BAKTERI I A Archaebacteria 1 Ciri Ciri A

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

X

Kurikulum 2006/2013

s
Kela
biologi
BAKTERI I

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang ciri-ciri, kelompok, dan manfaat Archaebacteria.
2. Memahami tentang ciri-ciri dan cara reproduksi bakteri.
3. Memahami tentang pengelompokan bakteri.
4. Memahami tentang cara hidup bakteri.
5. Memahami tentang peranan bakteri bagi kehidupan manusia.

A. Archaebacteria
1. Ciri-Ciri Archaebacteria
Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu archaio yang berarti kuno. Para
ahli beranggapan bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal yang ada di bumi.
Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrem, mirip dengan perkiraan lingkungan
kehidupan awal di bumi, misalnya sumber air panas atau telaga garam. Archaebacteria
memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut.
a. Dinding selnya tidak mengandung senyawa kimia peptidoglikan, tetapi tersusun
dari senyawa glikoprotein, polisakarida, dan protein.
b. Lemak penyusun membran selnya terdiri atas unit isopren dan ikatan eter.
c. RNA ribosomnya berupa metionin.
d. Inti selnya tidak memiliki membran sel atau disebut prokariotik.
e. Memiliki beberapa jenis RNA polimerase.
f. Pertumbuhannya tidak terhambat oleh antibiotik streptomisin dan kloramfenikol.
g. Lingkungan hidupnya adalah tempat-tempat ekstrem seperti lingkungan berkadar
garam tinggi, suhu tinggi, atau wilayah tanpa oksigen, namun penuh dengan
metana.
h. Melakukan reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan berganda,
pembentukan tunas, dan fragmentasi.

2. Kelompok Archaebacteria
Berdasarkan metabolisme dan ekologinya, Archaebacteria digolongkan menjadi tiga
kelompok, yaitu metanogen, halofilik (halofili ekstrem), dan termoasidofilik (termofili
ekstrem).
a. Metanogen
Metanogen adalah jenis Archaebacteria yang dapat membentuk gas metana (CH4)
dengan cara mereduksi CO2 menggunakan H2. Kelompok metanogen merupakan
anaerob kemosintetik, yaitu kelompok mikroorganisme yang tidak memerlukan
oksigen bebas dan dapat menyusun makanannya sendiri dengan sumber energi
kimia. Kelompok metanogen hidup di lumpur rawa dan tempat-tempat yang
kandungan oksigennya rendah. Kelompok metanogen memperoleh makanan
dengan cara membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang mati, lalu menghasilkan
metana. Contohnya Methanococcus, Methanobacterium, dan Methanomonas. Ada
juga anggota metanogen yang dapat bersimbiosis dengan rumen herbivor atau
saluran pencernaan rayap untuk membantu proses fermentasi selulosa. Contohnya,
Ruminococcus albus yang berperan menghidrolisis glukosa atau Succimonas
amylotica yang berperan menghidrolisis amilum. Kelompok metanogen berperan
sebagai dekomposer sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah
organik untuk memproduksi metana. Gas metana yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif.
Kelompok metanogen dapat hidup baik pada suhu lingkungan yang tinggi,
karena struktur DNA, protein, dan membran selnya sudah beradaptasi. Kelompok ini
dapat hidup dengan baik pada suhu 98oC dan akan mati pada suhu di bawah 84oC.

b. Halofilik (halofili ekstrem)


Halofilik berasal dari kata halo yang berarti garam dan philos yang berarti suka.
Halofilik bersifat heterotrof dan hidup di lingkungan berkadar garam tinggi seperti
di danau air asin dan Laut Mati. Halofilik melakukan respirasi secara aerob untuk
menghasilkan energi. Akan tetapi, ada juga yang dapat berfotosintesis dengan
bantuan pigmen bakteriorhodopsin, seperti Halobacterium.

2
c. Termoasidofilik (termofili ekstrem)
Termofili ekstrem disebut juga termoasidofilik karena dapat hidup di habitat bersuhu
tinggi dan bersifat asam. Umumnya, kelompok termoasidofilik dapat hidup pada
suhu optimum 60oC – 80oC, dengan pH 2 – 4. Kelompok termoasidofilik memiliki DNA
dengan komposisi pasangan basa nitrogen sitosin–guanin yang banyak sehingga
tahan panas. Contoh kelompok termoasidofilik adalah Sulfolobus. Kelompok ini
dapat hidup di mata air panas bersulfur Yellowstone National Park, Amerika Serikat.
Bakteri Sulfolobus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi sulfur.

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat pengelompokan Archaebacteria, gunakan
cara berikut.

MITA HANYA TEMAN

Maksudnya: Metanogen - halofilik - termoasidofilik.

3. Manfaat Archaebacteria
Manfaat Archaebacteria bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut.
a. Menghasilkan enzim yang dapat dicampurkan pada detergen untuk meningkatkan
kemampuan detergen pada suhu dan pH yang tinggi.
b. Dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya menguraikan tumpahan
minyak di laut.
c. Dapat digunakan untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif.
d. Menghasilkan enzim yang dapat mengubah pati jagung menjadi dekstrin dalam
industri makanan.

B. Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria disebut juga dengan bakteri atau bacteria. Eubacteria berasal dari bahasa
Yunani, yaitu eu yang berarti sejati atau sebenarnya. Adapun bakteri berasal dari kata
bakterion yang artinya batang kecil.

1. Ciri-Ciri Bakteri
Secara umum, bakteri memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Merupakan organisme mikroskopik dengan diameter 0,5 – 1 mikron dan panjangnya
1 – 20 mikron.

3
b. Memiliki dinding sel yang tersusun dari mukopolisakarida dan peptidoglikan.
c. Pada bakteri-bakteri tertentu, terutama bakteri yang bersifat patogen, bagian
terluar dari tubuhnya dilindungi oleh kapsul. Kapsul ini terbentuk dari lendir yang
disekresikan sendiri oleh bakteri.
d. Memiliki inti sel tanpa membran inti atau bersifat prokariotik.
e. Di dalam sitoplasma tidak terdapat organel seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, badan Golgi, atau vakuola. Akan tetapi, memiliki ribosom sebagai
tempat sintesis protein.
f. Memiliki DNA berbentuk sirkuler yang disebut plasmid.
g. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora
yang berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
h. Ada yang memiliki flagela sebagai alat gerak dan ada juga yang tidak memiliki
flagela.
i. Umumnya berkembang biak secara vegetatif.
j. Umumnya tidak berklorofil.

2. Struktur Sel Bakteri


Struktur tubuh bakteri terdiri atas bagian-bagian seperti kapsul atau lapisan lendir, dinding
sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, granula cadangan
makanan, vakuola gas, klorosom, flagela, dan pilus.
a. Kapsul atau lapisan lendir
Kapsul atau lapisan lendir merupakan lapisan terluar dari tubuh bakteri yang
berfungsi sebagai pelindung, menjaga sel dari kekeringan, atau membantu
pelekatan sel bakteri pada sel lain (substrat). Kapsul atau lapisan lendir disekresikan
oleh bakteri.
1.) Kapsul, jika berupa lapisan pelindung yang tebal. Biasanya kapsul dimiliki
oleh bakteri-bakteri patogen. Kapsul tersusun dari bahan glikoprotein. Bagi
bakteri patogen, kapsul berfungsi melindungi bakteri dari sistem antibodi yang
dikeluarkan oleh sel tubuh inang.
2.) Lapisan lendir, jika berupa lapisan pelindung yang tipis. Biasanya lapisan lendir
dimiliki oleh bakteri-bakteri saprofit. Lapisan lendir tersusun dari bahan air dan
polisakarida.

b. Dinding sel
Dinding sel merupakan pelindung bakteri yang tersusun dari bahan peptidoglikan,
yaitu gabungan antara protein dan polisakarida. Fungsi peptidoglikan adalah untuk

4
mempertahankan bentuk sel bakteri, melindungi sel, dan menjaga sel agar tidak
mudah pecah jika berada di lingkungan yang hipotonis. Namun, sel bakteri dapat
pecah jika berada di lingkungan yang hipertonis (mengalami plasmolisis). Ketebalan
lapisan peptidoglikan berpengaruh pada pewarnaan Gram. Bakteri Gram positif,
misalnya Propionibacterium memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan
bakteri Gram negatif, misalnya Azotobacter memiliki lapisan peptidoglikan yang
tipis.

c. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan pelindung yang tersusun dari bahan protein dan
fosfolipid. Membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu hanya dapat dilewati
oleh zat-zat tertentu. Fungsi membran sel adalah membungkus sitoplasma, tempat
pembentukan mesosom, dan mengatur pertukaran zat di dalam dan di luar sel.

d. Mesosom
Mesosom merupakan organel yang berasal dari penonjolan membran sel ke arah
sitoplasma. Fungsi mesosom adalah menghasilkan energi, membentuk dinding sel
baru saat pembelahan sel, dan menerima DNA saat konjugasi.

e. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan koloid yang mengandung molekul-molekul organik,
garam-garam mineral, DNA, klorosom, dan ribosom. Fungsi sitoplasma adalah
sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme sel.

f. DNA
DNA merupakan materi genetik di dalam sel bakteri. Terdapat dua macam DNA pada
bakteri, yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid).
1.) DNA kromosom berfungsi menentukan sebagian sifat-sifat metabolisme
bakteri. Pada bakteri, DNA kromosom berupa rantai ganda melingkar yang
terkumpul seperti serat kusut atau disebut region nukleoid.
2.) Plasmid merupakan DNA nonkromosom yang berbentuk sirkuler dan berukuran
lebih kecil dibandingkan dengan DNA kromosom. Plasmid dapat bereplikasi
tanpa kontrol DNA kromosom dan dapat dengan mudah ditransfer ke sel
bakteri lainnya saat terjadi konjugasi. Fungsi plasmid adalah menentukan sifat-
sifat tertentu, seperti sifat patogen, sifat fertilitas, atau sifat kekebalan terhadap
antibiotik.

g. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Ribosom tersebar di dalam sitoplasma.

5
h. Granula cadangan makanan
Granula cadangan makanan merupakan butiran-butiran berisi cadangan makanan
atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkan oleh bakteri. Contohnya, Thiospirillum
yang menghasilkan butiran-butiran belerang.

i. Vakuola gas
Vakuola gas merupakan organel yang berfungsi membantu sel-sel bakteri
mengapung di permukaan air. Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri fotosintetik.

j. Klorosom
Klorosom merupakan struktur lipatan di bawah membran sel yang berisi klorofil
dan pigmen fotosintetik lainnya. Klorosom hanya terdapat pada bakteri fotosintetik
seperti Chlorobium.

k. Flagela
Flagela merupakan alat gerak pada bakteri yang tersusun dari senyawa protein dan
terdapat di dinding sel.
l. Pilus atau fimbriae
Pilus atau fimbriae merupakan rambut-rambut yang berdiameter lebih kecil, lebih
kaku, dan lebih pendek daripada flagela. Pilus atau fimbriae terletak di sekitar dinding
sel. Fungsi pilus atau fimbriae adalah sebagai berikut.
1.) Membantu bakteri menempel pada media tempat hidupnya.
2.) Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya sehingga terjadi transfer DNA saat
proses konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut pilus seks.

Berikut ini adalah gambar struktur sel bakteri.

Gambar 1. Struktur sel bakteri

6
3. Cara Reproduksi Bakteri
Bakteri dapat melakukan reproduksi dengan dua cara, yaitu reproduksi aseksual dan
reproduksi seksual.
a. Reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner, yaitu pembelahan
dari satu sel menjadi dua sel. Pembelahan biner merupakan pembelahan amitosis,
karena terjadi secara langsung dan tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan sel.
Berikut ini adalah gambar pembelahan biner pada bakteri.

Gambar 2. Pembelahan biner pada bakteri

b. Reproduksi seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara rekombinasi gen melalui konjugasi,
transduksi, dan transformasi.
1.) Konjugasi
Konjugasi adalah reproduksi seksual dengan cara memindahkan materi
genetik secara langsung dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri lainnya melalui
jembatan konjugasi. Proses konjugasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
• Dua sel bakteri saling mendekat dan terbentuk struktur jembatan
penghubung di antara kedua sel.
• Terjadi transfer kromosom dan plasmid.
• Bakteri yang menerima transfer kromosom dan plasmid akan memiliki
materi genetik rekombinan.
• Bakteri yang memiliki materi genetik rekombinan akan memisahkan diri
sehingga terbentuk dua sel bakteri dengan sifat baru (rekombinan).

7
Contoh bakteri yang melakukan konjugasi adalah Salmonella typhi. Selain
dengan jembatan konjugasi, transfer materi genetik juga dapat dilakukan
melalui pilus seks, misalnya pada Escherichia coli.

2.) Transduksi
Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri yang diperantarai
oleh virus fag (bakteriofag). Virus fag temperat (virus yang dapat bereplikasi
secara litik dan lisogenik) merupakan virus yang paling cocok untuk melakukan
proses transduksi. Proses transduksi dapat dijelaskan sebagai berikut.
• Virus fag menginfeksi suatu bakteri sehingga virus mengandung DNA
bakteri tersebut.
• Virus fag yang mengandung DNA bakteri kemudian menginfeksi bakteri-
bakteri lain.
• Terjadi rekombinasi gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi virus fag.
• Terbentuk bakteri-bakteri rekombinan.
3.) Transformasi
Transformasi adalah rekombinasi gen dengan cara pemindahan secara
langsung sedikit materi genetik dari suatu bakteri ke bakteri lainnya tanpa
melalui jembatan konjugasi. Bakteri-bakteri yang dapat melakukan transformasi
secara langsung adalah bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus.
Contohnya Rhizobium, Neisseria, Bacillus, dan Pneumococcus.

Berikut ini adalah gambar cara reproduksi seksual pada bakteri.

Konjugasi Transduksi Transformasi


Gambar 3. Reproduksi seksual pada bakteri

8
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mempermudah dalam mengingat macam-macam reproduksi pada bakteri,
gunakan cara berikut.

BINTANG KOK TERNYATA TRANSPARAN

Maksudnya: Pembelahan biner – konjugasi – transduksi – transformasi

4. Pengelompokan Bakteri
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor, antara lain berdasarkan
perbandingan signature sequence, bentuk sel, karakteristik dinding sel, dan ada tidaknya
flagela.
a. Berdasarkan perbandingan signature sequence (urutan basa khas)
Berdasarkan perbandingan signature sequence (urutan basa khas) pada RNA
ribosom, bakteri dibagi menjadi 5 kelompok utama, yaitu Proteobacteria, bakteri
Gram positif, Spirochaeta, Cyanobacteria, dan Chlamydia.
1.) Proteobacteria
Proteobacteria merupakan kelompok bakteri yang beragam dan dapat
dibedakan menjadi tiga subkelompok, yaitu bakteri ungu, Proteobacteria
kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof.
• Bakteri ungu memiliki bakterioklorofil yang tersimpan di dalam membran
sel. Oleh karena itu, bakteri ini dapat melakukan fotosintesis. Bakteri
ungu ada yang bersifat fotoautotrof dan ada yang bersifat fotoheterotrof.
Sebagian besar bakteri ungu hidup sebagai organisme anaerob obligat
di lumpur, kolam, atau danau. Bakteri ini juga ada yang memiliki flagela,
seperti Chromatium.
• Proteobacteria kemoautotrof merupakan bakteri yang dapat
menyintesis makanannya sendiri menggunakan energi kimia.
Proteobacteria kemoautotrof ada yang hidup bebas dan ada
yang bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya, Rhizobium
leguminosarum yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan
membentuk bintil akar.
• Proteobacteria kemoheterotrof merupakan bakteri yang
membutuhkan zat organik sebagai sumber karbon dan energi.
Proteobacteria kemoheterotrof ada yang hidup di saluran pencernaan
seperti Escherichia coli dan ada pula yang bersifat patogen seperti
Salmonella typhi.

9
2.) Bakteri Gram positif
Bakteri Gram positif merupakan bakteri yang bersifat kemoheterotrof atau
fotoautotrof. Bakteri Gram positif ada yang dapat membentuk endospora
resisten seperti Bacillus sp. atau Clostridium sp., dan ada pula yang tidak
membentuk endospora seperti Mycoplasma sp. yang menyebabkan penyakit
paru-paru walking pneumonia pada manusia.
3.) Spirochaeta
Spirochaeta merupakan bakteri yang memiliki bentuk tubuh heliks
memanjang dan dapat bergerak. Spirochaeta ada yang hidup bebas dan ada
yang parasit. Contohnya, Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis) dan
Leptospira interrogans (penyebab penyakit leptospirosis).
4.) Cyanobacteria (ganggang hijau-biru)
Cyanobacteria merupakan bakteri yang memiliki klorofil seperti tumbuhan,
uniseluler atau multiseluler, memiliki dinding sel yang tebal dan mengandung
gelatin, serta memiliki sel khusus seperti heterokista, akinet, dan baeosit.
Cyanobacteria memiliki habitat di laut atau di air tawar. Contohnya, Anabaena sp.
yang mengikat nitrogen bebas dari udara.
5.) Chlamydia
Chlamydia merupakan bakteri yang berbeda dari bakteri lainnya karena
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. Selain itu, Chlamydia
merupakan bakteri dengan ukuran yang paling kecil. Chlamydia tergolong
bakteri Gram negatif dan hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan
manusia. Contohnya, Chlamydia trachomatis.

b. Berdasarkan bentuk selnya


Sel bakteri memiliki beberapa macam bentuk, seperti bulat (kokus), batang (basil),
bulat-batang (kokobasil), dan spiral (spirilum).
1.) Bentuk bulat (kokus)
Bakteri memiliki bentuk sel yang bulat seperti bola. Ada beberapa macam bentuk
bulat, yaitu monokokus, diplokokus, tetrakokus, stafilokokus, streptokokus, dan
sarkina.
• Monokokus merupakan bentuk bulat tunggal atau satu-satu. Contohnya,
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trakoma) dan Chlamydia
pneumoniae (penyebab infeksi saluran pernapasan).
• Diplokokus merupakan bentuk bulat bergandengan dua-dua. Contohnya,
Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kencing nanah).

10
• Tetrakokus merupakan bentuk bulat bergandengan empat-empat.
Contohnya, Micrococcus tetragenus.
• Stafilokokus merupakan bentuk bulat bergerombol seperti buah anggur.
Contohnya, Staphylococcus aureus (penyebab keracunan makanan dan
infeksi kulit).
• Streptokokus merupakan bentuk bulat bergandengan seperti rantai.
Contohnya, Streptococcus lactis (penyebab rasa asam pada susu).
• Sarkina merupakan bentuk bulat bergerombol seperti kubus. Contohnya,
Thiosarcina rosea (bakteri sulfur).
2.) Bentuk batang (basil)
Bakteri memiliki bentuk sel memanjang seperti batang. Ada beberapa macam
bentuk batang, yaitu monobasil, diplobasil, dan streptobasil.
• Monobasil merupakan bentuk batang yang tersusun satu-satu.
Contohnya Salmonella typhi (penyebab penyakit tipus) dan Escherichia
coli (bakteri usus).
• Diplobasil merupakan bentuk batang yang tersusun dua-dua. Contohnya,
Moraxella lacunata (penyebab katarak pada konjungtiva).
• Streptobasil merupakan bentuk batang yang tersusun seperti rantai
bergandengan panjang. Contohnya, Azotobacter sp. (bakteri pengikat
nitrogen bebas).
3.) Bentuk bulat-batang (kokobasil)
Bakteri memiliki bentuk sel antara bulat dan batang. Contohnya Coxiella
burnetii (penyebab demam Q).
4.) Bentuk spiral (spirilum)
Bakteri memiliki bentuk sel seperti spiral. Ada beberapa macam bentuk spiral,
yaitu spirilum, spiroseta, dan vibrio.
• Spirilum merupakan bentuk sel seperti spiral. Contohnya, Rhodospirillum
rubrum (bakteri fotosintetik yang memiliki pigmen merah dan hijau).
• Spiroseta merupakan bentuk sel seperti spiral ulir atau sekrup. Contohnya
Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis).
• Vibrio merupakan bentuk sel seperti koma. Contohnya, Vibrio cholera
(penyebab penyakit kolera).

11
Berikut ini adalah gambar beberapa bentuk sel bakteri.

Gambar 4. Beberapa bentuk sel bakteri

c. Berdasarkan karakteristik dinding selnya


Berdasarkan karakteristik dinding selnya, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1.) Bakteri Gram positif
Bakteri Gram positif adalah bakteri yang dinding selnya mengandung lapisan
peptidoglikan yang tebal sehingga menyerap warna violet dengan pewarnaan
Gram. Contohnya Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Clostridium,
Eubacterium, dan Staphylococcus.
2.) Bakteri Gram negatif
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya mengandung
lapisan peptidoglikan yang tipis sehingga menyerap warna merah dengan
pewarnaan Gram. Contohnya Rhizobium leguminosarum, Salmonella typhi,
Helicobacter pylori, Neisseria gonorrhoeae, dan Haemophilus influenzae. Lapisan
peptidoglikan yang tipis tersebut terletak di ruang periplasmik antara membran
plasma dan membran luar. Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih
berbahaya dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Hal ini disebabkan
bakteri Gram negatif memiliki membran luar pada dinding selnya yang
tersusun dari lipopolisakarida. Membran tersebut dapat melindungi bakteri
dari sistem pertahanan inang dan dapat menghalangi masuknya obat-obatan
antibiotik. Selain itu, membran luar dapat bersifat toksik bagi sel inang.

12
d. Berdasarkan ada tidaknya flagela
Berdasarkan ada tidaknya flagela, bakteri dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.) Bakteri atrik adalah bakteri yang tidak memiliki flagela. Contohnya, Escherichia
coli.
2.) Bakteri monotrik adalah bakteri yang memiliki satu flagela pada salah satu
ujung selnya. Contohnya, Pseudomonas aeruginosa.
3.) Bakteri lofotrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagela pada salah satu
ujung selnya. Contohnya, Pseudomonas fluorescens.
4.) Bakteri amfitrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagela pada kedua ujung
selnya. Contohnya, Aquaspirillum serpens.
5.) Bakteri peritrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagela yang tersebar di
seluruh permukaan dinding selnya. Contohnya, Salmonella typhi.

Berikut ini adalah gambar beberapa bakteri berdasarkan ada tidaknya flagela.

Atrik

Gambar 5. Beberapa bakteri berdasarkan ada tidaknya flagela

5. Cara Hidup Bakteri


Bakteri dapat hidup di berbagai habitat sesuai dengan cara hidupnya. Ada yang hidup
bebas, ada pula yang hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Bakteri yang hidup
bebas ada yang dapat menyusun makanannya sendiri (autotrof ) dan ada juga yang tidak

13
dapat menyusun makanannya sendiri (heterotrof ). Umumnya, bakteri dapat tumbuh
subur di lingkungan yang cenderung basah dan lembap, dengan suhu 25 – 37oC. Akan
tetapi, ada juga bakteri yang dapat hidup pada kondisi lingkungan ekstrem seperti asam,
basa, panas, dingin, asin, manis, ada oksigen, atau tanpa oksigen.
a. Bakteri aerob dan bakteri anaerob
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dapat dikelompokkan menjadi
bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat.
1.) Bakteri aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan
hidupnya. Jika tidak terdapat oksigen, bakteri akan mati. Oksigen diperlukan
untuk mengoksidasi glukosa atau zat organik lainnya seperti etanol menjadi CO2
dan energi. Energi yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan aktivitas
hidup seperti berkembang biak. Contoh bakteri aerob adalah bakteri nitrifikasi,
yaitu Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter, serta bakteri Thiobacillus
ferrooxidans, Acetobacter, dan Hydrogenomonas.
2.) Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup, baik dengan
oksigen atau tanpa oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif adalah Escherichia
coli, Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes.
3.) Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
dalam hidupnya. Jika ada oksigen, bakteri akan mati. Contoh bakteri
anaerob obligat adalah Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus),
Methanobacterium (penghasil gas metana), dan Bacteroides fragilis (penyebab
abses atau tumpukan nanah di usus).

b. Bakteri autotrof dan bakteri heterotrof


Dalam hidupnya, bakteri membutuhkan makanan. Berdasarkan cara mendapatkan
makanannya, bakteri dibedakan menjadi bakteri autotrof dan bakteri heterotrof.
1.) Bakteri autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri
dari senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri membutuhkan
sejumlah energi. Berdasarkan sumber energi yang digunakan, bakteri autotrof
dibedakan menjadi bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
• Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energinya, atau disebut fotosintesis. Bakteri-

14
bakteri ini memiliki pigmen-pigmen fotosintetik seperti pigmen hijau
(bakterioklorofil atau bakteriviridin), pigmen kuning (karoten), pigmen
ungu (bakteriopurpurin), dan pigmen merah (bakteriorhodopsin).
Contohnya, bakteri Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum yang berwarna
kemerahan dan tidak menghasilkan belerang, serta bakteri Thiocystis
dan Thiospirillum yang berwarna ungu kemerahan dan menghasilkan
belerang.
• Bakteri kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia
sebagai sumber energinya. Energi kimia ini berasal dari reaksi oksidasi
senyawa anorganik, seperti amonia (NH3), nitrit (NO2–), belerang (S), atau
FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof adalah Thiobacillus ferrooxidans
yang mengoksidasi besi, Nitrobacter yang mengoksidasi nitrit, atau
Methanomonas yang mengoksidasi metana.
Bakteri-bakteri yang mengoksidasi amonia, yaitu Nitrosomonas dan
Nitrosococcus, serta bakteri yang mengoksidasi nitrit yaitu Nitrobacter
disebut bakteri nitrifikasi. Sementara itu, bakteri yang mereduksi nitrat
menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia disebut bakteri denitrifikasi.
Contoh bakteri denitrifikasi adalah Pseudomonas, Beggiatoa, dan Bacillus.
2.) Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri, melainkan mendapatkan zat organik dari organisme lain. Bakteri
heterotrof dapat hidup sebagai saprofit (pengurai), parasit, atau membentuk
simbiosis mutualisme dengan organisme lain.
• Bakteri saprofit (pengurai)
Bakteri saprofit (pengurai) adalah bakteri yang mendapatkan
makanannya dengan cara menguraikan organisme yang telah mati
atau bahan organik lainnya. Kelompok bakteri ini berperan sebagai
dekomposer (pengurai) di alam. Bakteri saprofit dapat menguraikan
bangkai, tumbuhan yang mati, atau sampah. Bakteri saprofit ada yang
menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Contoh bakteri saprofit
yang menguntungkan adalah Escherichia coli yang menguraikan sisa-
sisa makanan di dalam usus besar manusia. Contoh bakteri saprofit yang
menguntungkan lainnya adalah Lactobacillus casei yang digunakan untuk
membuat keju. Sementara itu, contoh bakteri saprofit yang merugikan
adalah Clostridium botulinum yang dapat membusukkan makanan dalam
kaleng dan menghasilkan racun.

15
• Bakteri parasit
Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanannya dari
organisme lain yang ditumpanginya. Bakteri parasit umumnya adalah
bakteri patogen, yaitu bakteri yang dapat menyebabkan sakit bagi
tubuh inang. Contoh bakteri parasit adalah Corynebacterium diphtheriae
(penyebab penyakit difteri), Bordella pertusis (penyebab batuk rejan),
atau Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra). Beberapa bakteri
patogen memiliki sifat oportunis, yaitu dapat hidup pada tubuh inang,
tetapi akan menyebabkan sakit pada inang jika sistem kekebalan tubuhnya
turun.
• Simbiosis mutualisme dengan organisme lain
Bakteri yang membentuk simbiosis mutualisme dengan organisme
lain mendapatkan makanan dari organisme pasangannya. Di sisi lain,
organisme pasangannya juga memperoleh keuntungan dari bakteri
tersebut. Contohnya, Rhizobium leguminosarum yang bersimbiosis
dengan akar kacang-kacangan membentuk bintil akar. Bakteri Rhizobium
mendapatkan makanan dari sel-sel akar dan akar akan mendapat nitrogen
bebas dari bakteri tersebut. Escherichia coli juga membentuk simbiosis
mutualisme dengan usus besar manusia. Escherichia coli mendapatkan
makanan dari sisa-sisa pencernaan dan manusia akan mendapat vitamin K
yang diperlukan oleh tubuh.

6. Pertahanan Bakteri di Lingkungan yang Buruk


Pada saat lingkungan buruk, beberapa bakteri membentuk endospora di dalam selnya.
Endospora adalah bentuk bakteri yang tidak aktif (istirahat). Bentuk dan ukuran endospora
beragam. Ada yang bulat atau bulat panjang, dengan ukuran yang lebih kecil atau lebih
besar daripada diameter selnya. Endospora bersifat impermeabel sehingga lebih tahan
terhadap kekeringan, suhu panas atau dingin, dan desinfektan. Jika lingkungan membaik,
bakteri akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Selain karena lingkungan yang buruk,
bakteri dapat membentuk endospora jika terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme hasil
ekskresi yang dapat mengganggu sel itu sendiri. Contohnya, Bacillus anthracis (penyebab
penyakit antraks), Bacillus thuringiensis (patogen pada serangga), Clostridium tetani, dan
Clostridium botulinum.

7. Peranan Bakteri Bagi Kehidupan Manusia


Bakteri memiliki banyak peranan dalam kehidupan manusia, baik peranan yang
menguntungkan maupun peranan yang merugikan.

16
a. Peranan bakteri yang menguntungkan
1.) Menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, serta berperan dalam
bidang pertanian
Bakteri-bakteri yang berperan menjaga keseimbangan dan kelestarian
ekosistem, serta berperan dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut.
• Mengikat nitrogen bebas dan menyuburkan tanah, misalnya Rhizobium
leguminosarum yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan.
• Berperan dalam proses nitrifikasi dan menyuburkan tanah, misalnya
Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
• Menguraikan sisa-sisa bangkai dan tumbuhan yang mati. Peran ini
dilakukan oleh bakteri-bakteri saprofit yang hidup di tanah, air tawar,
maupun air laut.
• Mengolah limbah organik, misalnya Clostridium butyricum.
• Memperbaiki kualitas tanah yang tercemar oleh logam berat, misalnya
Pseudomonas aeruginosa.
2.) Mencerna makanan
Bakteri-bakteri yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah
sebagai berikut.
• Saprofit di usus besar vertebrata, misalnya Aerobacter aerogenes.
• Menghasilkan vitamin K dan membusukkan makanan di usus besar,
misalnya Escherichia coli.
3.) Menghasilkan antibiotik, vitamin, enzim, dan hormon
Bakteri-bakteri yang berperan dalam pembuatan antibiotik, vitamin, enzim,
dan hormon adalah sebagai berikut.
• Pembuatan berbagai macam antibiotik, misalnya sebagai berikut.
o Streptomyces griseus, pembuat antibiotik streptomisin.
o Streptomyces rimosus, pembuat antibiotik tetrasiklin.
o Streptomyces venezuelae, pembuat antibiotik kloramfenikol.
• Pembuatan vitamin, misalnya Pseudomonas denitrificans dan
Propionibacterium shermanii yang dapat menghasilkan vitamin B12.
• Pembuatan enzim dan hormon, misalnya strain bakteri hasil rekayasa
genetika seperti Escherichia coli yang dapat menghasilkann hormon
insulin sintetis.
• Pembuatan aseton dan butanol, misalnya Clostridium acetobutylicum.
• Vektor dalam rekayasa genetika, misalnya Agrobacterium tumefaciens.

17
4.) Menghasilkan berbagai jenis makanan dan minuman baru
Bakteri-bakteri yang berperan dalam pembuatan berbagai jenis makanan dan
minuman baru adalah sebagai berikut.
• Pembuatan berbagai macam minuman dari bahan susu, misalnya sebagai
berikut.
o Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, pembuat
yoghurt.
o Streptococcus lactis, pembuat kefir.
o Streptococcus cremoris, pembuat keju.
• Pembuatan nata de coco dari air kelapa, misalnya Acetobacter xylinum.
• Pembuatan asam cuka dan alkohol, misalnya Acetobacter aceti dan
Gluconobacter.
• Pembuatan asam amino untuk bahan MSG, misalnya Corynebacterium
glutamicum dan Brevibacterium flavum.
5.) Membunuh hama tanaman (biopestisida)
Beberapa bakteri dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bioinsektisida
komersial karena dapat membunuh hama ulat serangga, seperti Bacillus
thuringiensis, Bacillus popilliae, Bacillus lentimorbus, atau Bacillus sphaericus.
6.) Berperan dalam industri logam
Bakteri yang telah dimanfaatkan dalam industri logam berat adalah Thiobacillus
ferrooxidans yaitu untuk memisahkan tembaga dari bijihnya.
7.) Menghasilkan biogas
Bakteri yang dapat menghasilkan biogas dari sampah dan kotoran ternak
adalah Methanobacterium.

b. Peranan bakteri yang merugikan


Banyak bakteri yang merugikan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit, baik
penyakit pada manusia, maupun pada ternak dan tanaman budidaya.
1.) Penyebab penyakit pada manusia
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah
sebagai berikut.
• Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis.
• Bordella pertusis, penyebab penyakit batuk rejan (pertusis).
• Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit gonore (kencing nanah) pada
pria dan wanita.

18
• Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC.
• Mycobacterium leprae, penyebab penyakit lepra.
• Corynebacterium diphtheriae, penyebab penyakit difteri.
• Clostridium tetani, penyebab penyakit tetanus.
• Vibrio cholerae, penyebab penyakit kolera.
• Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
• Streptococcus pneumoniae, penyebab penyakit radang paru-paru
(pneumonia).
• Clostridium botulinum, penyebab keracunan makanan (botulisme).
2.) Penyebab penyakit pada ternak
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak adalah
sebagai berikut.
• Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks yang dapat menular ke
manusia.
• Coxiella burnetii, penyebab demam pada ternak yang dapat menular ke
manusia.
3.) Penyebab penyakit pada tanaman budidaya
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya
adalah sebagai berikut.
• Agrobacterium tumefaciens, penyebab penyakit tumor crown gall.
• Pseudomonas solanacearum, penyebab penyakit pada tanaman tomat,
terong, dan cabai.
• Candidatus liberibacter asiaticus, penyebab penyakit CVPD (Citrus Vein
Phloem Degeneration) pada tanaman jeruk.
• Pseudomonas cattleyae, penyebab penyakit pada tanaman anggrek seperti
Cattleya.
• Bacterium papaya, penyebab penyakit pada tanaman pepaya.

19

Anda mungkin juga menyukai