Khusnulrep Psda1 22-23
Khusnulrep Psda1 22-23
Khusnulrep Psda1 22-23
Nama :
Nim :
082002100013
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa laporan Pengelolaan Sumber Daya Air ini tidak akan
dapat terselesaikan tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, saya menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan yang sangat besar dalam
pembuatan karya tulis ini, baik dukungan moral maupun finansial.
2. Dosen pengampu Ir. Ramadhani Yanidar, MT, Dr. Melati F. Fachrul, MS,
dan Dr. Ir. Widyo Astono, MT yang telah banyak meluangkan waktunya
untuk mengajar.
3. Rekan-rekan Kuliah di Universitas Trisakti yang membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada mereka.
PENDAHULUAN
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di
atas permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air
hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap
dan tidak mengalir (Suroso 2006).
Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air hujan yang
memiliki ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar hujan, tidak
meresap, tidak mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi kebocoran). Tinggi
air yang jatuh ini biasanya dinyatakan dengan satuan milimeter. Curah hujan
dalam 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi, tempat yang
datar dapat menampung air hujan setinggi satu mm atau sebanyak satu liter.
Curah hujan yang tinggi pada daerah dengan kemampuan infiltrasi tanah
yang buruk berpotensi mengakibatkan banjir, sehingga perlu dilakukan
pengukuran dan pencatatan curah hujan yang terjadi pada suatu daerah. Data
jumlah curah hujan (CH) rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air atau daerah
aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang sangat diperlukan oleh pakar
bidang hidrologi. Dalam bidang pertanian data CH sangat berguna, misalnya
untuk pengaturan udara Irigasi, mengetahui besarnya aliran permukaan (run
off). Untuk dapat mewakili besarnya CH di suatu wilayah diperlukan penakar
CH dalam jumlah yang cukup. semakin banyak penakar yang dipasang di
lapangan diharapkan dapat diketahui besarnya nilai rata-rata CH yang
menunjukkan besarnya CH yang terjadi di daerah tersebut.
Tujuan dari tugas laporan mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air
ini adalah sebagai berikut :
Manfaat dari tugas laporan mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air ini
adalah sebagai berikut :
GAMBARAN PENELITIAN
Kota Palangka Raya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi
Kalimantan Tengah. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113˚30`-
114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah
2.853,52 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan
berbukitdengan kemiringan kurang dari 40%. Kota Palangka Raya berbatasan
dengan beberapa kabupaten, diantaranya adalah :
2.1.2 Klimatologi
Sepanjang tahun 2017 temperatur rata-rata di Kota Palangka Raya adalah 27,28°C,
temperatur minimum 21,4°C pada terjadi bulan Juli dan maksimum 35,2°C pada
bulan September. Kelembaban udara berkisar antara 65—95% dengan kelembaban
rata-rata tahunan sebesar 82,89%. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Palangka
Raya pada tahun 2017 yang tercatat sebagai yang tertinggi adalah 168 mm dengan
rata -rata 16,7 mm.
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Palangka Raya
METODELOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan melalui website resmi dari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (http://www.bmkg.go.id.) yaitu
dengan mengambil data curah hujan harian Data curah hujan harian diambil dari
titik stasiun pengamatan cuaca yang Kalimantan Tengah yaitu di antaranya:
Dalam melakukan penelitian ini digunakan alat pengukur curah hujan yaitu
Penakar Hujan Otomatis (Hellman). Penakar Hujan Otomatis (Hellman)
merupakan salah satu alat pengukur curah hujan otomatis. Pada bagian
depan alat ini terdapat sebuah pintu dalam keadaan tertutup.
Cara kerja alat pengukur curah hujan ini adalah jika hujan turun, air hujan
masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air
hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas.
Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti
tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang diletakkan/digulung
pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam
tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang gelas),pena akan
mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak
lengkungan selang gelas,maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang
air),air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung.
Bersamaan dengan keluarnya air,tangki pelampung dan pena turun dan
pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih terus-
menerus turun, maka pelampung akan naik kembali seperti diatas. Dengan
demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung
garis-garis vertikal.
Metode ini adalah yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata
pada suatu daerah. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu
yang bersamaan dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun yang
digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada dalam DAS, tetapi stasiun
di luar DAS yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan (Triatmodjo, 2013).
𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3 + 𝑅𝑛
R=
𝑛
Keterangan :
𝐴1 𝑅1 + 𝐴2 𝑅2 +⋯ +𝐴𝑛 𝑅𝑛
𝑅̅ =
𝐴1 + 𝐴2 +⋯+ 𝐴𝑛
Keterangan :
C = Koefisien Thiessen
Untuk meramal curah hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi data
hujan. Ada beberapa metode analisis frekuensi yang dapat digunakan yaitu :
Adapun rumus – rumus yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana
dengan metode Gumbel adalah sebagai berikut :
Keterangan :
S = Standar deviasi
Metode Log Pearson tipe III apabila digambarkan pada kertas peluang
logaritmik akan merupakan persamaan garis lurus, sehingga dapat dinyatakan
sebagai model matematik dangan persamaan sebagai berikut :
𝐴1 𝑅1 + 𝐴2 𝑅2 +⋯ +𝐴𝑛 𝑅𝑛
𝑅̅ =
𝐴1 + 𝐴2 +⋯+ 𝐴𝑛
Keterangan :
a. Metode Talbot
b. Metode Sherman
c. Metode Ishiguro
a. Metode Talbot
Rumus Talbot dikemukakan oleh profesor Talbot pada tahun 1881. Rumus
ini banyak digunakan di Jepang karena mudah diterapkan. Tetapan-tetapan a dan
b ditentukan dengan harga-harga terukur. Adapun rumus tersebut adalah sebagai
berikut :
I = a/t +b
b. Metode Sherman
I = a/t^n
c. Metode Ishiguro
Metode Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953. Adapun
rumus tersebut :
I = a/ akar t +b
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu permukaan lahan yang mana
punggung-punggung gunung menjadi pembatas, sehingga apabila air hujan jatuh
pada permukaan lahan tersebut maka akan mengalir menuju sungai utama. Pada
peta topografi DAS dilengkapi berupa garis-garis kontur (Triatmodjo, 2008). Garis-
garis kontur berperan penting dalam penentuan arah limpasan permukaan (run off).
Limpasan bergerak tegak lurus terhadap garis kontur dari titik tertinggi menuju titik
terendah. Suatu DAS dibatasi dan dikelilingi oleh titik-titik tertinggi. Air hujan
yang mengalir menuju sungai utama yang ditinjau berasal dari hujan yang jatuh di
dalam kawasan DAS, sedangkan yang jatuh di luar kawasan DAS akan mengalir ke
sungai sebelahnya (Triatmodjo, 2008).
Menurut Slamet (2006), batas suatu DAS tidak hanya batas permukaan
tanah saja, akan tetapi terdapat pula batas di dalam tanah. Hal ini didasarkan pada
sistem hidrologi bahwa air selain berasal dari permukaan tanah, juga berasal dari
aliran di dalam tanah yaitu aliran bawah permukaan dan aliran bumi. Oleh karena
batas di dalam tanah relatif sulit ditetapkan dan sifatnya dinamis, maka untuk
kegiatan praktis batas suatu DAS hanya menggunakan batas di permukaan tanah.
Istilah “one river, one plan, one management” begitu popular akan
pentingnya pengelolaan DAS sebagai satuan perencanaan terkecil. Daerah Aliran
Sungai (DAS) memiliki komponen-komponen masukan yaitu curah hujan,
komponen keluaran yaitu debit aliran dan komponen proses yaitu manusia,
vegetasi, tanah, iklim dan topografi, oleh karena itu pengelolaan DAS dianggap
sebagai proses yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia guna
mendapatkan manfaat produksi dan jasa (Slamet, 2006).
Berikut ini adalah bentuk karakteristik Daerah Aliran Sungai:
Jalur daerah di kiri kanan sungai utama dimana anak-anak sungai mengalir ke
sungai utama disebut Daerah Aliran Sungai berbentuk bulu burung. Bentuk DAS
seperti ini mempunyai debit banjir yang kecil, oleh karena waktu tiba banjir dari
anak-anak sungai itu berbeda-beda. Sebaliknya banjirnya berlangsung agak lama.
Bentuk DAS ini seperti kipas atau lingkaran dan dimana anak-anak sungainya
mengkonsentrasi ke suatu titik secara radial. DAS dengan corak seperti ini
mempunyai banjir yang besar di dekat titik pertemuan anak-anak sungai.
c. DAS Paralel
Bentuk ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah pengaliran yang bersatu di
bagian pengaliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir itu terjadi di sebelah hilir titik
pertemuan sungai-sungai.
Bentuk daerah pengaliran yang berbeda dari ketiga bentuk tersebut disebut
Daerah Pengaliran kompleks. Pembagian Wilayah DAS memiliki 3 bagian yaitu,
hulu, tengah dan hilir. Karakteristik masing-masing pembagian wilayah berbeda-
beda :
a) Hulu
Fungsi hulu sebagai penyangga, resapan, reservoir alami, pengendali
daya dukung, pemanfaatan terbatas, penghasil jasa lingkungan.
b) Tengah
Fungsi tengah sebagai wilayah peralihan, fungsi sebagai lindung dan budidaya,
dan kegiatan vegetative dan civil teknis
c) Hilir
Fungsi hilir sebagai wilayah pemanfaatan, focus kegiatan perekonomian
riil. Produktivitas terkait kondisi hulu
Pengelolaan DAS merupakan usaha untuk menggunakan semua sumber
daya (tanah, vegetasi, air dan sebagainya) pada DAS tersebut secara
rasional untuk mendapatkan penggunaan lahan yang berkelanjutan demi
tercapainya produksi maksimum atau optimum dalam waktu yang tidak
terbatas dan untuk menekan bahaya kerusakan seminim mungkin sehingga
didapat hasil air dalam jumlah, kualitas dan distribusi yang baik
(Sinukaban, 2007).
Pengelolaan suatu DAS dikatakan berhasil apabila terpenuhi beberapa hal berikut
yaitu :
1. Tercapainya kondisi hidrologis yang optimal,
2. Meningkatnya produktivitas lahan yang diikuti oleh perbaikan kesejahteraan
masyarakat,
3. Terbentuknya kelembagaan masyarakat yang muncul dari bawah sesuai dengan
sosial budaya masyarakat setempat dan
4. Terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan
berkeadilan.
BAB IV
4.1 Hasil
Curah hujan maksimum rata-rata yang didapatkan dari data BMKG adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Maksimum
Dari penentuan luas wilayah di atas, didapatkan luas wilayah ketiga stasiun sebagai
berikut:
Curah
Tahun Xi-X (Xi-X)2 (Xi-X)3 (Xi-X)4
Hujan
2000 13.8 0.7 0.5 0.4 0.3
2001 17.6 4.5 20.6 93.6 424.8
2002 9.4 -3.7 13.4 -49.0 179.4
2003 10.7 -2.4 5.6 -13.1 31.0
2004 10.0 -3.1 9.4 -28.7 87.7
2005 16.0 2.9 8.6 25.4 74.7
2006 12.7 -0.4 0.1 0.0 0.0
2007 13.3 0.2 0.1 0.0 0.0
2008 14.8 1.7 3.0 5.3 9.2
2009 12.3 -0.8 0.6 -0.4 0.3
Jumlah 130.6 61.9 33.4 807.5
Rata-
rata 13.1
SD 2.62
PUH Yt Yn Sn SD X Xt
2 0.3665 0.4952 0.9496 2.62 13.1 12.7
5 1.4999 0.4952 0.9496 2.62 13.1 15.8
10 2.2502 0.4952 0.9496 2.62 13.1 17.9
20 2.9606 0.4952 0.9496 2.62 13.1 19.9
50 3.9019 0.4952 0.9496 2.62 13.1 22.5
JUMLAH 88.8
RATA-RATA 17.8
SD 3.1
Rumus :
𝑎
𝐼=
𝑡+𝑏
Axis Title
10.00
Data 2
5.00
Data 3
0.00 Data 4
0 10 20 30 40 50 60 70
Data 5
Axis Title
Dengan memasukan data yang ada dalam table tabulasi kedalam rumus
persamaan a dan n menurut metode Sherman (setelah di antilog), maka akan
didapatkan hasil sebagai berikut :
T Log a a n
2 0.301 2.00 0.71
5 0.343 2.20 0.70
10 0.367 2.33 0.69
20 0.374 2.37 0.69
50 0.380 2.40 0.68
Metode Sherman
40.00
Data 1
Axis Title
30.00
20.00 Data 2
10.00 Data 3
0.00
Data 4
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title Data 5
Dengan memasukan data yang ada dalam table tabulasi kedalam rumus
persamaan a dan b menurut metode Ishiguro, maka akan didapatkan hasil :
T a b
2 0.87 1.92
5 1.01 2.11
10 1.09 2.24
20 1.12 2.28
50 1.15 2.32
Rumus : 𝑎
𝐼=
√𝑡 + 𝑏
Metode Ishoguro
0.8
0.6 Data 1
Axis Title
0.4 Data 2
0.2 Data 3
0 Data 4
0 20 40 60 80
Data 5
Axis Title
Debit andalan
Data Probabilitas
Debit
ke- (%)
1 83.80 0.3%
2 53.10 0.5%
3 47.50 0.8%
4 45.90 1.1%
5 38.90 1.4%
6 37.80 1.6%
7 37.80 1.9%
8 37.60 2.2%
9 37.50 2.5%
10 37.30 2.7%
11 36.80 3.0%
12 36.50 3.3%
13 36.00 3.6%
14 32.30 3.8%
15 32.30 4.1%
16 29.80 4.4%
17 28.00 4.6%
18 27.60 4.9%
19 26.80 5.2%
20 24.50 5.5%
21 21.50 5.7%
22 21.10 6.0%
23 21.10 6.3%
24 20.70 6.6%
25 20.20 6.8%
26 19.90 7.1%
27 18.10 7.4%
28 17.40 7.7%
29 17.40 7.9%
30 17.40 8.2%
31 17.00 8.5%
32 17.00 8.7%
33 17.00 9.0%
34 16.80 9.3%
35 16.50 9.6%
36 16.40 9.8%
37 16.20 10.1%
38 15.70 10.4%
39 15.50 10.7%
40 15.30 10.9%
41 15.20 11.2%
42 15.00 11.5%
43 14.90 11.7%
44 14.80 12.0%
45 14.70 12.3%
46 14.40 12.6%
47 14.20 12.8%
48 14.10 13.1%
49 13.60 13.4%
50 13.60 13.7%
51 13.50 13.9%
52 13.40 14.2%
53 13.40 14.5%
54 13.10 14.8%
55 13.10 15.0%
56 13.10 15.3%
57 13.00 15.6%
58 13.00 15.8%
59 12.80 16.1%
60 12.70 16.4%
61 12.50 16.7%
62 12.50 16.9%
63 12.50 17.2%
64 12.30 17.5%
65 12.10 17.8%
66 12.00 18.0%
67 11.70 18.3%
68 11.70 18.6%
69 11.50 18.9%
70 11.30 19.1%
71 11.30 19.4%
72 11.20 19.7%
73 11.10 19.9%
74 11.10 20.2%
75 11.00 20.5%
76 10.80 20.8%
77 10.70 21.0%
78 10.70 21.3%
79 10.40 21.6%
80 10.40 21.9%
81 10.31 22.1%
82 10.20 22.4%
83 10.20 22.7%
84 9.99 23.0%
85 9.91 23.2%
86 9.90 23.5%
87 9.78 23.8%
88 9.77 24.0%
89 9.73 24.3%
90 9.64 24.6%
91 9.61 24.9%
92 9.59 25.1%
93 9.58 25.4%
94 9.26 25.7%
95 9.13 26.0%
96 8.93 26.2%
97 8.86 26.5%
98 8.69 26.8%
99 8.64 27.0%
100 8.49 27.3%
101 8.46 27.6%
102 8.40 27.9%
103 8.39 28.1%
104 8.38 28.4%
105 8.22 28.7%
106 8.22 29.0%
107 8.16 29.2%
108 8.10 29.5%
109 8.07 29.8%
110 8.06 30.1%
111 8.03 30.3%
112 7.98 30.6%
113 7.98 30.9%
114 7.93 31.1%
115 7.93 31.4%
116 7.93 31.7%
117 7.93 32.0%
118 7.93 32.2%
119 7.88 32.5%
120 7.84 32.8%
121 7.83 33.1%
122 7.80 33.3%
123 7.80 33.6%
124 7.78 33.9%
125 7.77 34.2%
126 7.75 34.4%
127 7.65 34.7%
128 7.59 35.0%
129 7.57 35.2%
130 7.57 35.5%
131 7.57 35.8%
132 7.55 36.1%
133 7.52 36.3%
134 7.46 36.6%
135 7.46 36.9%
136 7.42 37.2%
137 7.37 37.4%
138 7.36 37.7%
139 7.36 38.0%
140 7.36 38.3%
141 7.36 38.5%
142 7.36 38.8%
143 7.36 39.1%
144 7.30 39.3%
145 7.30 39.6%
146 7.30 39.9%
147 7.24 40.2%
148 7.22 40.4%
149 7.21 40.7%
150 7.19 41.0%
151 7.15 41.3%
152 7.13 41.5%
153 7.13 41.8%
154 7.11 42.1%
155 7.11 42.3%
156 7.04 42.6%
157 7.03 42.9%
158 7.00 43.2%
159 7.00 43.4%
160 6.98 43.7%
161 6.94 44.0%
162 6.91 44.3%
163 6.86 44.5%
164 6.86 44.8%
165 6.82 45.1%
166 6.81 45.4%
167 6.81 45.6%
168 6.79 45.9%
169 6.75 46.2%
170 6.73 46.4%
171 6.73 46.7%
172 6.64 47.0%
173 6.63 47.3%
174 6.63 47.5%
175 6.63 47.8%
176 6.61 48.1%
177 6.59 48.4%
178 6.58 48.6%
179 6.58 48.9%
180 6.58 49.2%
181 6.57 49.5%
182 6.56 49.7%
183 6.55 50.0%
184 6.50 50.3%
185 6.48 50.5%
186 6.45 50.8%
187 6.34 51.1%
188 6.34 51.4%
189 6.32 51.6%
190 6.32 51.9%
191 6.26 52.2%
192 6.21 52.5%
193 6.20 52.7%
194 6.19 53.0%
195 6.17 53.3%
196 6.13 53.6%
197 6.10 53.8%
198 6.06 54.1%
199 5.96 54.4%
200 5.95 54.6%
201 5.92 54.9%
202 5.87 55.2%
203 5.87 55.5%
204 5.83 55.7%
205 5.82 56.0%
206 5.82 56.3%
207 5.68 56.6%
208 5.67 56.8%
209 5.62 57.1%
210 5.57 57.4%
211 5.50 57.7%
212 5.49 57.9%
213 5.49 58.2%
214 5.44 58.5%
215 5.43 58.7%
216 5.42 59.0%
217 5.42 59.3%
218 5.36 59.6%
219 5.36 59.8%
220 5.16 60.1%
221 5.13 60.4%
222 5.09 60.7%
223 5.05 60.9%
224 4.97 61.2%
225 4.96 61.5%
226 4.95 61.7%
227 4.91 62.0%
228 4.83 62.3%
229 4.81 62.6%
230 4.74 62.8%
231 4.73 63.1%
232 4.70 63.4%
233 4.66 63.7%
234 4.61 63.9%
235 4.59 64.2%
236 4.57 64.5%
237 4.53 64.8%
238 4.50 65.0%
239 4.49 65.3%
240 4.47 65.6%
241 4.46 65.8%
242 4.44 66.1%
243 4.41 66.4%
244 4.40 66.7%
245 4.39 66.9%
246 4.37 67.2%
247 4.33 67.5%
248 4.32 67.8%
249 4.32 68.0%
250 4.26 68.3%
251 4.26 68.6%
252 4.20 68.9%
253 4.13 69.1%
254 4.11 69.4%
255 4.08 69.7%
256 4.07 69.9%
257 4.01 70.2%
258 3.99 70.5%
259 3.97 70.8%
260 3.96 71.0%
261 3.93 71.3%
262 3.84 71.6%
263 3.81 71.9%
264 3.76 72.1%
265 3.69 72.4%
266 3.67 72.7%
267 3.65 73.0%
268 3.65 73.2%
269 3.64 73.5%
270 3.57 73.8%
271 3.50 74.0%
272 3.47 74.3%
273 3.47 74.6%
274 3.46 74.9%
275 3.45 75.1%
276 3.40 75.4%
277 3.40 75.7%
278 3.39 76.0%
279 3.39 76.2%
280 3.39 76.5%
281 3.38 76.8%
282 3.32 77.0%
283 3.31 77.3%
284 3.27 77.6%
285 3.22 77.9%
286 3.12 78.1%
287 3.07 78.4%
288 3.05 78.7%
289 3.00 79.0%
290 2.87 79.2%
291 2.69 79.5%
292 2.64 79.8%
293 2.51 80.1%
294 2.49 80.3%
295 2.48 80.6%
296 2.48 80.9%
297 2.44 81.1%
298 2.43 81.4%
299 2.38 81.7%
300 2.37 82.0%
301 2.34 82.2%
302 2.34 82.5%
303 2.33 82.8%
304 2.32 83.1%
305 2.31 83.3%
306 2.31 83.6%
307 2.31 83.9%
308 2.31 84.2%
309 2.31 84.4%
310 2.30 84.7%
311 2.28 85.0%
312 2.28 85.2%
313 2.27 85.5%
314 2.27 85.8%
315 2.26 86.1%
316 2.26 86.3%
317 2.26 86.6%
318 2.26 86.9%
319 2.22 87.2%
320 2.22 87.4%
321 2.22 87.7%
322 2.20 88.0%
323 2.16 88.3%
324 2.15 88.5%
325 2.14 88.8%
326 2.13 89.1%
327 2.12 89.3%
328 2.10 89.6%
329 2.10 89.9%
330 2.10 90.2%
331 2.09 90.4%
332 2.09 90.7%
333 2.08 91.0%
334 2.06 91.3%
335 2.06 91.5%
336 2.06 91.8%
337 2.06 92.1%
338 2.05 92.3%
339 2.05 92.6%
340 2.05 92.9%
341 2.05 93.2%
342 2.04 93.4%
343 2.04 93.7%
344 2.03 94.0%
345 2.03 94.3%
346 2.02 94.5%
347 2.00 94.8%
348 1.99 95.1%
349 1.99 95.4%
350 1.99 95.6%
351 1.98 95.9%
352 1.98 96.2%
353 1.98 96.4%
354 1.97 96.7%
355 1.97 97.0%
356 1.97 97.3%
357 1.84 97.5%
358 1.82 97.8%
359 1.81 98.1%
360 1.79 98.4%
361 1.76 98.6%
362 1.75 98.9%
363 1.75 99.2%
364 1.74 99.5%
365 1.74 99.7%
366 0.00 100.0%
Setelah mengurutkan data debit sungai selama satu tahun, dapat dihitung
probabilitasnya dengan rumus sebagai berikut :
a. Rumus :
P= (m/(n+1)) x 100%
Keterangan : P = probabilitas
m = nilai peringkat data
n = jumlah data
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang tertera pada tabel 4.13, dapat
dibuat kurva durasi debitnya, sehingga diperoleh debit andalan Sungai Karau
dengan probabilitas 90% yaitu sebesar 2,1 m3/s dan probabilitas 80% sebesar 2,5
m3/s. Sehingga diperoleh kurva durasi debit andalan sebagai berikut :
40.00
20.00
0.00
0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%
PROBABILITAS
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
1. Alat pengukur hujan yang digunakan pada Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut
adalah Penakar Hujan Otomatis Hellman.
2. Pada analisis frekuensi curah hujan untuk menentukan intensitas hujan rencana
menggunakan metode Log pearson III, karena pada hasil analisis mendapat
nilai standar deviasi yang terkecil.
3. Debit andalan Sungai Karau dengan besar probabilitas 90% yaitu sebesar 2,5
m3/s dan probabilitas 80% sebesar 2,1 m3/s.
4. Pada perhitungan intensitas hujan menggunakan pendekatan metode Talbot
yang dibandingkan perhitungan standar deviasi memiliki nilai terkecil.
5. Metode yang paling cocok untuk digunakan dalam metode analilsis hidrologi
intensitas hujan di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur adalah
Metode Talbot.
6. Semakin lama periode ulang hujan, maka semakin tinggi intensitas curah hujan
rencana
5.2 Saran