Laporan PKL Fiksss
Laporan PKL Fiksss
Laporan PKL Fiksss
Oleh:
Dosen Pamong
Rahma Lutfia, SE
Oleh:
Dosen Pamong
Rahma Lutfia, SE
2
3
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Laporan akhir praktik kerja lapangan (PKL) ini disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Di : Mataram
MENYETUJUI:
MENGESAHLAN
a.n.Dekan FEBI UIN Mataram
Ketua Panitia PKL
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta
Alam . Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa pula penulis
bersyukur atas tersusunnya Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yang
membahas tentang “Penerapan Akad Ijarah Pada Produk Pembiayaan Multijasa
Di Koperasi Syariah Rajawali” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini adalah salah satu tugas wajib bagi
Mahasiswa/I Universitas Islam Negeri Mataram, khususnya Jurusan Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam sebagai persyaratan untuk mengikuti
tugas akhir.
Kelancaran kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu, terutama:
iv
berguna dari pembaca akan sangat penulis hargai. Akhir kata penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Dasar pemikiran............................................................................................1
A. Profil Lembaga..............................................................................................8
B. Kegiatan PKL..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran-saran..................................................................................................17
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................19
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar pemikiran
Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) adalah lembaga
keuangan mikro di Indonesia.1 KJKS pada dasarnya pengembangan dari
konsep ekonomi Islam yang disebut syariah, terutama pada lembaga
keuangan. Merupakan lembaga berbadan hukum yang menjalankan
operasionalnya yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah tersebut.2
KJKS menjadi salah satu lembaga keuangan yang merintis pembiayaan
dengan prinsip syariah. Selain bergerak di bidang pembiayaan, KJKS juga
bergerak dibidang simpanan dan investasi dengan pola bagi hasil atau
syariah. Koperasi ini secara sosiologis disebut baitul maal wa at-
tamwil (BMT). Sama dengan UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) yang
juga bergerak dibidang simpanan, investasi, dan pembiayaan yang juga
menggunakan pola bagi hasil.3 Selain bergerak pada bidang-bidang itu,
fungsi lain dari KJKS juga turut sebagai penguatan ekonomi dan perluasan
lapangan kerja.
Koperasi syariah atau berbasis Islam di Indonesia telah ada sejak
awal didirikannya Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo, Jawa Tengah pada
1906. Saat itu, koperasi dengan memegang prinsip-prinsip Islam sudah
mulai diperkenalkan. Namun, karena SDI yang cenderung
bernuansa politik, prinsip koperasi syariah itu mulai redup dan kembali
ada sekitar tahun 1990. Koperasi berbasis syariah pertama yang berdiri
saat itu adalah BMT Bina Insan Kamil pada 1992 di Jakarta.
Maraknya koperasi berbasis syariah di Indonesia dilandasi dengan
ketentuan Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
1
Imaniyati, Neni Sri; BAKTI, PT CITRA ADITYA (2 Desember 2012). Aspek-Aspek
Hukum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Citra Aditya Bakti. Hlm. 3. ISBN 978-979-491-120-4.
2
Haryadi, Yudi (2020-07-25). Peran Koperasi Dalam Kebangkitan Ekonomi Umat.
Bandung: Tre Media Digital. Hlm. 25
3
Triana Sofiani (2014). "KONSTRUKSI NORMA HUKUM KOPERASI SYARIAH
DALAM KERANGKA SISTEM HUKUM KOPERASI NASIONAL" (PDF). Jurnal Hukum
Islam (JHI). 12: 136.
vii
Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10
September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi
Jasa Keuangan Syariah. Sejak itu, koperasi jasa keuangan syariah juga
menjamur.4
KJKS pada umumnya memegang teguh prinsip keimanan dan
ketakwan kepada Allah SWT. Hal itu jelas saja karena KJKS merupakan
koperasi berlandaskan ajaran Islam. Selain itu, KJKS memiliki pinsip
keanggotaan yang sukarela. Hal ini artinya setiap orang yang menjadi
anggota tidak mengharapkan imbalan dari koperasi. Dalam pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara musyawarah dan pengelolaan atau
kegiatan koperasi dilakukan secara transparan. Dalam pembagian hasil
usaha dilakukan berdasarkan kontribusi setiap anggota dan pemberian
balas jasa dilakukan dengan cara bagi hasil.
Prinsip lainnya setiap anggota dituntut untuk amanah, mandiri dan
mengutamakan kejujuran. Sumber daya manusia harus selalu ditingkatkan
dan menjalin kerja sama yang baik antar setiap anggota. Tak hanya itu,
setiap koperasi juga memiliki prinsip tersendiri berdasarkan ketentuan
yang telah ditetepkan masing-masing koperasi.
Penyelenggaraan kegiatan usahanya, KJKS mendasarkannya pada
norma dan nilai-nilai atau prinsip-prinsip koperasi. Sehingga dengan itu
KJKS menunjukkan perlaku koperasi. Kegiatan usahanya diselenggarakan
berdasarkan prinsip syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional. KJKS
digunakan oleh anggotanya sebagai alat dari rumah tangga untuk
mengatasi masalah kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah tangga)
atau kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) secara mandiri sehingga
berlaku asas self help. Dalam menjalankan usahanya, koperasi ini menjadi
tanggung jawab seluruh anggota baik maju maupun mundurnya koperasi.
Sehingga berlaku asas self responsibility.
4
Sofian (2018). "Koperasi Syariah Sebagai Solusi Keuangan Masyarakat: Antara
Religiusitas, Trend, Dan Kemudahan Layanan"
viii
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, anggota koperasi berada
dalam satu kesatuan sistem kerja koperasi, diatur menurut norma-norma
yang terdapat di dalam AD dan ART KJKS. Koperasi wajib dapat
memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggotanya jika
dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga keuangan
lainnya. Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini
KJKS bertugas untuk melaksanakan penghimpunan dana dari anggota,
calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya serta pembiayaan kepada
pihak-pihak tersebut.5
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian pada pasal 1 menjelaskan bahwa “koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan”. Sedangkan
menurut Rudianto (2010:1) definisi koperasi secara umum yaitu “Koperasi
bisa dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi
mereka melalu pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara
demokratis”
Koperasi merupakan suatu lembaga yang mana terdapat
kepentingan banyak orang yang relatif homogen yang berhimpun untuk
meningkatkan kesejahteraannya.Salah satu bentuk koperasi yang sangat
bermanfaat untuk masyarakat adalah KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah). KSPPS adalah satu bentuk koperasi yang
keberadaannya dirasa cukup perlu dalam mengatasi persoalan keuangan
baik anggota maupun non anggota. Sistem dari KSPPS itu sendiri adalah
dengan cara menyalurkan bentuk pinjaman kepada masyarakat baik
anggota ataupun jika memungkinkan dapat juga melayani masyarakat
yang bukan anggota koperasi tersebut yang membutuhkannya.
5
Sholihin, Ahmad Ifham (2013-02-06). Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. hlm. 485. ISBN 978-602-03-6293-9.
ix
Jika dilihat dari perkembangannya, pada dasarnya lembaga
koperasi sejak awal diperkenalkan di indonesia memang sudah diarahkan
untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai
golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok
masyarakat kelas menengah kebawah. Keberadaan koperasi memang
merupakan suatu lembaga tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis
lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi
penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.
Kegiatan ekonomi semakin berkembang seiring dengan
berkembangnya kebutuhan ekonomi masyarakat di era modern, saat ini
banyak terdapat Lembaga Keuangan Syariah non bank yang dapat
memabantu melayani pemenuhan kebutuhan konsumtif masyarakat seperti
kebutuhan anggota dalam bidang kesehatan dan pendidikan dengan
menggunakan akad ijarah. Pelaksanaanya adalah Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) memberikan dana kepada anggota untuk biaya pendidikan
dan rumah sakit, setelah anggota membayar kepada Lembaga Keuangan
Syariah secara bertahap dengan ujrah yang telah ditetapkan.
B. Gagasan Manajerial Dan Tata Kerja/Riset/Pengembangan Produk
Praktik kerja lapangan (PKL) sesungguhnya merupakan sarana
untuk melatih mahasiswa dalam upaya menangani dan memecahkan
berbagai problem secara professional dan bertanggung jawab.Adapun
beberapa permasalahan yang ada di Koperasi Syariah Rajawali itu sendiri
yaitu terkait pengurus koperasi, Pengurus di Koperasi Syariah Rajawali
tidak beraktivitas setiap hari di kantor Koperasi Syariah Rajawali dan
kegiatannya lebih sering di handle oleh ketua Koperasi Syariah Rajawali
itu sendiri. System operasional koperasi ini sebenarnya tidak setiap
hari,pengurus/ketua koperasi akan datang ke koperasi setiap ada kegiatan
transaksi baik setoran maupun pembiayaan. Namun setiap ada kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Koperasi Syariah Rajawali, Ketua
koperasi hadir ke kantor setiap hari untuk memberikan materi dan praktik
untuk peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hal ini patut di apresiasi
x
karena semangat beliau dalam memberikan materi dan praktik serta
berkenan menerima mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk
menimba ilmu di Koperasi Syariah Rajawali.
Kehadiran pengurus sangat diharapkan lebih berperan aktif dalam
mengelola koperasi.Kebijakan dan peraturan serta konsistensi perlu
ditingkatkan lg di Koperasi Syariah Rajawali guna untuk meningkatkan
dan membuat koperasi lebih berkembang dan maju lagi.Berbicara
mengenai konsistensi seharusnya pada Rapat Anggota Tahunan (RAT),
setiap pengurus yang terpilih atau dipercayai perlu kiranya dipertanyakan
terkait kesanggupan, kesiapan serta konsistensinya dalam mengelola
koperasi tersebut, jadi koperasi terkoordinir secara bersama-sama.
Selanjutnya Terkait Pengembangan produk, yang perlu di
tingkatkan di koperasi syariah rajawali yaitu Usaha Layanan Ekonomi
Rumah Tangga untuk pengembangan SHU suatu intsansi karena disini
terjadi perputaran usaha setiap hari sehingga akan mampu mengolah dan
mengembangkan keuangannya. Artinya pelaku usaha tidak diperkenankan
di gunakan untuk perkuatan modal tetap.Yang perlu kita tingkatkan yaitu
seperti pembiayaan Halaqah (Desa Bonjeruk) yang di jalankan oleh
koperasi syariah rajawali, ini merupakan suatu model layanan Usaha
Layanan Ekonomi Rumah Tangga yg perlu kita pertahankan dan
kembangkan lebih banyak halaqah lagi di berbagai tempat.
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
a. Untuk mengaplikasikan pengetahuan akademis yang didapatkan di
bangku perkuliahan dengan dunia kerja yag nyata.
b. Untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan cara berfikir
sehubungan dengan permasalahan yang timbul dalam
perusahaan/instansi.
c. Untuk melatih dan mengembangkan sikap yang disiplin serta
bertanggung jawan terhadap pekerjaan yang diberikan.
xi
d. Untuk mendapatkan wawasan tentang bidang pekerjaan pada
perusahaan guna melaksankan pekerjaan dengan baik.
e. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan
pada program studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram.
2. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Kegunaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Bagi universitas
a. Sebagai bahan evaluasi atas laporan hasil Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilakukan oleh mahasiswa untuk
penyesuaian kurikulum di masa yang akan datang agar menjadi
lebih baik.
b. Mengukur kesesuaian materi yang diberikan di bangku
perkuliahan oleh dosen dengan aplikasi nyata dalam dunia
kerja sebagai bahan evaluasi.
c. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan
Perbankan Syariah kepada perusahaan yang membutuhkan
lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram.
d. Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan
perusahaan yang di jadikan tempat Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
2. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh di bangku perkuliahan dengan realitas di lapangan.
b. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja guna
meningkatkan kemampuan diri.
c. Melatih pola piker yang lebih maju dalam menghadapi
berbagai permasalahan di lapangan.
3. Bagi perusahaan/pihak Koperasi Syariah Rajawali
xii
a. Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi
dengan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Mataram.
b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja system
yang berjalan pada perusahan/instansi terkait.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai tanggal
19 September sampai 2 November 2022 atau kurang lebih selama
enam minggu. Ketentuan PKL Di Koperasi Syariah Rajawali yaitu:
Masuk kerja : Hari senin-kamis : 09:00-16:00 WITA
Hari jum’at : 07:30-16:00 WITA
2. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertempat di
Koperasi Syariah Rajawali yang terletak di Kelurahan Tanjung
Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB).
xiii
BAB II
PELAKSAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
1. Profil Umum
a. Nama Koperasi : Koperasi Syariah Rajawali NTB
b. Nomor dan Tgl Badan Hukum : 176/BH/KWK.23/V/2000, 26 Mei
2000 (Sebelum Perubahan AD).
c. No. & Tgl. Badan Hukum :518/176/BH/PAD/XXVIII/DISKOP
UMKM/I/2016, (Setelah Perubahan AD) 29 Januari 2016.
d. Nomor Induk Koperasi (NIK) : 5201060110019.
e. Alamat Lengkap: Kampung Baru RT 03. Lingkungan Sembalun
Kelurahan Tanjung Karang Kec. Sekarbela Mataram
f. Kabupaten/Kota : Mataram
g. Provinsi : Nusa Tenggara Barat
2. Nama Pengurus (periode th. 2020 s/d th. 2022)
a. Ketua : Ye’ Husein, SH
b. Sekretaris : H. Muhamad Adhar, S. Ag
c. Bendahara : Sahrep
3. Nama Pengawas (periode th. 2020 s/d th. 2022)
a. Ketua : Refriandi Khaeri, SE, M.Ak
b. Anggota : Wayan Roby, SE
c. Anggota : Ahmad Sunandi
4. Nama Dewan Pengawas Syariah (periode th. 2020 s/d th. 2022)
a. Ketua : Muhamad Ihwan, SH
b. Anggota : H. Muhammad Imran, SE. M.Si
5. Keanggotaan (orang) 89 orang terdiri dari :
Laki-Laki 47 Orang dan Perempuan 42 Orang
Calon Anggota : 10 Orang terdiri dari :
Perempuan 10 Orang Laki-Laki 0 Orang
6. Permodalan Thn Buku 2020 terdiri dari :
xiv
a. Modal Sendiri Rp. 515.940.000,- terdiri dari :
Simpanan Pokok, : Rp. 8.900.000,-
Simpanan Wajib, : Rp. 209.274.500,-
Dana Cadangan, : Rp. 176.591.000,-
Hibah, : Rp. 60.000.000,-
SHU yang belum dibagi: Rp. 61.173. 000,-
b. Modal Luar Rp. 210.978.000,- terdiri dari :
Dana pembagian SHU : Rp. 21.357.000,-
Simpanan Sukarela, : Rp. 117. 879.000,-
Kewajiban yang masih dibayar, : Rp. 15.000.000,-
Pembiayaan Pihak ketiga : Rp. 56.742.000,-
c. Modal Titipan Rp. 17.458.000,- terdiri dari :
Wakaf : Rp. 8.900.000,-
Dana Sitmulus C -19 : Rp. 209.274.500,-
7. Kegiatan Usaha Koperasi
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah yang meliputi:
Simpanan, dalam bentuk Simpanan Pokok, Wajib
dan Simpanan Sukarela
Pinjaman, dalam bentuk pinjaman al-Qorudul Hasan
Pembiayaan, dalam Bentuk Murabahah, Ijarah,
Syarikah/Mudhorabah, dan Hawalah
Sosial Ekonomi, dalam bentuk penerimaan dan
Penyaluran ZISWAF
8. Status kantor koperasi : Milik Pengurus
9. Perijinan Usaha
a. NPWP (Nasional), No. : 03.145.707.0-915000, tgl. 18-4-2011
b. NIB (Nomor Induk Berusaha) 022000922327 tanggal 29 Januari
2016
c. NIK (Nomor Induk Koperasi) 5201060110019 Tanggal 29 Januari
2018
xv
10. Rapat Anggota Tahunan (RAT) tetap dilaksanakan setiap tahunnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Akad-akad yang digunakan di Koperasi Syariah Rajawali:
1. Murabahah
Pembiayaan murabahah yaitu pembiayaan berupa talangan dana
yang dibutuhkan anggota untuk membeli suatu barang dengan
kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah
margin keuntungan koperasi syariah pada waktu jatuh tempo. Koperasi
memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok
dengan harga jual.
2. Istishna
Pembiayaan istishna’ yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang
dibutuhkan anggota untuk membeli suatu suatu barang/jasa dengan
pembayaran dimuka, dicicil, atau ditangguhkan diakhir. Anggota
berkewajiban mengembalikan talangan dana tersebut ditambah margin
keuntungan koperasi secara mencicil sampai lunas dalam jangka waktu
tertentu atau tunai sesuai dengan kesepakatan. Koperasi memperoleh
margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan
harga jual.
Istishna’ merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni') dan penjual
(pembuat/shani').
3. Musyarakah
Pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan dengan akad kerja
sama penggabungan modal antara dua pihak atau lebih (koperasi
syariah dan anggota) untuk melakukan suatu usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik modal
berdasarkan porsi modal masing-masing. Produk ini merupakan produk
dari pembiayaan dengan prinsip kerja sama.
xvi
4. Mudharabah
Mudharabah adalah sebuah akad atau perjanjian kerja sama
suatu usaha antara dua pihak. Kedua pihak yang dimaksud adalah pihak
pertama yaitu pemilik modal yang menyediakan seluruh modal dan
pihak kedua yang merupakan pengelola modal yang menerima dan
mengelola modal yang diberikan oleh pihak pertama.
5. Ijarah
Ijarah adalah perjanjian atau kontrak dalam hal upah-mengupah
dan sewa-menyewa.Berdasarkan buku Fiqh Ekonomi Syariah, ijarah
adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa.
6. Al-Qardh
Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan
jumlah yang sama pada waktu yang disepakati. Secara teknis, pinjaman
ini diberikan oleh seseorang atau lembaga keuangan syariah pada orang
lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.
Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur atau lunas sekaligus.
B. Kegiatan PKL
1. Pekerjaan
Selama PKL berlangsung kegiatan sehrai-hari yang kami lakukan
adalah kami membantu pengurus koperasi dalam melakukan kegiatan
penginputan data, melayani anggota yang datang langsung ke koperasi
baik untuk melakukan setoran atau mengajukan realisasi/pembiayaan,
dan ikut terjun langsung ke lapangan bersama PL (petugas lapangan)
untuk menjemput setoran anggota.
Pada kegiatan praktik kerja lapangan kita menerima beberapa
penjelasan materi tentang koperasi syariah, mulai dari perkoperasian
secara umum, koperasi syariah, akad-akad yang digunakan di Koperasi
Syariah Rajawali, fatwa-fatwa DSN MUI, PerMenKop, dan PenKes.
Untuk kegiatan rutinnya, kami menghafal ayat-ayat al-qur’an tentang
xvii
riba yang harus kita setor setiap hari jum’at pagi, dan pergi ke halaqah
Bonjeruk setiap hari rabu guna menjemput setoran anggota.
Peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga membantu kegiatan
rekapitulasi laporan keuangan Koperasi Syariah Rajawali tahun 2021
dan 2022 dan membantu penyusunan laporan keuangan Koperasi
Syariah Rajawali, serta rekapitulasi kas masuk dan kas keluar selama
satu tahun terakhir.
2. Proses atau Prosedur Kerja Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Proses Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai dari tanggal 19 September
sampai dengan 02 November 2022 di Koperasi Syariah Rajawali,
adapun prosedur kerja Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu:
a. Berpakaian bebas, sopan dan rapi
b. Datang ke kantor tepat waktunya, yakni pada pukul 09:00
3. Uraian Observasi
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari tanggal 19
September sampai dengan 2 November kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Membahas materi terkait koperasi dan akad-akad yang digunakan
di Koperasi Syariah Rajawali,
b. Melayani setiap kegiatan transaksi baik setoran anggota maupun
pembiayaan.
c. Merekap laporan keuangan 2021 dan 2022 serta menyusun laporan
keuangan Koperasi Syariah Rajawali.
xviii
d. Pengambilan setoran anggota halaqah bonjeruk setiap hari rabu.
e. Menghafal ayat-ayat al-qur’an terkait tentang riba setiap hari jumat
di pantai loang balok.
f. Studi Banding ke BMT Tunas Harapan Syariah Pusat Montong
Gading dan koperasi Syariah Baituttamqin Kediri.
Jadi kegiatan yang kita lakukan selama Praktik Kerja Lapangan
(PKL) sangat bermanfaat untuk kita setelah keluar dari Koperasi
Syariah Rajawali, kita dapat paham bagaimana menyusun laporan
keuangan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik,serta dapat
meningkatkan rasa kekeluargaan.
Adapun tujuan dari diadakannya studi banding ke beberapa tempat
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana system operasional yang ada di
sana dan menjalin silaturahmi,serta untuk melihat bagaimana
perkembangan koperasi syariah.
4. Permasalahan dan Solusi
KSPPS Rajawali Syariah sebagai koperasi yang bertujuan untuk
mensejahterakan perekenomian angotanya dan masyarakat. Yang pada
umumnya juga mempunyai pengaruh penting dalam pemberdayaan
UMKM di Indonesia. Namun untuk mencapai tujuannya, KSPPS
Rajawali dalam melakukan aktivitasnya tidak lepas dari masalah yang
dihadapi baik dalam menyediakan sumber pembiayaan, sistem
pembinaan dari pemerintah yang kurang efektif maupun masalah
Sumber Daya Manusianya.
Berdasarkan hasil PKL (Praktik Kerja Lapangan) selama 45 hari
peneliti menemukan permasalahan yang sering terjadi di KSPPS
Rajawali Syariah, yaitu praktek pembiayaan multijasa dengan akad
ijarah.
Setelah peneliti mengamati tentang pelaksanaan akan ijarah yang
diterpakan dalam pembiayaan multijasa seperti biaya pendidikan dan
kesehatan, praktik tersebut kurang sesuai dengan hukum islam, karena
pengertian jasa dalam akad ijarah yang dipraktikkan oleh Lembaga
xix
Keuangan Syariah adalah produk jasa yang dimiliki oleh lembaga
keuangan bukan merupakan jasa yang dikerjakan oleh pihak lain.
Jika dalam kitab fiqih diterangkan bahwa dalam perjanjian
multijasa menggunakan akad ijarah yaitu sewa menyewa barang/jasa
untuk diambil manfaatnya, sedangkan di KSPPS Rajawali Syariah
tidak menyewakan barang/jasa kepada anggota, akan tetapi menjual
jasa atau memberikan dana talangan kepada anggota untuk keperluan
anggota seperti biaya pendidikan, biaya pernikahan, biaya pengobatan.
Hal ini menunjukan bahwa pihak KSPPS Rajawali Syariah belum
sesuai dengan peraturan yang ada atau tidak sesuai dengan fatwa DSN-
MUI No.44/DSN MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa yang
menggunakan akad ijarah.
Alasan kenapa pihak KSPPS Rajawali Syariah melakukan praktek
tersebut pada produk pembiayaan multijasa dan tidak melaksankan apa
yang sudah ditetapkan oleh fatwa DSN-MUI karena pihak KSPPS
Rajawali Syariah menganggap tidak menyewakan jasa tapi memperjual
belikan jasanya dengan cara pihak KSPPS Rajawali Syariah
membiayai sejumlah yang anggota butuhkan/member dana talangan
kepada anggota. Jadi istilah nya pembiayaan mutijasa dengan akad
ijarah ini memperjual belikan jasanya bukan sewa menyewa jasa.
Dalam perjanjian atau akad ijarah untuk pembiayaan multijasa di
Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), para pihak pembuat akadnya
yaitu KJKS selaku pemberi sewa (mu’ajjir), anggota selaku penyewa
(musta’jir) dan fee (ujrah) atau biaya tamabahan sebagai upah yang
diperoleh KJKS, sigat al-aqd dibuat secara tertulis dalam bentuk
sebuah draf kontrak, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang
menerangkan segala hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
KJKS maupun oleh anggota yang pada akhirnya ditandatangani oleh
para pihak yaitu KJKS dengan anggota beserta saksi yang
dilangsungkan di dalam satu majelis yakni di kantor KJKS. Namun,
xx
dari segi kesesuaian jenis akad dengan pelaksanaan di lapangan
terdapat ketidaksesuaian.
Sebagaimana telah dinyatakan dalam fatwa DSN-MUI
No:44/DSN-MUI/VII/2004 pada ketentuan umum pembiayaan
multijasa yang menyatakan bahwa:
1. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz), dengan menggunkan
akad ijarah dan akad kafalah.
2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah maka harus mengikuti
semua ketentuan dalam fatwa ijarah.
3. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah maka harus mengikuti
semua ketentuan dalam akad kafalah.
4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.
5. Besar ujrah atau fee harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.
Hal ini yang menjadi salah satu ketidaksesuaian karena KJKS
(Koperasi Syariah Rajawali) menarik keuntungan hanya dari
memberikan pinjaman dana yang disebut dana pembiayaan kepada
anggota, bukan dari penyewaan barang/jasa. Hal ini jelas membuka
peluang untuk terjadinya praktik riba.
Setelah mengkaji dari beberapa pembahasan mengenai pembiayaan
multijasa di KJKS, maka perjanjian atau akad yang digunakan dalam
pembiayaan pendidikan dan kesehatan di KJKS yang paling
mendekati keselarasan dengan fatwa DSN setelah ditinjau dari segi
praktik di lapangan bukan menggunakan akad ijarah, karena KJKS
tidak menyewakan jasa, dan jasa yang dimaksud bukan merupakan
jasa yang dilakukan dan dimiliki oleh orang lain, melainkan jasa yang
dimiliki oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
Maka untuk menyelaraskan dengan hukum islam dan untuk
mengindahkan fatwa DSN-MUI akad yang digunakan untuk
pembiayaan multijasa dalam pembiayaan kesehatan dan pendidikan
xxi
adalah akad kafalah yaitu akad penjaminan atau penanggungan utang
dimana anggota meminta bantuan pembiayaan kepada KJKS, lalu
KJKS menjaminkan dirinya untuk melunasi biaya pendidikan atau
biaya kesehatan anggota kepada sekolah dan rumah sakit sampai
kebutuhan anggota terpenuhi. Selain akad kafalah, jika yang datang ke
KJKS adalah anggota yang sudah mempunyai hutang kepada pihak
ketiga yakni rumah akit atau sekolah, maka dalam hal ini KJKS dapat
menggunakan akad pemindahan hutang (hiwalah).
xxii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan berbagai pembahasan yang telah dipaparkan oleh
peneliti, tentang penerapan akad ijarah pada produk pembiayaan multijasa
di Koperasi Syariah Rajawali, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penerapan akad ijarah pada produk pembiayaan multijasa di KSPPS
Rajawali menganjurkan dana digunakan untuk keperluan pendidikan,
kesehatan, dan pernikahan. KSPPS Rajawali menganggap tidak
menyewakan jasa tetapi memperjual belikan jasanya dengan cara pihak
KSPPS membiayai sejumlah biaya yang dibutuhkan/memberi dana
talangan kepada anggota. Jadi istilahnya pembiayaan multijasa dengan
akad ijarah ini memeprjual belikan jasanya bukan sewa menyewa jasa.
B. Saran-saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola praktik.
Kepada pihak FEBI agar lebih mempersiapkan lagi lokasi-lokasi
yang akan dijadikan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) agar tidak terjadi kesimpangsiuaran anatar mahasiswa/i.
2. Untuk Instansi/lembaga tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Penerapan akad ijarah pada produk pembiayaan multijasa di
KSPPS Rajawali Syariah sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan yang ada seperti penggunaan akad harus jelas agar tercapai
visi misi yang telah di cantumkan, serta agar masyarakat (anggota)
mengetahui prinsip syariah yang sebenarnya. Lebih meningatkan
pembenahan dalam pengelolaan pembiayaan multijasa.
Penulis juga menyarankan kepada KJKS khususnya (koperasi
syariah rajawali) dalam pembiayaan multijasa menggunakan akad
kafalah bil ujrah dimana KJKS sebagai penjamin yang menjamin
dengan cara memfasilitasi dana pembiayaan bagi anggota yang
membutuhkan. Dalam hal pengambilan keuntungan (ujrah),
xxiii
sebagaimana yang telah disepakati ulama bahwa dalam kafalah, kafil
diperbolehkan mengambil upah atas tanggungannya asal tidak
memberatkan anggota.
3. Untuk mahasiswa sebagai peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa harus lebih percaya diri saat sedang melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) supaya tidak canggung ketika
ingin bertanya tentang hal-hal yang tidak dimengerti selama
melakukan kegiatan PKL.
xxiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xxv
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDU
NIM : 190502193
PRODI : PERBANKAN
SYARIAH
xxvi
Latihan Neraca
xxvii
10. 30/09/2022 Setor hafalan ayat al- QS.Al-Baqaroh ayat 275
quran tentang riba
xxviii
per 3 bulan
18. 12/10/2022 Pergi ke halaqah Kegiatan pengambilan
bonjeruk setoran
xxix
quran tentang riba
xxx
didapatkan di Koperasi
selama 45 hari Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
34. 3/11/2022 Penarikan atau Pelepasan dilepas oleh
pelepasan Peserta PKL ketua Koperasi Syariah
Rajawali dan pejabat
Dinas Koperasi UMKM
Provinsi NTB
Mataram, 10 November
Mengetahui
Dosen Pamong
Rahma Lutfia, SE
xxxi
DOKUMENTASI (FOTO KEGIATAN PKL)
Monitoring DPL
xxxii
Studi Banding BMT THS Pringgejurang (LOTIM)
xxxiii
Pembiayaan anggota
Halaqah ke Bonjeruk
xxxiv
Studi banding ke halaqah Koperasi Syariah Baitut Tamkin (Kediri)
xxxv
xxxvi