Makalah Teori Perkembangan Peserta Didik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Suparjo Adi Suwarno, M.Pd

Disusun oleh :

Uswatul Hasanah 221E10437

Yayus Lana Putri 221E10438

Rifatul Umamah 221E10434

Muhammad faizin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN ( FKIP )

UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO

KELAS BONDOWOSO

2022
Page | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmad dan
hidayahnya sehingga penulisan makalah: “ Teori perkembangan Peserta Didik “
yang diampu oleh dosen Suparjo Adi Suwarno, M.Pd, dapat kami selesaikan.

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik.


Sejumlah sumber kami gunakan untuk membantu kami dalam memahami
beberapa teori perkembangan Peserta didik . Terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam menyukseskan penyusunan makalah ini. Dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola pikir yang baik dan
benar.

Demikianlah makalah ini kami susun, kami mohon maaf atas segala
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Bondowoso, 14 Oktober 2022

Kelompok 1

Page | 2
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………… 1
Daftar Isi ………………………………………………………………….. 2

Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………… 3
Bab II Pembahasan..……………………………………………………..... 5
A. Pengertian Teori perkembangan…………………………………… 5
B. Teori-Teori Perkembangan………………………………………… 5
Bab III Penutup…………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan………………………………………………………… 12
B. Kritik dan Saran……………………………………………………. 12
Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 13

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hukum tertentu akan menjadi pandangan yang
berlaku umum kemudian disebut sebagai teori. Suatu teori harus memenuhi syarat-syarat
formal (Miller,1989) yaitu :
1. Teori harus masuk akal (logis); didalamnya konsisten artinya tidak ada pernyataan-
pernyataan yang saling bertentangan.
2. Teori secara empiris harus masuk akal; artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang
saling berlawanan.
3. Teori harus diuji dan bersifat hemat; artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa
konstruk,proposisi.
4. Teori harus mempunyai cakupan ilmu yang cukup luas dan mampu mengintegrasikan
peneliti terdahulu.
Sebuah teori merupakan kumpulan ide yang logis dan saling berhubungan yang
membantu memberi penjelasan dan membuat prediksi.
Sebagai salah satu bidang dari psikologi dan sebagai ilmu, psikologi perkembangan
memiliki teori-teori yang ada sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan
untuk memahami perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu atau
zaman.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dari teori psikoanalitis?
2. Apa yang dimaksud dari teori kognitif?
3. Apa itu teori behavioral dan belajar sosial?
4. Apa yang dimaksud teori ethologi?
5. Apa yang dimaksud dari teori ekologis kontekstual?
6. Apa yang dimaksud dari teori eklektik?

Page | 4
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian perkembangan.
2. Mengetahui teori psikoanalitis
3. Mengetahui teori kognitif.
4. Mengetahui teori behavioral dan belajar sosial.
5. Mengetahui teori ethologi
6. Mengetahui teori ekologis kontekstual
7. Dan Mengetahui teori eklektik.

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEORI PERKEMBANGAN
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi mental
manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang
kematian. Teori perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan diri seorang individu,
kalau baik perkembangan baiklah individu tersebut. Dengan mempelajari perkembangan
masa hidup maka kita akan mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan dan
persoalan-persoalan komtemporer alam perkembangan masa hidup kita sebagai manusia.
Seperti bagaimana karakteristik manusia pada usia anak-anak awal dan persoalan apa
sajakah yang berkaitan dengan usia anak-anak awal.
Keberagaman teori menyebabkan pemahaman perkembangan masa hidup sebagai suatu
usaha yang menantang. Sama seperti ketika kita berpikir mengenai suatu teori yang
memiliki penjelasan benar tentang perkembangan masa hidup, teori lain muncul dan
menyebabkan kita memikirkan ulang kesimpulan sebelumnya. Ingat bahwa perkembangan
masa hidup adalah suatu topik yang kompleks, banayk wajah, dan tidak ada teori tunggal
yang dapat memperhitungkan semua aspeknya. Masing-masing teori menyumbangkan satu
potongan yang penting bagi teka-teki perkembangan masa hidup. Meskipun suatu teori
kadang-kadang tidak sejalan dengan aspek-aspek tertentu dari perkembangan masa hidup,
banyak informasi dalam teori itu saling melengkapi dan bukan saling bertentangan. Yang
secara bersama mengajak kita melihat bentangan total perkembanagn masa hidup.

B. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

1. TEORI PSIKOANALITIS
Bagi para teoritisi psikoanalitis, perkembangan pada dasarnya tidak disadari, yaitu
diluar kedasaran dan sangat diwarnai oleh emosi. Para teoritisi psikoanalitis yakin bahwa
perilaku semata-mata adalah suatau karakteristik permukaan dan untuk benar-benar
memahami perkembangan kita harus menganalisis makna simbolis perilaku (symbolic
meanings of behavior) dan kerja pikiran yang paling dalam (inner workings of the mind).
Para teoritisi psikoanalitis juga menekankan bahwa pengalaman-pengalaman sebelumnya
dengan orangtua secara ekstensif membentuk perkembangan kita.
a. Teori Freud
Freud(1856-1939) mengembangkan gagasan-gagasannya tentang teori
psikoanalitis dari pekerjaan dengan para pasien mental. Ia adalah seorang dokter medis
yang mengambil spesialisasi dalam bidang ilmu penyakit syaraf (neurology) .
Freud (1917) yakin bahwa kepribadian memiliki tiga struktur, yaitu :

Page | 6
 Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas naluri (instinct), yang merupakan
gudang energi psikis individu. Dalam pandangan Freud, id tidak sadar secara total;
id tidak memiliki kontak dengan realitas.
 Ego adalah struktur kepribadian menerut Freud yang berurusan dengan tuntutan
realitas. Ego disebut ” badan pelaksana (executive branch)” kepribadian, karena ego
membuat keputusan-keputusan rasional.
 Superego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral
kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah.
Anggaplah superego sebagai hati nurani (consience) kita.

Ingat bahwa Freud melihat kepribadian seperti suatu gunung es; kebanyakan
kepribadian terdapat dibawah tingkat kesadaran kita, sama seperti bagian terbesar dari
gunung es yang terdapat di bawah permukaan air. Cara ego mengatasi konflik antara
tuntutannya atas realitas, keinginan id, dan hambatan superego, ialah:
 Mekanisme pertahanan (defense mechanisms) , istilah psikoanalitis bagi metode
ketidaksadaran, ego membelokkan atau mendistorsi realitas, dengan demikian
melindunginya dari kecemasan.
 Represi (repression), menurut Freud, ialah mekanisme pertahanan yang paling
kuat dan paling meresap (the most powerful and pervasive); represi bekerja
menolak dorongan-dorongan id yang tidak diinginkan diluar kesadaran dan kembali
ke pikiran tidak sadar.

Freud yakin bahwa kita melampaui lima tahap perkembangan psikoseksual dan
bahwa pada setiap tahap perkembangan tersebut kita mengalami kenikmatan pada satu
bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh yang lain. Tahapannya ialah :

 Tahap mulut (oral stage) ialah tahap pertama kepribadian Freud, yang berlangsung
selama 18 bulan pertama kehidupan, dalam mana kenikmatan bayi berpusat
disekitar mulut.
 Tahap lubang anus ( anal stage ) ialah tahap kedua kepribadian Freud, yang
berlangsung antar usia 1 dan 3 tahun, dalam mana kenikmatan terbesar anak meliputi
lubang anus atau fungsi pengeluaran/pembersihan yang diasosiasikan dengannya.
 Tahap alat kelamin (phallic stage) ialah tahap ketiga kepribadian Freud, yang
berlangsung antar usia 3 dan 6 tahun.
 Tahap laten/tersembunyi (latency stage) ialah tahap keempat kepribadian Freud,
yang berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas; anak menekan
semua minat terhadap seks dan mengembangkanketerampilan sosial dan intelektual.
 Tahap kemaluan (genital stage) ialah tahap kelima dan terakhir kepribadian Freud,
yang berawal dari masa pubertas dan seterusnya. Tahap kemaluan adalah suatau
masakebangkitan seksual; sumber kenikmatan seksual sekarang menjadi seseorang
yang berada di luar keluarga.

Page | 7
b. Teori Erikson
Erik Erikson (1902-1994) mengakui sumbangan Freud, tetapi yakin bahwa Freud
salah menilai beberapa dimensi penting pertambangan manusia. Di satu pihak, Erikson
(1950, 1968) mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap-tahap psikososial
(psychosocial stages) , yang berbeda dengan tahap-tahap psikoseksual (psychosexcual
stages) Freud. Di pihak lain, Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang
siklus kehidupan manusia, sementara Freud berpendapat bahwa kepripadian dasar kita
dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan. Dalam teori Erikson, delapan tahap
perkembangan terbentang ketika ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing
tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan
suatu krisis yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi
suatu titik balik peningkatan kerentanan (vulnerability) dan peningkatan potensi, semakin
berhasil individu mengatasi krisis, akansemakin sehat perkembangan mereka.

 Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust) ialah tahap psikososial


pertama menurut Erikson yang dialami dalam tahunpertama kehidupan. Suatu rasa
percaya menuntut perasaan nyaman secar fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta
kekuatiran akan masa depan.
 Otonomi dengan rasa malu dan keraguu-raguan ( autonomy versus shame and
doubt) ialah tahap perkembangan kedua menurut Erikson, yang berlangsung pada
akhir masa bayi dan masa bru mulai berjalan ( 1-3 tahun).
 Prakarsa dan rasa bersalah ( innitiative versus guilt) ialah tahap perkembangan
ketiga menrut Erikson, yang berlangsung selama tahun-tahun prasekolah.
 Tekun dan rasa rendah diri ( industry versus inferiority) ialah tahap
perkembangan keempat menurut Erikson,yang berlangsung kira-kira padatahun-
tahun sekolah dasar.
 Identitas dan kebingungan identitas ( identity versus identity confusion) ialah
tahp perkembangan kelima menurut Erikson, yang dialami individu selama tahun-
tahun masa remaja. Pada masa ini individu dihadapkan dengan penemuan siap
mereka, bagaimana mereka nantinya, dan ke mana mereka menuju dalam
kehidupannya.
 Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation) ialah tahap perkembangan
keenam menurut Ericson, yang dialami individu selama tahun-tahun awal masa
dewasa. Pada masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan
relasi intim dengan prang lain.
 Bangkit dan mandeg (generativity versus stagnation) ialah tahap perkembangan
ketujuh menurut Erikson, yang dialami individu selama pertengahan masa dewasa.
 Integritas dan kekecewaan (intergrity versus despair) ialah tahap perkembangan
kedelapan menurut Erikson, yang dialami individu selama akhir masa dewasa

Page | 8
.
2. TEORI KOGNITIF
Sementara teori-teori psikoanalitis menekankan pentingnya pikiran-pikiran tidak
sadar anak-anak, teori-teori kognitif menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori
kognitif yang pentiang yaitu:

a. Teori Pieget
Jean Piaget(1896-1980) menekankan bahwa anak-anak membangun secara aktif
dunia kognitif mereka sendiri.; informasi tidak sekedar dituangkan kedalam pikiran
mereka dari lingkungan. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka
untuk mencakup gagasan-gagsan baru, karena informasi tambahan memajukan
pemahaman.
Dalam pandangan Pieget, dua proses mendasari perkembangan individu, ialah :
pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita masuk akal, kita
menggorganisasikan pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalaman kita, dan
juga meyesuaikan pemikiran kita untuk meliput gagasan baru. Pieget (1954) yakin bahwa
kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu :
 Asimilasi (Assimilation) terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru
kedalam pengetahuan mereka yang sudah ada.
 Akomodasi (accomodation) terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan
informasi baru.

Pieget berpikir bahwa asimilasi dan akomodasi berlangsung sejak kehidupan bayi
yang masih sangat kecil. Bayi yang baru lahir secara refleks mengisap segala sesuatu
yang menyentuh bibirnya (asimilasi), tetapi setelah beberapa bulan pengalaman, mereka
membangun pemahaman mereka tentang dunia secara berbeda. Beberapa obyek, seperti
jari dan susu ibu, dapat diisap, dan obyek lain, seperti selimut yang berbulu halus
sebaiknya tidak diisap (akomodasi).

Pieget juga yajkin bahwa kita melampaui empat tahap dalam memahami dunia.
Tahapan tersebut ialah :

 Tahap sensorimotor (sensorimotor stage), yang berlangsung dari kelahiran-2


tahun, merupakan tahap pertama Pieget. Pada tahap ini, bayi membangun suatu
perkembangan tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-
pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan
motorik fisik- oleh karena itu istilahnya sensorimotor.
 Tahap praoperasional (preoperational stage), yang berlangsung kira-kira dari
usia 2-7 tahun, merupakan tahap kedua Pieget. Pada tahap ini, anak-anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.

Page | 9
 Tahap operasional kongkret (concrete operational stage), yang berlangsung
dari usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga Pieget. Pada tahap ini anak-anak
dapat melaksanakan operasi, dan penalaran logis menggantikan pemikiran
intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik
dan kongkret.
 Tahap operasional formal (formal operational stage), yang tampak dari usia
11-15 tahun, merupakan tahap keempat dan terakhir Pieget. Pada thap ini,
individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman kongkret dan
berpikir secara abstrak dan lebih logis.

b. Pendekatan Pemprosesan Informasi


Pendekatan pemprosesan informasi (information-processing approach)
berkaitan dengan bagaiman individu memproses informasi tentang dunia mereka-
bagaimana informasi masuk kedalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan
disebarkan, dan bagaiman informasi diambil kembali untuk melaksanakan kegiatan-
kigiatan yang kompleks seperti memecahkan masalah dan pikiran.
Kondisi bermula ketika informasi dari dunia dideteksi melalui proses sensor dan
presepsi. Kemudian informasi disimpan, disebarkan, dan didapatkan kembali melalui
proses memori.

3. TEORI PERILAKU DAN BELAJAR SOSIAL


Para behavioris (ahli perilaku) yakin bahwa kita seharusnya hanya menguji apa
yang dapat diamati dan diukur secara langsung. Kira-kira pada waktu yang sama ketika
Freud menginterpretasikan pikiran tidak sadar pasiennya sepanjang pengalaman masa
awal anak-anak, para behavioris seperti Ivan Pavlov dan John B. Watson melaksanakan
pengamatan rinci tentang perilaku dilingkungan laboratorium yang terkontrol. Diluar
tradisi teori perilaku (behavioral ) berkembang keyakinan bahwa perkembangan ialah
perilaku yang dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dengan lingkungan.
Kedua versi pendekatan perilaku yang menonjol ialah pandangan B.F. Skinner dan teori
belajar sosial.
a. Behaviorisme Skinner
Behaviorisme (behaviorism) menekan studi ilmiah tentang tanggapan perilaku
yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. Dalam behaviorisme Skinner,
pikiran, sadar, atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan
perkembangan. Bagi Skinner, perkembangan adalah perilaku.
Oleh karena para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering
berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan. Jelas bahwa pengalaman
yang disusun ulang dapat mengubah perkembangan.

Page | 10
b. Teori Belajar Sosial
Beberapa pakar psikologi yakin bahwa para behavioris pada dasarnya benar
ketika mereka mengatakan perkembangan dipelajari dan dipengaruhi secara kuat oleh
pengalaman-pengalaman lingkungan. Akan tetapi, mereka yakin bahwa Skinner bergerak
terlalu jauh dengan mengatakan bahwa kognisi tidak penting dalam memahami
perkembangan. Teori belajar sosial (social learning theory) ialah pandangan para
pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor kunci
dalam perkembangan.
Pakar psikologi Amerika Albert Bandura (1977,1986, 1989, 1991, 1994) dan
Walter Mischel(1973,1984) adalah arsitek utama teori belajar sosial versi kontemporer,
yang dinamakan teori belajar sosial kognitif (cognitive social learning theory) oleh
Mischel (1973). Bandura yakin kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh
orang lain. Para toeritisi belajar sosial juga berbeda dari pandangan behavioral Skinner
denganmenekankan bahwa kita dapat mengatur dan mengendalikan perilaku kita sendiri.
Model belajar dan perkembangan terbaru Bandura (19896,1989,1991) meliputi
perilaku, pribadi/orang, dan lingkungan yang bekerja secara interaktif.perilaku dapat
memb\pengaruhi kognisi atau sebaliknya, kegiatan kognisi seseorang dapat
mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapatengubah proses pemikiran orang,
dan seterusnya.
Seperti pendekatan behavioral Skinner, pendekatan belajar sosial menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian
ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak-- faktor-faktor
sosial dan kognitif yang mempengaruhi seperti apa anak-anak itu sendiri.

4. TEORI ETOLOGIS
Kepekaan terhadap jenis pengalaman yang berbeda berubah sepanjang siklus
kehidupan. Adanya atau tidak adanya pengalaman-pengalaman tertentu pada waktu
tertentu selama masa hidup mempengaruhi individu dengan baik diluar waktu
pengalaman-pengalaman itu pertama kali terjadi. Pakar etologi yakin bahwa kebanyakan
pakar psikologi meremehkan pentingnya kerangka waktu khusus ini pada awal
perkembangan dan peran yang kuat yang dimaikan evolusi dan landasan biologis dalam
perkembangan (Charlesworth, 1992; Hinde, 1992).
Etologi lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu
hewan Eropa. Khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi (ethology) menekankan
bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai
oleh periode yang penting atau peka.
Seperti para behavioris , para etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti.
Tidak seperti para behavioris, para etologis yakin bahwa laboratorium bukanlah setting
yang baik untuk mengamati perilaku; agaknya, mereka mengamati perilaku secara teliti
dalam lingkungan alamiahnya, di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit,
dan lain-lain.
Page | 11
5. TEORI EKOLOGIS
Berbeda dengan teori etologi, Urie Bonfenbrenner (1997) mengajukan suatu
pandangan lingkungan yang kuat tentang perkembangan yang sedang menerima
perhatian yang meningkat. Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan
sosiokultural Bonfenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem
lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial ( social
agents) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelia
sistem teori ekologi Bonfenbrenner ialah :
 Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bonfenbrenner ialah setting
dalam mana individu hidup. Konteks ini meliputi keluarga individu, teman-teman
sebaya, seolah, serta lingkungan. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling
langsung dengan agen-agen sosial berlangsung- misalnya dengan orangtua,
teman-teman sebaya, dan guru.
 Mesosistem (mesosystem) meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem
(microsystem) atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya adala
hubungan antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah, pelaman
sekolah dengan pengalaman keagamaan , dan pengalaman keluarga dengan
pengalaman teman sebaya.
 Eksosistem (exosystem) dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam
sentting sosial lain – dalam mana individu tidak memiliki peran yang aktif –
mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.
 Makrosistem (macrosystem) meliputi kebudayaan dimana individu hidup.
 Kronosistem (chronosystem) meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa lingkungan
dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.

6. ORIENTASI TEORI EKLEKTIS


Orientasi teori eklektis ( eclectic theoritical orientation ) tidak mengikuti
salah satu pendekatan teoretis, tetapi lebih memilih dan menggunakan semua yang
dianggap terbaik dari semua teori.

BAB III

Page | 12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi mental
manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang
kematian. Teori perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan diri seorang
individu, kalau baik perkembangan baiklah individu tersebut.
Teori perkembangan meliputi :
1. Teori Psikoanalitik
2. Teori Kognitif
3. Teori Behavioral dan Belajar Sosial
4. Teori Etologi
5. Teori Ekologi
6. Orientasi Teori Eklektik

B. SARAN
Kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk
menyempurnakan makalah ini.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John.W,1983,1986,1989,1992, 1995 ,LIFE-SPAN DEVELOPMENT:


PERKEMBANGAN MASA HIDUP, EDISI 5, JILID 1 : Jakarta

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai