Marhaendrassiwi - M2 Arus Dan Gelombang Laut
Marhaendrassiwi - M2 Arus Dan Gelombang Laut
Marhaendrassiwi - M2 Arus Dan Gelombang Laut
Referensi : http://eprints.ulm.ac.id/2379/1/Panduan%20praktek%20Debit%20Air.pdf
b. Flow Watch
Flow watch merupakan salah satu alat ukur arus dengan cara mekanik. Flow watch
menggunakan prinsip yang sama dengan Current Meter, yaitu Ketika Flow Watch
dimasukkan ke kolom air, badan air yang bergerak akan memutar baling-baling yang
dihubungkan pada suatu roda gigi. Roda gigi inilah yang menghitung dan mencatat
waktu yang merekam jumlah putaran per satuan meter.
Berikut adalah langkah-langkah pengukuran arus menggunakan Flow watch :
1. Disiapkan terlebih dahulu peralatan yang diperlukan
2. Setelah itu pasang dan rakit Flow watch pada kerngka yang telah disediakan
3. Cek kedalaman perairan dengan menggunakan senter duga, atau bisa juga
menggunakan tiang penanda
4. Nyalakan Flow watch
5. Lalu turunkan Flow watch hingga kedalaman 0.2 dari kedalaman total, lalu tahan
selama 5 menit untuk memberikan waktu pada alat untuk menyesuaiakn
temperature perairan. Selanjutnya catat waktu wal penurunnya
6. Perhatikan arah arus berdasarkan perubahan arah lempeng di ekor alat (Flow watch)
dan sesuaikan dengan Kompas.
7. Ulangi langkah 5-6 dengan kedalaman yang telah ditentukan
8. Angkat Kembali Flow watch secara perlahan, catat waktu naiknya, lalu matikan
alat.
Referensi : Modul 2 Praktikum Survey Hidro Oseanografi tahun 2022 : Arus dan
Gelombang Laut
Referensi : Modul 2 Praktikum Survey Hidro Oseanografi tahun 2022 : Arus dan
Gelombang Laut
Referensi : Modul 2 Praktikum Survey Hidro Oseanografi tahun 2022 : Arus dan
Gelombang Laut
2. Macam – macam pengolahan data (dan visualisasi) arus serta skema pengukuran yang
sesuai dengan hasil pengukuran ACDP, CM, dan Flow watch.
Berdasarkan apa yang telah dipelari di semester sebelumnya pada praktikum arus, arus
dikategorikan menjadi arus geotropic, arus densitas, arus Ekman, arus sejajar pantai, arus
pasut, dan sirkulasi arus global (gyre).
a. Arus geostropic
Arus geostropik merupakan arus yang diakibatkan karena adanya perbedaan tekanan
secara horizontal dan dipengaruhi gaya Coriolis. Pergerakkan arah arus geostropik
dipengaruhi oleh lintang, hal ini berhubungan erat dengan factor Coriolis sebagai
penggerak arah arus yang mana factor Coriolis ini akan membesar seiring dengan
membesarnya lintang. Selain itu, adanya perbedaan topografi dari suatu basin juga
memengaruhi pergerkaan arah dan kecepatan arus. Data arus geostropik dapat diolah
menggunakan perangkat lunak ODV (Ocean Data View).
Gambar 1. Contoh hasil plot topografi dinamik absolut untuk arus geotropic
Sumber : Sumber : Dokumen Modul 1 Arus Geostropik Matakuliah Arus Laut tahun
2021
b. Arus densitas
Arus denistas merupakan arus yang diakibatkan karena adanya gradien densitas. Arus
densitas dapat diolah dengan menggunakan perangkat lunak Excel maupun Matlab,
yang nantinya dapat dihasilkan data time series densitas air dan juga plot dari densitas
ini dapat dilakukan dengan menggunakan ODV.
c. Arus Ekman
Arus ekaman ditimbulkan oleh angin yang bertiup di permukaan, arus yang timbul ini
berkurang kecepatannya secara eksponensial dalam arah vertical yang pada akhirnya
di kolom air membentuk suatu spiral yang kemudian disebut sebagai spiral Ekman.
Arus Ekman dapat diolah dengan menggunakan WRPlot yang menghasilkan grafik
windrose di suatu perairan.
Gambar 3. Contoh hasil WRPlot arus Ekman
Sumber : Dokumen Modul 2 Arus Ekman, Matakuliah Arus Laut tahun 2021
d. Arus sejajar pantai
Arus sejajar pantai (longshore current) merupakan arus yang ditimbulkan karena
adanya gelombang pecah yang membentuk sudut dengan garis pantai. Arus sejajar
pantai dapat dimodelkan dan diolah dengan menggunakan Mike Zero untuk mengathui
tinggi gelombang signifikan di suatu perairan.
Gambar 4. Hasil Plot Spasial Tinggi Gelombang Signifikan untuk Arus sejajar pantai
Sumber : Dokumen Modul 4 Arus Sejajar Pantai, Matakuliah Arus Laut tahun 2021
e. Arus pasut
Arus pasut atau arus pasang surut adalah arus yang ditimbulkan karena adanya
peristiwa pasang surut. Arus pasang surut dapat diolah dengan menggunakan Matlab
dan ODv untuk menghasilkan plot spasial pergerakan dan nilai arus di suatu perairan.
Current Meter, Flow Watch, dan ADCP pada umumnya menggunakan metode analisis
harmonik untuk mengetahui arus masing-masing parameter dari arus total. Data arus total
atau arus yang dibangkitkan oleh parameter tertentu kemudian diolah dan divisualisasi
dengan menggunakan aplikasi seperti Excel dan Matlab.
3. Pengolahan data gelombang dapat dilakukan (berdasarkan ilmu yang telah didapatkan pada
semester sebelumnya), pengolahan data gelombang dapat dilakukan dengan menggunakan
Excel, Matlab, spektrum gelombang dan SWAN. Output yang didapatkan dari pengolahan
data gelombang seperti tinggi gelombang, kecepatan gelombang, amplitude gelombang,
periode gelombang, frekuensi gelombang, hingga pemodelan dan peremalan gelombang.
Untuk mengrobservasi gelombang dapat dilakuakn dengan metode insitu dan metode
penginderaan jauh. Metode insitu merupakan metode yang dilakukan secara langsung,
pengambilan data observasi gelombang dapat dilakukan di permukaan laut (misalkan
menggunakan buoy), di bawah lapisan permukaan (misalkan menggunakan ACDP), atau
pada kedalaman rentang tertentu. Metode insitu akan merekam Gerakan naik-turunnya
muka air laut.
4. Data hasil pengukuran arus dan gelombang bisa dikaitakn dengan parameter-parameter
dari modul praktikum Survei Hidro Oseanografi
a. KAL
Kualitas Air Laut (KAL) yang faktornya meliputi kekeruhuan, turbiditas, salinitas,
suhu, pH, konsentrasi klorofil-a, DO, BOD dan konduktivitas dapat menyebar di suatu
perairan dengan adanya arus. Seperti yang telah diketahui bahwa arus merupakan
pembawa massa air di suatu perairan.
Pergerakkan air laut membawa sat-sat tersuspensi di kolom air yang nantinya
menyabar ke berbagai arah arus laut memiliki kecepatan dan arah yang dapat membawa
persebaran padatan tersuspensi, sehingga persebaran KAL dari suatu titik atau lokasi
dapat menyebar ke titik lainnya mengikuti pola arus yang ada.
b. Batimetri
Batimetri menurut Setiyono (1996) dalam Kusumawati (2015) yaitu ilmu yang
mempelajari pengukuran kedalaman lautan, laut atau tubuh perairan lainnya, dan peta
batimetri adalah peta yang menggambarkan perairan serta kedalamannya. Kondisi
batimetri di suatu wilayah dapat berubah, factor yang memengaruhi perubahan
batimetri ini dapat berupa factor alam maupun factor manusia seperti adanya perubahan
penggunaan lahan.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa arus membawa padatan
tersuspensi, baik dari sungai maupun dari laut lepas yang memengaruhi adanya
perubahan batimateri. Proses pendangkalan suatu perairan dikarenakan adanya
penumpukan sedimentasi yang terjadi karena padatan tersuspensi yang dibawa oleh
arus. Darihal ini terlihat bahwa data hasil pengukuran arus dapat digunakan untuk
dikaitkan dengan adanya perubahan batimetri di suatu wilayah.
c. Garis Pantai
Pantai merupakan kawasan yang bersifat dinamis karena merupakan tempat
pertemuan dan interaksi antara darat, laut, dan udara (Darmiati, 2020). Pantai selalu
mengalami penyesuaian alami untuk beradaptasi terhadap dampak yang terjadi
sehingga mempengaruhi perubahan garis pantai. Menurut Arief, dkk. (2011) perubahan
garis pantai adalah suatu proses tanpa henti melalui berbagai proses alami di pantai
yang meliputi pergerakan sedimen, arus menyusur pantai (longshore current), aksi
gelombang permukaan laut, dan penggunaan lahan. Hal ini menjelaskan bahwa data
hasil pengukuran arus dan gelombang laut dapat dikaitkan dengan perubahan garis
pantai suatu wilayah.
d. Levelling (kemiringan pantai)
Levelling atau biasa juga disebut sebagai waterpasing merupakan suatu proses
untuk mengukur beda ketinggian antara satu titik relative terhadap titik yang lain. Di
dalam ilmu osenografi, levelling bertujuan untuk mengetahui selisih ketinggian antara
titik di darat yang menjadi acuan dan palem pasut. Dalam pengukuran di lapangan,
gelombang sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya muka air laut (MSL), sehingga
data hasil dari suatu pengukuran gelombang dapat dikatkan dengan parameter
pengukuran kemiringan pantai (levelling).
e. Pasang surut dan parameter meteorologis
Naik turunnya permukaan air laut disebut juga sebagai gelombang laut. Hubungan
antara gelombang dan pasang surut dapat dilihat secara nyata pada penggunaan palem
pasut yang mana alat tersebut mengukur ketinggian pasang dan surut yang
berhubungan dengan gelombang itu sendiri. Selain itu, pasang surut juga dapat
dikaitkan dengan hasil pengukuran arus yang mana salah satu jenis arus adalah arus
yang dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut.
Referensi :
Arief, M., G. Winarso, dan T. Prayogo, 2011, Kajian Perubahan Garis Pantai
Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal, Jurnal Penginderaan Jauh dan
Pengolahan Data Citra Digital, 8(1): 71-80.
https://media.neliti.com/media/publications/115833-ID-pemetaan-batimetri-untuk-
mendukung-alur.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/230278-batimetri-pola-arus-dan-perubahan-
garis-df82ee20.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/120955-ID-pengaruh-arus-permukaan-
terhadap-sebaran.pdf
https://bumidatar.id/leveling#:~:text=Leveling%20(kadang%20disebut%20dengan%20w
aterpasing,relatif%20terhadap%20titik%20yang%20lain.
Modul 2 Praktikum Survey Hidro Oseanografi tahun 2022 : Arus dan Gelombang Laut
Respati, A. F., G. Diansyah, dan A. Agussalim, 2020, Analisis Data Arus Padang Surut
dan Arus Non Pasang Surut di Sebagian Selat Bangka, Maspari Journal, 12(1): 25-32
5. Arus pasut dan arus non pasut
Seperti yang telah diketahui bahwa secara umum, berdasarkan factor pembangkitnya arus
diklasifikasikan menjadi dua yaitu arus pasut dan arus non pasut. Cara membedakannya
adalah :
Arus pasut Arus non pasut
• Pembangkit = gaya Tarik benda-benda • Pembangkit = fenomana non pasut,
langit misalnya angin
• Bersifat periodic, memiliki periode yang • Memiliki periode yang beragam, tidak
telah diketahui, misalnya 12 jam, 24 pasti
jam, 7 hari, 1 bulan dll
• Dapat diprediksi karena sifatnya yang • Karena periodenya yang tidak pasti dan
periodik acak, maka arus ini sulit atau bahkan
tidak dapat diprediksi
Referensi : Modul 2 Praktikum Survey Hidro Oseanografi tahun 2022 : Arus dan
Gelombang Laut