Makalah Pengantar Pariwisata klpk3
Makalah Pengantar Pariwisata klpk3
Makalah Pengantar Pariwisata klpk3
PERMINTAAN PARIWISATA
Oleh:
KELOMPOK III
1. AISYAH EIDELWEYS ARSYAD (2248014)
2. M. PANGERAN WONG HATTA (2248024)
3. SHAKILA PUTRI PARAMITHA (2248009)
KELAS 1 A
PRODI DESTINASI PARIWISATA
JURUSAN KEPARIWISATAAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ....................................................................................................... 1
BAB II ISI .................................................................................................................... 2
A.Manajemen Permintaan Jasa........................................................................................2
B. Strategi Peningkatan Permintaan Dan Penawaran Jasa............................................ 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10
KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN.
Latar Belakang
Setiap organisasi baik profit maupun nonprofit didirikan dengan tujuan tertentu.Di antaranya
meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik, mempertahankaneksistensi, meraih tingkat
penjualan tertentu, mencapai tingkat pertumbuhan tertentu,memberikan pelayanan sosial, dan
sebagainya.
Dalam rangka merealisasikan tujuantersebut, organisasi atau produsen berupaya menghasilkan
suatu produk baik
yang bersifat konkrit maupun abstrak yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual
maupun organisasional.
Jenis, kuantitas, maupun kualitas produk sangat tergantung padakompetensi inti dan kapasitas
produktif organisasi. Di lain pihak, konsumen memiliki beraneka ragam kebutuhan dan
keinginan yangdapat dipenuhi dengan mengonsumsi produk tertentu. Tetapi keterbatasan daya
beli dankesediaan untuk membeli membuat tidak semua kebutuhan dan keinginan
bisadirealisasikan.
Oleh sebab itu, konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusahamencari dan
membeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan. Transaksi akanterjadi apabila kedua
belah pihak (produsen dan konsumen) terlibat dalam kegiatan pertukaran nilai, dimana masing-
masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai(barang, jasa, uang, dsb). Kunci keberhasilan
terjadinya transaksi ini dan juga transaksiulang terletak pada keselarasan antara kepentingan dan
tujuan kedua belah pihak.Mengingat pentingnya pengelolaan permintaan dan penawaran produk
jasa bagi perusahaan, oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul
“Permintaan Pariwisata”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akandibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
C.Tujuan Pembahasan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis menyusun makalahini adalah
sebagai berikut.
1.Untuk mengetahui pengelolaan permintaan jasa pariwisata.
2.Untuk mengetahui strategi peningkatan permintaan jasa pariwisata.
BAB II
A. Permintaan Jasa Pariwisata
Permintaan pariwisata adalah jumlah total dari orang yang melakukan perjalanan untuk
menggunakan fasilitas dan pelayanan wisata di tempat yang jauh dari tempat tinggal dan
tempat kerja Menurut Cooper dalam Indra Mulyana, 2009 terdapat tiga elemen dasar
permintaan pariwisata, antara lain: 1 Permintaan aktual atau efektif 2 Suppresed demand
permintaan yang ditunda 3 Tidak ada permintaan Dari ketiga elemen dasar tersebut, maka
permintaan aktual merupakan permintaan terealisasi, sehingga dapat diukur atau
diidentifikasikan secara jelas. Sedangkan kedua elemen lainnya masih merupakan permintaan
yang sulit untuk dianalisa, karena belum terealisasi transaksinya.
Faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata menurut
Medlik, 1980 dalam Ariyanto, 2005, antara lain:
1. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata maka akan memberikan imbas
timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian calon wisata, sehingga permintaan
wisatapun akan berkurang begitupula sebaliknya.
2. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi maka kecendrungan untuk memilih
daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi mereka
membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata DTW jika dianggap menguntungkan.
Hal ini juga berlaku bagi individu. Apabia pendapatan individu tinggi, maka
kecenderungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin
tinggi, begitu juga sebaliknya apabila pendapatan individu rendah, maka kecenderungan
untuk memilih daerah tujuan wisata akan semakin rendah.
3. Sosial budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau dengan kata
lain berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan
permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan
penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya mereka.
4. Sosial politik sospol Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan
wisata DTW dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan
dengan kenyataan, maka Sospol akan sangat terasa pengaruhnya dalam terjadinya
permintaan.
5. Intensitas keluarga Banyak sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan
wisata hal ini dapat diratifikasi bahwa jumlah keluarga yang banyak maka keinginan
untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat
dari kepentingan wisata itu sendiri.
6. Harga barang substitusi Harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan,
dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata
DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata
Pendekatan pariwisata dapat digolongkan menjadi 4 empat kelompok, yaitu terdiri dari :
1. Pendekatan Advocacy, pendekatan yang mendukung pariwisata dan menekankan
keuntungan ekonomis pariwisata. Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung
macam-macam kegiatan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh devisa
asing yang dibutuhkan bagi pembangunan. Pendekatan ini mencapai puncaknya pada
tahun 1960-an dan menarik perhatian baru dalam dunia pariwisata internasional maupun
nasional.
2. Pendekatan Cauntionary, pendekatan yang lahir pada tahun 1970 menekankan bahwa
pariwisata dapat mengakibatkan banyak kerugian dalam berbagai aspek sosio-ekonomi,
seperti menimbulkan lapangan kerja musiman dan pekerjaan kasar, kebocoran devisa,
komersialisasi budaya dan menyebabkan berbagai macam konflik. Karena kedua
pendekatan tersebut di atas bertolak belakang, maka muncul pendekatan baru yang
menyadari bahwa pariwisata mempunyai unsur positif maupun negatif.
3. Pendekatan Adaptacy, menyatakan bahwa pengaruh negatif dapat dikontrol dengan
mencari bentuk lain perkembangan pariwisata dari yang sudah ada. Pendekatan ini
berdasar bahwa alam dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata
Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.. dapat digabungkan dalam suatu
konteks, artinya pendekatan ini mengusulkan strategi seperti pembangunan pada skala
kecil, pariwisata yang dapat bertahan lama sustainable adalah pariwisata dengan cara
menikmati kehidupan masyarakat setempat dan pariwisata yang berkaitan dengan ekologi
eco-tourism.
4. Pendekatan Developmental, menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan
keadaan masyarakat tuan rumah tersebut. Diharapkan bahwa perkembangan sebetulnya
mempengaruhi kebutuhan wisatawan terhadap daerah tujuan wisatanya dan demikian
juga cara kehidupan mereka di daerah tujuan wisata atau bentuk alternatif pariwisata ini
mengurangi perbedaan antara hak dan tanggung jawab dan wisatawan, tuan rumah dan
perantaranya. Pengaruh pariwisata dalam kehidupan masyarakat dan negara antara lain
peranan ekonomi, sosial dan budaya. Dengan perkembangan pariwisata yang pesat, maka
pengaruhnyapun semakin luas di masyarakat.
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
a.Attraction (daya tarik)
Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti
memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya.
b. Accesable (transportasi)
c.Amenities(fasilitas)
Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat
dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
d. Ancillary(kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari
DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of
tourism) dan terlindungi.
Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan berbagai barang dan jasa
yang harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu:
a. Transportation
b. Travel services
c. Accommodation
d. Food service
f. Retail goods.
Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat menjelaskan:
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain
yangmempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan
berkurangbegitu pula sebaliknya.
b. Pendapatan
c. Sosial Budaya
Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di
negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi hal
ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai
khasanahkekayaan pola pikir budaya wisatawan.
Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata dalam situasi
aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan, maka
sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan.
e. Intensitas Keluarga
Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini
dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur darisalah
satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata
itusendiri.
Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau
dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana
apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang
saling melengkapi dengan objek wisata lainnya.
Menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang
menentukanpermintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara
lain:
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari:
Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut:
Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu
tidak tinggal menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat
sementara itu.
Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan
mencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan
rekreasi danpertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam pemberian batasan
suatu definisi pariwisata,yaitu:
Strategi utama yang wajib untuk dilakukan oleh pengelola dengan membangun identitas yakni
para pengelola mengumpulkan informasi secara lengkap mengenai desa wisata. Dalam
membangun identitas ini perlu informasi secara detail tentang sejarah hingga adanya wisata
tersebut. Identitas pada desa wisata mampu menarik perhatian para wisatawan agar datang
berkunjung karena merasa penasaran dengan cerita yang ada. Membangun identitas juga
menjadikan desa wisata lebih jelas untuk mengetahui alasan wisatawan berkunjung.
Dalam strategi pemasaran tidak hanya menjual makanan atau pakaian saja yang membutuhkan
target pasar. Memasarkan desa wisata pun juga membutuhkan target pasar secara jelas yang
mempunyai pengaruh untuk keberlangsungan desa wisata. Penentuan target pasar juga akan
berpengaruh pada jumlah pengunjung yang datang ke lokasi wisata. Target pasar yang jelas
akan membantu proses pemasaran dalam hal menaikkan jumlah wisatawan di desa wisata.
Penetapan harga pada desa wisata merupakan salah satu strategi penting dalam hal pemasaran.
Harga akan mencerminkan fasilitas yang diberikan pada pengunjung dan apa saja yang bisa
dinikmati di lokasi wisata tersebut. Biaya yang dipatok oleh tempat wisata akan menarik
perhatian para wisatawan dan sebagai pertimbangan untuk datang atau tidak. Sehingga
mempertimbangkan patokan harga tiket masuk akan sangat penting untuk dipikirkan secara
matang.
UPS adalah hal yang akan membedakan sebuah usaha atau badan usaha sebagai bentuk
strategi pemasaran atas desa wisata. Hal ini guna mengetahui apa saja yang menjadi keunikan
pada desa wisata sehingga harus dipasarkan pada jangkauan lebih luas. Dari keunikan di desa
wisata inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan banyak wisatawan.
Selain itu pihak dari pengelola wisata pun juga bisa menjelaskan fasilitas disediakan bagi
pengunjung sehingga membawa daya tarik wisatawan yang lebih banyak lagi.
Era digital telah membawa banyak kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
untuk melakukan kegiatan promosi. Salah satunya mengenai desa wisata yang bisa kamu
pasarkan dengan mengacu pada target sasaran audience yang jelas. Kehadiran media sosial
mampu membantu pengelola desa wisata untuk mengenalkannya lebih luas lagi. Media sosial
yang dapat digunakan yakni Instagram, Twitter, Youtube, Facebook dan yang lainya, selain
itu juga bisa menggunakan website untuk memberikan informasi secara lebih rincinya.
Website yang digunakan untuk tempat informasi harus responsif dan cepat ketika diakses oleh
banyak orang. Selain itu di dalamnya juga harus menyediakan konten yang informatif, kaya
dan kuat dalam memenuhi kebutuhan literasi. Dalam melakukan pengembangan pada website
maka sangat penting untuk kamu menentukan kontributor yang mempunyai kemampuan
untuk mengisi dan mengelola website. Di era digital ini kebutuhan akan informasi meningkat
secara signifikan, sehingga pastikan informasi yang diberikan pada website relevan dan valid.
H. Menjalin kemitraan
Strategi pemasaran yang bisa dilakukan lainnya yakni dengan menjalin kemitraan bersama
pihak berkepentingan dalam sektor pariwisata ini. Pariwisata membutuhkan kolaborasi yang
bagus untuk menjalankan tempat wisata sehingga penting untuk mempunyai jaringan luas.
Guna keberlangsungan tempat wisata bisa mengajak kolaborasi kemitraan dengan pihak
profesional dan berpotensial menaikkan jumlah pengunjung di tempat wisata. Seperti halnya
komunitas fotografer, travel blogger, instagrammer, travel vlogger, pemerintah dan semua
yang mempunyai potensi besar untuk tempat wisata.
Membuat perencanaan event memang menjadi salah satu cara agar dikenal oleh banyak orang
dalam lingkup yang lebih luas lagi, dengan begitu bisa menggandeng beberapa pihak yang
berpotensial menyebarluaskan informasi. Informasi terkait event yang tidak dilengkapi dengan
penyebarluasan maka juga akan sama saja tidak akan ada orang yang datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan masih
banyak kekurangan . Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.
Daftar Pusaka
https://text-id.123dok.com/document/dy4rg2ovz-permintaan-pariwisata-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-permintaan-pariwisata.html
https://fekool.blogspot.com/2016/03/permintaan-pariwisata.html
https://blog.transfez.com/strategi-pemasaran-wisata/
https://123dok.com/article/permintaan-pariwisata-tinjauan-pustaka-hasil-pembahasan.qm8elr7z