disain untuk filter pasir lambat terlihat pada
Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3. 3 Kriteria Filter Pasir Lambat
Kriteria Filter Pasir Lambat
30 cm kerikil,
25
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Filtrasi pasir cepat memiliki cara kerja yang cukup berbeda dengan filter pasir
lambat. Mekanisme utama penyisihan flok tersuspensi yang memiliki ukuran lebih
kecil daripada ukuran pori-pori media filter terdiri dari adhesi, flokulasi,
sedimentasi dan penyaringan. Selama proses filtrasi berjalan, flok yang
terakumulasi menyebabkan ruangan anatar partikel mengecil, kecepatan meningkat
dan sebagu flok yang tertahan akan terbawa semakin dalam diantara media filter.
Flok yang terakumulasi tersebut akan menyebabkan peningkatan headloss hidrolis.
26
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
(a) (b)
(Sumber :http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11702209.pdf)
Gambar 3. 2 (a) Aliran Air pada saat Operasi Filter (b) Aliran pada saat
Pencucian Filter
28
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
29
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
30
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
31
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3.3.6.3 Underdrain
Underdrain merupakan sistem pengaliran air yang telah melewati proses
filtrasi yang terletak di bawah media filter, sedangkan ketika backwash sistem ini
berfungsi untuk mendistribusikan air pencucian. Sistem underdrain unit filtrasi
terdiri dari dua jenis, yaitu menggunakan pipa lateral berlubang dan menggunakan
nozzle (Metcalf, 1991).
1. Menggunakan Orifice, lateral dan manifold
a. Orifice yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan
masuknya air dari media filter kedalam pipa.
b. Lateral yaitu pipa cabang yang terletak di sepanjang pipa manifold.
c. Manifold yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral dan
mengalirkannya ke bangunan penampung air
32
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
2. Menggunakan nozzle
33
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3.6). Tinggi air baku dijaga agar tetap konstan pada ketinggian yang sama untuk
semua unit filtrasi dengan memanipulasi pompa air baku upstream (Huisman, 1974)
34
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3.3.7 Desinfeksi
Dalam buku Peran Proses Desinfeksi dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Produk Air Bersih oleh Munawar Ali (2010) menjelaskan salah satu langkah
penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membunuh
bakteri yang tidak dikehendaki didalam air bersih, seperti bakteri pathogen
penyebab berbagai macam penyakit. Proses untuk mengolah air baku dari koagulasi
– flokulasi, sedimentasi, filtrasi hanya sebatas menurunkan kekeruhan dan
kandungan BOD, COD dan TSS dalam air baku dan masih bisa meloloskan bakteri
pathogen /mikroorganisme yang tidak diharapkan ada didalam air bersih. Proses
menghilangkan bakteri pathogen yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
dapat dilakuakan dengan desinfeksi. Desinfeksi ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya pemindahan bibit penyakit ke tubuh manusia melalui air bersih.
Untuk pertimbangan praktis, desinfeksi harus memenuhi persyaratan yaitu
dapat membunuh berbagai dan semua populasi pathogen yang ada didalam air
bersih dalam waktu dan suhu tertentu, selain itu desinfeksi tidak bersifat racun pada
manusia dan juga kadarnya dalam air mudah dianalisa dan diketahui.
Menurut Reynold dkk. (1996) menjelaskan proses-proses yang digunakan
dalam desinfeksi antara lain :
1. Pemanasan
Dalam pengolahan air skala besar, desinfeksi dengan panas membutuhkan
biaya yang besar. Oleh karena itu, proses ini biasa digunakan dalam industri
makanan dan minuman agar produk aman dikonsumsi proses sterilisasi yang
35
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
36
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan dosis optimum pada proses
desinfektan yaitu dengan menggunakan titik balik klorinasi atau dikenal juga Break
Point Chlorination (BPC), yaitu metode dimana sisa khlor akan dihubungkan
dengan nitrogen ammonium yang menghasilkan khloramin.
BPC akan diikuti dengan pembentukan gas N2 akibat paparan klor aktif yang
berlebih pada kloramin. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah klor bebas dan
masih ada residu klor aktif yang konsentrasintya untuk desinfeksi. Dengan kata lain,
jumlah klor yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri koliform adalah jumlah
residu klor aktif setelah terjadi BPC. Dosis klorin yang akan digunakan tergantung
pada adanya substansi senyawa organic dan anorganik. Jika dosis klorin yang
digunakan ditambah, hal ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya sisa khlor
yang terdapat pada air hasil produksi. Berikut Tabel 3.7 adalah kriteria desain
desinfeksi.
Tabel 3. 7 Kriteria Desain Desinfeksi
Kriteria Range
Waktu detensi 10 – 120 menit
Dosis khlor 0,2 – 4 mg/L
Sisa khlor 0,5 – 1 mg/L
Sumber : Qasim, Motley, & Zhu, 2000
37
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Penambahan klorin harus sesuai dengan hasil yang didapat dari BPC karena
bila kurang dari hasil mengakibatkan mikroorganisme yang ada didalam air tidak
dapat tereduksi dengan sempurna dam bila kelebihan penambahan klor bisa
menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat reaksi dari klor yang berlebih dan
menyebabkan bau yang sangat menyengat dari phenol (Tchbanologous, G., 1991).
e. Penghancuran fraksi kloramin ini yang mengurangi residu klorin (dari titik C
ke titik D) sehingga terbentuk senyawa nitrogen teroksidasi, seperti
nitrooksida, nitrogen dan nitrogentriklorida.
f. Penurunan residu klorin adalah hasil pengurangan atomik klorin hingga
membentuk Cl2.
g. Titik dimana oksidasi produk ammonia-kloramin selesai (titik D pada kurva)
disebut break point.
h. Setelah oksidasi selesai, klorin tambahan yang ditambahkan ke sistem
menghasilkan pengembangan residu klorin yang tersedia secara bebas (free
available chlorine).
3.3.8 Reservoir
Reservoir berfungsi untuk menampung air yang telah melalui filter dan
sudah dapat dipakai untuk air minum yang selanjutnya akan didistribusikan ke
konsumen. Reservoir adalah tangki penyimpanan air yang berlokasi pada instalasi
(Qasim, Motley,&Zhu,2000). Air yang sudah diolah disimpan untuk kemudian
ditransfer ke system distribusi. Desain dari reservoir meliputi pemilihan dari ukuran
dan bentuknya, pertimbangan lain meliputi proteksi terhadap air yang disimpan,
proteksi struktur reservoir, dan proteksi pekerja pemeliharaan reservoir.
Reservoir terdiri dari dua jenis yaitu ground reservoir dan elevated reservoir.
Ground reservoir biasa digunakan untuk menampung air dengan kapasitas besar
dan membutuhkan pompa dalam pengoperasian distribusinya, sedangkan elevated
40
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
reservoir menampung air dengan kapasitas relatif lebih kecil dibandingkan ground
storage reservoir dan dalam pengoperasian distribusinya dilakukan dengan
gravitasi. Berdasarkan peletakannya, berikut penentuan dari jenis reservoir
(Masduki, 2009):
1) Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah. Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum. Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi, maka diperlukan ground reservoir lebih dari satu.
2) Menara Reservoir (Elevated Resevoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan menggunakan
ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk distribusi. Dengan
menggunakan elevated reservoir maka air dapat didistribusikan secara
gravitasi. Tinggi menara tergantung kepada head yang dibutuhkan.
(Masduki, 2009)
(a) (b)
Sumber: Modul Reservoir https://bpsdm.pu.go.id/
Gambar 3.8 (a) Ground storage reservoir (b) Elevated storage reservoir
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama
sehari penuh (24 jam) dengan mengambil jumlah persentase dari surplus maksimum
dan defisit minimum. Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk keperluan
41
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
43
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
BAB IV
4.1 Umum
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi mempunyai 3 buah IPA yaitu IPA 1
dengan kapasitas produksi sebesar 200 l/detik, IPA 2 dengan kapasitas produksi
250 l/detik, dan IPA 3 dengan kapasitas produksi 200 l/detik. Bentuk unit IPA 3 ini
ialah hexacoloidal yang dibangun dengan sistem KEDASIH. Seluruh kegiatan
operasional IPA masih dilakukan secara manual. Daerah pelayanan PDAM Tirta
Patriot Kota Bekasi meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bekasi Utara,
Kecamatan Bekasi Barat, dan wilayah yang dimiliki oleh Summarecon Bekasi.
Jumlah pelanggan yang dilayani pada IPA 3 saat ini ialah 8120 pelanggan. Berikut
data area yang dilayani oleh IPA 3 PDAM Tirta Patriot Bekasi.
IPA 3 PDAM Tirta Patriot sendiri merupakan IPA yang baru saja selesai
dibangun, dan baru beroperasi kurang dari 1 tahun. IPA 3 memiliki perbedaan
dengan IPA 1 dan IPA 2 yang di miliki PDAM Tirta Patriot. Perbedaan terdapat
pada koagulan dan unit sedimentasi. Koagulan yang digunakan pada IPA 3
merupakan PAC yang berwujud cair (liquid), sedangkan IPA lainnya menggunakan
44
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pada kegiatan PKP ini, mahasiswa mengamati bagian operasional dari bagian
produksi yang meliputi bidang pengolahan, bidang mechanical/electrical (M/E),
dan bidang laboratorium. Bagian produksi sendiri merupakan bagian yang paling
vital dalam kegiatan PDAM yang diharuskan untuk bekerja selama 24 jam setiap
harinya untuk memproduksi air layak konsumsi. Untuk memenuhi kewajibannya,
bagian operasional pengolahan terdiri dari 16 orang operator yang terbagi menjadi
4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Sistem operasional harian terbagi
atas 3 shift, setiap shift terdiri dari 1 kelompok dengan masing-masing shift bekerja
45
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
selama 8 jam. Shift 1 (pagi) bekerja mulai pukul 07.00 s/d 15.00, shift 2 (sore)
bekerja mulai pukul 15.00 s/d 23.00, sedangkan shift 3 (malam) bekerja dari pukul
23.00 s/d 07.00. Pergantian shift dilakukan setiap jam 07.00, 15.00 dan 23.00 WIB.
Sistem rotasi shift dilakukan setiap dua hari sekali, yang mana dengan adanya
rotasi ini, kelompok operator yang telah bertugas pada shift 1 selama dua hari akan
mendapatkan giliran libur. Kelompok operator yang sebelumnya bekerja pada shift
2 akan menempati giliran sebagai operator pada shift 1, begitu pula dengan
kelompok operator yang sebelumnya bekerja pada shift 3 akan menempati
kelompok operator yang bekerja pada shift 2. Sedangkan pada shift 3, akan diisi
oleh kelompok operator yang sebelumnya telah mendapat libur selama dua hari.
Bagian mechanial/electrical (M/E) bertugas dalam kegiatan perawatan
(maintenance) dan perbaikan peralatan-peralatan operasi seperti pompa, valve, dan
panel listrik. Bagian ME juga meliputi pengaturan pada panel-panel listrik pada
seluruh lingkungan PDAM, khususnya yang berhubungan dengan semua pompa-
pompa yang menjadi tanggung jawab bagian produksi. Kegiatan rutin bagian ME
meliputi pemberian stampede (gemuk) pada bearing pompa yang sudah
dijadwalkan.
Bagian laboratorium memiliki tugas utama menguji kualitas air baku dan
kualitas air hasil olahan. Secara rutin, kegiatan pengujian kualitas air baku dan air
hasil olahan dilakukan setiap hari sekali pada pagi hari yang dilakukan sesuai SOP
yang dapat dilhat pada Lampiran II. Untuk menjaga pelayanan kepada pelanggan,
bagian lab melakuakan pemeriksaan kualitas air dari pelanggan yang sesuai SOP
pada Lampiran III dnegan jadwal pengambilan sampel air ke pelanggan dilakukan
dua kali tiap bulannya. Sebagai acuan kualitas, PDAM Tirta Patriot berpedoman
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kualitas air baku
kelas I. Sedangkan untuk pedoman kualitas air minum hasil olahan, PDAM Tirta
Patriot mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492
tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
46
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
47
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
1. Saluran pembawa I
Panjang 154,2 m
Lebar 3,5 m
Kedalaman 2,25 m
2. Saluran pembawa II
Panjang 146,7 m
Lebar 3,9 m
Kedalaman 2,25 m
3. Bar Screen 1
Lebar 1,85 m
Tinggi 2,5 m
Jumlah batang 19 buah
Jarak antar batang 6,5 cm
Tebal batang 10 cm
4. Bar Screen 2
Lebar 2,8-3,2 m
Tinggi 2,5 m
Jumlah batang 36 & 53 buah
Jarak antar batang 6&5 cm
Tebal batang 1 cmm
5. Bar Screen 3
Lebar 1 m
Tinggi 2,5 m
Jumlah batang 11 buah
Jarak antar batang 6,5 cm
Tebal batang 1 cm
(Sumber: PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi, 2019)
48
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
49
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pada unit intake 1 terdapat 4 pompa dan intake 2 terdapat 3 pompa dengan
kapasitas masing-masing pompa yang berbeda-beda. Namun pompa 3 pada unit
intake 1 sedang tidak dipasang. Jenis pompa yang digunakan pada unit intake
merupakan pompa centrifugal. Pada setiap bangunan unit intake di lengkapi dengan
pompa submersible yang berfungsi untuk memompa air yang bocor dari pompa
intake agar bangunan intake tidak banjir. Setiap pompa dihubungkan dengan pipa
sadap yang terpasang secara pararel pada sumur pengumpul. Untuk menambah
perlindungan tambahan terhadap pompa, setiap ujung pipa sadap dipasang strainer
guna menyaring benda-benda berukuran besar.
50
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Air baku yang disadap kemudian disatukan dalam pipa transmisi air baku
untuk kemudian dibagi menuju seluruh IPA. Pengaturan debit menuju IPA 3 di atur
dengan valve yang terletak diantara unit intake 1 dan unit intake 2. Dimensi
perlengkapan unit intake seperti sumur pengumpul, pipa sadap, pipa transmisi air
baku, dan pompa dapat dilihat pada Tabel 4.3.
51
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.3.2 Kendala/Permasalahan
1. Pada musim kemarau, debit air baku yang dapat disadap tidak sebanyak
dengan kapasitas penyadapan yang diinginkan dan ketinggian air pada
saluran menurun. Jentik nyamuk juga menjadi permasalahan pada musim
kemarau.
2. Kualitas air yang tidak stabil juga mengganggu operasi, khususnya dengan
adanya limbah yang berasal dari air Kali Bekasi kerap menjadi penyebab
berhentinya operasi PDAM dikarenakan tidak mampu mengolah air baku
yang kualitasnya lebih buruk.
53
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3. Pada musim hujan, tingkat kekeruhan air dapat menjadi sangat tinggi
hingga ribuan yang menyebabkan PDAM tidak mampu mengolah air.
4. Pada saluran pembawa unit intake 2, peralatan mechanical aerator sedang
tidak dapat dioperasikan.
5. Pada strainer pompa ditemukan sampah yang cukup banyak dan ikan-ikan
kecil mati yang ikut tersangkut membuktikan bahwa barscreen yang
dipasang pada saluran pembawa tidak bekerja maksimal
55
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.4.2 Kendala/Permasalahan
1. Koagulan yang dipompa dengan pompa dosing keluar melalui pipa
perforated yang dipasang melintang diatas cippoleti weir. Koagulan masuk
ke bak koagulasi tanpa melalui injeksi dan dikhawatirkan berakhir pada
pemakaian koagulan yang kurang efisien, karena pemberian dosing koagulan
dikhawatirkan tidak sesuai dengan kebutuhan. Terlihat pula aliran koagulan
yang keluar tidak tersebar merata pada unit koagulasi.
2. Pada unit koagulan, masi terlihat sampah-sampah yang terbawa dari unit
intake dan tersangkut pada screen pipa outlet bak koagulasi.
57
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
58
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.5.2 Kendala/Permasalahan
1. Pada bak flokulator terjadi pengendapan flok yang berat, hal ini dilihat pada
saat pipa drain dibuka terlihat air bercampur lumpur berwarna coklat
kehitaman walaupun tidak banyak.
2. Valve pipa drain pada bak flokulator 6 tidak berfungsi sehingga tidak bisa
dilakukan pembuangan lumpur flok yang terendapkan.
3. Pada unit ini masih terlihat sampah-sampah yang ikut terbawa dan tersangkut
pada sluice gate flokulator.
59
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
60
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.6.2 Kendala/Permasalahan
Pada permukaan tray outlet dari plate settler nampak pertumbuhan alga
(ganggang) yang cukup pekat sehingga membutuhkan pembersihan secara rutin
agar tidak mengganggu proses pengolahan.
61
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
62
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
63
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Unit filtrasi yang digunakan pada IPA 3 merupakan filtrasi pasir cepat (rapid
sand filter) dengan dual media. IPA 3 memiliki 4 buah bak filtrasi yang beroperasi
secara paralel. Air dari unit sedimentasi ditampung pada bak penampung untuk
kemudian didistribusikan ke setiap unit filter dengan rata.
Media penyaring yang digunakan pada filter IPA 3 ini terdiri dari pasir dan
granular activated carbon. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika. Pada
Gambar 4.12 merupakan jenis granular activated carbon yang digunakan yaitu
Carbonut, karbon aktif dengan bahan arang batok kelapa yang disuplai dari PT.
Deltapuro Indonesia. Tujuan media karbon aktif digunakan sebagai media
penyaring karena filtrasi dengan karbon aktif dapat efektif dalam menghilangkan
produk sampingan klorin, chloramines seperti senyawa trihalomethanes (THMs)
yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu serta efektif menyerap logam berat.
(a) (b)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)
Gambar 4.12 (a) Carbonut (b) Bentuk butiran Carbonut
64
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
65
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Dengan debit olahan pada IPA 3 sebesar 125 L/s. Berikut perhitungan analisis
evaluasi operasional unit filtrasi IPA 3 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
Q = 125 L/s
= 0,125 m3/s
67
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Dimana :
Q per bak = Qtotal ÷ jumlah bak
= 125 L/s ÷ 4 = 31,25 L/s = 0,03125 m3/s
Luas permukaan bak (As) = p x l = 7 m x 3,5 m = 24,5 m2
Sehingga kecepatan filtrasi tiap bak
𝑄 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑘
Vf = 𝐴𝑠
0,03125 𝑚3 /𝑠
= 24,5 𝑚2
= 0,0012755 m/s
3600 𝑠
Vf = 0,0012755 m/s x = 4,59 m/jam
1 𝑗𝑎𝑚
Untuk pemeliharaan unit ini, dilakukan backwash media pada 1 bak, dan 3 bak
lainnya tetap beroperasi, maka beban filter menjadi
Q per bak = Qtotal ÷ jumlah bak
= 125 L/s ÷ 3 = 41,66 L/s = 0,04166 m3/s
Sehingga kecepatan filtrasi tiap bak saat salah satu bak dibackwash
𝑄 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑘
Vf = 𝐴𝑠
0,04166 𝑚3 /𝑠
= 24,5 𝑚2
= 0,0017 m/s
3600 𝑠
Vf = 0,0017 m/s x = 6,12 m/jam
1 𝑗𝑎𝑚
68
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
maka
𝐶𝑑 𝑥 𝐿 𝑥 𝑉𝑎2
HL = 1,067 𝑥
𝛹 𝑥 𝑑 𝑥 𝑓4 𝑥 𝑔
1,067 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝐿 𝑥 𝑉𝑎2
f4 =
𝐻𝐿 𝑥 𝛹 𝑥 𝑑 𝑥 𝑔
𝑐𝑚 2
1,067 𝑥 9,46 𝑥 50 𝑐𝑚 𝑥( 0,1275 )
4 𝑠
f = = 0,000914
47,5 𝑥 0,81 𝑥 0,238 𝑐𝑚 𝑥 980 𝑐𝑚/𝑠 2
Karbon aktif
d rata-rata = 6 mm = 0,6 cm
Bentuk butiran : bersudut (angular) = Ψ = 0,78
L = 5 cm
1 𝑗𝑎𝑚
Vf per bak (Va) = 4,59 m/jam x 100 cm/m x 3600 𝑠 = 0,1275 cm/s
70
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
maka
𝐶𝑑 𝑥 𝐿 𝑥 𝑉𝑎2
HL = 1,067 𝑥
𝛹 𝑥 𝑑 𝑥 𝑓4 𝑥 𝑔
1,067 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝐿 𝑥 𝑉𝑎2
f4 =
𝐻𝐿 𝑥 𝛹 𝑥 𝑑 𝑥 𝑔
𝑐𝑚 2
1,067 𝑥 5,55 𝑥 5 𝑐𝑚 𝑥( 0,1275 )
𝑠
4
f = = 2,2 x 10-5
47,5 𝑥 0,78 𝑥 0,6 𝑐𝑚 𝑥 980 𝑐𝑚/𝑠 2
71
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
42 m3
= × 100% = 0,38 %
10800 m3
Cek efisiensi penyisihan kekeruhan pada unit filtrasi
Berikut adalah hasil pengukuran kekeruhan di inlet filtrasi dan inlet reservoir pada
table 4.11
Tabel 4.11 Efisiensi Penyisihan Unit Filtrasi
Hasil Pengukuran (NTU)
Titik
18/7/2019 19/7/2019 23/7/2019
Inlet 3,04 3,05 1,80
filtrasi
Inlet 1,65 1,80 1,09
reservoir
Efisiensi 84% 69% 65%
penyisihan
(Sumber: Analisis Pribadi, 2019)
Pembahasan
Unit filtrasi IPA 3 ini memiliki 4 bak filtrasi, jumlah bak pada unit filtrasi
IPA 3 ini sudah sesuai dengan kriteria desain yaitu lebih dari 2 bak. Tetapi,
berdasarkan hasil perhitungan secara analitis yang mempertimbangkan debit
pengolahan sebesar 125 L/s, seharusnya jumlah bak yang ada pada unit fitrasi IPA
3 ini sebanyak 5 bak. Perbandingan panjang dan lebar bak filtrasi sudah sesuai
dengan kriteria desain yaitu 2 : 1. Rasio panjang dan lebar bak ini mempengaruhi
kecepatan penyaringan pada unit filtrasi ini, pada debit 125 L/s didapat kecepatan
72
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
penyaringan tiap bak unit filtrasi ini sebesar 4,59 m/jam yang sudah sesuai dengan
kriteria desain. Tiap bak memiliki ukuran bed 24,5 m2 sehingga total ukuran bed
yang dimiliki unit filtrasi ini adalah 98 m2 yang sudah sesuai dengan kriteria desain.
Kedalaman bed untuk media kerikil sebesar 35 cm sudah sesuai dengan kriteria
desain, dan kedalaman media untuk media penyaring juga sudah sesuai kriteria
desain. Dari ukuran media penyangga sudah sesuai kriteria desain 0,5 cm – 3 cm,
dan ukuran kerikil terbesar lebih besar dari lubang orifice yaitu ¾ inch atau 1,905
cm sehingga butiran kerikil tidak bisa masuk ke dalam lubang orifice. Distribusi
ukuran media pada unit fitrasi IPA 3 ini terstratifikasi (tidak seragam). Dari hasil
analisis porositas, didapat porositas kedua media penyaring tidak sesuai dengan
kriteria desain, yakni porositasnya dari media penyaring sangat kecil yang
disebabkan diameter butiran media yang digunakan terlalu besar. Berdasarkan
kriteria desain Droste (1997), ukuran efektif pasir silika adalah 0,4-1 mm.
Sedangkan pada unit filter IPA 3 ini ukuran pasir silika yang digunakan tidak sesuai
kriteria desain, yaitu sebesar 1,2 mm – 2,3 mm, sehingga menyebabkan nilai
porositas pada media semakin rendah. Semakin kecil nilai porositas, maka pori-pori
di antara media semakin sedikit, semakin mempercepat clogging yang terjadi akibat
tertahannya flok – flok pada media filter, sehingga berdampak langsung pada
peningkatan nilai headloss yang diikuti kenaikan muka air sehingga tiap bak filtrasi
membutuhkan proses backwash yang lebih sering. Filter run tiap bak sebesar 96
jam, yang tidak sesuai dengan kriteria desain maksimal filter run selama 72 jam.
Selanjutnya, dari hasil analisa pemakaian air untuk proses backwash,
didapat kecepatan backwash juga masih dibawah kriteria desain sehingga
persentase pemakaian air pencucian juga tidak sesuai kriteria desain. Namun, dari
hasil analisis hasil kinerja unit filtrasi ini dari parameter kekeruhan menunjukkan
efisiensi penyisihan yang cukup besar 65%-85%, dikarenakan pada proses
backwash dibantu dengan proses pemberian angin terlebih dahulu sehingga hasil
penurunan kekeruhan pada unit filtrasi ini masih cukup baik.
Dari sistem underdrain unit filtrasi ini sudah sesuai syarat yaitu dengan blok
beton yang dapat mendukung media diatasnya dan sistem perpipaan manifold dan
lateral dimana air diterima melalui lubang orifice, sehingga dengan sistem
73
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
perpipaan ini juga membantu proses distribusi yang merata pada saat backwash.
Sehingga rekapitulasi hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Evaluasi Unit Filtrasi
Range Nilai
No Kriteria Keterangan Sumber
Kriteria Eksisting
Kedalaman media penyangga 35 Memenuhi
1. 15,24 – 60,96
(cm)
Ukuran efektif media 0,5 - 3 Memenuhi
2. 0,16 – 5,08
penyangga (cm)
Perbandingan panjang dan 2:1 Memenuhi
3. lebar bak filtrasi (1 – 2) : 1
Kecepatan aliran saat 352,5 Tidak
4. 880 – 1117,4
backwash (m3/hari.m2) Memenuhi
Reynolds
5. Waktu untuk backwash (menit) 3 – 15 7 Memenuhi
(1982)
6. Jumlah bak minimum (buah) 2 4 Memenuhi
Jumlah air untuk backwash (%) 1 – 5% terfiltrasi 0,38% Tidak
7.
memenuhi
Kecepatan aliran saat filtrasi 440,64 Memenuhi
8. 176 – 469,35
(m3/hari.m2)
Ukuran Media
9. Tebal media penyaring (m) 0,45 – 2 0,55 Memenuhi
Tebal media penunjang (m) 0,15 – 0,65 0,35 Memenuhi
0,44 Tidak
10. Kecepatan inlet (m/s) 0,6 – 1,8
Memenuhi
11. Kecepatan filtrasi (m/jam) 4 - 21 4,59 Memenuhi
12. Ukuran bed (m2) 40 – 400 98 Memenuhi
Filter run (jarak waktu 96 jam Tidak
13. 12 – 72 jam
pencucian) memenuhi
Jumlah air untuk 1 – 6 % dari air 0,38% Tidak
14.
pembersihan tersaring memenuhi
47,5 cm saat Schulz dan
30 cm saat awal,
awal hingga Tidak Okun (1984)
15. Kehilangan energi hingga 275 cm saat
199 cm saat memenuhi
akhir
akhir
Perbandingan luas Memenuhi
16. 1,5 – 3 2
manifold/lateral
17. Diameter orifice (cm) 0,6 – 2 1,905 Memenuhi
18. Jarak antar orifice (cm) 7,5 - 30 20 Memenuhi
74
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.7.3 Kendala/Permasalahan
1. Pemilihan bak filter yang akan di backwash dilakukan hanya berdasarkan
pengamatan visual ketinggian air, tidak berdasarkan pengukuran ketinggian
air secara kuantitatif.
2. Proses backwash pada IPA 3 melibatkan 1 tim operator yang harus
dikarenakan panel pompa backwash dan valve pipa yang berjarak cukup
berjauhan dari titik pengamatan filter.
3. Proses backwash terkadang tidak bisa dilakukan langsung sehingga
menyebabkan kondisi overflow. Proses backwash harus menunggu bak
pemompa air pencucian filter dan lumpur sedimen untuk kosong terlebih
dahulu. Setiap IPA pada PDAM Tirta Patriot memang memiliki bak
penampung air sisa pencucian filter dan sedimen masing-masing, namun
hanya memiliki 1 buah bak pemompaan untuk membuang air kotor tersebut.
75
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
PT Duclean, dengan konsentrasi klor aktif sebesar 11,06%, dengan densitas sebesar
1,199 gram/cm3.
4.8.2 Perhitungan
Berikut adalah analisis evaluasi proses desinfeksi pada IPA 3 PDAM Kota
Bekasi, dengan kriteria pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Kriteria Desain Desinfeksi
Kriteria Range
Waktu detensi 10 – 120 menit
Dosis khlor 0,2 – 4 mg/L
Sisa khlor 0,5 – 1 mg/L
Sumber : Qasim, Motley, & Zhu, 2000
76
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
77
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
78
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
0,8 0,69
0,6 0,53
0,45
0,4
0,20,08
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Klor yang ditambahkan (mg/L)
(a)
0,8 0,69
0,6 0,51
0,42
0,4
0,19
0,2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Klor yang ditambahkan (mg/L)
(b)
Gambar 4.16 (a) Grafik Percobaan BPC I (b) Grafik Percobaan BPC II
79
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pembahasan
Dari test BPC yang telah dilakukan bahwa dosis NaOCl sebesar 11 mg/L sudah
dapat menghilangkan molekul organik dan membunuh mikroorganisme yang
terkandung pada air hasil olahan IPA 3 ini. Sisa klor yang dihasilkan juga masih
sesuai dengan kriteria desain yaitu sebesar 0,51 mg/L. Dengan dosis 11 mg/L dapat
mengurangi pemakaian bahan kimia selama 1 bulan sebesar 12,23%.
4.8.3 Kendala/Permasalahan
1. Jarak ruang pompa pembubuhan dengan reservoir cukup jauh sehingga jika
terjadi kebocoran pada pipa penyalur dikhawatirkan tidak terdeteksi.
2. Bak penampung desinfektan yang digunakan hanya satu sehingga sulit untuk
dilakukan pembersihan karena akan mengganggu operasi.
3. Pompa dosing yang digunakan tidak sesuai dengan jenis bahan kimia yang
dialirkan sehingga terjadi pengendapan pada bagian pompa yang
menyebabkan pompa tidak berjalan maksimal.
4. Ketidaktersediaan pompa dosing cadangan untuk kegiatan pemeliharaan
pompa dan dapat mem-backup apabila pompa dosing utama mengalami
kendala.
80
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
81
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.9.2 Perhitungan
Cek volume reservoir
Dalam menentukan volume reservoir, diperlukan data fluktuasi debit
distribusi. Tabel dibawah ini adalah data fluktuasi debit distribusi unit
reservoir Barat periode 8 Juli – 7 Agustus 2019.
82
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
= 450 m3/jam
(2) Vol inlet kumulatif = Vol. inlet jam 00.00 – 01.00 + Vol inlet jam
01.00- 02.00
83
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
= 223,8 m3/jam
(4) Vol outlet kumulatif = Vol. outlet jam 00.00 – 01.00 + Vol outlet
jam 01.00- 02.00
= 226 m3/jam + 223,8 m3/jam
= 449,8 m3/jam
(5) Vol inlet kumulatif - Vol outlet kumulatif
= Vol inlet kumulatif jam 01.00- 02.00 - Vol outlet kumulatif jam 01.00-
02.00
= 900 m3/jam - 449,8 m3/jam
= 450,2 m3/jam
Sehingga, volume reservoir yang dibutuhkan dihitung dari penjumlahan
nilai tertinggi pada kolom 5 dengan nilai terendah pada kolom 5.
Vol reservoir yang dibutuhkan = 5117,7 m3 + 224 m3
= 5341,7 m3
Cek waktu detensi
Dimensi reservoir:
Panjang = 25 m
Lebar = 20 m
Tinggi =4m
Volume reservoir = Panjang × Lebar × Tinggi
= 25 m × 20 m × 4 m
= 2000 m3
volume bak 2000 m3
td = =
Q m3
0,125detik
84
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, perlengkapan pada bangunan unit reservoir
Barat IPA 3 sudah sesuai kriteria desain dengan dinding yang kedap air, lubang
manhole dan tangga untuk masuk kedalam reservoir. Reservoir ini memiliki 4
kompartemen, sudah sesuai kriteria desain, dengan kedalaman bak 4 meter sudah
sesuai kriteria desain yaitu 3-6 meter. Tinggi jagaan sebesar 50 cm sudah sesuai
kriteria desain yaitu sebesar > 30 cm. Pada sistem perpipaan, reservoir ini sesuai
kriteria desain yakni pada masing- masing kompartemen memiliki pipa inlet. Selain
itu, terdapat empat pipa outlet yang terhubung langsung dengan pompa distribusi.
Reservoir Barat ini sudah dilengkapi empat pipa peluap untuk membuang air yang
berlebih pada reservoir dan empat pipa penguras sebagai pipa drain yang digunakan
saat menguras reservoir, serta empat pipa udara yang terletak di atap reservoir.
Pada hasil analisis volume reservoir, kapasitas eksisting sebesar 2000 m3
tidak memenuhi kapasitas hasil perhitungan volume secara analitis yaitu sebesar
5341,7 m3. Dikarenakan karena unit reservoir barat PDAM ini melayani wilayah
Summarecon Bekasi yang memiliki unit reservoir sendiri sehingga volume air yang
dihasilkan IPA 3 juga terbagi ke reservoir milik Summarecon Bekasi. Oleh karena
itu, kapasitas eksisting unit reservoir barat masih mencukupi untuk menampung
hasil olahan IPA 3 ini.
4.9.3 Kendala/Permasalahan
1. Tutup manhole reservoir sudah tidak ada sehingga memungkinkan adanya
kontaminan yang dapat masuk.
2. Pengurasan reservoir sulit dilakukan karena tidak adanya reservoir yang dapat
digunakan agar pelayanan distribusi air dapat tetap berjalan.
3. Bagian dalam reservoir tidak dilengkapi dengan lampu penerangan sehingga
saat pengurasan diperlukan peralatan pencahayaan.
4. Reservoir tidak dilengkapi dengan penanda ketinggian air, sehingga dapat
diketahui secara pasti volume air di reservoir.
85
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
86
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
87
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada unit filtrasi, desinfeksi
dan reservoir pada Instalasi Pengolahan Air (IPA 3) PDAM Tirta Patriot, Kota
Bekasi dengan pengolahan debit sebesar 125 L/detik, maka dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi memiliki 3 IPA yang menggunakan air
baku yang sama, yaitu Perum Jasa Tirta II (Saluran Tarum Barat) dengan
kapasitas pengolahan sebesar 650 L/detik. IPA 3 sendiri memiliki
kapasitas 200 L/s. Namun, pada saat pelaksanaan PKP belum dioperasikan
pada kapasitas maksimumnya, yaitu debit pengolahan IPA 3 PDAM Tirta
Patriot Kota Bekasi sebesar 125 L/s.
2. IPA 3 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi ini menggunakan unit filtrasi tipe
Rapid Sand Filter (RSF) yang terdiri dari 4 bak filter. Kecepatan
penyaringan tiap bak pada unit filtrasi ini sebesar 4,59 m/jam. Media
penyaring yang digunakan adalah pasir silika dan karbon aktif dan untuk
media penyangga menggunakan media kerikil. Kinerja unit filtrasi ini baik
yaitu mampu menyisihkan kekeruhan mencapai 65% - 85%. Evaluasi
pada unit filtrasi ini adalah ukuran media penyaring yang digunakan cukup
besar (tidak sesuai dengan kriteria desain ukuran efektif) yang
menyebabkan nilai porositas dari menjadi kecil, sehingga clogging yang
terjadi menjadi lebih cepat yang diikuti nilai headloss yang tinggi dan
proses backwash harus dilakukan lebih sering agar kinerja unit filtrasi ini
dapat maksimal.
3. Untuk menghilangkan bakteri pathogen pada hasil air olahan IPA 3 PDAM
Tirta Patriot Kota Bekasi ini melakukan desinfeksi menggunakan sodium
hipoklorit. Sodium hipoklorit berwujud cair (larutan) sehingga lebih
praktis dibandingkan kaporit yang membutuhkan proses pelarutan terlebih
88
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
5.2 Saran
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa
masukan dan saran untuk meningkatkan pengolahan, diantaranya:
1. Untuk menjaga kinerja unit filtrasi, sebaiknya dilakukan penambahan
jadwal backwash yang dilakukan 2 kali sehari. Dengan penentuan bak
filtrasi untuk dibackwash masih secara visual, batas maksimum elevasi
muka air yang diukur dari besi penutup bak filter ialah 2 meter.
Dikarenakan jika elevasi muka air mencapai kurang dari 2 meter maka
mengakibatkan kondisi overflow pada unit filiter.
2. Sebaiknya perlu dilakukan penggantian media penyaring dengan
mengganti ukuran media penyaring pasir silika yang sesuai kriteria
desain pasir silika yaitu 0,4 - 1 mm, sehingga memperlambat proses
clogging dan air olahan yang dihasilkan unit filtrasi lebih baik.
3. Untuk mendukung proses desinfeksi yang berkelanjutan, perlu dilakukan
pemilihan pompa dosing yang cocok dengan karakteristik sodium
hipoklorit sehingga proses desinfeksi dapat terus dilakukan dan
pelanggan mendapatkan air hasil olahan yang bebas dari bakteri
pathogen.
89
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4. Untuk proses desinfeksi, sebaiknya dilakukan test BPC setiap hari untuk
menetukan dosis klor yang tepat sesuai hasil olahan dan sisa klor dapat
dikendalikan.
5. Pemeliharaan pompa dosing perlu dilakukan dengan penyediaan pompa
dosing cadangan. Dengan adanya pompa cadangan, perawatan pompa
utama dapat dilakukan dengan pembilasan sehingga endapan akibat
bahan kimia pada pompa dan pipa transmisi ke reservoir dapat hilang.
6. Untuk mengontrol volume air yang ada pada reservoir, sebaiknya
diberikan pengukur ketinggian air pada dinding reservoir yang terletak
dengan lubang manhole.
7. Untuk pemeliharaan dan menjaga kualitas air hasil olahan, sebaiknya
reservoir IPA 3 ini diberikan tutup lubang manhole dan pengurasan
sebanyak 2 kali setahun.
90
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, 2007. Evaluasi Desain Instalansi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota
Kecamatan Prambanan Kabpuaten Klaten. Jurnal Presipitasi Vol 3 . No 2.
Diakses melalui: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11702209.pdf
Anonim, 2008. Water Treatment & Air Purification Holding. Diakses dari :
https://www.lenntech.com/disinfectants/chlorine
Al Layla, M.Anis, Shamin Ahmad and E.Joe Middebrooks. 1978. Water Supply
Engineering Design. Michigan:Ann-Arbor Science.
Alaerts, G., dan S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha
Nasional.
Ali, Munawar. 2010. Peran Proses Desinfeksi dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Produk Air Bersih. Surabaya. UPN Press. Cetakan I
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air. SNI 6774:2008
Droste, Ronald L., 1997. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment.
USA: John Willey and Sons Inc.
Huisman, L., dan W. E. Wood, 1974. Slow Sand Filtration, Genewa: WHO
Joko, Tri. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Edisi.
Pertama – Yogyakarta: Graha Ilmu
91
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Masduki, 2009, Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Air Minum, Surabaya:
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, ITS
Montgomery. 1985. Water Treatment Principle and Design, Canada: John Wiley
and Sons Inc.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun
2010, Persyaratan Kualitas Air Minum
Qasim, Syed R., Motley, E.M, & Zhu, G. 2000. Water Works Engineering:
Planning, Design, and Operation. London: Prentice–Hall
Reynolds, Tom D., dan Paul A. Richards. 1996. Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering, Edisi Kedua, Boston: PWS Publishing
Company,
Sutrisno dan Suciati, 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta. Karya
92
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN I
PETA LAYOUT PDAM TIRTA PATRIOT
KOTA BEKASI
93
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
94
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN II
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN KUALITAS AIR
PRODUKSI
95
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
96
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
97
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
98
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DARI
PELANGGAN
99
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
100
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
101
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
102
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN IV
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENCUCIAN FILTER
103
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
104
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
105
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
106
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN V
HASIL PENGAMATAN MENGHITUNG
HEADLOSS PADA BAK FILTRASI
107
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Keterangan :
= sebelum backwash (filter penuh)
108
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN VI
TATA CARA PERCOBAAN BREAK POINT
CHLORINATION
109
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Berikut ialah tata cara yang dilakukan dalam percobaan break point chlorination:
1. Persiapan dosis pembubuhan NaOCl. Dibawah ini adalah perhitungannya
Konsentrasi NaOCl = 11,06 %
Akan diencerkan menjadi 0,5%, menggunakan rumus
M1 . v1 = M2 . v2
11,06% . 1 L = 0,5% . x
11,06 %
x= = 22,12 L
0,5 %
Jika NaOCl dibubuhkan 10 ml, maka dalam konsentrasi 0,5 % larutan yang
diperlukan adalah.
M1 . v1 = M2 . v2
11,06% . 10 mL = 0,5% . x
110,6 𝑚𝐿
x= = 221, 2 mL
0,5
110
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN VII
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PKP
111
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
112
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
113
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN VIII
LEMBAR KEGIATAN HARIAN
114
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
115
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
116
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
117
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
118
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN IX
LEMBAR PENILAIAN PEMBIMBING
LAPANGAN
119
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
120
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN X
LEMBAR BIMBINGAN DENGAN DOSEN
PEMBIMBING
121
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
122
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN XI
SURAT SELESAI PKP
123
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
124
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
LAMPIRAN XII
PERBANDINGAN KUALITAS AIR BAKU
DENGAN AIR RESERVOIR
125
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
3. Kekeruhan NTU 23 22 5 v
126
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
4.) Data analisis primer merupakan data kualitas air baku yang terukur pada
tanggal 12, 15, dan 16 Juli 2019, diperoleh melalui pengukuran sendiri oleh
penulis.
* Baku mutu yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kualitas
air dengan peruntukkan sumber air baku air minum (Kelas I)
Dari hasil anaslisis tersebut, dapat dilihat terdapat beberapa parameter yang
tidak memenuhi standar kualitas air baku air minum seperti parameter kekeruhan,
mangan, nitrit, besi, khlor bebas, chromium, cuver, dan seng/zinc. Parameter yang
tidak memenuhi persyaratan merupakan indikasi bahwa air baku yang digunakan
sudah tercemar oleh aktivitas industri maupun rumah tangga yang membuang
limbah ke badan air.
127
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Warna
80
70
60
50
TCU
40
30
20
10
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
128
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Kekeruhan
45
40
35
30
25
NTU
20
15
10
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
129
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
pH
8
7,8
7,6
7,4
7,2
6,8
6,6
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
130
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Mangan
0,7
0,6
0,5
0,4
mg/L
0,3
0,2
0,1
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
131
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Klorida
300,00
250,00
200,00
mg/L
150,00
100,00
50,00
0,00
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
132
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Fluorida
2
1,8
1,6
1,4
1,2
mg/L
0,8
0,6
0,4
0,2
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
133
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Nitrit
3,5
2,5
2
mg/L
1,5
0,5
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
134
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Nitrat
60
50
40
mg/L
30
20
10
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
135
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Sulfat
300
250
200
mg/L
150
100
50
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
136
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Besi Total
1,2
0,8
mg/L
0,6
0,4
0,2
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
137
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Khlor Bebas
1,2
0,8
mg/L
0,6
0,4
0,2
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
138
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Total Khlor
80
70
60
50
mg/L
40
30
20
10
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
139
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Kesadahan
600
500
400
mg/L
300
200
100
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
140
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Nitrogen Amonia
1,6
1,4
1,2
1
mg/L
0,8
0,6
0,4
0,2
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
141
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Alumunium
0,25
0,2
0,15
mg/L
0,1
0,05
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
142
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Chromium
0,4
0,35
0,3
0,25
mg/L
0,2
0,15
0,1
0,05
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
143
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Cuver
2,5
1,5
mg/L
0,5
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
144
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Zinc
3,5
2,5
2
mg/L
1,5
0,5
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
145
Laporan Praktik Kerja Profesi / Alifah Nadya Putri / 0820016000002
Nikel
0,08
0,07
0,06
0,05
mg/L
0,04
0,03
0,02
0,01
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
8 Juli 2019 - 7 Agustus 2019
146