Proposal Replikasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat
kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama
dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua
standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK, disamping berisiko
menghambat pertumbuhan fisik dan rentan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan
kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Kondisi ini diperkirakan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3 persen per
tahun (World Bank, 2014).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, 37,2% atau sekitar 9 juta balita menderita
stunting. Sebanyak 228 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting di atas 40 (tergolong
sangat tinggi). 190 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting antara 30-40 % (tergolong
tinggi). Hanya 8 kabupaten/kota (1,6%) yang mempunyai prevalensi stunting di bawah 20%,
(tergolong sedang dan rendah).

Dampak yang disebabkan oleh kasus stunting adalah kegagalan pertumbuhan, kegagalan
pertumbuhan fungsi otak yang menyebabkan kebodohan. optimal. Kondisi kesehatan dan gizi
ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan
bayi serta membawa risiko terjadinya stunting. Faktor lainnya yang turut berperan menyebabkan
anak tumbuh kekurangan gizi adalah masalah sanitasi lingkungan yang tidak baik dan
menyebabkan anak mudah sakit, tidak memberikan ASI Eksklusif serta kemiskinan sehingga
menyebabkan makanan bergizi menjadi tidak terjangkau.

Pembelajaran dari berbagai praktik baik internasional, seperti Peru, Brazil, dan Bangladesh
menunjukkan bahwa permasalahan stunting harus ditangani secara konvergen dan melibatkan
multi-sektor. Pemerintah Indonesia, baik tingkat pusat dan daerah, telah memiliki berbagai
program yang dapat digunakan untuk menurunkan stunting tetapi belum terkoordinasi secara
optimal, baik dalam hal perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaannya. Selain itu, kapasitas
pelaksana dan kualitas pelaksanaan program juga masih terbatas.

Permasalahan stunting tidak hanya permasalahan dinas kesehatan saja, tetapi permasalahan
kabupaten yang membutuhkan sinergi dan kerja sama antar dinas dan stakeholder. Melihat
dampak yang ditimbulkan dan perlunya afirmatif action mencegah terjadinya stunting demi
kualitas SDM kedepannya.

1
Untuk mencapai tujuan Indonesia sehat dan Pangandaran bebas stunting dan kekurangan gizi di
Kecamatan Mangunjaya maka Puskesmas Mangunjaya melakukan replikasi kegiatan inovasi
“Menyeting Gigi Emas” milik Puskesmas Padaherang yang sebelumnya mendeklarasikan diri
telah bebas dari stunting dan gizi buruk diantara semua Puskesmas di Kabupaten Pangandaran.
Inovasi ini adalah inovasi dibidang gizi yang melibatkan kerjasama lintas sector dan lintas
program di Kecamatan Mangunjaya.

2. Maksud
Maksud dari Replikasi Kegiatan Inovasi “Menyeting GIigi Emas” adalah untuk mencegah
dan menanggulangi kasus stunting dan masalah balita kurang gizi

3. Tujuan
Tujuan dari dari Replikasi Kegiatan Inovasi “Menyeting Gigi Emas” adalah
a. Mewujudkan komitmen Lintas Program dan Lintas Sektor di Kecamatan
Mangunjaya dalam mendukung upaya pencegahan dan penurunan stunting serta
masalah kekurangan gizi di Kecamatan Mangunjaya melalui Inovasi “Menyeting
Gigi Emas”
b. Mengurangi angka stunting
c. Mengurangi angka Gizi buruk dan gizi kurang
d. Meningkatkan capaian ASI Eksklusif
e. Mengkondisikan lingkungan lebih bersih dan sehat untuk balita dengan tidak
BAB Sembarangan
f. Meningkatkan Kepedulian masyarakat akan kasus balita kurang gizi yang ada
disekitarnya
g. Mendekatkan balita dengan ekonomi lemah kepada akses pangan yang bergizi
dan aman

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Menyeting Gigi Emas


Menyeting Gigi Emas adalah 5 rangkaian kegiatan inovasi yang bertujuan untuk
mencegah dan tanggulangi stunting, rangkaian kegiatan tersebut diantaranya Gemalur atau
gemar makan telur, Insasi-E atau instruktur Asi Eksklusif, BugiZa singkatan dari Lumbung Gizi
Desa, Aliran atau alarm kelahiran dan Pokmas Pejam atau Kelompok Masyarakat Peduli Jamban.
Tujuannya untuk mempersiapkan lingkungan yang lebih baik agar balita tidak mudah sakit yang
akan menurunkan status gizi mereka, mendekatkan keluarga balita bermasalah gizi kepada akses
makanan bergizi, mengedukasi masyarakat terutama keluarga balita dengan masalah gizi tentang
pentingnya menyusui eksklusif 6 bulan dan makan makanan bergizi, serta memotivasi
masyarakat untuk peduli dengan kesehatan gizi. Adapun penjelasan mengenai 5 rangkaian
kegiatan inovasi “Menyeting Gigi Emas” adalah sebagai berikut :

A. Inovasi BugiZa
BugiZa atau lumbung gizi desa adalah bagian dari rangkaian kegiatan “Menyeting Gigi

Emas” yang direplikasi oleh Puskesmas Mangunjaya dengan melibatkan Lintas Sektor dan

lintas program di wilayah kerja kerja Kecamatan Mangunjaya yang peduli terhadap adanya

kasus gizi buruk di masyarakat. BugiZa sendiri adalah sebuah wadah yang dibentuk untuk

mengumpulkan dana dari masyarakat secara gotong royong untuk membantu balita di

masyarakat yang bermasalah gizi. BugiZa mulai direplikasi di Puskesmas Mangunjaya pada

bulan Juli 2022 segera setelah ada pemaparan inovasi dari Puskesmas Padaherang.

3
B. Inovasi Gemalur

Inovasi Gemalur adalah gerakan makan telur yang diselenggarakan untuk lebih mengenalkan

masyarakat kepada telur yang kaya akan zat gizi. Dalam pelaksanaannya di Puskesmas

Mangunjaya inovasi gemalur ini dilaksanakan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas

Mangunjaya dengan dana untuk telurnya dibelanjakan dari anggaran PMT desa dan dimakan

gebyar bersama-sama untuk kampanye salah satu makanan kaya gizi kepada ibu balita.

Selain itu terhubung dengan inovasi Bugiza, inovasi Gemalur mendapatkan distribusi telur

khusus untuk anak dengan masalah kurang gizi (Stunting, gizi kurang, gizi buruk) dari dana

Bugiza.

C. Inovasi Insasi-E

Inovasi Insasi-E adalah singkatan dari instruktur asi Eksklusif yaitu kegiatan mengedukasi

dan memotivasi serta menjadikan keluarga ibu hamil, keluarga ibu nifas dan kader sebagai

instruktur Asi Eksklusif yang akan mendampingi dan menjadi motivator untuk keberhasilan

asi eksklusif saat ibu hamil melahirkan sampai berusia 6 bulan. Adapun materi yang

diberikan adalah tentang pentingnya Insasi Menyusui Dini, pentingnya Asi Eksklusif sampai

berusia 6 bulan dan cara jitu ketika ada masalah dalam mengasihi. Pelaksanaan inovasi

dilakukan di kelas ibu balita trimester akhir dengan mengajak serta keluarga ibu hamil dan

kader serta di posyandu.

4
D. Inovasi Alarm Kelahiran

Inovasi Aliran singkatan dari Alarm Kelahiran adalah suatu inovasi tanggap cepat terhadap

kondisi kesehatan ibu hamil di usia trimester akhir yang akan segera menghadapi persalinan

dan ibu hamil dengan resiko seperti mempunyai penyakit dm/hipertensi, resiko 4T dan

resiko lain yang dapat mengancam bagi ibu maupun bayinya. Dengan tujuan agar ibu hamil

tidak melakukan persalinan di luar fasilitas kesehatan seperti paraji dan agar ibu hamil

dengan resiko yang dapat membahayakan terpantau dan selamat sampai dengan persalinan.

E. Inovasi Pokmas Pejam

Inovasi Pokmas Pejam singkatan dari Kelompok masyarakat Peduli jamban adalah suatu

inovasi dengan tujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan dengan

alasan tidak mempunyai jamban. Inovasi ini bertujuan menggala dukungan dana

masyarakat system urunan dalam bentuk arisan jamban dan sumbangan dari masyarakat

untuk pembangunan jamban sehat yang memenuhi syarat kesehatan. Pokmas Pejam ini

jadi inovasi rangkaian kegiatan dalam pencegahan penanganan stunting dan masalah

kekurangan gizi lain karena lingkungan yang lebih sehat tanpa BAB sembarangan akan

mencegah balita terkena penyakit infeksi yang bisa menurunkan status gizi balita.

Di Puskesmas Mangunjaya sendiri sudah berhasil menuntaskan BAB Sembarangan se

wilayah Kecamatan Mangunjaya. Jamban tidak sehat sudah dibongkar, yang tidak punya

jamban setelah dilakukan pemicuan dan penyuluhan jamban sehat, mau membangun

jamban, yang tidak ada dana maupun tanah untuk membangun dibantu dengan dana desa

5
dan dinas terkait pembanganan jamban bersama serta septitank bersama. Sehingga

inovasi Pokmas Pejam tidak dilakukan.

2. Jadwal Pelaksanaan Replikasi Menyeting Gigi Emas

Segera setelah acara pemaparan rangkaian inovasi Menyeting Gigi Emas bersama Puskesmas

Mangunjaya, Puskesmas Mangunjaya segera menyusun jadwal pelaksanaan Replikasi Menyeting

gigi emas, adapun jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Tempat Peserta

1. Mengikuti Pemaparan 5 Juli 2022 Puskesmas 15 Puskesmas

tentang inovasi Padaherang Kab.

Menyeting Gigi Emas Pangandaran

2 Sosialisasi Menyeting 8 Juli 2022 Aula Puskesmas Tim pencegahan

Gigi Emas di Mangunjaya penanggulangan

Puskesmas stunting dan

masalah gizi

Puskesmas

Mangunjaya

3 Sosialisasi Menyeting 12 Juli 2022 Aula Desa Desa, PKK,

Gigi Emas di Desa Sukamaju TOMA, TOGA

Sukamaju

4 Sosialisasi Menyeting 19 Juli 2022 Aula Desa Desa, PKK,

Gigi Emas di Desa Mangunjaya TOMA, TOGA

Mangunjaya

6
5 Sosialisasi Menyeting 14 Juli 2022 Aula Desa Desa, PKK,

Gigi Emas di Desa Kertajaya TOMA, TOGA

Kertajaya

Sosialisasi Menyeting 13 Juli 2022 Aula Desa Desa, PKK,

Gigi Emas di Desa Jangraga TOMA, TOGA

Jangraga

6 Sosisalisasi Menyeting 20 Juli 2022 Aula Desa Desa, PKK,

Gigi Emas di Desa Sindangjaya TOMA, TOGA

Sindangjaya

7. Pelaksanan Gemalur 04 Agustus 2022-masih 31 Posyandu Balita

berjalan rutin setiap wilayah kerja

bulan Puskesmas

Mangunjaya

8 Pelaksanaan Insasi-E 04 Agustus 2022-masih 31 Posyandu Keluarga Ibu

berjalan rutin setiap wilayah kerja Hamil dan kader

bulan Puskesmas

Mangunjaya

9 Sosialisasi Aliran 03 Agustus 2022 Kelas Ibu Hamil Ibu Hamil dan

dan posyandu bidan desa

10 Terbit SK Bugiza Kecamatan Kecamatan

Kecamatan

11 Terbit SK dan struktur 10 Agustus 2022 Desa Desa

organisasi Desa

7
Kertajaya

Terbit SK dan struktur 11 Agustus 2022 Desa Desa

organisasi Desa

Sukamaju

Terbit SK dan struktur Agustus 2022 Desa Desa

organisasi Desa

Mangunjaya

Terbit SK dan struktur 10 Agustus 2022 Desa Desa

organisasi Desa

Jangraga

Terbit SK dan struktur 11 Agustus 2022 Desa Desa

organisasi Desa

Sindangjaya

3. Keberlangsungan Replikasi Menyeting Gigi Emas

8
Inovasi Menyeting Gigi Emas sudah disosialisasikan ke semua desa wilayah kerja Puskesmas

Mangunjaya dan mendapatkan respon positif dari pihak desa serta masyarakat. Pihak kecamatan

antusias terlibat dan langsung mengeluarkan sk kecamatan tentang inovasi Bugiza yang

merupakan perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan Bugiza yang langsung diikuti

dengan terbitnya SK Desa mengenai Bugiza yang merupakan bagian dari rangkaian Inovasi

Menyeting Gigi Emas.

Inovasi Aliran atau alarm kelahiran disambut antusias oleh para ibu hamil ketika

disosialisasikan di 5 desa dalam acara kelas ibu hamil, langsung dibentuk grup wa Aliran tiap

desa yang peserta grup nya adalah bidan desa, ibu hamil dan kader posyandu, wa grup aliran

yang dibentuk per desa menjadi suatu tempat diskusi seputar persalinan dan kesehatan ibu hamil

sekaligus tempat untuk memantau kesehatan ibu hamil yang mendekati hari persalinan dan ibu

hamil dengan resiko persalinan (Resiko 4T dan resiko penyakit) terutama agar ibu hamil bersalin

di fasilitas non kesehatan (tidak lahiran di paraji tanpa nakes).

Gemalur sudah mulai dilaksanakan di posyandu. Untuk yang desanya mempunyai anggaran

kesehatan untuk PMT gemalur langsung dilaksanakan dengan PMT nya telur puyuh dan telur

rebus sedangkan yang tidak punya anggaran untuk PMT Posyandu/PMT Penyuluhan, serentak

makan telur bersama-sama setelah sebelumnya diumumkan untuk membawa bekal telur dari

rumah masing-masing. Selain itu mulai dibentuk Kepengurusan Bugiza yang nantinya dipakai

untuk pembelian telur bagi balita dengan masalah gizi.

Insasi E sebagai bagian rangkaian dari inovasi Menyeting Gigi Emas juga sudah mulai

dilakasanakan di Posyandu dan kelas ibu balita dengan melibatkan kader, keluarga ibu hamil dan

9
keluarga ibu yang baru melahirkan, memberikan edukasi dan motivasi tentang pentingnya

pemberian ASI Eksklusif untuk bayi dan ibu nya. Diharapkan walaupun tidak ada nakes, kader

bisa jadi kader pro asi yang menggalakan Asi Eksklusif di lingkungannya dan keluarga ibu hamil

bisa mendukung keberhasilan pemberian Asi Eksklusif untuk bayinya. Respon selama pemberian

edukasi dan motivasi cukup baik, terjadi diskusi hangat antara keluarga ibu hamil dan ibu hamil

dengan penyuluh yang merupakan ahli gizi dan bidan yang menandakan proses transfer ilmu

tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif berjalan baik.

4. Tim Replikasi “Menyeting Gigi Emas”

Tim Replikasi “Menyeting Gigi Emas” tingkat Kecamatan adalah tim pencegahan

penanggulangan stunting tingkat kecamatan (SK Tim pencegahan penanggulangan stunting

tingkat Kecamatan) ditambah dengan tim Bugiza dari setiap desa. Tim Bugiza disahkan bersama

dengan SK Bugiza (SK Pembentukan Pengurus Bugiza terlampir).

BAB III

KESIMPULAN

10
1. Pukesmas Mangunjaya sudah melakukan replikasi “Menyeting Gigi Emas” yang terdiri

dari rangkaian kegiatan Gemalur, Insasi E, Bugiza, Aliran, Pokmas Pejam

2. Pelaksanaan Kegiatan replikasi “Menyeting Gigi Emas” didukung oleh lintas program

dan lintas sector terkait

3. Pelaksanaan Kegiatan replikasi “Menyeting Gigi Emas” disambut baik oleh masyarakat

11

Anda mungkin juga menyukai