476-Article Text-1662-1-10-20210829

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Vol.

5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

PENGEMBANGAN E-LKPD BERBASIS KEMAMPUAN BERPIKIR


TINGKAT TINGGI MATA PELAJARAN TEMATIK KELAS IV
SEKOLAH DASAR

K.S.P. Wahyuni1, I.M. Candiasa2, I.M.C. Wibawa3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Denpasar, Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected] ,


[email protected]

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan E-LKPD Berbasis Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi pada siswa kelas Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 fase, yaitu analyze (analisis), design (rancangan),
development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Namun
pada pelaksanaannya hanya sampai pada fase implementasi yang dilakukan secara daring. Subjek
penelitian ini sebanyak 16 orang yang terdiri dari 3 akademisi, 3 guru kelas IV dan 10 siswa kelas IV.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 5, yaitu: lembar penilaian materi pelajaran dalam
LKPD, lembar penilaian materi LKPD dari LORI, lembar penilaian media pembelajaran LORI,
kuesioner kepraktisan dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan formula Gregory
dan menghitung rata-rata nilai dari ahli, guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukan a) karakteristiks
e-LKPD mencakup 5 bagian, yaitu : komponen, tampilan, materi, aktivitas pembelajaran dan sistem
penilaiannya, b) e-LKPD yang dikembangkan bersifat sangat valid baik dari segi materi dengan skor
(4,69) maupun sebagai media pembelajaran dengan skor (4,78), c) e-LKPD terkategori sangat praktis
dengan skor 4,51 dan d) e-LKPD yang dikembangkan efektif menghasilkan nilai rata-rata 83,67
dengan ketuntasan 90%.

Kata Kunci : e-LKPD; Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi; Mata Pelajaran Tematik

Abstract
This research aims at developing elektronic students’ worksheet based on higher order
thinking skill for forth grade students in elementary school. This research applied ADDIE model
consisting of 5 stages, namely : analyze, design, development, implementation and evaluation.
However, this research was finished in implementation stage which was done in online learning. The
subjects of this research were10 people,consisting of 3 experts, 3 forth grade teachers and 10 forth
grade students. There were 5 instrumens used, namely : assessment sheet for learning material in
elektronic students’ worksheet, assessment sheet for elektronic students’ worksheet materials by
LORI, assessment sheet for elektronic students’ worksheet media by LORI, questionaire for
practicality test and learning achievement test. The obtained data were analyzed by Gregory formula
and mean from experts, teachers, and students. The analysis shows a) electronic students’ worksheet
is seen from 5 parts, namely: components, face, materials, learning activity,and assessment, b)
electronic students’ worksheet is valid viewed form the materials with scoore of 4,69 and media with
score of 4,78, c) electronic students’ worksheet is categorized into very practical with score of 4,51 and
d) electronic students’ worksheet is efective because it makes stduents’ mean score of 83,67 and
classical mastery of 90%.

Keywords : Electronic Students’ Worksheet; HOTS; Thematic Lesson

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 301


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

PENDAHULUAN telah diajarkan, yang memerlukan


Mempersiapkan sumber daya penjelasan mengenai langkah-langkah
manusia (SDM) yang berdaya saing tinggi tersebut dan mempunyai banyak solusi
mutlak harus dilakukan setiap negara agar penyelesaian yang akan terjadi. Ini berarti
dapat memenangkan persaingan di abad siswa diarahkan untuk berpikir pemecahan
21 ini. SDM yang tidak unggul tentu akan masalah.
kalah dalam persaingan. Dampaknya Agar menghasilkan output berupa
tentu pada kelangsungan suatu bangsa siswa yang memiliki HOTS maka peran
dan daya saingnya dalam kehidupan. guru sangat krusial. Mereka harus
Untuk itu, setiap negara harus siap menyiapkan segala sesuatunya untuk
berbenah agar SDM yang dimiliki semakin menunjang proses pembelajaran. salah
membaik. Pembenahan harus dilakukan di satunya adalah lembar kerja peserta didik.
semua sendi dan lini kehidupan termasuk Lembar kegiatan siswa dimaksudkan
pada sektor-sektor vital seperti untuk mengaktifkan siswa, membantu
pendidikan. siswa menemukan dan mengembangkan
Pada hakikatnya, pendidikan adalah konsep, melatih siswa menemukan
suatu proses dalam rangka konsep, menjadi alternatif cara penyajian
mempengaruhi peserta didik agar dapat materi pelajaran yang menekankan
menyesuaikan diri sebaik mungkin keaktifan siswa serta dapat memotivasi
terhadap lingkungan dan dengan demikian siswa (Trianto, 2010: 212).
akan menimbulkan perubahan dalam LKPD merupakan salah satu sumber
dirinya yang memungkinkannya untuk belajar yang diperkenalkan pada
berfungsi secara kuat dalam kehidupan kurikulum 2013. Sebelumnya LKPD
masyarakat (Hamalik, 2001: 79). Ini berarti dikenal dengan LKS (lembar kerja siswa).
pendidikan harus bisa menyiapkan bekal LKPD digunakan untuk membantu para
untuk peserta didik untuk menghadapi guru dalam melatih keterampilan siswa
kondisi seperti saat ini. Jika pendidikan dalam menemukan konsep-konsep
gagal menjalankan tugasny, ini berarti melalui langkah kerja maupun
juga kegagalan dalam kehidupan peserta permasalahan yang disediakan dan
didik. dilengkapi dengan penyelesaian. Siswa
Usaha peningkatan mutu pendidikan dapat dilatih untuk dapat memecahkan
terus dilakukan oleh pemerintah untuk permasalahan-permasalahan yang
meningkatkan kualitas SDM di negara ini. berkaitan dengan materi pelajaran. Selain
Salah satunya dengan perubahan itu, siswa juga mendapatkan panduan
kurikulum yang semakin mutahir. Salah belajar secara praktis karena LKPD berisi
satunya adalah Kurikulum 2013 revisi langkah-langkah pembelajaran yang harus
2017. Esensi dasarnya adalah perubahan dilakukan oleh siswa. Dengan demikian,
tujuan pembelajaran menuju keterampilan muaranya adalah hasil belajar siswa yang
berpikir tingkat tinggi atau higher order optimal.
thinking skill (HOTS). Keterampilan ini LKPD merupakan salah satu bahan
mutlak diperlukan karena pada revolusi ajar yang berperan penting dalam
industri 4.0 dibutuhkan keterampilan yang memberikan penugasan yang relevan
kritis dan kreatif sebagai solusi dari dengan materi yang diajarkan. Hal ini
permasalahan yang semakin kompleks. didukung oleh penelitian Musfiqi dan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi Jailani (2014: 57) yang mengemukakan
atau HOTS (high order thinking skills) bahwa bahan ajar hasil pengembangan
merupakan suatu kemampuan yang harus berupa LKPD dan RPP dinyatakan efektif
ada di dalam diri peserta didik (Dinni, untuk meningkatkan karakter dan Higher
2018). Kemampuan ini bukan lagi fokus Order Thinking Skill (HOTS). Hal yang
pada hal-hal yang sifatnya hafalan. HOTS sama juga ditemukan orlah Nurjanah,
merupakan kemampuan peserta didik Arcana dan Rhosyida (2019) yang
dalam memecahkan suatu permasalahan mengemukakan bahwa LKPD efektif
dimana permasalahan tersebut tidak ada dalam meningkatkan keterampilan berpikir
langkah-langkah penyelesaiannya yang kritis siswa kelas V. Dengan demikian

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 302


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

dapat disimpulkan sementara bahwa paket dari pemerintah dan latihan soal-
dengan penggunaan LKPD dalam soal. Padahal, jika mengacu pada
pembelajaran dapat meningkatkan hasil keterangan para guru, 100 persen orang
belajar peserta didik. tua siswa memiliki hp android (smart
Namun pada kenyataannya, phone). Ini menunjukan bahwa peluang
harapan akan kualitas SDM yang baik untuk menciptakan pembelajaran berbasis
masih jauh dari harapan. Berdasarkan daring yang efektif dan menarik sangat
hasil PISA 2018, nilai untuk Membaca, baik.
Matematika, dan Sains dari hasil tes di Berdasarkan fenomena tersebut,
2018 adalah 371, 379, dan 396. Nilai ini pengembangan e-LKPD berorientasi
mengalami penurunan dibanding tes di kemampuan berpikir tingkat tinggi penting
tahun 2015, di mana berturut-turut dilakukan sebagai upaya menciptakan
Membaca, Matematika, dan Sains kita proses pembelajaran daring yang
meraih skor 397, 386, 403. Pada kategori berkualitas. Dengan menggunakan LKPD
kemampuan membaca, Indonesia berbasis elektronik, tentu pembelajaran
menempati peringkat ke-6 dari bawah lebih menarik bagi siswa dan mereka
(74). Lalu pada kategori matematika, dapat mengaksesnya melalui smart phone
Indonesia berada di peringkat ke-7 dari milik orang tua mereka. Dengan
bawah (73). Sementara pada kategori menggunakan fitur-fitur yang ada dalam
kinerja sains, Indonesia berada di dunia digital, LKPD dapat dibuat seideal
peringkat ke-9 dari bawah (71). mungkin sesuai kebutuhan peserta didik
Lebih lanjut, berdasarkan hasil dan tuntutan jaman.
pengamatan di Gugus 06 Marga, ada Pengembangan e-LKPD berorientasi
beberapa permasalahan teridentifikasi. kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat
Pertama, guru belum siap dengan tuntutan menciptakan proses pembelajaran yang
pembelajaran berbasis HOTS. Kedua, sesuai abad 21 dan memfasilitasi siswa
semua guru masih berpatokan pada buku dalam melatih kemampuan berpikir tingkat
dalam mengajar. Belum banyak guru tingginya. Melalui langkah-langkah dan
kreatif merancang perangkat petunjuk yang ada dalam e-LKPD tentu
pembelajaran, seperti LKPD. Ketiga, guru siswa diarahkan untuk mengikuti
belum mampu memanfaatkan kemajuan pembelajaran dan menyelesaikan soal-
teknologi untuk menunjang proses soal latihan yang diberikan dengan baik.
pembelajaran. Keempat, proses Dalam mengerjakan soal, siswa juga
pembelajaran yang dilakukan masih belum dapat langsung menjawab pada lembar
menunjukan ada upaya ke arah worksheet yang tersedia, ketika selesai
pembelajaran berbasis HOTS. Kelima, tinggal mengklik tanda yang ada. Siswa
latihan soal yang diberikan kepada siswa secara langsung dapat mengetahui
juga hanya baru sebatas tingkatan kognitif jawaban dan skornya. Hal ini tentunya
mengingat (C1), memahami (C2) dan membawa keuntungan bagi siswa karena
mengaplikasikan (C3). Keenam, guru dapat secara cepat mengetahui
belum memiliki LKPD elektronik (e-LKPD) jawabannya apakah benar atau salah.
yang berorientasi kemampuan berpikir Penggunaan e-LKPD juga dapat
tingkat tinggi. memberikan dampak positif bagi hasil
Lebih lanjut dilakukan wawancara belajar siswa terutama pada saat pandemi
dengan guru-guru kelas IV di Gugus 06 seperti saat ini. Penggunaan LKPD
Marga. Wawancara dilakukan secara sebagai alat untuk membantu siswa dalam
online via Whatsap pada tanggal 4 Juni proses belajar, karena di dalamnya
2020. Hasil wawancara menunjukan terdapat materi yakni ringkasan dari
bahwa pembelajaran dengan daring sulit berbagai sumber buku yang relevan
dilaksanakan. Permasalahan utama yang sehingga proses pembelajaran efektif
dihadapi adalah media pembelajaran yang pada waktu yang dibutuhkan yang mana
membuat siswa dapat belajar dengan didalamnya terdapat beberapa materi
menyenangkan. Selama pandemi, pembelajaran dan latihan soal serta
pembelajaran hanya mengandalkan buku petunjuk kegiatan pembelajaran (Dewi dan

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 303


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

Susilowibowo, 2016). Dengan demikian, dianalisis dengan formula Gregory dan


siswa diarahkan belajar efektif dan hasil menghitung rata-rata nilai dari ahli, guru
belajarnya juga menjadi baik. dan siswa. Nilai rata-rata kemudian
Ada beberapa hasil penelitian yang dikonfirmasi ke dalam skala sebagai
menunjukan efektivitas penggunaan LKPD berikut.
terhadap hasil belajar siswa. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purwasi Tabel 1. Skala Kategori Validitas
dan Fitriana (2020) menunjukan bahwa Nilai Kategori
terjadi peningkatan hasil belajar 3,50 ≤ Rv ≤ 4,00 Sangat Valid
matematika siswa setelah diterapkan 2,50 ≤ Rv ≤ 3,50 Valid
LKPD berbasis HOTS pada siswa. Hal 1,50 ≤ Rv ≤ 2,50 Tidak Valid
senada juga ditemukan oleh Teti dan 1,00 ≤ Rv ≤ 1,50 Sangat tidak Valid
Hamdu (2018). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa LKPD yang Tabel 2. Skala Kategori Kepraktisan
dikembangkan dapat meningkatkan Nilai Kategori
pemahaman materi belajar siswa yang 3,50 ≤ Rk ≤ 4,00 Sangat Praktis /
mencakup mata pelajaran IPA, Bahasa layak
Indonesia, PJOK dan IPS. Hasil ujicoba 2,50 ≤ Rk ≤ 3,50 Praktis/layak
yang dilakukan sebanyak dua kali 1,50 ≤ Rk ≤ 2,50 Tidak praktis/tidak
menunjukan bahwa 81,3% siswa layak
memahami materi dan meningkat menjadi 1,00 ≤ Rk ≤ 1,50 Sangat tidak
rata-rata 95% siswa memahami isi praktis/sangat tidak
pelajaran. layak
Dalam penelitian ini, e-LKPD yang
dikembangkan memiliki empat HASIL DAN PEMBAHASAN
karakteristiks. Pertama, LKPD disusun Hasil penelitian dan
sesuai tingkat kecerdasan intelektual pembahasannya dapat dibagi 4 bagian
peserta didik kelas IV. Kedua, LKPD sesuai dengan jumlah rumusan masalah.
menekankan aktivitas pembelajaran yang Secara rinci dapat disajikan sebagai
berbasis saintifik sehingga mampu berikut.
memfasilitasi HOTS. Ketiga,
menggunakan aplikasi digital yang mampu 1. Karakteristiks E-LKPD berbasis
membuat tampilan e-LKPD menjadi HOTS
menarik. Keempat, latihan soal yang Karakteristik e-LKPD berbasis HOTS
digunakan bersifat interaktif dan sesuai yang dikembangkan mengacu pada
HOTS. komponen-komponen LKPD, aktivitas
pembelajaran penunjang HOTS, sistem
METODE penilaian peunjang HOTS dan
Penelitian ini merupakan penelitian karakteristiks anak sekolah dasar. Hal itu
pengembangan dengan model ADDIE sudah direalisasikan dalam e-LKPD.
dengan 5 fase, yaitu: analysis (analisa), Karakteristik ini menunjukan bahwa e-
design (rancangan), development LKPD sesuai dengan kebutuhan di
(pengembangan), implementatian lapangan. Karakteristiknya dapat dibagi
(penerapan), evaluation (evaluasi). Namun menjadi 5 bagian, yaitu : komponen,
dalam penerapannya hanya sampai pada tampilan, materi, aktivitas pembelajaran
tahap implementasi yang dilakukan secara dan sistem penilaiannya.
daring. Subjek penelitian ini berjumlah 16 Komponen-komponen yang ada
orang. Mereka terdiri dari 3 dosen ahli, 3 dalam e-LKPD dibuat sesuai dengan
guru kelas IV dan 10 siswa kelas IV. 5, kajian teori. Yunitasari (2013: 10)
yaitu: lembar penilaian materi pelajaran mengemukakan unsur yang ada dalam
dalam LKPD, lembar penilaian materi LKPD meliputi (1) judul, (2) petunjuk
LKPD dari LORI, lembar penilaian media belajar, (3) indikator pembelajaran, (4)
pembelajaran LORI, kuesioner kepraktisan informasi pendukung, (5) langkah kerja,
dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh serta (6) penilaian. Unsur-unsur tersebut

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 304


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

sudah semuanya ada dalam e-LKPD mengemukakan ide-ide, meningkatkan


berbasis HOTS yang dikembangkan. hasil belajar peserta didik, dan
Judul memberikan identitas tentang fokus mengembangkan karakter peserta didik
materi dalam e-LKPD sehingga dalam (Hosnan, 2014).
penerpannya guru tidak mengalami Komponen terakhir dalam e-LKPD
kesulitan. adalah sistem penilaian. Sudijono (2009)
Dilihat pada tampilannya, e-LKPD menyatakan penilaian dalam pendidikan
dibuat berwarna-warni, gambar-gambar adalah tahapan untuk menilai hasil belajar.
pendukung dan video pengantar materi Pengembangan penilaian harus
pembelajaran. Menurut Darmodjo dan didasarkan pada tujuan pembelajaran.
Kaligis (1993), e-LKPD harus dibuat Mengingat target pengembangan adalah
menarik agar siswa juga tertarik kemampuan berpikir tingkat tinngi maka
menggunakannya. E-LKPD harus sistem penilaian yang digunakan juga
merupakan kombinasi gambar, video dan mengukur tingkat kognitif C4, C5 dan C6.
kata-kata. Dalam e-LKPD tentu tidak boleh
hanya deretan kata-kata dan langsung 2. Validitas E-LKPD berbasis HOTS
pertanyaan atau sebaliknya dengan Uji validitas e-LKPD dapat dibagi
gambar-gambar. Lebih lanjut, perpaduan menjadi 2, materi dan media. Hasil uji
video, gambar dan kata-kata dengan materi dengan LORI dapat disajikan
layout yang berwarna-warni memberikan sebagai berikut.
kesan variatif dalam e-LKPD (Indriyani,
2013). Tabel 3. Hasil Uji Validasi Materi e-LKPD
Hal yang penting dalam e-LKPD No. Aspek Nilai Kategori
adalah materi yang disampaikan. Materi 1. Kualitas Isi 4,75 Sangat
dalam e-LKPD dibuat sesuai dengan Layak
tuntutan Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. 2. Tujuan 4,5 Sangat
Pemilihan materi diawali dengan Pembelajaran Layak
menganalisis kompetensi dasar. Dari 3. Umpan Balik 4,5 Sangat
kompetensi dasarini selanjutnya dan Adaptasi Layak
direalisasikan dalam bentuk indikator 4. Motivasi 5 Sangat
pembelajaran (Suyanto, dkk, 2011). Materi Layak
pembelajaran disajikan secara tematik Rata-rata 4,69 Sangat
karena e-LKPD dibuat untuk keperluan Layak
siswa sekolah dasar.
Dalam aktivitas pembelajaran, siswa Tabel 3 menunjukan bahwa nilai
diarahkan untuk memiliki keterampilan untuk aspek kualitas isi sebesar 4,75
berpikir tingkat tinggi. Sesuai dengan dengan kategori sangat layak, aspek
Kurikulum 2013 maka pendekatan tujuan pembelajaran sebesar 4,5 dengan
pembejaran yang digunakan adalah kategori sangat layak, aspek umpan balik
pendekatan saintifik. Kegiatan dan adaptasi sebesar 4,5 dengan kategori
pembelajaran mencakup 5 langkah, yaitu : sangat layak dan aspek motivasi sebesar
mengamati, menanya, mengumpulkan 5 dengan kategori sangat layak. Dengan
informasi, mengolah informasi dan demikian, nilai rata-rata validitas isi materi
menarik kesimpulan (Kemendikbud, dengan instrumen LORI sebesar 4,69
2014). Penerapan pendekatan saintifik dengan kategori sangat layak. Ini berarti
dapat meningkatkan kemampuan berpikir ditinjau dari validitas isi materi, e-LKPD
peserta didik, membentuk kemampuan yang dikembangkan terkategori sangat
dalam menyelesaikan masalah secara layak sehingga sangat layak digunakan.
sistematik, menciptakan kondisi Selanjutnya dilakukan analisis
pembelajaran supaya peserta didik validitas e-LKPD sebagai media
merasa bahwa belajar merupakan suatu pembelajaran. hasil analisis dapat
kebutuhan, melatih peserta didik dalam disajikan sebagai berikut.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 305


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

Tabel 4. Hasil Uji Validasi Media dilakukan secara hati-hati dan detail agar
No. Aspek Nilai Kategori e-LKPD tepat sasaran. Aktivitas
1. Desain 4,5 Sangat Layak pembelajaran dirancang untuk
Presentasi memfasilitasi siswa mencapai HOTS. Hal
2. Interaksi 4,67 Sangat Layak ini direalisasikan dengan menggunakan
Pengguna pendekatan saintifik. Menurut Hosnan
3. Aksebilitas 4,75 Sangat Layak (2014), pendekatan saintifik
4. Penggunaan 5 Sangat Layak memungkinkan siswa aktif mengkonstruksi
Kembali pengethuannya, melatih kemampuan
5. Memenuhi 5 Sangat Layak berpikir dan mengasimilasi dan
standar mengakomodasi konsep, hukum, dan
Rata-rata 4,78 Sangat Layak prinsip.
Selanjutnya, sistem penilaian yang
Berdasarkan Tabel 4 maka dapat digunakan dalam e-LKPD sudah berada
diketahui aspek desian mendapat nilai 4,5 pada C4, C5 dan C6. Menurut Anderson
dengan kategori sangat layak, aspek dan Krathwohl (2001), level C4, C5 dan
interaksi pengguna mendapat nilai 4,67 C6 adalah kemampuan berpikir tingkat
dengan kategori sangat layak, aspek tinggi. Ini berarti sitstem penilaian dalam
aksebilitas mendapat nilai 4,75 dengan e-LKPD yang dikembangkan sudah
kategori sangat layak, aspek penggunaan HOTS. Dengan demikian, siswa harus
kembali mendapat nilai 5 dengan kategori siap untuk berpikir kritis, logis, reflektif,
sangat layak dan aspek memenuhi metakognitif, dan kreatif dalam menjawab
standar mendapat nilai 5 dengan kategori soal-soal yang ada dalam e-LKPD (King et
sangat layak. Secara umum, nilai rata-rata al, 2010).
aspek media adalah sebesar 4,78 dengan E-LKPD juga terkategori sangat valid
kategori sangat layak. dalam hal kesesuaian dengan
Hasil ini menunjukan bahwa e-LKPD karakteristiks siswa. Menurut Jatmika
sudah ideal sesuai dengan kriteria atau (2005), anak sekolah dasar senang pada
mengukur yang hendak diukur baik dari sesuatu yang dinamis atau bergerak dan
segi materi dan media pembelajaran cenderung menyukai beragam aktivitas.
(Suryabrata, 2000). Dari segi materi Dalam e-LKPD, hal ini direalisasikan
pelajaran yang terkandung dalam e-LKPD, dengan menyajikan materi pelajaran
Ada 10 materi yang teridentifikasi. Hasil dalam bentuk video dan gambar-gambar
perhitungan menunjukan semua ahli yang berhubungan dengan materi
menyatakan semua materi relevan dengan pelajaran. Selain itu, pendekatan saintifik
tema dan isi e-LKPD. Ini berarti materi yang digunakan memberikan beragam
dalam e-LKPD layak digunakan dalam e- aktivitas dan pengalaman belajar bagi
LKPD mengingat validator sudah siswa. Hal ini tentu tidak membuat mereka
menyatakan valid (Ahmad dkk, 2018). merasa bosan selama belajar.
Validitas selanjutnya yang diukur Dalam hal, memberikan umpan
adalah validitas isi e-LKPD. Ada empat balik, e-LKPD terkategori sangat valid. Ini
aspek yang dinilai, yaitu: kualitas isi, menunjukan bahwa e-LKPD dapat
tujuan pembelajaran, umpan balik dan memberikan umpan balik bagi proses
motivasi. Kualitas isi e-LKPD terkategori belajar siswa. Sadiman (2010)
sangat valid. Ini menunjukan materi yang menyatakan beragam retensi belajar
ada didalamnya sudah sesuai dengan siswa dalam menyerap dan memahami
tuntutan kurikulum. Selain itu, penyajian konten pembelajaran yang
keseimbangan ide-ide juga disusun menyebabkan desain pembelajaran harus
dengan baik dengan memvariasikan dirancang semenarik mungkin agar ada
penggunaan gambar, video dan kata-kata. balikan dari siswa. penyajian e-LKPD yang
Tujuan pembelajaran juga sesuai karakteristik siswa ternyata mampu
terkategori sangat valid yang berarti sudah membuat siswa aktif bertanya kepada
sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam guru tentang pelajaran.
perumusan tujuan pembelajaran, sudah

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 306


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

E-LKPD juga terbukti valid dalam Sementara formatnya yang lain guru harus
memotivasi siswa belajar. Ariana (2010) berusaha menyesuikannya. Pengguna
mengatakan bahwa pembelajaran atau guru juga dapat memodifikasinya
menggunakan multimedia akan lebih dengan menambahkan sistem penilaian
menarik, interaktif, jumah waktu mengajar yang lain. Sepanjang e-LKPD yang
dengan ceramah dapat dikurangi. Sikap, disusun sesuai dengan standar yang
perhatian belajar siswa ditingkatkan dan ditetapkan.
dipusatkan, serta kualitas belajar dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
termotivasi. Di tengah derasnya penelitian yang dilakukan oleh
perkembangan dunia digital, tentu harus Muzayyanah, Wijayanti dan Ardiyanto
dapat dioptimalkan oleh guru sebagai (2020). Hasil uji kevalidan mendapatkan
media pembelajaran agar pembelajaran skor ratarata persentase keidealan dari
menjadi menarik dan interaktif bagi siswa. ahli media 85,66% dengan kriteria “sangat
E-LKPD adalah media pembelajaran layak” dan dari skor rata-rata persentase
untukmembantu siswa belajar. Sebagai keidealan dari ahli materi sebesar 85,75%
media pembelajaran, e-LKPD berbasis dengan kriteria “sangat layak”. Sedangkan
HOTS yang dikembangkan terkategori uji kepraktisan mendapat skor persentase
sangat valid. Kelima indikator yang keidealan hasil respon guru sebesar
dikembangkan (desain presentasi, 91,50% dengan kriteria “sangat layak” dan
interaksi penggunaan, aksesebilitas, dari skor rata-rata persentase keidealan
penggunaan kembali dan memenuhi hasil respon siswa sebesar 93,41%
standar) juga terkategori sangat valid. Ini dengan kriteria “sangat layak”. Dapat
berarti e-LKPD sangat layak digunakan disimpulkan bahwa lembar kerja peserta
sebagai media pembelajaran. didik yang dikembangkan oleh peneliti
Dilihat dari desain, e-LKPD valid dan praktis digunakan untuk siswa
mengkombinasikan video, gambar dan kelas IV sekolah dasar.
narasi berupa kata-kata. Hal ini membuat Hasil penelitian lain adalah yang
siswa menjadi tertarik dalam dilakukan oleh Khairani, Susi dan Arlina
penggunaannya. Selain itu, dengan (2021). Berdasarkan hasil validasi,
mengembangkannya secara elektronik, pengembangan lembar kerja peserta didik
tentu menghemat waktu guru berbasis Higher Order Thinking Skill
menjelaskan. Hal ini karena materi sudah (HOTS) pada pembelajaran matematika
dijelaskan secara langsung dalam bentuk untuk kelas IV SD dihasilkan memenuhi
video. kriteria valid dengan persentase penilaian
Dalam hal interaksi pengguna, e- sebesar 83%. Jadi, dapat disimpulkan
LKPD dilengkapi dengan petunjuk agar bahwa lembar kerja peserta didik berbasis
mudah menjalankan e-LKPD. Selain itu, Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada
aplikasi yang digunakan juga tidak terlalu pembelajaran matematika untuk kelas IV
berat dan maudah diakses. Hal ini SD valid digunakan sebagai salah satu
menyebabkan siswa dapat menggunakan bahan ajar pembelajaran.
smartphone untuk mengaksesnya karena
ukuran dile yang tidak besar. Sementara 3. Kepraktisan E-LKPD berbasis
itu, tampilan fitur-fitur lain dibuat dengan HOTS
sangat jelas, seperti langkah-langkah Uji kepraktisan e-LKPD melibatkan 3
pembelajaran. Hal ini terkait juga dengan guru kelas IV. Hasilnya dapat disajikan
aksesabilitas. Dengan menggunakan sebagai berikut.
liveworksheet tentu mudah diakses oleh
siswa sekolah dasar. Tabel 5. Hasil Uji Kepraktisan
E-LKPD juga terkategori sangat valid No Aspek Nilai Kategori
pada aspek penggunaan kembali. E-LKPD 1 Kemudahan 4,67 Sangat Praktis
dapat diadaptasikan pada tema-tema yang 2 Kegunaan 4,4 Sangat Praktis
lain. Guru hanya perlu menyesuikan 3 Daya Tarik 4,47 Sangat Praktis
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran Rata-rata 4,51 Sangat Praktis
dan jenis asesmen yang digunakan.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 307


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

Berdasarkan Tabel 5 maka dapat karakteristiks anak sekolah dasar. Ini


diketahui aspek kemudahan mendapat bertujuan agar pembelajaran tidak terlalu
nilai 4,67 dengan kategori sangat praktis, berat bagi siswa yang justru menyebabkan
aspek kegunaan mendapat nilai 4,4 siswa malas menggunakan e-LKPD.
dengan kategori sangat praktis dan aspek Dengan demikian, e-LKPD berbasis
daya tarik mendapatkan nilai 4,47 dengan HOTS yang dikembangkan sudah layak
kategori sangat praktis. Secara umum nilai digunakan karena bersifat praktis. Menurut
rata-rata kepraktisan e-LKPD adalah 4,51 Kumalasari (2018), media yang praktis
dengan kategori sangat praktis. dapat memberikan suasana baru,
Hasil uji kepraktisan menunjukan meningkatkan motivasi belajar siswa,
bahwa e-LKPD yang dikembangkan memberikan wawasan yang lebih luas dan
terkategori sangat praktis. Secara spesifik, mempermudah pemahaman siswa
aspek kemudahan, kegunaan dan daya terhadap materi. Ini menunjukan hal yang
tarik juga terkategori sangat praktis. Hasil praktis bagi pengguna membawa dampak
ini menunjukan guru tidak mengalami yang positif.
kesulitan atau hambatan dalam Hasil penelitian ini sejalan dengan
menerapkannya. Nieveen (1999) penelitian yang dilakukan oleh Purwasi
menyatakan kepraktisan dapat dilihat dari dan Fitriyana (2020). Berdasarkan hasil
pengguna produk. Dalam konteks penilaian validasi diperoleh skor rata-rata,
ini,produk digunakan oleh guru. yaitu aspek materi sebesar 3,73 dengan
Dalam hal kemudahan, e-LKPD kategori valid, aspek konstruksi/media
berbasis HOTS yang dikembangkan sebesar 4,28 dengan kategori sangat valid
mudah diterapkan bagi para guru. hal ini dan aspek bahasa sebesar 4,06 dengan
karena dibuat sederhana lengkap dengan kategori valid. Hasil penilaian kepraktisan
petunjuknya. Penerapan e-LKPD juga siswa diperoleh skor rata-rata sebesar
tidak memerlukan waktu yang lama dan 4,15 dengan kategori praktis dan
tenaga yang banyak. Guru hanya meminta kepraktisan guru sebesar 3,60 dengan
siswa mengakses situs yang diberikan kategori praktis. Selanjutnya, hasil
untuk menjalankan e-LKPD. Guru hanya penilaian keefektifan melalui tes HOTS
memantau hasil belajar siswa saja yang menunjukkan persentase ketuntasan
mereka lakukan dengan menjawab soal secara klasikal sebesar 86,7% dan respon
yang ada. Selain itu, e-LKPD dilengkapi siswa menunjukkan respon positif
sistem penilaian dengan rubrik terhadap LKPD.
penilaiannya. Penelitian lain yang mendukung
Dalam hal kegunaan, e-LKPD tentu adalah Khotimah dan Sari (2020). Hasil
membantu guru melaksanaan proses dari uji kevalidan menunjukkan bahwa
pembelajaran yang inovatif. Apalagi di LKPD berbasis HOTS memenuhi kriteria
tengah suasana pandemi seperti saat ini. kevalidan dengan skor 3,385. Hasil dari uji
Menggunakan LKPD berbasis elektronik kepraktisan menunjukkan bahwa LKPD
tentu memudahkan guru mengajar dan berbasis HOTS memenuhi kriteria
tentunya juga siswa dalam belajar. kepraktisan dengan skor 3,288.
Dengan menggunakan e-LKPD tentu Berdasarkan hasil kevalidan dan
sesuai dengan tuntutan jaman dan materi kepraktisan dapat disimpulkan bahwa
yang diajarkan dalam e-LKPD sudah LKPD berbasis HOTS pada materi SPLDV
disesuikan dengan permasalahan saat ini. menggunakan konteks lingkungan layak
Hal ini tentu membuat e-LKPD semakin digunakan dalam pembelajaran.
berguna bagi peserta didik dan guru.
Dalam hal daya tarik, e-LKPD 4. Efektivitas E-LKPD berbasis HOTS
dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa Hasil uji efektivitas menunjukan
dan karakteristik siswa. Gambar-gambar bahwa e-LKPD berbasis HOTS yang
yang disajikan mampu memancing rasa dikembangkan terkategori sangat efektif.
ingin tahu siswa karena memang dekat Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang
dengan kehidupan sehari-hari siswa. didapat siswa sebesar 83,67 dengan
Materi pelajaran juga dirancang sesuai ketuntasan 90%. Nilai ini lebih tinggi dari

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 308


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

KKM yang ditetapkan sebesar 70 dan terhadap LKPD. Hasil penilaian tes
ketuntasan klasikal sebesar 85%. menunjukkan rata-rata pretes diperoleh
Hasil ini menunjukan bahwa 30,76, sedangkan postes diperoleh 74,09.
kemampuan berpikir tinggi siswa sudah Artinya, terdapat peningkatan rata-rata
terbentuk melalui penerapan e-LKPD nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dari
berbasis HOTS. Pengembangan e-LKPD pretes ke postes dalam ujicoba lapangan.
secara ideal dan mempertimbangkan
karakteristiks siswa mampu membentuk PENUTUP
kemampuan HOTS siswa. efektivitas e- Berdasarkan hasil analisis secara
LKPD ini tidak terlepas dari karakteristiks deskriptif maka ada empat simpulan yang
e-LKPD. dibuat,yaitu : a) karakteristiks e-LKPD
Pada aktivitas pembelajaran, e- mencakup 5 bagian, yaitu : komponen,
LKPD menerapkan pendekatan saintifik. tampilan, materi, aktivitas pembelajaran
Dengan menerapkan pendakatan saintifik dan sistem penilaiannya, b) e-LKPDyang
maka proses pembelajaran membuat dikembangkan terkategori sangat valid
pembelajar secara aktif mengonstruk baik dari materi maupaun sebagai media
konsep, hukum atau prinsip melalui pembelajaran, c) e-LKPD yang
tahapan-tahapan mengamati (untuk dikembangkan bersifat sangat praktis dan
mengidentifikasi atau menemukan d) e-LKPD yang dikembangkan sangat
masalah), merumuskan masalah, efektif.
merumuskan hipotesis, mengumpulkan Berdasarkan simpulan maka ada
data dengan berbagai teknik, saran-saran yang diberikan kepada guru
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan kepala sekolah. Guru sekolah dasar
dan mengomunikasikan konsep, hukum kelas IV disarankan untuk menggunakan
atau prinsip yang ditemukan (Karar dan e-LKPD yang dikembangkan khususnya
Yenice, 2012). Hal ini tentu memfasilitasi untuk tema “cita-citaku”. Hal ini karena e-
siswa berpikir tingkat tinggi karena proses LKPD yang dikembangkan sudah terbukti
yang dijalani siswa. valid, praktis dan efektif. Guru juga dapat
Karakteristiks e-LKPD yang menambahkan latihan soal dalam bentuk
dikembangkan juga disesuaikan dengan essay jika dirasakan penilaian dalam e-
karakteristiks siswa sekolah dasar. LKPD masih kurang. Selain itu, guru juga
Menurut Heruman (2013), peserta didik disarankan untuk dapat memahami e-
sekolah dasar (SD) umumnya berkisar LKPD dengan baik sehingga dalam
antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 penerapannya tidak menemui halangan.
tahun, mereka berada pada fase Kepala sekolah disarankan untuk aktif
operasional konkret. Kemampuan yang memotivasi guru mengembangkan e-
tampak pada fase ini adalah kemampuan LKPD berbasis HOTS. Bila perlu, kepala
dalam proses berpikir untuk sekolah mengundang ahli dari instansi
mengoperasikan kaidah-kaidahlogika, terkait untuk membimbing guru
meskipun masih terikat dengan objek yang mengembangkan e-LKPD berbasis HOTS.
bersifat konkret. Objek konkret tersebut Hal ini sebagai upaya untuk
yang dapat ditangkap oleh panca indra. merealisasikan tujuan Kurikulum 2013
Penggunaan media video dan gambar edisi revisi 2017.
dalam e-LKPD mampu membuat siswa
mengembangkan pemikiran tingkat DAFTAR RUJUKAN
tingginya karena sesuai dengan karakter Ahmad, dkk. (2018). Studi Tentang
mereka. Prestasi Belajar Siswa Dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan Berbagai Aspek Dan Faktor Yang
penelitian yang dilakukan oleh Purwasi Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
dan Fitriyana (2020). hasil penilaian Pendidikan. 2(2) : 115-123
keefektifan melalui tes HOTS
Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. 2001.
menunjukkan persentase ketuntasan
secara klasikal sebesar 86,7% dan respon A Taxonomy for Learning, Teaching,
siswa menunjukkan respon positif and Assesing;A revision of Bloom’s
Taxonomy of Education Objectives.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 309


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

New York: Addison Wesley Lonman Peserta Didik Berbasis Higher Order
Inc Thinking Skills (HOTS)
Menggunakan Konteks Lingkungan.
Darmojo, Hendro dan Kaligis, Jenny R.E.
Jurnal Aksioma: Jurnal Program
1993. Pendidikan IPA 2.Jakarta:
Studi Pendidikan Matematika, Vol
Depdikbud.
9(3), hal. 761–775.
Dewi, T. N. C dan Susilowibowo, J. 2016.
King,F., Goodson, L., & Rohani, F. (2011).
Pengembangan LKS dalam Rangka
Higher Order Thinking Skills:
Menunjang Pembelajaran Berbasis
Assessment and Evaluation.
Scientific Approach pada Materi
California, USA: Center for
Laporan Keuangan Perusahaan
Advandcement of Learning and
Jasa. Jurnal Pendidikan, Vol 4(3),
Assessment.
hal, 1–6.
Kumalasari, Maharani Putri. 2018.
Dinni, H., 2018. “HOTS (High Order
Kepraktisan Penggunaan Multimedia
Thinking Skills) dan Kaitannya
Interaktif pada Pembelajaran
dengan Kemampuan Literasi
Tematik Kelas IV SD. Jurnal Bidang
Matematika.”PRISMA, Prosiding
Pendidikan Dasar (JBPD), 2(1), 1-11
Seminar Nasional Matematika. 1,
170-176. Hamalik, Oemar. 2001. Musfiqi, S dan Jailani, J. 2014.
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pengembangan Bahan Ajar
Bumi Aksara Matematika yang Berorientasi pada
Karakter dan Higher Order Thinking
Heruman, 2013. Model Pembelajaran
Skill (HOTS). Tersedia pada
Matematika di Sekolah Dasar.
https://journal.uny.ac.id/index.php/py
Bandung: PT REMAJA
thagoras/article/view/9063
ROSDAKARYA.
Muzayyanah,A., Wijayanti, A dan
Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan
Ardiyanto,A. 2020. Pengembangan
Kontekstual dalam Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tematik Berbasis HOTS (Higher
Jatmika H. 2005. Pemanfaatan Media Order Thinking Skill) Kelas IV
Visual dalam Menunjang Sekolah Dasar. Tersedia pada
Pembelajaran Pendidikan Jasmani https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.p
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan hp/JPM/article/view/1961
Jasmani Indonesia.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach
Karar, E. E dan Yenice, N. 2012. The Product Quality. Dalam Plomp, T;
Investigation of Scientific Process Nieveen, N; Gustafson, K; Branch,
Skill Level of Elementary Education R.M; dan van den Akker, J (eds).
8th Grade Students in View of Design Approaches and Tools in
Demographic Features. Procedia Education and Training. London:
Social and Behavioral Sciences, 46, Kluwer Academic Publisher.
3885–3889.
Nurjanah, Lia Adisa., Arcana, I Nyoman
Khairani, Khairani., Susi, Herawati and dan Rhosyida, Nelly. 2019.
Arlina, Yuza. 2021. Pengembangan Pengembangan Lembar Kegiatan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Peserta Didik Berbasis Higher Order
Berbasis Higher Order Thinking Skill Thinking Skills pada Materi Skala
(Hots) Pada Pembelajaran Kelas V Sekolah Dasar. Trihayu, Vol
Matematika Materi Pengukuran 5(3), hal. 646-654
Sudut Untuk Peserta Didik Kelas IV
Prastowo, Andi. 2014. Pengebangan
SD N 20 Kurao Pagang. Repository
Bahan Ajar Tematik Tinjauan
Universitas Bung Hatta.
Teoritis Dan Praktik. Jakarta :
Khotimah, R. P dan Sari, M. C. P. 2020. Kencana.
Pengembangan Lembar Kerja

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 310


Vol. 5 No 2, Agustus 2021
ISSN: 2613-9553

Purwasi, Lucy Asri dan Fitriyana, Nur.


2020. Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Aksioma, Vol 9(4), hal. 894-908
Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan.
Jakarta : Rajawali Pers
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo
Suryabrata, Sumadi. 2000. Metode
Penelitian. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Suyanto, Slamet,dkk. 2011. Lembar Kerja
Siswa (LKS).Prosiding Seminar
Pembekalan guru daerah terluar,
terluar, dan tertinggal Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Teti dan Hamdu, Ghullam. 2018.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Hots Berdasarkan
Taksonomi Bloom di Sekolah Dasar.
Pedadidaktika, Vol 5(3), hal. 45-58
Trianto. (2010). Mendesain Model-Model
Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: CV Pustaka Cendekia
Utama.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 311

Anda mungkin juga menyukai