Makalah Tugas Tambahan Bidan Komunitas Yang Terkait Dengan Sehatan Ibu Dan Anak
Makalah Tugas Tambahan Bidan Komunitas Yang Terkait Dengan Sehatan Ibu Dan Anak
Makalah Tugas Tambahan Bidan Komunitas Yang Terkait Dengan Sehatan Ibu Dan Anak
PENDAHULUAN
1
pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan
asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.
Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Upaya kesehatan anak dilakukan melalui penigkatan
kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, balita, pra sekolah dan sekolah.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Tugas tambahan bidan komunitas yang terkait dengan kesehatan
ibu dan anak.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1. Mengetahui Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464
Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
1.3.2.2. Mengetahui Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
1.3.2.3. Mengetahui Asuhan Kebidanan Pra Kehamilan
1.3.2.4. Mengetahui Asuhan Pada Kehamilan Normal
1.3.2.5. Mengetahui Asuhan Selama Persalinan
1.3.2.6. Mengetahui Asuhan Pada Ibu Nifas Dan Menyusui
1.3.2.7. Mengetahui Usia Lanjut
1.3.2.8. Mengetahui Bayi Dan Anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
2.1.1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
2.1.1.1. Kewenangan normal:
a) Pelayanan kesehatan ibu
b) Pelayanan kesehatan anak.
c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2.1.1.2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
a) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter.
b) Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
2.1.2. Pelayanan kesehatan ibu
2.1.2.1. Ruang lingkup:
a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c) Pelayanan persalinan normal
d) Pelayanan ibu nifas normal
e) Pelayanan ibu menyusui
f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2.1.2.2. Kewenangan:
a) Episiotomi
b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
3
f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi
air susu ibu (ASI) eksklusif
g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
h) Penyuluhan dan konseling
i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j) Pemberian surat keterangan kematian
k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2.1.3. Pelayanan kesehatan anak
2.1.3.1. Ruang lingkup:
a) Pelayanan bayi baru lahir
b) Pelayanan bayi
c) Pelayanan anak balita
d) Pelayanan anak pra sekolah
2.1.3.2. Kewenangan:
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi
vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28
hari), dan perawatan tali pusat
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
f) Pemberian konseling dan penyuluhan
g) Pemberian surat keterangan kelahiran
h) Pemberian surat keterangan kematian
2.1.4. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dengan kewenangan:
2.1.4.1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
4
2.1.4.2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
2.1.5. Kewenangan bidan yang menjalankan program pemerintah
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus
bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat
kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan
yang meliputi:
2.1.5.1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam
rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2.1.5.2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
2.1.5.3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
2.1.5.4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan
2.1.5.5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah dan anak sekolah
2.1.5.6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
2.1.5.7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
pemberian kondom, dan penyakit lainnya
2.1.5.8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
2.1.5.9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan
pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya,
serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan
yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
5
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa)
yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan
sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk
memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal
tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut
sudah terdapat tenaga dokter.
6
2.3.1. Asuhan apa yang diberikan
2.3.1.1. Gizi seimbang
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi . Gizi seimbang sangat
dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan reproduksinya dan juga
untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan.
2.3.1.2. Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup
sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan
yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat,
para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat
memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
2.3.1.3. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah hubungan seksual yang
dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan mungkin
menggunakan kekerasan.Manusia dalam hal ini remaja secara biologis
mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu mengendalikan naluri seksualnya
dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti olahraga dan
mengembangkan hobi yang membangun.
2.3.1.4. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja hendaknya
dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang tua, guru, pendamping
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelajar disekolah, sehingga
dengan pendampingan dan bimbingan kita bias mengetahui proses perkembangan
jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga pengaruhnya terhadap lingkungan.
2.3.1.5. Perkawinan pada usia yang wajar
Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat meningkat
sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan. Pengaturan
perkawinan yang semula merupakan ritus adat diambil alih tanggung jawabnya
oleh Negara dan dijadikan sebagai ketentuan hukum serta di atur lewat undang-
7
undang. Undang-undang juga mengatur batas umur seseorang yang diperbolehkan
menikah dengan alas an untuk kepentingan demografi, mencegah anak-anak
dibawah umur yang belum dianggap mampu untuk mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri.
2.3.1.6. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan
terhadap godaan dan ancaman. Remaja memerlukan pembekalan tentang
informasi / pendidikan, ketrampilan dan kiat-kiat untuk mempertahankan diri
secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti
ajakan untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain.
2.3.2. Asuhan Pada Usia Dewasa Muda
Menginjak usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling
mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan
di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya
agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan
dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah
kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat
anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu
mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini,
adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri
pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami
gejala apa-apa.
2.3.2.1. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang
disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan,
pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS
dan pengaturan kesuburan.
2.3.2.2. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen,
konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang
perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan
8
IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan
darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
9
5. Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur
6. pembedahan yang tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung
jawab.
7. Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten.
e) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang
disediakan oleh program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh beberapa
factor antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien.
2. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
f) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Dalam rangka mencegah kematian ibu akibat aborsi, sejumlah Negara
telah meberikan pelayanan aborsi yang aman secara terbatas, misalnya untuk
mengatasi:
1. Kehamilan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu.
2. Ibu yang mengalami kegagalan KB
3. Risiko cacat pada janin
4. Korban perkosaan.
g) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara, indung
telur, rahim dan alat kelamin. Kanker leher rahim merupakan kanker yang paling
banyak diderita oleh wanita dinegara berkembang dan menepati urutan kedua
setelah kanker payudara. Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim adalah
melalui pemeriksaan Pap Smear, IVA Test dan Schiller Test. Kanker payudara
lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker leher rahim karena kanker ini
dapat terjadi pada semua perempuan. Cara sederhana untuk menemukan tumor
pada payudara sedini mungkin yaitu dengan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri ( SADARI ).
h) Pencegahan dan manajemen infertilitas.
10
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan
sanggama secara teratur. Permasalahan infertilitas merupakan masalah yang
kompleks sehingga pengelolaan infertilitas di pelayanan kesehatan dasar masih
sangat terbatas. Klien perlu mendapat informasi yang memadai tentang berbagai
penyebab infertilitas dan pelayanan rujukan ke RS. Informasi dan penyuluhan
mengenai pemeriksaan serta pengobatan infertilitas perlu dilakukan dengan sabar
dan seksama.
11
12. Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14. Pemberian terapi anti maaria untik daerah endemis malaria
12
dukungan / motivasi moral baik untuk ibu maupun keluarga. Komunikasi ibu
bersalin difokuskan pada tehnik saat bersalin dengan menerapkan asuhan sayang
ibu, penyampaian pesan diberikan secara jelas dan memberikan rasa nyaman.
13
menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu
dalam kesuksesan pemberian dan perawatan bayinya.
14
a). Penyakit jantung koroner
b). Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit
jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan
kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol baik
( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
c). Osteoporosis
d). Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan
e). kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
f). patah.
g). Gangguan mata
h). Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
i). berkurang.
j). Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
k). Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat
dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe
Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam
kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang
dipengaruhi factor keturunan.
2.7.3.3. Deteksi dini kanker rahim.
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada para
wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, IVA Test, atau Schiller Test
secara teratur, paling tidak sekali setiap tahun :
a) Pada umur berapapun dalam usia subur.
b) Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
c) Ada / tidak ada cairan vagina yang mencurigakan.
15
seimbang
2.8.1.3. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
2.8.1.4. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
2.8.1.5. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan
2.8.2. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR,
penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
2.8.3. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberian suplemen, dll.
2.8.4. Asuhan yang diberikan
16
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KtP antara lain :
a). Masyarakat menyadari/mengakui KtP sebagai masalah yang perlu diatasi.
b). Menyebarluaskan produk hukum tentang pelecehan seks di
c). tempat kerja.
d). Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri.
e). Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang
f). Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan alcohol, perkosaan dan
lain-lain, antara lain melalui organisasi masyarakat
2.8.4.5. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan
kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa diskriminasi dalam memperoleh
kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebidanan komunitas merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan bidan
kepada ibu dan balita yang berada dalam suatu keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Kesehatan ibu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan
perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil,
melahirkan, nifas dan menyusui) dan usia lanjut, walaupun kebidanan komunitas
memfokuskan kegiatannya kepada ibu dan anak yang dilahirkan, akan tetapi masa
lain yang dilalui oleh wanita juga mendapat perhatian karena masa ibu berkaitan
dengan masa-masa lain dalam pertumbuhan dan perkembangan wanita.
3.2. Saran
Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena
kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan mengalami menopause,
sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama
hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan,
terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: http://www.kesehatanibu.depkes.go.id
Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC;Jakarta; 2009.
Mohamad, Kartono. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar
Harapan,Jakarta; 2008.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan
Ginekologi Sosial, Jakarta
19