BJT - PAJA3337 Auditing I A Tugas 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Christina Lidya Loise Hutagaol

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043876134

Kode/Nama Mata Kuliah : PAJA3337/Auditing I A

Kode/Nama UPBJJ : Medan

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUK
1. Jelaskan pihak yang terlibat dalam proses audit!
Jawaban:
Ketiga pihak dalam audit tersebut adalah:
1) Auditor
Auditor adalah orang atau pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan audit. Dalam melakukan audit,
auditor harus objektif dan independen.
2) Auditee
Auditee adalah orang atau pihak yang menjadi objek audit. Objek audit ini sangat beragam, bisa berupa
laporan, proses, hasil kerja, dan sebagainya. Meskipun demikian, apa pun objek yang diaudit tentu ada pihak
atau orang yang bertanggung jawab terhadap objek audit tersebut.
3) Stakeholder
Stakeholder adalah pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit. Stakeholder ini bisa berasal dari internal
organisasi, misalnya manajemen puncak atau bisa juga berasal dari eksternal seperti pemegang saham atau
pemerintah. Robert Elliot dalam CA Magazine (Agustus 1996) menyebutkan beberapa stakeholder yang
berkepentingan
Ketiga pihak dalam audit tersebut terdapat dalam setiap jenis audit, baik audit keuangan, audit ketaatan
maupun audit operasional.

2. Jelaskan ciri ciri bukti audit yang kompeten

Bahan bukti didefinisikan sebagai informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi
kuantitatif yang sedang diperiksa disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kecukupan bukti audit lebih
berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit adalah:
1.Materialitas. Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan keuangan.
Karena tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka semakin rendah tingkat
materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan. Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi,
maka kuantitas bukti yang diperlukan pun akan semakin sedikit.
2.Risiko Audit. Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan yang terbalik.
Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya adalah
tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih
banyak.
3.Faktor-faktor Ekonomi. Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun bukti
audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang
diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan entitas. Auditor harus
memperhitungkan apabila setiap tambahan waktu dan biaya untuk mengumpulkan bukti audit memberikan
manfaat terhadap kuantitas dan kualitas bukti yang dikumpulkan.
4.Ukuran dan Karakteristik Populasi. Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit memiliki hubungan
yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari
populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang
diambil dari populasi. Karakteristik populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas unsur individu
yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel bukti audit dan informasi yang lebih
kuat atau mendukung tentang populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang seragam.
Jumlah diukur terutama dengan besar sampel yang dipilih auditor. Dua hal yang paling penting dalam
menentukan kecukupan adalah perkiraan auditor atas terjadinya kekeliruan dan efektifitas struktur
pengendalian intern.
Kompetensi mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti, kalau dari bukti dianggap sangat
kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan sajikan dengan wajar.
Kompetensi bahan bukti hanya terkaitan dengan prosedur audit yang pilih. Kompetensi tidak dapat diperbaiki
dengan memperbesar sampel, atau memilih pos yang lain dari populasi. Kompetensi atau reliabilitas bahan
bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas pengendalian internal entitas. Semakin
efektif pengendalian internal entitas, semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti
audit yang berupa informasi penguat tergantung pada faktor berikut:
1.Relevansi Bukti. Bukti audit yang relevan adalah yang sesuai atau tepat jika digunakan untuk suatu maksud
tertentu. Bukti yang relevan lebih kompeten daripada bukti yang tidak relevan.
2.Sumber Informasi Bukti. Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti
yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang independen merupakan bukti yang paling
tepat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan atas keandalan yang lebih besar daripada
bukti yang diperoleh dari internal entitas.
3.Ketepatan Waktu. Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti audit. Ketepatan
waktu sangat penting, terutama dalam melakukan verifikasi atas aktiva lancar, utang lancar, dan akun surplus-
defisit terkait karena berkaitan dengan apakah cut off atau pisah batas telah dilakukan secara tepat. Bukti yang
diperoleh mendekati tanggal neraca lebih kompeten dibanding bukti yang diperoleh jauh dari tanggal neraca.
4.Objektivitas. Bukti audit yang bersifat objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan kompeten daripada
bukti audit yang bersifat subjektif.

3. Jelaskan jenis-jenis pendapat/opini auditor dalam laporan audit !


Jawaban:
Jenis-jenis Opini Audit
Menurut SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), opini audit ada 5 macam, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Kriteria pendapat wajar tanpa
pengecualian antara lain:
• Laporan keuangan lengkap
• Tiga standar umum telah dipenuhi
• Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk menyimpulkan bahwa tiga standar lapangan telah dipatuhi
• Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
• Tidak ada keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan paragraf penjelas atau
modifikasi laporan
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion)
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa
penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.

Auditor menyampaikan pendapat ini jika:


• Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP
• Keraguan besar akan konsep going concern
• Auditor ingin menekankan suatu hal
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Opini ini dikeluarkan ketika auditor tidak puas akan seluruh laporan keuangan yang disajikan.

Opini audit membuat laporan keuangan makin autentik. Opini ini dikeluarkan oleh seorang auditor dalam
menilai bagaimana tingkat kewajaran dalam laporan keuangan Anda.
Terdapat beberapa jenis opini audit dalam laporan keuangan. Masing-masing jenis ini memiliki kriteria
tersendiri terkait apa saja poin-poin penilaian.
Dengan adanya opini ini, Anda dapat mengetahui di mana letak masalah Anda sehingga Anda dapat
mengatasinya.
Sumber: Modul Auditing I A
- https://zahiraccounting.com/id/blog/5-jenis-opini-audit-laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai