Materi MK PBI 21.11 (Kalimat)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

SINTAKSIS/KALIMAT

1. Kalimat Baku
Kebakuan kalimat bahasa Indonesia ditandai oleh hal-hal berikut ini

(Kridalaksana, 1978:150—152).
(a) Pemakaian awalan me- dan ber- , jika ada, secara jelas (eksplisit) dan ajek
(konsisten).
Ragam Baku Ragam Tidak Baku
-Dosen sedang berceramah di kelas. Dosen sedang ceramah di kelas.
-Mahasiswa melaporkan hasil penelitiannya. Mahasiswa lapor hasil peneliti-
annya.
(b) Pemakaian fungsi gramatikal, S-P-(O)-(Pel)-(K), secara jelas dan ajek.

Ragam Baku Ragam Tidak Baku


-Mahasiswa itu tidak pernah datang Mahasiswa itu tidak pernah
(P?) kemari. kemari.
-Hal itu belum dibicarakan. (S?) Itu belum dibicarakan.

(c) Pemakaian pola frasa verbal yang berpola aspek+agen+verbal, jika ada,
secara ajek.
Ragam Baku Ragam Tidak Baku
-Data itu belum saya analisis. Data itu saya belum analisis.
-Laporan Anda sudah saya terima. Laporan Anda saya sudah
Terima.
(d) Pemakaian partikel –kah dan –pun, jika ada, secara ajek.

Ragam Baku Ragam Tidak Baku


-Kendatipun masyarakatnya tertutup, pe- Kendati masyarakatnya tertutup,
nelitian harus dilanjutkan. penelitian harus dilanjutkan.
-Apakah laporan itu sudah disusun? Apa laporan itu sudah disusun?

(e) Tidak digunakan struktur kalimat yang bersifat kedaerahan.

Ragam Baku Ragam Tidak Baku


-Skripsi Tirta masih dipinjam. Skripsinya Tirta masih dipinjam.
-Pukul 15.00 kurang 10 menit. Pukul 15.00 kurang lagi 10 menit.
-Sekolah dan kantor guru sedang Sekolah dan kantoran guru
sedang diperbaiki. diperbaiki.

2. Kalimat Efektif
Pakar bahasa seperti Keraf (1989), Ridwan dkk. (1993), Arifin (1987), dan
Semi (1990) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya. Dalam batasan tersebut
tampak jelas bahwa gagasan di dalam benak penutur/penulis dan kawan
tutur/pembaca menjadi inti batasannya. Selanjutnya, Keraf (1980:34—38)
menyatakan bahwa ada enam ciri utama kalimat efektif dalam bahasa Indonesia.

(1) Kesatuan Gagasan


Setiap kalimat harus menunjukkan adanya kesatuan gagasan yang ditandai oleh
adanya suatu ide tunggal. Kesatuan gagasan itu diwakili oleh subjek dan predikat di
dalam kalimat. Untuk itu, kalimat harus mengandung subjek dan predikat yang
menunjukkan kelengkapan informasi kalimat tersebut. Jika unsur subjek atau predikat
tidak ada, hal ini berarti pula tidak lengkapnya informasi yang penting dalam kalimat
tersebut. Kalimat berikut ini kurang efektif karena ketidakjelasan unsur subjek.
Efektif Kurang Efektif
-Tahun ini merupakan tahun ter- Pada tahun ini merupakan tahun ter-
akhir kuliahnya. akhir kuliahnya.
-Desa tempat saya ber-KKN sa- Desa di mana saya ber-KKN sangat
ngat terisolasi. terisolasi.

(2) Kepaduan
Setiap kalimat harus disusun dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak antarunsurnya. Kepaduan dibatasi sebagai hubungan timbal-balik yang jelas
di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Meskipun kalimat tersebut memiliki gagasan utama, jika terdapat pemakian kata atau
kelompok kata yang tidak tepat di dalamnya, kalimat tersebut menjadi tidak kompak.
Dengan demikian, daya rekat (“lem”) yang menempelkan setiap unsur pembentuk
kalimat tersebut menjadi berkurang. Berikut ini adalah contohnya.
Efektif Kurang Efektif
-Pemerintah sedang memperhatikan Pemerintah sedang
memperhatikan kebersihan kotanya. daripada kotanya.
-Setelah selesai melakukan kegiatannya, Pembaca setelah selesai melaku-
pembaca dapat menangkap dan merasa- kan kegiatannya, pembaca dapat
kan ide-ide yang dikemukakan oleh menangkap dan merasakan ide-ide
pengarang buku itu. yang dikemukakan oleh pengarang buku
itu.
(3) Kesejajaran atau Paralelisme
Paralelisme berarti menempatkan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya
ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Jika salah satu
gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata benda, kata atau kelompok kata yang
lain yang memiliki gagasan sejajar juga ditempatkan dalam fungsi dan struktur yang
sama, yaitu kata benda. Demikian juga kata kerja disejajarkan dengan kata kerja yang
lain, afiks verba aktif dengan afiks verba aktif, dan seterusnya. Berikut ini adalah
contohnya.

Efektif Kurang Efektif


-Penghapusan pangkalan asing dan Penghapusan pangkalan asing dan
penarikan pasukan asing di kawasan ditariknya pasukan asing di kawasan
Asean mendapat perhatian PBB. Asean mendapat perhatian PBB.
-Tahun ini Unud sebagai penyelenggara Tahun ini Unud sebagai penyelenggara
pelatihan mahasiswa, sedangkan tahun pelatihan mahasiswa, sedangkan tahun
depan PTS sebagai penyelenggaranya. depan diselengarakan oleh PTS.

(4) Penekanan
Inti pikiran yang terkandung di dalam setiap kalimat harus dibedakan dengan
sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau
harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Caranya adalah dengan
pengubahan posisi kata di dalam kalimat, yaitu kata yang dipentingkan diletakkan
pada awal kalimat, pengulangan (repetisi) kata yang berfungsi sebagai tumpuan inti
pikiran kalimat, urutan pikiran yang logis, atau pemakaian partikel penegas (seperti –
lah, -kah). Berikut ini adalah contohnya.
- Pesta Kesenian Bali X diresmikan oleh Wakil Presiden. atau
- Wakil Presiden meresmikan Pesta Kesenian Bali X.
- Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak
dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi
sosial, dan dimensi budaya.

(5) Kehematan
Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan laporan hendaknya
memperhatikan kehematan (ekonomi kata). Dalam hal ini diusahakan tidak
menggunakan kata yang berlebihan. Kehematan dapat dilakukan dalam pemakaian
kata, frasa (kelompok kata), atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.
Contohnya sebagai berikut.
Efektif Kurang Efektif
-Anak tetangga saya sudah diwisuda Anak dari tetangga saya sudah
diwisuda tahun lalu. tahun lalu.
- Mahasiswa itu segera mengubah Mahasiswa itu segera mengubah
rancangan penelitian setelah berkonsul- rancangan penelitiannya setelah mereka
tasi dengan dosen pembimbingnya. berkonsultasi dengan dosen pembim-
bingnya.

(6) Variasi
Variasi merupakan upaya untuk penganekaragaman bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian pembaca/kawan tutur, misalnya dengan mengadakan
variasi sinonim kata (pilihan kata), panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat
(aktif-pasif). Dengan variasi diharapkan dapat terwujud kesegaran pemakaian bahasa.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Bervariasi Tidak Bervariasi
-Seorang pakar walet menyetujui bahwa Seorang pakar walet menyetujui bahwa
alasan penggunaan sarang walet alasan penggunaan sarang walet
lebih ditekankan pada aspek keamanan. lebih menekankan aspek keamanan.

3. Masalah Pemakaian Kalimat Bahasa Indonesia


Seorang penulis yang memiliki kemampuan dalam mengenali kalimat dan ciri-
ciri kalimat efektif akan mampu melihat dan menjelaskan letak kesalahan penulisan
kalimat. Setelah itu, tentu ia mampu dengan cepat memperbaiki kalimat yang kurang
tepat yang telah dibuatnya. Berikut ini disajikan beberapa contoh lain kalimat yang
kurang efektif.
i. Kalimat Bersubjek Ganda
- Seseorang yang berada di dalam kerumunan massa maka ia akan berperilaku
dan berbudaya seperti perilaku massa.
- Setiap orang yang berada di dalam konvoi kampanye tingkah lakunya tidak
bisa lepas dari bayangan/citra kampanye yang dipahaminya.

ii. Kalimat Berpredikat Ganda


- Sebagian orang beranggapan bahwa pemblokiran jalan raya di daerah
Kotagede, juga terjadi di daerah Nitikan dan Karangkajen Yogyakarta
merupakan sikap anarki yang mengiringi “ritual” kampanye menjelang
Pemilu.
iii. Kalimat dengan Kata Penghubung dan Kata Depan Tidak Tepat
- Kampanye nilai-nilai universal, seperti hak asasi manusia, demokrasi,
lingkungan hidup, tegaknya hukum, dan pasar bebas, oleh karena itu menjadi
sebuah misi dari negara-negara maju (baca: Barat).
- Selain kelompok Darwis, pada konvoi kampanye PPP di kota Yogyakarta
selalu diwarnai oleh kelompok-kelompok eksklusif dengan ciri-ciri khusus.
iv. Kalimat Tidak Padu
- Keruntuhan perbankan yang dialami lebih dari dua tahun ini, membuktikan
pernyataan tersebut.
- Paling tidak tanda-tanda itu sudah terlihat, terutama dalam upaya pemulihan
ekonomi. Walaupun diganggu faktor-faktor yang menyangkut masalah
keamanan dan gaya pemerintahan.
v. Kalimat Tidak Sejajar
- Jika semula ditemukan di Jawa dan Sumatra, kini petani menemukannya di
Sulawesi.
vi. Kalimat Tidak Hemat
- Pada umumnya hak rakyat suku bangsa-suku bangsa di Indonesia tidak
mempunyai persoalan karena hak tersebut diakui baik secara intern maupun
dari pihak luar masyarakat yang bersangkutan.
- Di samping Pancasila, UUD 1945, maka dalam pandangan para pendiri
bangsa, bentuk negara proklamasi kemerdekaan, yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan pilihan ideal bagi kelangsungan hidup bangsa.
vii. Kalimat Tidak Bernalar
- Saya sudah dikatakan oleh teman-teman sistem kamar kecil di Indonesia.
- Salah satu tempat yang menarik untuk dilihat adalah di Monumen Perjuangan
Rakyat Bali, Renon, Denpasar.

4. Penulisan Kata Penghubung


Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata penghubung. Kata penghubung sering juga
disebut konjungsi, yaitu kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat lain sehingga dapat memperlancar keterbacaan suatu kalimat.
 
Berikut ini beberapa kata atau frasa yang digunakan sebagai penghubung atau konjungsi
antarkalimat, yang ditulis di awal kalimat dan harus diikuti tanda koma (,).
Agaknya,….                        Akan tetapi,….                Akhirnya,….
Artinya,….                           Akibatnya,….                  Biarpun begitu,….
Biarpun demikian,….           Contohnya,….                Dalam hal ini,….
Dengan demikian,….           Dengan kata lain,….       Di lain pihak,….
Di samping itu,….               Jadi,….                           Jika demikian,….
Karena itu,….                      Lagi pula,….                   Meskipun demikian,….
Misalnya,….                        Namun,….                       Oleh karena itu,….
Oleh sebab itu,….               Pada dasarnya,….           Pada hakikatnya,….
Sebagai kesimpulan,….  Sebaiknya,….                  Sebaliknya,….
Sebelumnya,….                   Sebenarnya,….               Sehubungan dengan itu,….
Selain itu,….                       Selanjutnya,….               Sementara itu,….
Sesudah itu,….                   Sesungguhnya,….           Sungguhpun demikian,….
Untuk itu,….                      Walaupun demikian,….
 
Selain itu, ada juga kata penghubung atau konjungsi intrakalimat, yakni kata
penghubung yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata atau klausa dengan
klausa di dalam suatu kalimat. Kata penghubung ini tidak pernah digunakan pada awal
sebuah kalimat, kecuali kata tersebut digunakan pada anak kalimat yang mendahului induk
kalimat, seperti karena. Penulisannya ada yang harus didahului tanda koma, tetapi ada juga
yang tidak didahului tanda koma. Kata penghubung yang penulisannya didahului tanda koma
(,) meliputi
…, kecuali….                   …, melainkan ….                       …, sedangkan….         
…, seperti….                    …, yaitu….                                …, yakni….
…, padahal….                  …, tetapi ….
Kata penghubung yang penulisannya tidak didahului tanda koma (,) meliputi
… bahwa….                     … jika ….                                     …karena….
… maka ….                      … sebab ….                                … sehingga ….
… dan ….                        … atau ….                                   … agar ….
… supaya ….                   … ketika ….                                 … lalu ….
 
Selain kata penghubung, dalam bahasa Indonesia juga terdapat pasangan-pasangan
kata yang sering digunakan dalam satu kalimat, yaitu
… antara … dan ….
… baik … maupun ….
… bukan …, melainkan ….
… entah …, entah ….
… tidak …, tetapi ….
… sedemikian rupa … sehingga ….
… tidak hanya … tetapi juga ….
Pasangan-pasangan kata tersebut dalam pemakaiannya tidak dapat ditukar atau
diganti dengan kata lain.
 

5. Penutup
Penulis laporan yang baik dituntut agar menguasai jenis kalimat dan cara
membentuk kalimat efektif. Pembentukan kalimat efektif mensyaratkan penguasaan
terhadap tata bahasa Indonesia, kreativitas dalam penggunaan kata, dan daya nalar
yang baik. Penguasaan atas tata bahasa Indonesia akan menghindarkan penulis dari
ketidakcermatan dalam menilai kelengkapan gagasan di dalam kalimat dan kepaduan
antarunsur pembentuk kalimat. Kreativitas dalam penggunaan kata akan
mempermudah penulis dalam pembuatan variasi kalimat dan penghematan kata.
Kemudian, daya nalar yang baik akan memungkinkan penulis dalam pembuatan
kalimat yang masuk akal.
Kalimat yang salah :
1. Bunga ini merupakan adalah bunga favoritnya.
2. Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Petani harus rajin agar supaya hasil panennya berlimpah.
4. Suasana di rumahnya sangat sepi sekali.
5. Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis tanaman obat.
6. Meskipun demam, namun Anas tetap pergi kuliah.
7. Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap ikut bakti sosial.
8. Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
9. Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
10. Setelah memasak, kemudian ibu mencuci baju.
Kalimat Yang Benar:
1. Bunga ini merupakan bunga favoritnya
2. Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya
3. Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah
4. Suasana di rumahnya sangat sepi
5. Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
6. Meskipun demam, Anas tetap pergi kuliah
7. Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial
8. Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil
9. Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit
Kakaknya sakit maka ia pergi ke rumah sakit
Ia pergi ke rumah sakit karena kakaknya sakit.
10. Setelah memasak, ibu mencuci baju
Kesalahan Struktur
Aktif dan Pasif
Orang sering tak menyadari bahwa kalimat yang dipakai sebenarnya berada di garis batas antara bentuk aktif
dan juga bentuk pasif. Sebuah pernyataan dikatakan kalimat aktif, akan tetapi tak memenuhi syarat-syarat
sebagai kalimat aktif; dan dikatakan kaliamt pasif, tetapi tidak memenuhi syarat sebagai kalimat pasif.
Contoh : Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah.

Penjelasan contoh kalimat


Kalimat tersebut menimbulkan kerancuan dimana unsur manakah yang menjadi subjek kalimat itu. Apakah saya
atau bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah. Andai saya sebagai subjek, verba
pengisi predikat itu tidak benar. Verba seharusnya berbentuk aktif yang ditandai oleh awalan meng- karena
subjek kalimat adalah berperan sebagai pelaku.
Kalimat tersebut juga bsa bersubjek bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah. Jika
unsur itu merupakan subjek, bentuk predikat kalimat itu tidak benar. Karena subjek adalah sasaran (bukan
pelaku), predikat kalimat itu seharusnya berbentuk pasif yaitu :
sudah saya katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah.

Ataupun
Bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah sudah saya katakan.

Demikian juga, kalimat berikut bsa diperbaiki dengan cara seperti kalimat tersebut.

Contoh Kalimat tidak benar


Banyak buku saya telah baca, tetapi saya tidak temukan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.

Kalimat Perbaikan
1. Banyak buku telah saya baca, tetapi petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar tidak
saya temukan.
2. Telah kami baca banyak buku, tetapi tidak kami temukan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
3. Saya telah membaca banyak buku, tetapi tidak (saya) menemukan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
4. Banyak buku, saya telah membacanya, tetapi mengenai petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, saya tidak menemukannya

Subjek dan Keterangan


Jika sedang menulis, orang umumnya lupa memeriksa apakah kalimat yang dihasilkannya memenuhi syarat
ataupun tidak. Sering terjadi ketika orang memulainya dengan unsur keterangan yang terkadang cukup panjang.
Dengan penempatan unsur keterangan di depan, seolah unsur itu menjadi subjek. Pada umumnya kalimat yang
tergolong ini merupaka kalimat yang dimulai dengan kata seperti dalam, dari, di, kepada, pada, dengan.
Contoh :
Pada simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman, akan tetapi mengemukakan hasil.

Kalimat itu menimbulkan kerancuan; apakah unsur pada simpulan ini tidak memuat ikhtisar ataupun rangkuman
itu sebagai subjek? Jika unsur itu sebagai sebagai sebah subjek, kata dalam yang megawali kalimat itu
ditiadakan, seperti di bawah ini.
Simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman, tetapi mengemukakan hasil.

Dengan begitu unsur Simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman menjadi subjek kalimat
Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Perbaikannya dalam Bahasa
Indonesia
Kalimat tidak efektif merupakan kebalikan dari kalimat efektif, di mana kalimat ini
didefinisikan sebagai kalimat yang penulisannnya tidak hemat. Maksud tidak hemat di sini
adalah banyaknya kata-kata yang semestinya bisa dihilangkan, malah ditambahkan dalam
suatu kalimat. Selain itu, sebuah kalimat tidak efektif terkadang juga tidak jelas maksud
kalimatnya. Adapun ketidakjelasan tersebut disebabkan karena adanya beberapa kata yang
tidak tercantumkan dalam kalimat tersebut.
Untuk lebih mengetahui seperti apa bentuk kalimat ini, berikut ditampilkan beberapa contoh
kalimat tidak efektif dan perbaikannya yang ditampilkan sebagaimana berikut ini!

1. Rumah berwarna hijau itu merupakan adalah rumah daripada milik seorang Ali. (kalimat


tidak efektif
o Rumah berwarna hijau itu adalah  rumah milik Ali. (perbaikannya)
2. Setiap mereka bertemu, mereka tidak jarang pasti selalu kelahi. (kalimat tidak efektif)
o Saat mereka bertemu, mereka pasti selalu berkelahi. (perbaikannya)
3. Saat kami bertemu, dia berkata bahwa besok dia akan terbang ke atas ke Australia pada hari
Rabu yang akan datang suatu hari nanti. (kalimat tidak efektif)
o Saat kami bertemu, dia berkata bahwa besok dia akan terbang ke Australia. (perbaikannya)
4. Pada siang ini matahari bersinar dengan begitu sangat terik sekali. (kalimat tidak efektif)
o Siang ini, mata hari bersinar dengan begitu terik. (perbaikannya)
5. Aku berkata kepadanya bahwa aku tidak akan mengikuti acara tersebut
karena disebabkan aku mesti harus menemani ibuku yang tengah terbaring tertidur lemah di
rumah sakit yang letaknya sekitar 25 kilometer dari rumahku. (kalimat tidak efektif)
o Aku berkata kepadanya bahwa aku tidak akan mengikuti acara tersebut karena aku harus
menemani ibuku yang tengah terbaring lemah di rumah sakit. (perbaikannya)
6. Ibu sedang memasak gulai ikan yang dibelinya di pasar di dapur. (kalimat tidka efektif)
o Ibu sedang memasak gulai ikan di dapur. (perbaikannya)
7. Peristiwa itu telah direkamnya lewat kamera yang dibelinya dengan uang hasil tabungannya
selama satu tahun itu. (kalimat tidak efektif)
o Peristiwa itu telah direkamnya lewat kamera. (perbaikannya)
8. Hari ini tutup. (kalimat tidak efektif)
o hari ini toko tersebut tutup. (perbaikannya)
9. Hari ini sekali. (kalimat tidak efektif)
o Hari ini indah sekali! (perbaikannya)
10. Anak-anak meninggalkan sejak tadi. (kalimat tidak efektif)
o Anak-anak telah meninggalkan lapangan upacara sejak tadi. (perbaikannya)
11. Akhir tersebut akan dilaksanakan depan. (kalimat tidak efektif)
o Ujian akhir semester tersebut akan dilaksanakan mulai pekan depan. (perbaikannya)
12. Aku akan rumahmu pada mendatang. (kalimat tidak efektif)
o Aku akan berkunjung ke rumahmu pada Rabu mendatang. (perbaikannya)
13. Siang ini, begitu deras ibukota. (kalimat tidak efektif)
o Siang ini, hujan begitu deras mengguyur ibukota. (perbaikannya)
14. Hasmi resmi juara pertama pidato sekolah tersebut. (kalimat tidak efektif)
o Hasmi resmi menjadi juara pertama lomba pidato antarsekolah tersebut. (perbaikannya)

Demikianlah beberapa contoh kalimat tidak efektif dan perbaikannya dalam bahasa
Indonesia. Untuk menambah referensi soal kalimat tidak efektif, kalimat efektif, dan jenis-
jenis kalimat lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh kalimat efektif dan kalimat tidak
efektif, ciri-ciri kalimat efektif, perbedaan kalimat perbedaan kalimat imperatif, deklaratif,
dan imperatif, contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia, serta contoh kalimat
definisi tentang hewan. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para
pembaca sekalian, baik itu mengenai kalimat khususnya, mau pun mengenai materi
pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk para pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai