Riba Dalam Islam (Fiqh Muamalah) - 1
Riba Dalam Islam (Fiqh Muamalah) - 1
Riba Dalam Islam (Fiqh Muamalah) - 1
Disusun Oleh
MARDIANTO (2131118)
Ewin Herdian (2031013)
Fitria Hasanah (2131098)
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bangka,
24 September 2022
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................. 1
C. Tujuan.............................................................................. 2
3.1 Kesimpulan...................................................................... 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alam semesta ini adalah milik Allah SWT sedangkan manusia adalah
penerima kepercayaan dari Allah yang harus dipeliharanya. Dengan
berkembangnya peradaban manusia, manusia banyak melakukan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mulai dari menabung,
meminjam uang, dan sampai kepada yang menggunakan jasa untuk mngirim uang
dari berbagai kota dan negara. Dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam
telah memberi ketetapan bahwa riba hukumnya adalah haram.
Mengenai riba, Islam bersikap keras dalam persoalan ini karena semata-
mata demi melindungi kemslahatan manusia baik dari segi akhlak, masyarakat
maupun perekonomiannya. Karena, Pada hakekatnya riba (kredit lunak berbunga
besar), atau pinjaman yang salah penerapannya akan berakibat “meningkatnya
harga barang yang normal menjadi sangat tinggi, atau berpengaruh besar terhadap
1
neraca pembayaran antar bangsa, kemudian berakibat melejitnya laju inflasi,
akibatnya akan dirasakan pada semua orang pada semua tingkah penghidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RIBA
tambahan dari usaha yang haram ataupun merugikan salah satu pihak dalam
istilah lain riba berarti pengambilan harta pokok atau modal secara batil.2
1. Menurut Mughni Muhtaj oleh Syarbini, riba adalah suatu akad atau
tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau imbalan yang disyariatkan dari
perbuatan mengambil harta kawannya tanpa ganti rugi, sebab orang yang
1
Abu sura’i, Bunga Bank dalam Islam (Surabaya, Al-Ikhlas, 1993), hlm 21.
2
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah :dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm 37.
3
B. HUKUM RIBA DALAM ISLAM
pinjaman haram. Riba diharamkan dalam keadaan apapun dan dalam bentuk
apapun.diharamkan atas pemberian piutang dan juga atas orang yang berhutang
darinya dengan memberikan bunga baik yang berhutang itu adalah orang miskin
atau orang kaya. Berkaitan dengan hal tersebut,hukum riba telah dipertegas dalam
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambil
yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tingalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak
4
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kami tidak
keberuntungan”.
kecuali dengan cara yang haq. Keempat makan riba, kelima memakan
harta anak yatim, keeenam melarikan diri pada hari pertemuan dua
yang tidak tahu menahu tentang urusan ini dan beriman kepada Allah.
semua sama”.3
6. Dari Abdullah bin Hazhalah ra dari Nabi saw bersabda, “satu dirham
yang riba dimakan seseorang padahl ia tahu adalah lebih berat daripada
7. Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Nabi saw bersabda, “riba itu mempunyai
tujuh puluh tiga pintu, yang paling ringan (dasarnya) seperti seorang
3
Moh Rifai, Mutiara Fiqh, (Semarang: CV. Wicaksana, 1998) hlm.772-773
5
C. SEBAB-SEBAB RIBA DIHARAMAKAN
Ada beberapa alasan mengapa Islam sangat melarang keras riba dalam
Oleh karena itu mengambil harta kawannya tanpa ganti sudah pasti
haram
sebab jika si pemilik uang yakin bahwa degan melauli riba dia akan
sesama dalam bidang pinjam meminjam. Sebab jika riba itu haram maka
kembalinya 1000 rupiah juga. Sedangkan riba jika riba dihalalkan maka
meberikan jalan kepada orang kaya untuk mengambil harta orang miskin
6
D. CARA MENGHINDARI RIBA DALAM EKONOMI ISLAM
Pandangan tentang riba dalam era kemajuan zaman kini juga mendorong
dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank konvensional pada
umumnya. Karena, menurut sebagian pendapat bunga bank termasuk riba. Hal
yang sangat mencolok dapat diketahui bahwa bunga bank itu termasuk riba adalah
pada bank dengan tingkat suku bunga tertentu, maka akan dapat diketahui
hasilnya dengan pasti. Berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan
bentuk transaksi saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman
Rasulullah saw yakni riba nasi’at. Sehingga praktek pembungaan uang adalah
haram.
a. Wadiah atau titipan uang, barang dan surat berharga atau deposito
ventura)
7
d. Murabahan adalah jual beli barang dengan tambahan harga ataaan.u
cost plus atas dasar harga pembelian yang pertama secara jujur.
pinjaman tanpa bunga kepada para nasabah yang baik sebagai salah satu
kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah
Selain cara-cara yang telah diterapkan pada Bank Syariah, riba juga dapat
berpuasa secara benar pasti terpanggil untuk hijrah dari sistem ekonomi yang
penuh dengan riba ke sistem ekonomi syariah yang penuh ridho Allah. Puasa
bertujuan untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah swt dimana
mereka yang bertaqwa bukan hanya mereka yang rajin shalat, zakat, atau haji, tapi
Puasa bukan saja membina dan mendidik kita agar semakin taat beribadah,
namun juga agar aklhak kita semakin baik. Seperti dalam muamalah akhlak dalam
penipuan, dan riba. Sangat aneh bila ada orang yang berpuasa dengan taat dan
beriman yang telah melaksanakan puasa, tentunya orang itu akan meyakini
8
dengan sesungguhnya bahwa Islam adalah agama yang mengatur segala aspek
harus masuk ke dalam Islam ssecara utuh dan menyeluruh dan tidak sepotong-
potong. Inilah yang dititahkan Allah pada surah al-Baaqarah : 208, “ Hai orang-
orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (utuh dan
totalitas) dan jangan kamu ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu
Ayat ini mewajibkan orang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara
totalitas baik dalam ibadah maupun ekonomi, politik, social, budanya, dan
sebgainya. Pada masalah ekonomi, masih banyak kaum muslim yang melanggar
prinsip islam yaitu ajaran ekonomi Islam. Ekonomi Islam didasarkan pada prinsip
sayariah yang digali dari Al-Qur’an dan sunnah. Dalam kitab fiqih pun sangat
manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Pertama umat Islam bisa menjalankan
melalui pengamalan syariah Islam dan terhindar dari dosa riba. Ketiga,
9
memajukan ekonomi Islam lewat lembaga keuangan syariah, berarti umat Islam
F. MACAM-MACAM RIBA
2. Riba qardi
Riba qardi, yaitu meminjam dengan syarat keutungan bagi yang menghutangi
(qardi=pinjaman) Seperti orang yang berhutang Rp. 100.000 dan berjanji akan
membayar kembali kelak Rp. 110.00.
3. Riba yad
Riba yad, yaitu berpisah sebelum timbang terima. Misalnya orang yang
membeli sepeda motor, sebelum ia menerima barang yang dibeli dari si
penjual, si penjual tidak boleh menjual sepeda motor itu kepada siapapun,
sebab barang yang dibeli dan belum diterima masih dalam ikatan jual beli
yang pertama.
4. Riba nasa’i
Riba nasa’ misalnya dipersyaratkan salah satu dari kedua barang yang
dipertukarkan ditangguhkan pembayarannya. Umpama, membeli barang
kalau tunai Rp. 100.000, tetapi kalau tidak tunai Rp. 125.000 maka inilah
yang dinamakan riba nasia’h.5
Jumhur ulama membagi riba dalam dua bagian yaitu, Riba fadhl dan riba nasi’ah.6
a. Riba Fadhl menurut ulama hanafiyah, Riba Fadhl adalah tambahan zat harta
pada akad jual beli yang diukur dan sejenis. Dengan kata lain, riba fadhl adalah
jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya
tambahan pada salah satu benda tersebut. Oleh karena itu, jika melaksanakan akad
4
Imam Abu Husain, Shahih Muslim (Beirut: Darul Fikr, 1993), hlm 42.
5
Moh Rifai Mutiara Fiqh, (Semarang : Wicaksana, 1998) hlm. 775-777
6
Ibn Rusyd sebagaimana dikutip oleh Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung : CV Pustaka Setia,2001)
hlm. 262-263
10
jual beli antarbarang yang sejenis, tidak boleh dilebihkan salah satunya agar
terhindar dari unsur riba.
b. Riba Nasi’ah
Menjual barang dan sejenisnya. Tetapi salah satunya lebih banyak, dengan
pembayaran diakhirkan, seperti menjual satu kilogram gandum dengan satu
setengah kilogram gandum, Yang dibayarkan setelah setelah dua bulan. Contoh
jual beli yang tidak ditimbang. Seperti membeli salah satu buah semangka dengan
dua buah semangka yang akan dibayar setelah sebulan.
Ibn Abbas, Usamah Ibn jaid Ibn Arqam, Jubair, Ibn Jabir, dan lain lain
berpendapat bahwa riba yang diharamkan hanyalah riba nasi’ah.
7
Muhammad Asy-Syarbini sebagaimana dikutip oleh Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2001) hlm.264
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
bahwa :
1. Riba adalah suatu akad atau transaksi atas barang yang ketika akad
salah satunya.
hasan.
12
3.2 SARAN
Agar kita tetap menjadi muslim yang berpegang teguh pada syariat Islam,
kita sebaiknya dapat menahan diri dan menjauhi segala larangan Allah swt.
Dengan memperkuat iman kita pada Allah swt, kita dapat hidup dengan tenang,
13
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’i Antonio Muhammad, Bank Syariah, Jakarta : Gema Insani, 2001, Nur Diana Il
Syafi’i Antonio, Muhammad 2001 Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani Press, cet ke 1
13