Materi MK PBI 21.11 (Kalimat)
Materi MK PBI 21.11 (Kalimat)
Materi MK PBI 21.11 (Kalimat)
1. Kalimat Baku
Kebakuan kalimat bahasa Indonesia ditandai oleh hal-hal berikut ini
(Kridalaksana, 1978:150—152).
(a) Pemakaian awalan me- dan ber- , jika ada, secara jelas (eksplisit) dan ajek
(konsisten).
Ragam Baku Ragam Tidak Baku
-Dosen sedang berceramah di kelas. Dosen sedang ceramah di kelas.
-Mahasiswa melaporkan hasil penelitiannya. Mahasiswa lapor hasil peneliti-
annya.
(b) Pemakaian fungsi gramatikal, S-P-(O)-(Pel)-(K), secara jelas dan ajek.
(c) Pemakaian pola frasa verbal yang berpola aspek+agen+verbal, jika ada,
secara ajek.
Ragam Baku Ragam Tidak Baku
-Data itu belum saya analisis. Data itu saya belum analisis.
-Laporan Anda sudah saya terima. Laporan Anda saya sudah
Terima.
(d) Pemakaian partikel –kah dan –pun, jika ada, secara ajek.
2. Kalimat Efektif
Pakar bahasa seperti Keraf (1989), Ridwan dkk. (1993), Arifin (1987), dan
Semi (1990) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya. Dalam batasan tersebut
tampak jelas bahwa gagasan di dalam benak penutur/penulis dan kawan
tutur/pembaca menjadi inti batasannya. Selanjutnya, Keraf (1980:34—38)
menyatakan bahwa ada enam ciri utama kalimat efektif dalam bahasa Indonesia.
(2) Kepaduan
Setiap kalimat harus disusun dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak antarunsurnya. Kepaduan dibatasi sebagai hubungan timbal-balik yang jelas
di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Meskipun kalimat tersebut memiliki gagasan utama, jika terdapat pemakian kata atau
kelompok kata yang tidak tepat di dalamnya, kalimat tersebut menjadi tidak kompak.
Dengan demikian, daya rekat (“lem”) yang menempelkan setiap unsur pembentuk
kalimat tersebut menjadi berkurang. Berikut ini adalah contohnya.
Efektif Kurang Efektif
-Pemerintah sedang memperhatikan Pemerintah sedang
memperhatikan kebersihan kotanya. daripada kotanya.
-Setelah selesai melakukan kegiatannya, Pembaca setelah selesai melaku-
pembaca dapat menangkap dan merasa- kan kegiatannya, pembaca dapat
kan ide-ide yang dikemukakan oleh menangkap dan merasakan ide-ide
pengarang buku itu. yang dikemukakan oleh pengarang buku
itu.
(3) Kesejajaran atau Paralelisme
Paralelisme berarti menempatkan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya
ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Jika salah satu
gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata benda, kata atau kelompok kata yang
lain yang memiliki gagasan sejajar juga ditempatkan dalam fungsi dan struktur yang
sama, yaitu kata benda. Demikian juga kata kerja disejajarkan dengan kata kerja yang
lain, afiks verba aktif dengan afiks verba aktif, dan seterusnya. Berikut ini adalah
contohnya.
(4) Penekanan
Inti pikiran yang terkandung di dalam setiap kalimat harus dibedakan dengan
sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau
harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Caranya adalah dengan
pengubahan posisi kata di dalam kalimat, yaitu kata yang dipentingkan diletakkan
pada awal kalimat, pengulangan (repetisi) kata yang berfungsi sebagai tumpuan inti
pikiran kalimat, urutan pikiran yang logis, atau pemakaian partikel penegas (seperti –
lah, -kah). Berikut ini adalah contohnya.
- Pesta Kesenian Bali X diresmikan oleh Wakil Presiden. atau
- Wakil Presiden meresmikan Pesta Kesenian Bali X.
- Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak
dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi
sosial, dan dimensi budaya.
(5) Kehematan
Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan laporan hendaknya
memperhatikan kehematan (ekonomi kata). Dalam hal ini diusahakan tidak
menggunakan kata yang berlebihan. Kehematan dapat dilakukan dalam pemakaian
kata, frasa (kelompok kata), atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.
Contohnya sebagai berikut.
Efektif Kurang Efektif
-Anak tetangga saya sudah diwisuda Anak dari tetangga saya sudah
diwisuda tahun lalu. tahun lalu.
- Mahasiswa itu segera mengubah Mahasiswa itu segera mengubah
rancangan penelitian setelah berkonsul- rancangan penelitiannya setelah mereka
tasi dengan dosen pembimbingnya. berkonsultasi dengan dosen pembim-
bingnya.
(6) Variasi
Variasi merupakan upaya untuk penganekaragaman bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian pembaca/kawan tutur, misalnya dengan mengadakan
variasi sinonim kata (pilihan kata), panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat
(aktif-pasif). Dengan variasi diharapkan dapat terwujud kesegaran pemakaian bahasa.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Bervariasi Tidak Bervariasi
-Seorang pakar walet menyetujui bahwa Seorang pakar walet menyetujui bahwa
alasan penggunaan sarang walet alasan penggunaan sarang walet
lebih ditekankan pada aspek keamanan. lebih menekankan aspek keamanan.
5. Penutup
Penulis laporan yang baik dituntut agar menguasai jenis kalimat dan cara
membentuk kalimat efektif. Pembentukan kalimat efektif mensyaratkan penguasaan
terhadap tata bahasa Indonesia, kreativitas dalam penggunaan kata, dan daya nalar
yang baik. Penguasaan atas tata bahasa Indonesia akan menghindarkan penulis dari
ketidakcermatan dalam menilai kelengkapan gagasan di dalam kalimat dan kepaduan
antarunsur pembentuk kalimat. Kreativitas dalam penggunaan kata akan
mempermudah penulis dalam pembuatan variasi kalimat dan penghematan kata.
Kemudian, daya nalar yang baik akan memungkinkan penulis dalam pembuatan
kalimat yang masuk akal.
Kalimat yang salah :
1. Bunga ini merupakan adalah bunga favoritnya.
2. Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Petani harus rajin agar supaya hasil panennya berlimpah.
4. Suasana di rumahnya sangat sepi sekali.
5. Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis tanaman obat.
6. Meskipun demam, namun Anas tetap pergi kuliah.
7. Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap ikut bakti sosial.
8. Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
9. Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
10. Setelah memasak, kemudian ibu mencuci baju.
Kalimat Yang Benar:
1. Bunga ini merupakan bunga favoritnya
2. Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya
3. Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah
4. Suasana di rumahnya sangat sepi
5. Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
6. Meskipun demam, Anas tetap pergi kuliah
7. Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial
8. Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil
9. Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit
Kakaknya sakit maka ia pergi ke rumah sakit
Ia pergi ke rumah sakit karena kakaknya sakit.
10. Setelah memasak, ibu mencuci baju
Kesalahan Struktur
Aktif dan Pasif
Orang sering tak menyadari bahwa kalimat yang dipakai sebenarnya berada di garis batas antara bentuk aktif
dan juga bentuk pasif. Sebuah pernyataan dikatakan kalimat aktif, akan tetapi tak memenuhi syarat-syarat
sebagai kalimat aktif; dan dikatakan kaliamt pasif, tetapi tidak memenuhi syarat sebagai kalimat pasif.
Contoh : Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah.
Ataupun
Bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah sudah saya katakan.
Demikian juga, kalimat berikut bsa diperbaiki dengan cara seperti kalimat tersebut.
Kalimat Perbaikan
1. Banyak buku telah saya baca, tetapi petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar tidak
saya temukan.
2. Telah kami baca banyak buku, tetapi tidak kami temukan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
3. Saya telah membaca banyak buku, tetapi tidak (saya) menemukan petunjuk penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
4. Banyak buku, saya telah membacanya, tetapi mengenai petunjuk penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, saya tidak menemukannya
Kalimat itu menimbulkan kerancuan; apakah unsur pada simpulan ini tidak memuat ikhtisar ataupun rangkuman
itu sebagai subjek? Jika unsur itu sebagai sebagai sebah subjek, kata dalam yang megawali kalimat itu
ditiadakan, seperti di bawah ini.
Simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman, tetapi mengemukakan hasil.
Dengan begitu unsur Simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman menjadi subjek kalimat
Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Perbaikannya dalam Bahasa
Indonesia
Kalimat tidak efektif merupakan kebalikan dari kalimat efektif, di mana kalimat ini
didefinisikan sebagai kalimat yang penulisannnya tidak hemat. Maksud tidak hemat di sini
adalah banyaknya kata-kata yang semestinya bisa dihilangkan, malah ditambahkan dalam
suatu kalimat. Selain itu, sebuah kalimat tidak efektif terkadang juga tidak jelas maksud
kalimatnya. Adapun ketidakjelasan tersebut disebabkan karena adanya beberapa kata yang
tidak tercantumkan dalam kalimat tersebut.
Untuk lebih mengetahui seperti apa bentuk kalimat ini, berikut ditampilkan beberapa contoh
kalimat tidak efektif dan perbaikannya yang ditampilkan sebagaimana berikut ini!
Demikianlah beberapa contoh kalimat tidak efektif dan perbaikannya dalam bahasa
Indonesia. Untuk menambah referensi soal kalimat tidak efektif, kalimat efektif, dan jenis-
jenis kalimat lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh kalimat efektif dan kalimat tidak
efektif, ciri-ciri kalimat efektif, perbedaan kalimat perbedaan kalimat imperatif, deklaratif,
dan imperatif, contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia, serta contoh kalimat
definisi tentang hewan. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para
pembaca sekalian, baik itu mengenai kalimat khususnya, mau pun mengenai materi
pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk para pembaca sekalian.