ASKEP Stroke

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
WHO mengatakan, Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional

otak fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, selama lebih

dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab lain

selain gangguan vaskuler. Stroke mengenai semua usia, termasuk anak-

anak. Namun, sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang

berusia di atas 50 tahun. Makin tua umur, resiko terjangkit stroke makin

besar. Penyakit ini juga tidak mengenal jenis kelamin. Tetapi, stroke lebih

banyak menyerang laki-laki 30% lebih tinggi dari pada perempuan.

Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak

20, 5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2005. Dari

jumlah itu 5, 5 juta telah meninggal dunia. Menurut Depkes (2011) stroke

merupakan penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab penyakit,

dan disusul oleh penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi

menyumbangkan 17, 5 juta kasus stroke di dunia.

Di Indonesia tahun 2015 tercatat penyakit stroke iskemik ini

menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen

penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita paralisis sebagian

tubuh atau paralisis total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total

dari serangan stroke dan kecacatan.

1
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak

yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak.(Smeltzer,

S.C & B.G, 2012).

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah merupakan Rumah Sakit tipe A

yang sekaligus merupakan RS pendidikan yang dapat merawat berbagai

kasus, salah satunya kasus stroke non hemoragic. Data Kasus stroke di

RSUP Sanglah khususnya di IRNA A Ruang Mahottama terus meningkat,

tahun 2012 sebanyak 36 kasus, tahun 2013 sebanyak 34 tahun, tahun 2014

sebanyak 44 kasus, dan menurun di tahun 2015 sebanyak 18 kasus, tapi

dari bulan januari hingga bulan Agustus 2016 sudah sebanyak 17 kasus

yang ada di Ruang Mahottama.

Tingginya angka kejadian Stroke dan akibat lanjut yang dapat

dialami oleh penderita, kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh

terhentinya suplai darah kebagian otak. Meninjau berbagai kegawatan

diatas yang berkaitan dengan Stroke, dibutuhkan peran perawat yang dapat

memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif, tidak

hanya dalam preventif seperti pencegahan terjadinya dengan  mengurangi

faktor resiko, tetapi juga dalam hal promotif yakni memberikan

pengetahuan kepada klien tentang penyakit Stroke, pencegahan beserta

perawatannya, segi kuratif dengan memberikan penatalaksanaan medis

dan keperawatan yang diberikan di rumah sakit,  serta rehabilitatif  dengan

cara perbaikan kondisi klien pasca serangan Stroke.

2
Dengan dampak dan akibatnya dari kasus Stroke ini maka penulis

tertarik bagaimana memberikan asuhan keperawatan pasien dengan Stroke

non hemoragic dengan pendekatan proses keperawatan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam menyusun makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
Pasien IG dengan Stroke non Hemoragic di Ruang Mahottama RSUP
Sanglah Denpasar
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Stroke non Hemoragic dengan diagnosa
keperawatan Perubahan perfusi jaringan cerebral
b. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Stroke non Hemoragic dengan diagnosa
keperawatan kerusakan mobilitas fisik
c. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Stroke non Hemoragic dengan diagnosa
Kurang perawatan diri
d. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Stroke non Hemoragic dengan diagnosa
Kerusakan komunikasi verbal

C. METODE
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan
melakukan tanya jawab dengan pasien dan keluarganya. Data

3
yang diperoleh meliputi identitas pasien, riwayat menyangkut
pasien, alasan dirawat, dan kebutuhan bio-psiko sosial-spiritual
dalam kehidupan sehari-hari
b. Observasi
Observasi merupakan hasil mengamati langsung terhadap asuhan
keperawatan pasien di ruangan. Dalam pengamatan ini penulis
memperhatikan keadaan obyektif pasien melalui pengamatan
visual.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan bukti-bukti tertulis. Dalam hal ini yang digunakan
berupa media dan catatan perawatan pasien.

D. SISTEMATIKA
Secara garis besar penyusunan laporan studi kasus ini dibagi menjadi 4
BAB yaitu :
BAB I :Pendahuluan, tentang latar belakang, tujuan penulisan,
metode, dan sistematika
BAB II : Tentang tinjauan teori dan proses keperawatan
BAB III : Pelaksanaan asuhan keperawatan memuat tentang gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan pada IG dengan Stroke non
Hemoragic di Ruang Mahottama RSUP Sanglah Denpasar
BAB IV : Penutup, memuat kesimpulan dan saran

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP DASAR TEORI STROKE NON HEMORAGIC


A. Definisi
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan
CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul
secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam
beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang
terganggu.(Harsono,2006)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
(Smeltzer C. Suzanne, 2006)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di
United State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling
sering pada usia antara 75 – 85 tahun. (Long. C, Barbara; 2006).
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emboli dan thrombosis selebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi pendarahan. Namun,
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
indema sekunder (Arif Mutaqin, 2008).

B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

5
C. Faktor resiko pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan
kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol

D. Manifestasi klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu
muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu
antara lain bersifat:
a.Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient
ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.
b.Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini disebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND)
c.Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang
disebut progressing stroke atau stroke inevolution
d.Sudah menetap/permanen

6
E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
- menunjukan adanya tekanan normal
- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

G. Penatalaksanaan
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
3. Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat
penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.

H. Komplikasi
Hipoksia Serebral
Penurunan darah serebral
Luasnya area cedera

7
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN STROKE NON
HEMORAGIC
A.PENGKAJIAN
a.Pengkajian Primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis.
- mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis
( hemiplegia ) , kelemahan umum.
- gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.

8
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan ,
kegembiraan
- kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara
usus( ileus paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
- Obesitas ( factor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
- nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.

9
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada
sisi ipsi lateral

7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok ( factor resiko )

10
9.Keamanan
Data obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek,
hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu
tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,
berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social
Data obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah
2.Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan
mengatasi lender
3.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan menelan dan
penurunan asupan oral
4. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan otot-otot sekunder
5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat
6. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi darah ke otak, afasia
7. Resiko tinggi cedera b.d penurunan kesadaran dan penurunan sensori
8. Resiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit b.d tirah baring lama

11
C. PERENCANAAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah : penyakit
oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
Dibuktikan oleh :
- Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori
- Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan
- Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional
- Perubahan tanda tanda vital

Tujuan Pasien / criteria hasil ;


- Klien tidak gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala
- GCS 4 5 6 nyeri kepala Tidak ada keluhan nyeri kepala Tidak ada
- Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu: 36-37 C,
pernafasan 16-20 kali permenit)nyeri kepala Tidak ada keluhan nyeri
kepala
Intervensi :
- Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab
gangguan perfusi jaringan otak dan akibatnya
R/ keluarga lebih berpartisispasi dalam penyembuhan
- Anjurkan kepada klien untuk bed rest total
R/ mencegah perdarahan ulang
- Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan intrakranial
tiap dua jam
R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini
dan untuk penetapan tindakan yang tepat
- Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan  letak jantung (beri
bantal tipis
R/ Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena
dan memperbaiki sirkulasi serebral
- Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan

12
R/ Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra kranial dan
potensial terjadi perdarahan ulang
-   Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan
kenaikan TIK. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan
untuk pencegahan terhadap perdarahan dalam kasus stroke
hemoragik / perdarahan lainnya
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
R/ Memperbaiki sel yang masih viabel

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk,


ketidakmampuan mengatasi lendir
Tujuan : jalan nafas tetap efektif
Kriteria hasil:
- Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
- Ekspansi dada simetris
- Bunyi napas bersih saat auskultasi tdk ada ronchi, weezing
ataupun suara nafas tambahan
- Tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
- GDA dan tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
R/ mengetahui kemampuan fungsi jalan nafas
- Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas
dan memberikan pengeluaran sekresi yang optimal
R/ Posisi yang nyaman dapat membuka jalan nafas
- Penghisapan sekresi
R/ mengurangi sekresi yang dapat menyumbat jalan nafas
- Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
R/ mengetahui perkembangan suara nafas
- Kolab : dalam pemberian oksigenasi sesuai advis

13
R/ membantu dalam oksigenasi pasien
- Pantau AGD dan Hb sesuai indikasi
R/ mengetahui kadar oksigen dalam darah
- Lakukan fisioterapi nafas sesuai dengan keadaan umum klien
R/ Agar dapat melepaskan sekret dan mengembangkan paru-paru
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan menelan dan
penurunan asupan oral
Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisi / kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
- BB dapat dipertahankan/ditingkatkan
- HB dan albumin dalam batas normal
- Porsi makan habis
Intervensi :
- Tentukan kebutuahan kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p

konsultasi pada ahli gizi

R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

- Timbang BB secara berkala jika mungkin

R/ mengetahui perkembangan BB pasien

- Kaji kemampuan menelan dan mengunyah

R/ mengetahui kemampuan pasien dalam menghabiskan makanannya

- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium : HB , albumin

R/ penurinan HB dan albumin dapat memperlambat penyembuhan

pasien

- Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

R/ pemenuhan nutrisi mempercepat proses penyembuhan pasien

- Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makan

R/ suasana yang mendukung dapat membangkitkan selera makan

14
- Hindari prosedur yang menyakitkan/ tidak menyenangkan sebelum

makan.

R/ prosedur yang menyakitkan merubah mood pasien saat makan

- Ajarkan dan bantu klien untuk beristirahat sebelum makan.

R/ kelelahan beraktivitas dapat mengurangi nafsu makan pasien

- Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.

R/ kebersihan mulit menambag nafsu makan paien

- Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering 

R/ makan sekaligus banyak akan membuat pasien tidak nyaman

- Motivasi klien mematuhi diet

R/ diet yang tepat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan

- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan pemeriksaan

4. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan otot-otot sekunder


Tujuan : klien mampu melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Criteria hasil :
–          Tak terjadi kontraktur otot & footdrop
–          Pasien berpartisipasi dlm program latihan
–          Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
–          Pasien mampu memanfaatkan sisi tubuh yg tak sakit buat
kompensasi hilangnya fungsi pada sisi yg parese/plegi
Intervensi :
- Ubah posisi pasien tiap 2 jam
R/ memperlancar sirkulasi dara dan mengurangi dekubitus
-   Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas
yang tidak sakit

15
R/ Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi
darah yang jelek pada daerah yang tertekan
- Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
R/ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
- Topang ekstrimitas dgn bantal buat mencegah / mangurangi bengkak
R/ bengkak dapat memperlambat penyembuhan pasien
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Fisiotherapi dapat mengajrakan bagaimana latihan fisik yang baik dan
benar
-    Libatkan keluarga buat membantu klien latihan sendi
R/ dukungan keluarga sangat penting dalam penyembuhan pasien
5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder
akibat
Tujuan : kebutuhan mandiri klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
-  Klien bisa makan dgn bantuan orang lain / mandiri
–          Klien bisa mandi de-ngan bantuan orang lain
–          Klien bisa memakai pakaian dgn bantuan orang lain / mandiri
–          Klien bisa toileting dgn bantuan alat
Intervensi :
-   Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
R/ mengetahui sejauh mana kemampuan klien terhadap dirinya
-   Pantau kebutuhan klien buat alat-alat bantu dlm makan, mandi,
berpakaian & toileting
R/ mengetahui aktivitas apa saja yang disukai / ingin dikerjakan
pasien
- Berikan bantuan pada klien hingga klien sepenuhnya bisa mandiri
R/ aktivitas klien selama perawatan harus dilakukan secara bertahap
hingga klien mandiri / sesuai kemampuaanya

16
-   Berikan dukungan pada klien untuk menunjukkan aktivitas normal
sesuai kemampuannya
- R/ dukungan dari orang terdekat dan sekitar menambah motivasi
klien untuk melakukan aktivitas
- Libatkan keluarga dlm pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien
R/ bantuan dan dukungan keluarga
6. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi darah ke otak, afasia
Tujuan : Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
Kriteria hasil :
–          bisa menjawab pertanyaan yg diajukan perawat
–          bisa mengerti & memahami pesan-pesan lewat foto
–          bisa mengekspresikan perasaannya secara verbal maupun nonverbal
Intervensi :
- Libatkan keluarga buat membantu memahami / memahamkan
informasi dari / ke klien
R/ dukungan keluarga dalam berkomunikasi membantu klien
memenuhi keinginannya
- Dengarkan setiap ucapan klien dgn penuh perhatian
R/ usaha klien untuk berkomunikasi harus didengarkan dan dihargai
-   Gunakan kata-kata sederhana & pendek dlm komunikasi dgn klien
R/ memudahkan klien manjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan
- Dorong klien untuk mengulang kata-kata
R/ melatih klien agar saraf2 yang terkenan dapat kembali aktif
- Berikan arahan / perintah yg sederhana setiap interaksi dgn klien
R/ melatih saraf bicara klien
- Programkan speech-language teraphy
R/ ahli speech therapy akan membantu klien lebih intens
-   Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi dgn klien
R/ ahli speech terapi tidak standby 24 jam bersama klien sehingga
orang sekitar klien harus dilatih dan diajarkan untuk membantu klien
di dalam latihannya

17
7. Resiko tinggi cedera b.d penurunan kesadaran dan penurunan sensori
Tujuan : tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :
–          bebas dari cedera
–          mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan & cara buat
mencegah cedera
–          memanfaatkan fasilitas kesehatan yg ada

Intervensi :
–          menyediakan lingkungan yg aman bagi pasien
R/ lingkungan yang aman menghindarkan cedera pasien
–          memberikan informasi mengenai cara mencegah cedera
R/ informasi dibutuhkan klien dan keluarga
–          memberikan penerangan yg cukup
R/ penerangan yang cukup menghindarkan cedera
–          menganjurkan keluarga untuk selalu menemani pasien
R/ adanya orang sekitar membuat klien merasa aman

8. Resiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit b.d tirah baring lama


Tujuan : klien mampu mempertahankan keutuhan kulit
Criteria hasil :
- Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
- Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
- Tidak ada tanda kemerahan atau luka
Intervensi :
- Anjurkan untuk melakukan latihan ROM (range of motion) dan
mobilisasi jika mungkin
R/ Meningkatkan aliran darah kesemua daerah
- Rubah posisi tiap 2 jam
R/ Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah

18
- Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-
daerah yang menonjol
R/ Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol
- Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami
tekanan pada waktu berubah posisi
R/ Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
- Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
R/ Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan
- Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma,
panas terhadap kulit
R/ Mempertahankan keutuhan kulit

D. EVALUASI
1. Suplai darah ke otak lancar
2. Jalan nafas tetap efektif
3. Nutrisi terpenuhi
4. Mampu melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
5. Kebutuhan klien terpenuhi
6. Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
7. Tidak terjadi taruma
8. Keutuhan kulit terjaga

19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN IG
DENGAN STROKE NON HEMORAGIC DI RUANG MAHOTTAMA
RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 10 - 13 AGUSTUS 2016

A. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2016, Pk 09.00 Wita di
Ruang Mahottama RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan atas
anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
catatan medis pasien.
1) Identitas
Pasien Penanggung
(1) Nama : IG AM
(2) Umur : 64 tahun 33 tahun
(3) Jenis kelamin : Laki-laki laki-laki
(4) Status perkawinan : Kawin Kawin
(5) Agama : Hindu Hindu
(6) Pendidikan : Sarjana Sarjana
(7) Pekerjaan : Pensiunan Swasta
(7) Alamat : jl Pulau Buru Denpasar
2) Alasan dirawat
a) Keluhan utama
(1) Keluhan utama saat MRS
Keluarga mengatakan lemas separuh tubuh kanan
(2) Keluhan utama saat pengkajian
Lemas separuh tubuh kanan
b) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit dahulu

20
Keluarga mengatakan pasien sebelumnya belum pernah
mengalami penyakit yang sama.
(2) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
mengalami sakit yang sama seperti pasien. Tapi orang tua
dan kakak pasien memiliki riwayat sakit hipertensi.
(3) Riwayat penyakit sekarang
Sejak 4 hari sebelum MRS pasien merasa kesemutan di
bagian tangan dan kaki bagian kanan bertambah berat 6 jam
SMRS, pasien mengeluh lemas di separuh tubuh kanan,
keluhan dirasakan mendadak saat pasien akan duduk untuk
makan siang. Kelemahan terjadi secara mendadak antara
tungkai bawah dan lengan atas, suara pun berubah menjadi
pelo, pasien hanya bisa menggeser separuh tubuhnya saja.
Kemudian keluarga mengajak ke IGD RSUP Sanglah, saat
dibawa ke RS kelemahan pasien berkurang, tapi masih
terasa berat saat menggerakkan tubuh yang lemah.
DX Medis SNH ec thrombus dd tromboemboli
Therapi : - IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
- Citicolin 2 x 500 mg ( iv)
- Asetosal 320 mg, selanjutnya 1 x 100 mg

3) Data bio-psiko-sosial-spiritual
a) Biologis
(1) Bernapas
Sebelum MRS dan saat pengkajian pasien mengatakan
tidak ada keluhan dalam benafas sesak (-), batuk (-),
Wheezing -/-, ronchi -/-, retraksi otot dada (-), R=20x/mnt.

21
(2) Makan dan minum
Makan : Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat
pengkajian pasien biasa makan 3 kali sehari dan
habis ¾ porsi, mual (-), muntah (-).
Minum : Keluarga mengatakan sebelum sakit dan saat
pengkajian pasien biasa minum 8-10 gelas per
hari (1600-2000 cc/hari).
(3) Eliminasi
BAB : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAB
1/hari yaitu setiap pagi hari dengan konsistensi
lembek, warna kuning kecoklatan. Saat
pengkajian pasien mengatakan belum BAB dari
pagi.
BAK : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAK 5-6
kali perhari (± 500-600 ml), dengan bau khas
urin, warna kuning jernih. Saat pengkajian pasien
mengatakan BAK di pampers.
(4) Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien biasa melakukan aktivitas sehari-hari.
Saat pengkajian keluarga mengatakan badannya lemas di
separuh tubuh bagian kanan, tangan dan kaki kanannya
masih terasa berat saat digerakkan. Sehingga segala
kebutuhan ADL pasien dibantu anak/petugas dan
dilakukan di tempat tidur.
(5) Istirahat dan tidur
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan
pasien tidak mengalami gangguan dalam istirahat dan tidur,
pasien biasa tidur malam dari pukul 21.00-06.00 Wita.

22
(6) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum sakit pasien tidak pernah mengalami peningkatan
suhu tubuh. Saat sakit dan saat pengkajian pasien tidak
mengalami peningkatan suhu tubuh.
(7) Kebersihan diri
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa mandi 2 kali
sehari di kamar mandi dengan memakai sabun, keramas 2
kali seminggu, gosok gigi 2 kali sehari. Saat pengkajian
keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu
melakukan ADL nya sendiri dan membutuhkan bantuan
keluarga atau petugas
b) Data psikologis
(1) Rasa aman
Saat pengkajian pasien tampak tenang dengan penyakit
yang dialaminya
(2) Rasa nyaman
Saat pengkajian pasien dapat beradaptasi dan menerima
sakitnya.
c) Data sosial
(1) Sosial pasien
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar antar dan
intern keluarga baik
(2) Rekreasi
Pasien mengatakan sebelum sakit jarang bepergian, pasien
lebih senang dirumah. Saat sakit dan saat pengkajian pasien
mengatakan hanya bisa berbaring ditempat tidur dan
berbincang-bincang dengan keluarga.
(3) Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi menonjol yang
dapat membanggakan dirinya

23
d) Spiritual
Pasien menganut agama hindu dan pasien biasa sembahyang
setiap hari. Saat sakit dan saat pengkajian pasien hanya bisa
berdoa dari tempat tidur.
4) Pengetahuan
Pasien dan keluarga mengatakan mengatakan bersedia untuk
mengikuti prosedur perawatan dan mematuhi aturan dokter dan
RS.
5) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
(1) Kesadaran : Compos mentis
(2) Bangun tubuh : Sedang
(3) Gerak motorik : Terbatas
(4) Warna kulit : sawo matang
(5) Kebersihan : Cukup
(6) GCS : E = 4, V = 5, M = 6
(7) Turgor kulit : Elastis
b) Ukuran-ukuran
(1) Berat badan sebelum sakit : 64 kg
(2) Berat badan saat pengkajian : 64 kg
(3) Tinggi badan : 160 cm
c) Gejala kardinal
(1) Suhu : 36º C
(2) Tekanan darah : 130/70 mmHg
(3) Nadi : 80 x/menit
(4) Pernapasan : 20 x/menit
(5) Skala Nyeri :0

24
d) Keadaan fisik
(1) Kepala
Kebersihan cukup, bentuk bulat, warna rambut hitam
beruban, penyebaran rambut merata, nyeri tekan tidak
ada.
(2) Mata
Konjungtiva tidak anemis, gerakan bola mata
terkoordinasi, mata simetris, sklera tidak ikterik.
(3) Telinga
Bentuk simetris, peradangan tidak ada, serumen tidak
ada, pendengaran baik.
(4) Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, pembengkakan
tidak ada, epistaksis tidak ada.
(5) Mulut
Mukosa bibir lembab, reflek menelan baik, pembesaran
tonsil tidak ada, persebaran gigi merata, lidah cukup
bersih, suara pelo, bibir sedikit miring.
(6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
(7) Thorak
Bentuk dada simetris, ronchi -/-, wheezing -/-, retraksi
otot dada (-), suara jantung S1 S2 tunggal reguler.
(8) Abdomen
Benjolan pada perut tidak ada, nyeri tekan tidak ada,
bising usus 6 kali / menit , bentuk simetris, flatus (+)
(9) Ekstremitas
Atas : Sianosis tidak ada, terpasang IVFD Nacl 0,9%
20 tpm pada tangan kiri, tetesan lancar, tidak

25
ada edema, Capilari refill < 2 detik, kekuatan
otot 555/444
Bawah : Sianosis tidak ada, tidak ada edema, tidak
ikterik, kekuatan otot 555/444
(10) Genetalia
Kebersihan Cukup
(11) Anus
Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid.

12) Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan laboratorium
a) Tanggal 9 Agustus 2016
WBC 6.77 Kolesterol total 174
HGB 12.53 Trigliserida 100
HCT 42.03 Kolesterol HDL 45
RBC 4.37 Kolesterol LDL 114
PLT 271.70 As. Urat 7.6
SGOT 12.6 Na 146
SGPT 11.7 K 5.32
BUN 18 BS acak 81
SC 1.73

Hasil CT Scan
Kesan : curiga kronik tromboembolic cerebral infark di region
parieto-occipitalis kanan, brain atropi

Hasil Thorak Foto


Kesan : Cor dan Pulmo tak tampak kelainan

26
b. Analisa Data
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN IG
DENGAN STROKE NON HEMORAGIC
DI RUANG MAHOTTAMA RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 10 Agustus 2016
No Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan
1. - Pasien mengatakan badannya lemas di - Kelemahan ekstremitas bagian Perubahan
separuh tubuh bagian kanan, tangan dan kanan perfusi
kaki kanannya masih terasa berat saat - TD 130/70mmhg jaringan
menggerakkan tubuh - N= 80x/mnt cerebral

2. - Pasien mengatakan badannya lemas di - Kelemahan ekstremitas bagian Kerusakan


separuh tubuh bagian kanan, tangan dan kanan mobilitas
kaki kanannya masih terasa berat saat - Kekuatan otot atas 555/444 fisik
menggerakkan tubuh - Kekuatan otot bawah 555/444
- Keluarga mengatakan segala kebutuhan
ADL pasien dibantu anak/petugas dan
dilakukan di TT
3 - Pasien mengatakan segala kebutuhan - Keluarga mengatakan pasien tidak Defisit
pasien dibantu oleh keluarga dan mampu melakukan ADL nya perawatan
petugas sendiri dan membutuhkan diri
bantuan
4 -Pasien mengatakan suaranya berubah - Suara pelo (+) Kerusakan
- Bibir sedikit miring komunikasi
verbal
c. Rumusan masalah
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral
2. Kerusakan mobilitas fisik
3. Defisit perawatan diri
4. Kerusakan komunikasi verbal

27
b. Analisis masalah
1. P : Gangguan perfusi jaringan cerebral
E : Terputusnya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme
pembuluh darah serebral, edema serebral
S : Pasien mengatakan badannya lemas di separuh tubuh bagian
kanan, tangan dan kaki kanannya masih terasa berat saat
menggerakkan tubuh, Kelemahan ekstremitas bagian kanan, TD
130/70mmhg, N= 80x/mnt
Proses terjadinya : adanya sumbatan aliran darah dan O2 ke otak
menyebabkan infark jaringan serebral
Akibat bila tidak ditanggulangi : memperluas area yang terkena

2. P : Kerusakan mobilitas fisik


E : Kelemahan otot otot sekunder
S : Pasien mengatakan badannya lemas di separuh tubuh bagian
kanan, tangan dan kaki kanannyamasih terasa berat saat menggerakkan
tubuh. Keluarga mengatakan segala kebutuhan ADL pasien dibantu
anak/petugas dan dilakukan di TT, Kelemahan ekstremitas bagian
kanan, Kekuatan otot atas 555/444, Kekuatan otot bawah 555/444
Proses terjadinya : infark jaringan serebral yang mengenai
hemisfer kanan dan kiri menyebabkan Kelemahan otot/paralisis baik di
sebagian sisi tubuh atau seluruh tubuh
Akibat bila tidak ditanggulangi : Kontraktur , dekubitus

3. P : Defisit perawatan diri


E : Kelemahan otot sekunder
S : Pasien mengatakan segala kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga
dan petugas, Keluarga mengatakan pasien tidak mampu
melakukan ADL nya sendiri dan membutuhkan bantuan.

28
Proses terjadinya : adanya kelemahan fisik menyebabkan kebersihan
menjadi kurang terjaga
Akibat bila tidak ditanggulangi : menimbulkan infeksi dan penyakit
lain

4. P : Kerusakan komunikasi verbal


E : Penurunan sirkulasi darah ke otak, afasia
S : Keluarga mengatakan suaranya berubah, Suara pelo (+), bibir
sedikit miring
Proses terjadinya : sumbatan aliran darah dan O2 yang mengenai
hemisfer kiri menyebabkan afasia
Akibat bila tidak ditanggulangi : kesulitan komunikasi dan sulit
mengetahui keinginan pasien

B. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b/d terputusnya aliran darah : penyakit
oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
ditandai dengan Keluarga mengatakan badannya lemas di separuh tubuh
bagian kanan, tangan dan kaki kanannya masih terasa berat saat
menggerakkan tubuh, Kelemahan ekstremitas bagian kanan, TD
130/70mmhg, N= 80x/mnt
b. Kerusakan mobilitas fisik b/d Kelemahan otot otot sekunder ditandai
dengan Keluarga mengatakan badannya lemas di separuh tubuh bagian
kanan, tangan dan kaki kanannyamasih terasa berat saat menggerakkan
tubuh. Keluarga mengatakan segala kebutuhan ADL pasien dibantu
anak/petugas dan dilakukan di TT, Kelemahan ekstremitas bagian kanan,
Kekuatan otot atas 555/444, Kekuatan otot bawah 555/444
c. Defisit perawatan diri b/d Kelemahan otot sekunder ditandai Keluarga
mengatakan segala kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan petugas,
Keluarga mengatakan pasien tidak mampu melakukan ADL nya sendiri
dan membutuhkan bantuan.

29
d. Kerusakan komunikasi verbal b/d Penurunan sirkulasi darah ke otak,
afasia ditandai dengan Keluarga mengatakan suaranya berubah, Suara pelo
(+), bibir sedikit miring.

C. Perencanaan
1. Prioritas masalah keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Defisit perawatan diri
d. Kerusakan komunikasi verbal

2. Rencana keperawatan
RENCANA PERAWATAN PASIEN IG
DENGAN GSTROKE NON HEMORAGIC DI RUANG MAHOTTAMA
RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 10-13 Agustus 2016
Hari/ Diagnosa
Rencana
Tgl/ Keperawat Rencana Tindakan Rasional
Tujuan
Jam an
Rabu, Gangguan Setelah - Berikan - keluarga lebih
10 perfusi diberikan penjelasan berpartisispasi
Agust jaringan askep selama kepada keluarga dalam
2016 cerebral 3x24 jam klien tentang penyembuhan
09.00 diharapkan sebab-sebab
perfusi gangguan perfusi
jaringan tidak jaringan otak dan
terganggu akibatnya
dengan kritria - Anjurkan - mencegah
hasil : kepada klien perdarahan ulang
- TD 110/70 untuk bed rest
– 130/80 total - Mengetahui setiap

30
mmhg - Observasi perubahan yang
- Nadi 70 – dan catat tanda- terjadi pada klien
90 x/mnt tanda vital secara dini dan
- S = 36- untuk penetapan
37°C tindakan yang tepat
- GCS 456 - Mengurangi
- Berikan tekanan arteri
posisi kepala dengan
lebih tinggi 15- meningkatkan
30 dengan  letak draimage vena dan
jantung (beri memperbaiki
bantal tipis sirkulasi serebral

- Rangsangan
aktivitas yang
-   Ciptakan
meningkat dapat
lingkungan yang
meningkatkan
tenang dan batasi
kenaikan TIK.
pengunjung
Istirahat total dan
ketenangan
mungkin diperlukan
untuk pencegahan
terhadap perdarahan
dalam kasus stroke
hemoragik /
perdarahan lainnya

- Kolaborasi
- Memperbaiki sel
dgn tim dokter
yang masih viabel
dlm pemberian
obat
neuroprotektor :

31
citicolin
2x500mg
Rabu, Kerusakan Setelah - Ubah - memperlancar
10 mobilitas diberikan posisi pasien tiap sirkulasi dara dan
Agust fisik askep selama 2 jam mengurangi dekubitus
2016 3x24 jam - Menurunkan resiko
09.00 diharapkan - Ajarkan klien terjadinnya iskemia
pasien mampu untuk melakukan jaringan akibat
melakukan latihan gerak sirkulasi darah yang
aktivitas fisik aktif pada jelek pada daerah
sesuai ekstrimitas yang yang tertekan.
kemampuan tidak sakit - Gerakan aktif
dengan kriteria - Lakukan memberikan massa,
hasil : gerak pasif pada tonus dan kekuatan
- pasien ekstrimitas yang otot serta
berpartisipasi sakit memperbaiki fungsi
dalam jantung dan
program pernapasan
latihan - bengkak dapat
- Pasien - Topang memperlambat
mampu ekstrimitas dgn penyembuhan pasien
memanfaatka bantal buat
n sisi tubuh mencegah /
yg tak sakit mangurangi - Fisiotherapi dapat
untuk bengkak mengajrakan
kompensasi - Kolaborasi bagaimana latihan
hilangnya dengan ahli fisik yang baik dan
fungsi pada fisioterapi untuk benar
sisi yg lemah latihan fisik klien - dukungan keluarga
- Menunjukka sangat penting dalam
n - Libatkan penyembuhan pasien

32
kemampuan keluarga buat
peningkatan membantu klien
aktifitas latihan sendi
dengan
mobilisasi
bertahap
Rabu, Defisit Setelah - Kaji - mengetahui sejauh
10 perawatan diberikan kamampuan mana kemampuan
Agust diri askep selama klien untuk klien terhadap
2016 3x24 jam perawatan diri dirinya
09.00 diharapakan - Pantau - mengetahui aktivitas
kebutuhan kebutuhan klien apa saja yang disuaki
mandiri klien buat alat-alat / ingin dikerjakan
terpenuhi bantu dlm pasien
dengan makan, mandi,
kriteria hasil: berpakaian &
- pasien bisa toileting
makan dgn - Berikan - aktivitas klien
bantuan bantuan pada selama perawatan
- pasien bisa klien hingga harus dilakukan
mandi klien secara bertahap
dengan sepenuhnya bisa hingga klien mandiri
bantuan mandiri / sesuai
- pasien bisa kemampuannya
memakai - bantuan dan
pakaian dgn - Libatkan dukungan keluarga
bantuan keluarga dlm mempercepat
- pasien bisa pemenuhan pemulihan kondisi
toileting dgn kebutuhan pasien
bantuan perawatan diri
klien

33
Rabu, Kerusakan Setelah - Libatkan - dukungan keluarga
10 komunika diberikan keluarga buat dalam
Agust si verbal askep selama membantu berkomunikasi
2016 3x24 jam memahami / membantu klien
09.00 diharapkan memahamkan memenuhi
Proses informasi dari / keinginannya
komunikasi ke klien
klien dpt - Gunakan - memudahkan klien
berfungsi kata-kata manjawab setiap
secara optimal sederhana & pertanyaan yang
dg criteria hasil pendek dlm dilontarkan
: komunikasi dgn
- ahli speech therapy
- bisa klien
akan membantu
menjawab - Programka
klien lebih intens
pertanyaan n speech-
yg diajukan language
- ahli speech terapi
perawat teraphy
tidak standby 24 jam
- bisa
bersama klien
mengekspre - Lakukan
sehingga orang
sikan speech-language
sekitar klien harus
perasaannya teraphy setiap
dilatih dan diajarkan
secara interaksi dgn
untuk membantu
verbal klien
klien di dalam
maupun
latihannya
nonverbal

34
D. Pelaksanaan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN JC
DENGAN STROKE NON HEMORAGIC
DI RUANG MAHOTTAMA RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 10-13 AGUSTUS 2016
Hari/ No
Pelaksanaan Evaluasi Paraf
Tgl/jam Dx
Rabu, 3 Kaji kamampuan klien Klg mengatakan klien tidak aryani
10 Ags untuk perawatan diri mampu melakukan ADL
2016 secara mandiri
09.00 3 Memandikan pasien Pasien bersih sujani

3 Melibatkan keluarga Keluarga mau membantu sujani


dalam pemenuhan memandikandan mengganti
aktifitas (mengganti pampers pasien
pampers)
4 Berkomunikasi dg pasien Pasien menjawab pertanyaan aryani
dan menggunakan kata perawat dengan perlahan
sederhana
1 Memberi KIE pada klg Klg paham penjelasan aryani
ttg sebab dan akibat perawat
adanya gangguan fungsi
otak
1 Menganjurkan pada Pasien mengerti aryani
pasien untuk bedrest total
1 Memberikan posisi 15°- Pasien merasa nyaman sujani
30°
2 Menopang extremitas yg Pasien merasa nyaman sujani
lemah dengan bantal
10.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis ½ porsi aryani
memberikan extra snack

35
1 Kolab : pemberian Alergi (-) rahma
injeksi neuroprotector
( citicolin 500mg )
11.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 88 x/mnt, T= rahma
130/70, R= 20x/mnt
12.00 3 Kie klg untuk membantu Klg paham, pasien makan rahma
memberikan makan siang habis ½ porsi
14.00 2 Menganjurkan klg untuk Klg mengerti ari
mengubah posisi pasien
@ 2 jam
15.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis ½ porsi ari
memberikan extra snack
16.00 3 Memandikan dan Pasien bersih ari
mengganti pampers
pasien
2 Menopang extremitas yg Pasien merasa nyaman g’ruk
lemah dengan bantal
1 Memberikan posisi 15°- Pasien merasa nyaman rukmi
30° ni
4 Melibatkan klg dalam Pasien dan klg mau
komunikasi dengan paien komunikatif rukmi
18.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 84 x/mnt, T= ni
130/80, R= 20x/mnt
19.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis ¾ porsi ari
memberikan makan
20.00 1 Menganjurkan keluarga Keluarga mengerti ari
untuk menciptakan
lingkungan yang tenang
dan batasi pengunjung
22.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36,2°C, N= 80 x/mnt, T= wita
130/80, R= 20x/mnt

36
1 Kolab : pemberian wita
injeksi neuroprotector Obat masuk, alergi (-)
( citicolin 500mg )
Kamis, 1 Mengobservasi vital sign S = 36,5°C, N= 80 x/mnt, T= wita
11-8- 130/80, R= 20x/mnt
16 4 Libatkan keluarga dalam Keluarga paham wita
06.00 pemberian informasi
kepada klien
07.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis ¾ porsi wita
memberikan makan pagi
09.00 3 Membantu memandikan Pasien bersih wita
pasien
3 Melibatkan keluarga Keluarga mau membantu sujani
dalam pemenuhan memandikan dan mengganti
aktifitas (mengganti pampers pasien
pampers)
4 Berkomunikasi dg pasien Pasien menjawab pertanyaan aryani
dan menggunakan kata perawat dengan perlahan
sederhana
10.00 1 Kolab : pemberian Obat masuk, alergi (-) aryani
injeksi neuroprotector
( citicolin 500mg )
10.30 3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis 1 porsi sujani
memberikan xtra snack
2,4 Kolaborasi dengan ahli Fisiotherapi dan speech sujani
fisioterapi untuk latihan therapi dilakukan setiap hari
fisik klien dan speech- diruangan
language teraphy
2 Melibatkan keluarga Keluarga mengerti aryani
untuk membantu klien
latihan sendi

37
11.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 80 x/mnt, T=
130/80, R= 20x/mnt aryani
12.00 3 Kie klg untuk membantu Klg paham, pasien makan rahma
memberikan makan siang habis ¾ porsi
14.00 2 Melibatkan keluarga Keluarga mengerti rahma
untuk membantu klien
latihan sendi
2 Mengajarkan keluarga Keluarga dan pasien paham rukmi
dan klien untuk ni
melakukan latihan gerak
aktif pada ekstrimitas
yang tidak sakit rukmi
15.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis 1 porsi ni
memberikan xtra snack
16.00 3 Membantu memandikan Pasien bersih rukmi
dan mengganti pampers ni
pasien
2 Menopang extremitas yg Pasien merasa nyaman ari
lemah dengan bantal
18.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36,7°C, N= 80 x/mnt, T= ari
130/80, R= 20x/mnt
19.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis 1 porsi yemi
memberikan makan
22.00 1 Kolab : pemberian Obat masuk, alergi (-) yemi
injeksi neuroprotector
( citicolin 500mg )
1 Mengobservasi vital sign S = 36,5°C, N= 80 x/mnt, T= wita
130/80, R= 20x/mnt
Jumat, 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 80 x/mnt, T= wita
12-8- 130/80, R= 20x/mnt
16 4 Libatkan keluarga buat Keluarga paham wita

38
06.00 membantu memahami /
memahamkan informasi
dari / ke klien
07.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis ¾ porsi wita
memberikan makan pagi
09.00 3 Membantu memandikan Pasien bersih rahma
pasien
3 Melibatkan keluarga Keluarga mau membantu rahma
dalam pemenuhan memandikan dan mengganti
aktifitas (mengganti pampers pasien
pampers)
4 Berkomunikasi dg pasien Pasien menjawab pertanyaan aryani
dan menggunakan kata perawat dengan perlahan
sederhana
10.00 1 Kolab : pemberian Obat masuk, alergi (-) rahma
injeksi neuroprotector
( citicolin 500mg )
3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis 1 porsi rahma
memberikan xtra snack
11.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 80 x/mnt, T= rahma
130/80, R= 20x/mnt
2,4 Kolaborasi dengan ahli Fisiotherapi dan speech aryani
fisioterapi untuk latihan therapi dilakukan setiap hari
fisik klien dan speech- diruangan, asien mau
language teraphy berpartisipasi dalam setiap
latihan
12.00 2 Kie klg untuk membantu Klg paham, pasien makan aryani
memberikan makan siang habis ¾ porsi
14.00 2 Mengajarkan keluarga yudi
dan klien untuk Keluarga dan pasien paham
melakukan latihan gerak

39
aktif pada ekstrimitas
yang tidak sakit
15.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien minum habis 1 porsi yudi
memberikan xtra snack
16.00 3 Membantu memandikan Pasien bersih yudi
dan mengganti pampers
pasien
2 Menopang extremitas yg Pasien merasa nyaman yudi
lemah dengan bantal
18.00 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 80 x/mnt, T= yudi
130/80, R= 20x/mnt
19.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis 1 porsi sujani
memberikan makan
22.00 1 Kolab : pemberian Obat masuk, alergi (-) janur
injeksi neuroprotector
( citicolin 500mg )
1 Mengobservasi vital sign S = 36,5°C, N= 80 x/mnt, T= janur
130/80, R= 20x/mnt
Sabtu,
13-8- 1 Mengobservasi vital sign S = 36°C, N= 84 x/mnt, T= janur
16 130/80, R= 20x/mnt,
06.00 E4V5M6

07.00 3 Kie klg untuk membantu Pasien makan habis 1 porsi janur
memberikan makan pagi
09.00 3 Membantu memandikan Pasien bersih rahma
pasien
3 Melibatkan keluarga Keluarga mau membantu rahma
dalam pemenuhan memandikan dan mengganti
aktifitas (mengganti pampers pasien
pampers)

40
2 Menopang extremitas yg Pasien menarik tangan yang aryani
lemah dengan bantal lemah untuk membantu
merubah posisi
4 Berkomunikasi dg pasien Pasien mau menjawab aryani
dan menggunakan kata pertanyaan yang diajukan
sederhana perawat tetapi belum jelas,
pasien tersenyum.

E. Evaluasi
EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IG DENGAN STROKE
NON HEMORAGIC DI RUANG MAHOTTAMA RSUP SANGLAH
DENPASAR
TANGGAL 13 AGUSTUS 2016
TANGGAL Diagnose Evaluasi
Hari/tgl/jam
Sabtu,13 Gangguan S:-
Agust 2016 perfusi O : TD=130/80 mmhg, Nadi 84 x/mnt, S = 36°C,
Pk. 09.00 jaringan R = 20 x/mnt, GCS E4V5M6
cerebral A :Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi

Kerusakan S : Keluarga berpartisipasi aktif dalam membantu


Mobilitas segala kebutuhan ADL pasien
Fisik O : pasien mau berpartisipasi dalam setiap latihan,
pasien, menarik tangan yg lemah untuk
mengubah posisi
A : Tujuan tercapai sebagian, Masalah belum

41
teratasi
P : Lanjutkan renpra

Defisit S : Keluarga mau membantu pasien untuk makan,


perawatan mandi, toileting, dan memakai pakaian
diri O : Pasien makan, mandi, toileting, dan memakai
pakaian dgn bantuan keluarga dan petugas
A : Tujuan tercapai, Masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi pasien

Kerusakan S : -
komunikasi O : Pasien mau menjawab pertanyaan yang
verbal diajukan perawat tetapi belum jelas, pasien
tersenyum.
A : Tujuan tercapai sebagian, Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan renpra

42
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien IG
dengan SNH, maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian
a. Pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan dengan
menggunakan format pengkajian yang tersedia sesuai dengan teori.
Sehingga diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien IG ada 4,
Gangguan perfusi jaringan cerebral, Kerusakan mobilitas fisik, Kurang
perawatan diri, Kerusakan komunikasi verbal

2. Perencanaan
Rencana keperawatan telah disusun berdasarkan masalah yang
timbul. Pada perencanaan, masalah yang diprioritaskan adalah
gangguan perfusi jaringan cerebral karena apabila tidak ditanggulangi :
memperluas area yang terkena sumbatan
3. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan keperawatan yaitu tindakan keperawatan yang
ditetapkan sesuai dengan rencana keperawatan. Tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien IG sudah sesuai dengan rencana yang
disusun pada rencana keperawatan selama 3 x 24 jam..
4. Evaluasi
Berdasarkan catatan perkembangan pasien terhadap masalah yang
sudah di intervensi serta mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan,
bahwa ada 4 masalah yang muncul pasien IG, untuk 2 diagnosa sudah
teratasi dan renpra harus dilanjutkan 3 x 24 jam untuk diagnosa
kerusakan mobilitas fisik dan kerusakan komunikasi verbal.

43
B. SARAN
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan penulis menyarankan :
1. Petugas ruangan : Hendaknya kerjasama tim yang sudah ada dipelihara
dan ditingkatkan sehingga dapat menunjang
kerjasama tim yang baik dalam upaya pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien.
2. Keluarga : Mengingat pemulihan SNH membutuhkan waktu
yang lama, dukungan dan motivasi keluarga
hendaknya menjadi prioritas agar pasien tetap
memiliki semangat untuk sembuh dari
penyakitnya. SNH dapat terjadi berulang kali dan
efek yang ditimbulkan lebih berat dari yang
sebelumnya sehingga pasien harus tetap menjaga
kesehatan, pola makan dan diet, serta rajin
berolahraga.

44
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada

university press, 2006

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan

Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 2006

Marilynn E, Doengoes, 2007, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,

Jakarta, EGC, 2010

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan

Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan ,

Jakarta, Depkes, 2006

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2012

45
46

Anda mungkin juga menyukai