Laporan Pendahuluan App
Laporan Pendahuluan App
Laporan Pendahuluan App
OLEH :
HARDIANTI
14420221006
(…………………) (…………………)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
dengan mula gejala akut yang ditandai adanya nyeri pada kuadran abdomen
kanan bagian bawah, nyeri lepas alih, spasme otot diatasnya, dan
hiperestesia kulit, yang apabila sudah kronik maka akan ditandai adanya
2. Etiologi
keras yang masuk ke dalam usus buntu dan tidak bisa keluar lagi. Setelah isi
pencetusnya:
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada
terbanyak.
b. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan
Streptococcus..
yaitu disebabkan oleh adanya obstruksi yang diakibatkan juga karena gaya
3. Patofisiologi
peritonium visceral. Oleh karena itu persyarafan apendiks sama dengan usus
yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar
umbilicus.
Mucus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah
maka timbul allergen dan ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila
meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut
dinding mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh fecalit / feses yang
menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dan pecah dalam waktu 24 –
36 jam. Bila proses ini berlangsung secara terus – menerus maka organ
kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu menimbulkan
4. Manifestasi Klinik
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah
dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik
Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga
5. Pathway
6. Komplikasi
kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
3) Demam tinggi
c. Dehidrasi
d. Sepsis
7. Pemeriksaan Penunjang
b. Palpasi Didaerah perut kanan bawah jika ditekan akan terasa nyeri
dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri yang mana
c. Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat atau tungkai
d. Pada apendisitis terletak pada retro sekal maka uji psoas akan positif
e. Pemeriksaan laboratorium
g. Pemeriksaan radiologi
apendikogram.
8. Penatalaksanaan
keluhan
b. Operasi
terjadi masalah kesehatan yang berat pada area abdomen. Bila pasien
mengeluh nyeri hebat dan gejala-gejala lain dari masalah internal yang
c. Setelah operasi
2012).
9. Prognosis
setelah appendicitis adalah infeksi situs bedah. Infeksi luka dan abses
pasien dengan appendicitis perforasi dan sangat jarang pada mereka dengan
pembedahan.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
register.
b. Riwayat kesehatan
tinggi
c. Pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis.
>110/70mmHg; hipertermi.
3) Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada
simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping
pucat.
distensi abdomen.
2. Diagnosa Keperawatan
antara lain :
appendicitis).(D.0077)
(D.0077)
c. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Infeksi pada
appendicitis). (D.0130)
(muntah). (D.0034)
b. Post Operatif
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri (I.08238)
dengan agen pencedera tingkat nyeri (L.08066) menurun dengan Observasi :
fisik(Prosedur operasi). Kriteria Hasil : 1. Identifikasi lokasi , karakteristik,
(D.0077) 1. Keluhan nyeri menurun. durasi,frekuensi, kulaitas nyeri, intensitas
2. Meringis menurun. nyeri, skala nyeri.
3. Sikap protektif menurun. 2. Identifikasi respon nyeri non verbal.
4. Gelisah menurun. 3. Identivikasi factor yang memperberat dan
5. Frekuensi nadi membaik. memperingan nyeri.
Terapeutik :
4. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri.
6. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi :
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
9. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetik bila
perlu.
2. Risiko hipovolemia ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hypovolemia (I.03116).
dengan efek agen Status cairan (L.0328) membaik dengan Observasi :
farmakologis (D.0034) Kriteria Hasil : 7. Periksa tanda dan gejala hipovolemia.
6. Kekuatan nadi meningkat. 8. Monitor intake dan output cairan.
7. Membrane mukosa lembap. Terapeutik :
8. Frekuensi nadi membaik. 9. Berikan asupan cairan oral
9. Tekanan darah membaik. Edukasi :
10.Turgor kulit membaik. 10. Anjurkan
memperbanyak asupan cairan oral.
11. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi :
12. Kolaborasi peberian
cairan IV
3. Risiko Infeksi ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan infeksi (I.14539)
dengan efek prosedur tingkat infeksi (L.14137) dengan Kriteria Observasi :
infasive (D.0142). Hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
1. Kebersihan tangan meningkat. sistemik.
2. Kebersihan badan meningkat. 2. Berikan perawatan kuli pada area edema.
3. Demam, kemerahan, nyeri, bengkak 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
menurun. dengan klien dan lingkungan klien.
4. Kadar sel darah putih meningkat. 4. Pertahankan teknik aseptic pada klien
beresiko tinggi.
Edukasi :
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar.
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
berhubungan dengan diharapkan intoleransi aktivitas meningkat 2. Identifikasi tanda-tanda vital
kelemahan dengan kriteria hasil: Tingkat keletihan 3. sediakan lingkungan yang nyaman dan
(L.05046) Kriteria Hasil : aman
1. Kemampuan melakukan aktivitas rutin 4. fasilitasi duduk disisi tempat tidur,jika
meningkat tidak dapat berpindah atau berjalan
2. motivasi meningkat 5. anjurkan posisi nyaman
3. Verbalisasi lelah meningkat 6. anjurkan menghubungi perawatan jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Implementasi (pelaksanaan tindakan)
telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar
5. Evaluasi
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
dilakukan.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC