MAKALAH Konsep Manusia Dan Alam Semesta - Pai
MAKALAH Konsep Manusia Dan Alam Semesta - Pai
MAKALAH Konsep Manusia Dan Alam Semesta - Pai
Oleh:
Arum dewi jayanti
Mellyana
2021040026
2021040025
Puji syukur alhamdulillahi robbil ‘aalamiin atas berkat rahmat dan karunia-NYA
yang tak terhingga.Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu dosen
pengampu dan teman-teman sekalian yang sudah membagai ilmunya kepada
kami.
Biidznillah tugas ini kami selesaikan dengan kemampuan kami yang masih
kurang dalam segala hal, baik itu dalam hal kepenulisan, adab, ilmu dan yang
lainnya.
Makalah yang berjudul “KONSEP MANUSIA DAN ALAM SEMESTA” ini
kami susun untuk memenuhi tugas makalah dan semoga menjadi kebermanfaatan
bagi kita semua selaku pembaca.
Oleh karena itu kami meminta kritik sarannya supaya makalah yang kami buat
kedepannya bisa lebih baik dan lebih bermanfaat lagi.
penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar belakang................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................1
C. Tujuan pembahasan........................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................2
BAB 3 PENUTUP.................................................................................4
A. Kesimpulan....................................................................4
B. Saran..............................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Selama sejarah kehidupannya, manusiaa terus snantiasa
berusaha memahami hakikat dirinya. Dinamika perkembangan
manusia dalam pergumulan mencari hakikat dirinya telah banyak
melahirkan berbagai teori dari banyak aliran filsafat. Taidak ada
satupun dari teori tersebut yang dapat memuaskan rasa keingin
tahuan manusia, karena keterbatasan yang dimiliki manusia itu
sendiri.
Teori yang diterima dilingkungan suatu aliran filsafat dalam
kenyataannya bersamaan dengan berjalannya waktu, kerapkali
dirasakan belum memadai. Kenyataan ini menunjukan bahwa
hakikat manusia yang di temukannya itu, tidak lebh dari wacana
kebenaran kodrati yang bersifat nisbi.
Kebenaran demikian cepat atu lambat akan selalu diragukan,
karena sumbernya hanya pmikiran manusia.kendati demikian,
dalam perspektif islam pencarian jati diri manusia melalui
kemampuan berpikirnya menjadi keharusan.
Beberapa penegasan al qur’an mengisyaratkan bahwa manusia
selalu memikirkan hakikat dirinya. Tentu saja karena
keterbatasannya, manusia diharuskan untuk berupaya mencari dan
menggali sumber kebenaran yang lebih valid dibanding dengan
kemampuan berpikirnya sendiri. Yakni dengan mengacu kepada
sebagai kerangka dasar pemikiran islam.
Dalam konteks itulah, tulisan ini akan mencoba mengungkap
salah satu perspektif al qur’an mengenai hakikat manusia.
2. Rumusan masalah
Bagaimanakah konsep manusia dalam al qur’an?
Seperti apakah gambaran alam semesta dalam redaksi
alqur’an?
Adakah relasi antara manusia denga alam semesta?
Bagaimanakah relasi tersebut dapat terjalin dengan baik?
3. Tujuan pembahasan
Untuk mengetahui cara pengkonsepan manusia dalam al
qur’an
Agar dapat membayangkan alam semesta dalam contoh
qur’an
Supaya dapat mengetahui adanya relasi antara manusia dan
alam semesta
Supaya kita dapat mengetahui situasi hubungan yang
terjalin antara manusia dan alam semsta
BAB 2 PEMBAHASAN
“ Dan Dia pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia menjadikan
manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah
mahakuasa”
1
Titis Roso Wulan, Cakrawala: Jurnal Studi Islam, Magelang, 2019, hlm 27
2
Ibid, hlm 29
2. Konsep alam semesta menurut perspektif al qur’an
Alam semesta atau jagad raya yang tengah kita singgahi saat ini adalah
bukan suatu benda yang kecil dan sepele untuk kita ketahui hakikat dasar
penciptaannya. Melainkan sudah Allah tulisakan tentunya untuk apa alam
semesta raya ini di ciptakan, dan bagaimanakah proses penciptaan dari
awal mula terbentuk hingga saat ini sudah sangat terjadi banyak
perkembangan dan perubahan. Meskipun nalar atau daya tingkat pikiran
manusia itu hakikatnya terbatas untuk mengetahui segala hal tentang
kehidupan ini, setidaknya kita dapat menangkap dan memahami maksud
yang Allah tuliskan dalam Al Qur’an. Berikut beberapa ayat yang
menjelaskan awal mula jagad raya ini diciptakan dan konsepnya tersendiri.
Yaitu:
Qur’an surat al a’raf ayat 54 yang artinya;
“Sungguh Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lali Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siangyang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan)
matahari, bulan dan bintang tunduk kepada perintah-NYA. Ingatlah!
Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah Tuhan
seluruh alam”.
Kemudian qur’an surat al hadid ayat 4 yang artinya:
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia bersemayam diatas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang keluar dari
dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia
bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”
Poin penting yang dapat ditangkap dari kedua ayat di atas adalah
bahwasannya alam semesta raya dengan konteks yang sering disebutkan
dalam al qur’an yaitu dengan kata langit dan bumi, telah Allah ciptakan
dalam kurun waktu 6 hari, yang dimana 6 hari tersebut itu entah menurut
perhitungan Allah atau menurut perhitungan manusia.
Selain langit dan bumi yang tercantum dalam redaksi di atas, juga
terdapat kata benda lain seperti bulan, bintang, matahari yang di
perintahkan untuk tunduk dan mematuhi perintah-perintah Rabb-Nya,
seperti pergantian malam dan siang yang Allah perintahkan kepada
matahari, bulan, bintang, langit dan benda-benda lainnya yang juga ikut
tunduk atas perintah-Nya. Artinya Allah sebagai penggerak absolut untuk
alam semesta raya dan seisinya. Yang secara otomatis alam jagad raya
beserta keseluruhannya tidak ada pilihan lain lagi selain tunduk patuh
kepada Allah SWT.
Dari segi ontologis, hal ini berbeda dengan manusia yang memiliki
kebebasan dalam berpikir, bertingkah laku, dan berpendapat. Hanya saja
manusia diberi pilihan apakah dia ingin patuh kepada Rabb-Nya atau
memilih kafir dalam artian tidak patuh terhadap Rabb-Nya.
BAB 3 PENUTUP
A. kesimpulan
Manusia adalah makhluq Allah yang memiliki kelebihan dan potensi
yang unik dibandingkan makhluq lainnya. Dengan memiliki perasaan dan
berpikir (akal), manusia dapat menangkap dan memahami hal-hal yang ada
dilingkungan sekitarnya. Mudah dalam bersosialisasi, berpikir,
berpendapat, bertindak dan mengelola dalam segala aspek keduniawian.
Dengan kebebasan tersebut, maka manusia diberikan pilihan untuk taat
dan patuh atas perintah Sang Khaliq atau lebih memilih menyeleweng
menuruti ego dan hawa nafsunya.
Alam semesta atau jagad raya yang Allah ciptakan adalah suatu aspek materi
yang besar untuk kita analisis lebih dalam. Dalam artian bumi ini tidak bisa
dibiarkan terbengkalai begitu saja tanpa ada yang mengatur dan menjalankan.
Maka hanya Allah sajalah yag dapat mengatur dan menjalankan ini semua dan
secara otomatis jagad raya ini tidak memiliki pilihan lain selain taat dan patuh
atas perintah Sang Pencipta. Berbeda dengan manusia yang dianugerahi akal dan
pikiran sehingga dapat memilih antara taat atau sesat.
B. Saran
Dari kedua konsep yang telah dipaparkan diatas, yaitu konsep manusia
dan alam semesta serta hubungan atau relasi antara keduanya dapat di
ambil sebuah saran bahwasannya dalam segi tujuan pengembangan dan
tugas untuk mengemban amanat besar ini, manusia harus lebih cerdik lagi
dalam berpikir dan bertingkah laku sebgai perwujudan epistimologinya.
Yaitu dengan selalu mengambil pembelajaran ilahiyah, spiritualis baik dari
segi ukhrawi maupun duniawinya. Dan untuk kemudian diolah oleh akal
tanpa mengurangi perasaan saat mempresentasikannya di kehidupan nyata.
Supaya nasib bumi yang ada dalam genggaman manusia kedepannya bisa
lebih terarah dan untuk meminimalisir keruskan dzahir maupun batin yang
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Titis Rosowulan, 2019, Konsep Manusia dan Alam Semesta Serta Relasi Keduanay
Dalam Perspektif Al Qur’an, Magelang: Cakrawala Jurnal Studi
Islam