Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Pada Media Hidroponik Dan Media Tanah
Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Pada Media Hidroponik Dan Media Tanah
Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Pada Media Hidroponik Dan Media Tanah
ABSTRACT
Kangkung classified as a fast harvesting plant. With adequate nutrition and regular care, this plant
is very suitable for cultivation. This study aims to determine the ratio of the growth rate of kangkung
(Ipomoea reptans Poir.) with 2 different media. Namely with simple water/hydroponic media and soil
media. Experiments were carried out starting from seed germination until the second week after planting.
The nutrients used are AB mix for hydroponics and NPK fertilizer for soil media. The method used in this
study was the RAL design consisting of 4 treatments with 2 repetitions each, namely simple hydroponics
consisting of 2 control treatments (plain water) and 2 AB mix fertilizer treatments. The soil media consisted
of 2 control treatments (soil doused with water) and 2 treatments of NPK fertilizer. The parameters observed
were plant height, the number of seeds sprouted and number of leaves. The results showed that the water
medium with the addition of AB mix fertilizer grew faster with the highest average yield for the parameters
of the number of leaves and plant height.
INTISARI
Kangkung tergolong tanaman yang cepat panen. Dengan pemberian nutrisi yang cukup dan
perawatan yang teratur tanaman ini sangat cocok untuk dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan kecepatan pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir.) dengan 2
media yang berbeda. Yaitu dengan media air/hidroponik sederhana dan media tanah. Percobaan dilakukan
mulai dari perkecambahan biji hingga minggu kedua setelah tanam. Nutrisi yang digunakan ialah AB mix
untuk hidroponik dan pupuk NPK untuk media tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
desain RAL terdiri dari 4 perlakuan dengan masing-masing 2 ulangan, yaitu pada hidroponik sederhana
terdiri dari 2 perlakuan kontrol (air biasa) dan 2 perlakuan pupuk AB mix. Pada media tanah terdiri dari 2
perlakuan kontrol (tanah disiram air) dan 2 perlakuan pemberian pupuk NPK. Parameter yang diamati yaitu
tinggi tanaman, jumlah biji yang tumbuh dan jumlah daun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa media
air dengan penambahan pupuk AB mix lebih cepat tumbuh dengan hasil rata-rata tertinggi untuk parameter
jumlah daun dan juga tinggi tanaman.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 423
ISBN: 978-602-72245-5-1
Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19
Gowa, 19 September 2020
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
teknologi budidaya yang dilakukan oleh petani Jawa Timur. Untuk alat yang digunakan terdiri
masih tradisional, sebagai usaha sampingan dari polybag, timba, cething, gelas ukur, serok,
(Ridwan et al., 2014). penggaris, alat tulis dan kamera. Bahan yang
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk digunakan ialah tanah, air, tisu, label, stik label,
mengetahui perbandingan kecepatan pupuk kimia NPK 15-15-15 dan pupuk AB mix.
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea Metode penelitian yang digunakan ialah
reptans Poir.) dengan 2 media yang berbeda, Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari
yaitu dengan media air/ hidroponik sederhana 8 perlakuan dan masing-masing 2 kali ulangan.
dan media tanah. Kegiatan penelitian ini Digunakan 4 polybag diameter 12x17 cm diisi
nantinya diharapkan dapat menghasilkan dengan tanah, untuk 2 pot kontrol disiram
teknologi media tanam yang paling tepat untuk dengan air biasa dan 2 pot lagi masing-masing
bercocok tanam kangkung dengan cepat dan diberi pupuk kimia NPK 15-15-15 dengan
hasilnya pun dapat memuaskan sesuai takaran (5 gr/L) yang dilarutkan dalam air dan
kebutuhan masyarakat. Menurut Hidayati kemudian dilakukan penyiraman pada media
(2015), budidaya dengan hidroponik bisa tanam 100 ml tiap polybag.
dilakukan dengan lahan yang sempit, media Pemupukan ini dilakukan 7 HST (hari
tanam pun bisa diatur dengan vertical, selain itu setelah tanam) gunanya untuk starter
memiliki nilai estetis tersendiri. Tanaman percepatan tumbuhnya tanaman. Penyiraman
kangkung yang ditanam secara hidroponik juga dilakukan setiap pagi dengan air sebanyak 100
lebih bersih karena tanpa media tanah dan bisa ml, kemudian 4 timba dengan rincian 2 timba
dipanen dengan cara dipotong yang nantinya yang masing-masing berisi 2,5 liter air. Untuk
bisa tumbuh lagi. Metode bercocok tanam 2 timba kontrol yaitu air biasa, sedangkan 2
dengan sistem hidroponik memerlukan asupan timba lainnya masing-masing diberi pupuk AB
nutrisi mikro dan makro. mix 10 HST dengan takaran 5 ml setiap 2,5
Menurut iskandar (2016), budidaya liter. Benih kangkung diletakkan di atas cething
kangkung menggunakan polybag juga lebih yang sudah dilapisi tisu dan dijaga
efisien dan menguntungkan secara ekonomi, kelembabannya. Komposisi dan kegunaan dari
selain itu juga memerlukan media tanam yang pupuk AB mix dan juga NPK ialah seimbang
sesuai. Terdapat 3 fungsi utama dari media maka dari itu menjadi perbandingan untuk
tanam yaitu: penyediaan ruang udara dan juga media yang berbeda. Parameter yang diamati
air, memaksimalkan tumbuhnya akar, dan yang pada penelitian ini ialah jumlah biji tumbuh,
ketiga ialah menegakkan tanaman. Penyerapan jumlah daun dan tinggi tanaman.
nutrisi untuk tanaman dipengaruhi media
tanamnya sebagai tempat penyerapan unsur HASIL DAN PEMBAHASAN
hara yang dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri. Parameter Jumlah Biji Berkecambah
Media tanam yang baik dapat mendukung Pengamatan tanaman kangkung
tanaman untuk tumbuh dan berkembang (Ipomoea reptans Poir.) dengan parameter
dengan baik pula (Wahyuningsih, 2016). jumlah biji yang berkecambah pada setiap
perlakuan mulai hari ke-1 sampai hari ke-12
METODE PENELITIAN disajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1.
Penelitian ini dilakukan di Desa Mujing,
Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan,
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 424
ISBN: 978-602-72245-5-1
Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19
Gowa, 19 September 2020
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
a b
c d
Gambar 1. Pengamatan jumlah biji yang berkecambah (a) Media tanah + NPK; (b) Media tanah + air biasa
(kontrol); (c) Media air + AB mix; dan (d) Media air (kontrol)
Tabel 2. Rata-rata jumlah biji tanaman kangkng (Ipomoea reptans Poir.) yang berkecambah
Jumlah biji berkecambah/hari
Perlakuan
1 3 5 7 9 11 12
Tanah + NPK 4 5 7 8 8 8 8
Tanah + NPK 1 6 7 7 8 8 8 8
Kontrol 3 4 5 6 6 6 6
Kontrol 1 3 3 5 7 7 7 7
Air + Ab mix 4 5 5 6 6 6 6
Air + Ab mix 1 6 7 7 7 7 7 7
Kontrol 5 5 6 6 6 6 6
Kontrol 1 3 4 5 6 6 6 6
Berdasarkan Tabel 1, hasil akhir air dan juga unsur P fungsinya ialah untuk
pengamatan parameter pada hari ke-12 rata-rata mempermudah akar tumbuh lebih baik di dalam
daun terbanyak ialah pada perlakuan media tanah. Untuk unsur K fungsinya yaitu dalam
tanah + pupuk NPK yaitu 8 helai daun. Hal fisiologis pada akar untuk penyerapan dan juga
tersebut karena pengukuran dilakukan setiap kelembapan akan mendukung fungsi dari
hari, akan tetapi dalam tabel hanya fisiologi akar (Irawati, 2013).
dicantumkan 2 hari sekali. Pupuk NPK sebagai
nutrisi untuk tanaman yang sudah lolos Parameter Jumlah Daun
sertifikasi yaitu Prima-3 (sayur yang aman Dari hasil pengamatan rata-rata jumlah
dikonsumsi). Di lahan yang sempit juga bisa daun menunjukkan setiap perlakuan mengalami
tetap dibudidayakan (Kementrian Pertanian, pertambahan daun. Pengamatan pada 12 HST
2012). Pemberian pupuk NPK pada media menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun
tanah dapat diserap dengan baik sehingga terbanyak ialah pada perlakuan hidroponik
terjadi reaksi dapat mempercepat pertumbuhan sederhana dengan penambahan nutrisi pupuk
tanaman. Karena keseimbangan unsur hara N, AB mix yaitu 5 daun. Seperti yang terlihat pada
P, K, air dan juga kelembaban tanah. Adanya Gambar 2 dan Tabel 2.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 425
ISBN: 978-602-72245-5-1
Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19
Gowa, 19 September 2020
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
h.Kontrol 1
g. Kontrol
f.Air + Ab mix 1
e. Air + Ab mix
d.Kontrol 1
c. Kontrol
b.Tanah + NPK 1
1 HST 2 HST 3 HST 4 HST 5 HST 6 HST 7 HST 8 HST 9 HST 10 HST11 HST12 HST a.Tanah + NPK
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 426
ISBN: 978-602-72245-5-1
Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19
Gowa, 19 September 2020
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
Kontrol 1,2 1,8 2,2 3,2 4,1 4,5
Kontrol 1 0,8 1,2 2 2,8 3,7 4,4
DAFTAR PUSTAKA
Darsiah, Y., Lestari, MW., dan Murwani, I. 2018. Aplikasi
induksi listrik dan dosis pupuk majemuk NPK
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung
darat (Ipomoea reptans Poir). Folium: Jurnal Ilmu
Pertanian. vol 1(2): 1-11.
Hidayati, N., Pienyani R., Fitriadi Y., dan Nanang H.
2017. Kajian penggunaan nutrisi anorganik
terhadap pertumbuhan kangkung (Ipomoea
reptans Poir) hidroponik sistem Wick’. Daun:
Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan. vol 4(2):
75-81. doi: 10.33084/daun.v4i2.81.
Irawati dan Zuchrotus, S. 2013. Pertumbuhan tanaman
kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) dengan
pemberian pupuk organik berbahan dasar kotoran
kelinci. Jurnal Bioedukatika. vol 1(1): 1-96. doi:
10.26555/bioedukatika.v1i1.4079.
Iskandar, A. 2016. Optimalisasi sekam padi bekas ayam
petelur terhadap produktivitas tanaman kangkung
darat (Ipomoea reptans). Mimbar Agribisnis. 1(3):
245-252. doi: 10.25157/ma.v1i3.44.
Kementerian Pertanian. 2012. Pengembangan Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL). Jakarta: Badan
Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 427