ASKEP + Makalah AMI Terbaru NEW TERBARU
ASKEP + Makalah AMI Terbaru NEW TERBARU
ASKEP + Makalah AMI Terbaru NEW TERBARU
“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “ Keperawatan Dawat
Darurat”
Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB PENDAHULUAN.........................................................................................3
Latar Belakang........................................................................................................5
A. Rumusan Masalah ...........................................................................................6
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................7
C. Tujuan penulisan..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................8
A. Pengertian Infark Miokard Akut......................................................................8
B. Anatomi Fisiologi.............................................................................................8
C. Etiologi.............................................................................................................9
D. Manifestasi Klinis.............................................................................................10
E. Patofisiologi......................................................................................................11
F. Pathway............................................................................................................14
G. Komplikasi.......................................................................................................15
H. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................16
I. Penatalaksanaan................................................................................................17
J. Pengkajian........................................................................................................18
K. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................19
L. Intervensi Keperawatan....................................................................................22
M. Implementasi....................................................................................................23
N. Evaluasi............................................................................................................24
BAB III PENUTUP................................................................................................26
A. KESIMPULAN................................................................................................28
2
BAB 1
PENDAHULAN
A. Latar BelakangMasalah
Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab
nomor satu kematian didunia.Penyakit infark miokard merupakan gangguan aliran
darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh
darah terhenti setelah terjadi sumbatan kororner akut, kecuali sejumlah kecil aliran
kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya.
Daerah otot disekitarnya sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya
sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark (Suddarth,2014).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menyebutkan, lebih dari
17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Atau
sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekira 8,7 juta
kematian disebabkan oleh karena penyakit jantung koroner (Suhayatra Putra, 2016).
Hasil (Kementrian Kesehatan RI, 2018) menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15
dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner. Sedangkan jika
dilihat dari penyeba kematian tertinggi diIndonesia, menurut Survei Sample
Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian akibat penyakit
jantung koroner. Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2018) prevalensi penyakit
jantung berdasarkan diagnosis dokter pada semua umur di provinsi NTT adalah
sebesar 0,7% atau sekitar 20.599 penduduk.
Berdasarkan data yang didapatkan dari ibu AgustinaValenSomi,SST selaku
kepala ruangan ICCU RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes,angka kejadian STEMI di RSUD
Prof. Dr. W. Z. Johannes di Ruang ICCU sangat sedikit. Hal ini dilihat dari jumlah
pasien yang dirawat diruang ICCU dari bulan januari sampai bulan april sebnyak 23
kasus, dengan laki-laki sebanyak 16 kasus dan perempuan sebanyak 5 kasus. Data
angka kematian pasiendengan masalah STEMI diRSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes
diruang ICCU sebanyak 5 kasus.
3
Faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis
kelamin sehingga berpotensi memperlambat proses aterogenik, antara lain kadar
serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan diet yang tinggi
lemak jenuh, kolestrol, serta kalori (Suddarth, 2014).
4
B. RumusanMasalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan miokard infark dengan
elevasi pada segmen ST (STEMI) di RSUD RA KARTINI JEPARA.
1. Apa pengertian Infark Miocard Acute (IMA) .?
2. Apa anatomi fisiologi Infark Miocard Acute (IMA) .?
3. Bagaimana Etilogi Infark Miocard Acute (IMA) .?
4. Bagaimana manifestasi klinis Infark Miocard Acute (IMA) .?
5. Bagaimana Patofisiologi Infark Miocard Acute (IMA) .?
6. Bagaimana PATHWAY Infark Miocard Acute (IMA) .?
7. Bagainama komplikasi dari Infark Miocard Acute (IMA) .?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis mengenai Infark Miocard Acute (IMA). ?
9. Bagaimana pengkajian dari Infark Miocard Acute (IMA).?
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Infark Miocard Acute (IMA).
2. Mahasiswa dapat mengetahui Anatomi fisiologi dari Infark Miocard Acute (IMA).
3. Mahasiswa dapat mengetahui Etiologi dari Infark Miocard Acute (IMA).
4. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari Infark Miocard Acute (IMA).
5. Mahasiswa dapat mengetahui Patofisiologi dari Infark Miocard Acute (IMA).
6. Mahasiswa dapat mengetahui PATHWAY dari Infark Miocard Acute (IMA).
7. Mahasiswa dapat mengetahui Komplikasi dari Infark Miocard Acute (IMA).
8. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari Infark Miocard Acute
(IMA).
9. Mahasiswa dapat mengetahui tatacara mengkaji Infark Miocard Acute (IMA).
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Istilah infark miokardium menunjukkan terbentuknya suatu daerah nekrosis
miokardium akibat iskemia local. Infark miokard akut yang dikenal sebagai
serangan jantung merupakan penyebab tunggal tersering kematian di negara
industri (Robbins, 2007). Infark miokard merupakan daerah nekrosis otot jantung
sebagai akibat berkurangnya pasokan darah koroner yang tiba-tiba, baik absoluth
ataupun relatif. Penyebab paling sering ialah trombosis yang diperberat atau
perdarahan dalam, plak ateromatosa dalam arteri koronaria epikardial
(Underwood,1999)
Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome, ACS) meliputi kondisi
seperti infark miokardium akut(acute myocardialinfraction,AMI), perubahan
gelombang ST diagnostic pada EKG, dan angina tidak stabil. Miokardium infark
yang juga dikenal sebagai serangan jantung, thrombosis koroner, atau sumbatan
koroner, merupakan sumbatan yang tiba-tiba pada salah satu arteri coroner. Jika
sumbatan terjadi pada area yang kecil, nekrosis jaringan parut dan selanjutnya
pembentukan jaringan parut akan terjadi (Rampengan,2015) STEMI adalah
kejadian oklusi mendadak di arteri coroner epikardial dengan gambaran EKG
elevasi segmen ST (A,S,Irmalita,D,I,&B,2016).
B. Anatomi Fisiologi
Jantung adalah organ berotot yang berisi empat bilik yang terletak persis di sebelah
kiri garis tengah rongga toraks, berbentuk kerucut berukuran satu kepalan tangan. Jantung
terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yakni otot atrium, otot ventrikel dan serabut
otot eksitatorik. Otot jantung berkontraksi secara terus menerus tanpa mengalami
kelelahan. Jantung dibungkus suatu selaput yang disebut pericardium. Jantung adalah
pompa berotot yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan darah dari jaringan tubuh dan
memompanya ke paru-paru serta mengumpulkan darah dari paru-paru dan memompanya
ke semua jaringan tubuh (Weinhaus and Roberts, 2005). Struktur anatomi jantung dapat
dilihat padagambardibawahini
6
Sindrom koroner akut (ACS), dalam urutan keparahan yang meningkat,
mencangkup angina takstabil, infarks miokard non-elevasi ST (NSTEMI), dan infark
miokard elevasi ST (STEMI), menggambarkan suatu spektrum kondisi yang
berbahaya dimana iskemia miokard disebabkan oleh suatu penurunan mendadak
aliran darah yang melalui pembuluh koroner. Penurunan ini hampir selalu diinisiasi
oleh ruptur plak aterosklerotik, yang menyebabkan pembentukan trombus
intrakoroner yang menurunkan atau menghilangkan aliran darah (Aaronson &
Jeremy,2010).
7
C. Etiologi
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan
darah yang semuanya akanmempersempitataumenyumbatpembuluhdarahtersebut.
Hal tersebut mengakibatkan otot jantung didaerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup
serius, dari angina pektoris sampai infark jantung, yang dapat mengakibatkan
kematian mendadak.
9
E. Patofisiologi
11
F. Pathway
G. Komplikasi 12
1. Aritmia
Beberapa bentuk aritmia mungkin timbul pada IMA. Hal ini disebabkan
perubahan-perubahan listrik jantung sebagai akibat iskemia pada tempat infark
atau pada daerah perbatasan yang mengelilingi, kerusakan system konduksi,
lemah jantung kongestif atau keseimbangan elektrolit yang terganggu.
(Suddarth,2014)
2. AVBlok
Blok jantung bukan penyakit pada jantung, tetapi dihubungkan dengan
berbagai jenis penyakit jantung, khususnya penyakit arteri koroner dan
penyakit jantung reumatik. Pada blok jantung atrioventrikuler (AV), kontraksi
jantung lemah dan tidak memiliki dorongan yang cukup untuk mengirim darah
dari atrium ke ventrikel. Denyut nadi dapat rendah, mencapai 30 kali per
menit. (Suddarth, 2014)
3. Gagal jantung
Pada IMA, heart failure maupun gagal jantung kongestif dapat timbul
sebagai akibat kerusakan ventrikel kiri, ventrikel kanan atau keduanya dengan
atau tanpa aritmia. Penurunan cardiac output pada pump failure akibat IMA
tersebut menyebabkan perfusi perifer berkurang. Peningkatan resistensi perifer
sebagai kompensasi menyebabkan beban kerja jantung bertambah. Bentuk
yang paling ekstrim pada gagal jantung ini ialah syok kardiogenik.
(Suddarth,2014)
4. Emboli / tromboemboli
Emboli paru pada IMA: adanya gagal jantung dengan kongesti vena,
disertai tirah baring yang berkepanjangan merupakan faktor predisposisi
trombosis pada vena-vena tungkai bawah yang mungkin lepas dan terjadi
emboli paru dan mengakibatkan kemunduran hemodinamik. Embolisasi
sistemik akibat trombus pada ventrikel kiri tepatnya pada permukaan daerah
infark atau trombus dalam aneurisma ventrikel kiri.(Suddarth,2014)
5. Ruptura
Komplikasi ruptura miokard mungkin terjadi pada IMA dan
menyebabkan kemunduran hemodinamik. Ruptura biasanya pada batas antara
zona infark dan normal. Ruptura yang komplit (pada free wall) menyebabkan
perdarahan cepat ke dalam cavum pericard sehingga terjadi tamponade jantung
13(Suddarth, 2014)
dengan gejala klinis yang cepat timbulnya.
H. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosis STEMI yang perlu dilakukan anamnesis
(tanya jawab) seputar keluhan yang dialami pasien secara detail mulai dari
gejala yang dialami, riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit personal
dan keluarga, riwayat pengobatan, riwayat penyakit dahulu, dan kebiasaan
pasien. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (Majid, 2016)
1. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan
elektrokardiogram(EKG). Dengan pemeriskaan ini maka dapat ditegakkan
diagnosis STEMI. Gambaran STEMI yang terlihat pada EKG antara lain:
a. Lead II,III,aVF : Infarkin ferior
2. Echo cardiogram
Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung
khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasound.
3. Fotothorax
Foto thorax tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat
pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi
ventrikel
4. Percutaneus Coronary Angiografi(PCA)
Pemasangan kateter jantung dengan menggunakan zat kontras dan
memonitor x- ray untuk mengetahui sumbatan pada arteri koroner
5. TesTreadmill
Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas.
14
6. Laboratorium
Pemeriksaan yang dianjurkan
Creatinin Kinase (CK)MB. Meningkat setelah 3 jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal
dalam 2-4hari.
cTn(cardiacspecifictroponin).Ada2jenisyaitucTnTdancTnI.enzim ini
meningkat setelah 2 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak
dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5-14 hari,
sedangkan cTn I setelah 5-10hari.
1. Mioglobin. Dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak
dalam 4-8jam.
2. Creatinin kinase (CK). Meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan
mencapai puncak dalam 10-36 jam dan kembali normal dalam 3-4hari.
3. Lactic dehydrogenase (LDH). Meningkat setelah 24-48 jam bila ada
infarkmiokard, mencapai puuncak3-6haridankembali normal dalam 8-14hari.
I. Penatalaksanaan Medis
2. Monitor EKG
3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna, makanan lunak/saring serta rendah
garam (bila gagaljantung).
4. Pasanginfusdekstrosa5%untukpersiapanpemberianobatintravena.
5. Atasi nyeri:
- Morfin2,5-5mgivataupetidin25-50mgim,bisadiulang-ulang.
- Oksigen 2-4liter/menit.
6. Antikoagulan:Heparin20.000-40.000U/24wadivtiap4-6wadataudripiv
Circulation (Sirkulasi)
Sirkulasi perifer:
Nadi : ……… x/mnt
Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak
Denyut : ( ) Lemah ( ) Kuat
TD :………….mmHg
Ekstremitas :
( ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit :
( ) Cyanosis ( ) Pucat
( ) Kemerahan
Nyeri dada : ( ) Ada
( ) Tidak
Perdarahan : ( ) ada ( ) tidakada
Capillary refill:
( ) <2 detik ( ) >2 detik
Edema :
( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi edema:
( ) Muka ( ) Tangan
( ) Tungkai ( ) Anasarka
Disability
APVU ( ) Alert/perhatian 17
Eksposure/Environment
Pemeriksaan seluruh bagian tubuh terhadap adanya jejas dan perdarahan
dengan pencegahan hipotermi
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
Event/penyebab kejadian
Buka Pakean pasien/ Beri selimut pasien
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan utama (bila nyeri = PQRST)
2. Alergi terhadap obat, makanan tertentu.
3. Medikasi/Pengobatan terakhir.
4. Last meal (makan terakhir)
5. Event of injury/penyebab injur
6. Riwayat penyakit sekarang
7. Riwayat penyakit dahulu.
Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala
Kesimetrisan wajah
Rambut : warna, distribusi, tekstur, tengkorak/kulit kepala
Sensori :
• Mata : Inspeksi bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, pupil,
reaksi pupil terhadap cahaya, lensa, tes singkat visus
• Telinga : Letak, bentuk, serumen, kemampuan mendengar : uji
berbisik
• Hidung 18
: Deviasi septum nasi, kepatenan jalan napas lewat hidung
• Mulut : Bibir sumbing, mukosa mulut, tonsil, gigi, gusi, lidah, bau
mulut
2. Leher
Deviasi/simetris, cidera cervikal
kelenjar thyroid
kelenjar limfe
Trakea
JVP
3. Dada
Paru I :Kesimetrisan, Bentuk dada, kesimetrisan ekspansi serta keadaan
Kulit
Pa :Taktil fremitus dinding dada
Pe :Resonan ( Normal ) = dug,dug,dug a.
Hiperresonan = deng,deng,deng
A :Vesikuler, ada suara abnormal ( wheezing, Ronki )
Edema
Nyeri
Krepitasi
6. Kulit/Integumen
Turgor Kulit :
Mukosa kulit :
Kelainan kulit
1. Riwayat kesehatan
Pasien yang mengalami infark miokard (biasanya disebut serangan jantung)
memerlukan intervensi medis dan perawatan segera dan mungkin tindakan
penyelamatan nyawa misalnya: pengurangan nyeri dada atau pencegahan
disritmia. Untuk pasien seperti ini, beberapa pertanyaan terpilih mengenai
nyeri dada dan gejala yang berhubungan (seperti napas pendek atau palpitasi),
alergi obat, dan riwayat merokok ditanyakan bersamaan dengan pengkajian
kecepatan, irama jantung, tekanan darah, dan pemasangan pipa infus.
Pertanyaan yang sesuai mencakup :
Pernapasan :
1) Pernahkah anda mengalami sesaknapas?
2) Kapan anda mengalami sesaknapas?
3) Bagaimana anda membuat napas andamenjadi lebih baik?
4) Apa yang membuatnya menjadi lebihburuk?
5) Berapa lama sesak napas tersebut menggangguanda?
6) Aktivitas penting apa yang anda hentikan akibat gangguan napas anda?
7) Apakah anda menggunakan obat untuk memperbaiki pernapasan anda?
8) Apakahobatyangandaminummempengaruhipernapasananda?
9) Kapan biasanya anda minumobat?
Sirkulasi :
1) Gambarkan nyeri yang anda rasakan didada?
2) Apakahnyerimenyebarkelengan,leher,daguataupunggung?
3) Adakah sesuatu yang tampaknya menyebabkannyeri?
4) Berapa lama biasanya rasa nyeriberlangsung?
5) 20
Apa yang dapat meringankan rasanyeri?
6) Apakah anda mengalami penambahan atau pengurangan berat badan
akhir-akhirini?
7) Apakah anda mengalami pembengkakan pada tangan, kaki atau tungkai
(atau pantat bila lamatidur)?
8) Apakahandapernahmengalamipusingataurasamelayang?Pada situasi apa
hal ituterjadi?
9) Apakah anda mengalami perubahan pada tingkat energi anda?
tingkatkelelahan?
10) Apakah anda merasakan jantung anda berpacu, meloncat atau
berdenyutcepat?
11) Apakahandamengalamimasalahdengantekanandarahanda?
12) Apakah anda mengalami sakit kepala? Apa yang kemungkinan
menyebabkannya?
13) Apakah anda mengalami tangan atau kaki terasa sangat dingin? kapan
biasanyaterjadi?
2. Pengkajian fisik
Penting untuk mendeteksi komplikasi dan harus mencakup hal- hal berikut:
1. Tingkatkesadaran.
2. Nyeri dada (temuan klinik yang palingpenting).
3. Frekwensi dan irama jantung : Disritmia dapat menunjukkan tidak
mencukupinya oksigen ke dalammiokard.
4. Bunyijantung:S3dapatmenjaditandadiniancamangagaljantung.
5. Tekanan darah : Diukur untuk menentukan respons nyeri dan
pengobatan,perhatiantekanannadi,yangmungkinakanmenyempit setelah
serangan miokard infark, menandakan ketidakefektifan kontraksiventrikel.
6. Nadi perifer : Kaji frekuensi, irama danvolume.
7. Warna dan suhukulit.
8. Paru-paru : Auskultasi bidang paru pada interval yang teratur
terhadaptanda-tandagagalventrikel(bunyicraklespadadasarparu).
9. Fungsi gastrointestinal : Kaji mortilitas usus, trombosis arteri
mesenterika merupakan potensial komplikasi yangfatal.
10. Status volume cairan : Amati haluaran urine, periksa adanyaedema,
21
adanya tanda dini syok kardiogenik merupakan hipotensi dengan oliguria.
K. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan patofisiologi dan data pengkajian diatas, diagnosis keperawatan
utama menurut (Suddarth, 2014) mencakup hal-hal sebagai berikut dengan
perumusan diagnosa berdasarkan (Herdman &Kamitsuru, 2017):
1. Pola Napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
(Nyeri saat bernafas, kelemahan otot pernafasan) D.0005
2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan peerubahan afterload
D.0008
3. Gangguan Sirkulasi spontan berhubungan dengan Penurunan fungsi
ventrikel D.0007
L. Intervensi
Berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan, maka intervensi yang akan
dilakukan : (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2016)
1. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
INTERVENSI : PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)
Observasi :
• Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
• Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
• Monitor kemampuan batuk efektif
• Monitor adanya produksi sputum
• Monitor adanya sumbatan jalan napas
• Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
• Auskultasi bunyi napas
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik 22
• Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
M. Implementasi
Implementasi pada kasus dilakukan selama 1X30 menit Untuk diagnosa nyeri
berhubungan dengan agen cedera biologi (iskemik miokard), tidak semua
intervensi dilakukan kepada pasien. Yang tidak dilakukan adalah memberikan
oksigen tambahan dengan nasal kanul atau masker sesuai dengan indikasi
dengan alasan pasien tidak sesak dan kolaborasi pemberian terapi farmakologis
antiangina dan analgetik dengan alasan pasien sudah merasa nyerinya
berkurang sehingga tindakan farmakologis untuk mengatasi nyeri dihentikan
digantikan dengan tindakan nonfarmakologis yaitu teknik relaksasi
napasdalam.
Untuk diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, tidak semua intervensi dilakukan pada
pasien. Yang tidak dilakukan adalah monitor nilai laboratorium yang
tepat.Untuk diagnosa ketiga adalah konstipasi berhubungan dengan perubahan
lingkungan saat ini, semua intervensi yang ditetapkan dilakukan kepada pasien.
N. Evaluasi
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin
dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau
belum, dapat juga timbul masalah baru. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x30 menit diharapkan gangguan rasa nyeri berkurang
atau hilang juga intoleransi aktifitas kembali seperti semula, pasien memahami
informasi tentang Akut Miokard Infark.
BAB III
KASUS25
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :25 Agustus 2022, jam 10.00 : WIB
A. Pengkajian Primer
a. Airway = terdapat obstruksi jalan nafas, suara nafas ronchi
b. Breathing = gerakan dada simetris, irama nafas lambat, pola nafas tidak
teratur, tampak bernafas menggunakan otot bantu pernafasan (otot diafragma,
otot interkostalis, eksterna dan otot leher) nafas cuping hidung, pasien tampak
sesak nafas, RR : 30x/menit, terpasang terapi oksigen masker 8 lpm
c. Circulation = akral hangat, TD : 98/65 mmhg, N : 59x/menit membran
mukosa pucat
d. Disability = GCS 9( E3V2M4), pupil isokor, reflek terhadap cahaya
e. Eksposure = tidak terdapat deformitas, confusion, abrasi, penetrasi, maupun
laserasi
B. Pengkajian Sekunder
Nama : Tn. N
No.CM : 786xxx
Umur : 63 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMU
Bahasa yang digunakan : Jawa
Alamat : Jondang 03/01
Tanggal MRS : 25 Agustus 2022, 09.00 pukul WIB
Cara masuk : IGD
Diagnose medis : Congestive Heart Failur
Alasan dirawat : sesak nafas, nyeri dada
26
1. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Nyeri di dada sebelahkiri, nyeritimbulselama 1 jam denganskalanyeri 5
sepertiditusuk-tusuk
P : Obstruksi jalan nafas
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Dada bagian kiri
S:5
T : Hilang timbul
b. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien mengatakan mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk di dada kiri selama
2 hari. Kemudian pada tanggal 25 Agustus 2022 pukul 09.00 WIB pasien dibawa ke
RSUD. Sesampainya di ruang IGD pasien segera diberikan penanganan terapi
oksigen masker 8 tpm, mengecek GDS, melakukan EKG, diberikan terapi infus
asering 60cc, melakukan darah lengkap dan dipasang kateter urine. Kemudian pasien
dipindah ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan.
c. Riwayat keperawatan dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan merupakan perokok aktif
sejak masihmuda, pasien mempunyai riwayat penyakit jantung dan sudah pernah
dipasang ring di RSUP Kariadi Semarang.
d. Riwayat keperawatan keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien.
Di keluarganya juga tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC, HIV,
diabetes, dan lain-lain.
e. Keadaan kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan rumahnya bersih,lingkungan sekitar bersih tidak dekat dengan
TPA, tidak dekat dengan jalan raya.
f. Alat bantu yang dipakai
Pasien tidak menggunakan alat bantu apapun
II. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaanumum : Baik
b. Kesadaran : somnolen GCS : 9, E3V2M4
c. Tanda-tanda vital
27
Suhu :36,40c
Nadi :59x/menit
Tekanandarah :98/65mmHg
Respirasi :30x/menit
d. BB : 56 kg TB : 175 cm IMT = BB/TB (m)²= 56/3,06=
18,3
e. Kepala
I : Bentuk mesochepal, distribusi rambut rata, rambut berwarna putih
Pa : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
f. Mata
I : Bentuk simetris kanan dan kiri sama, sklera berwarna putih
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata, tidak ada benjolan
g. Hidung
I : Bentuk agak mengembang, tidak ada pendarahan
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada hidung
h. Mulut
I : Mukosa bibir pucat, kering
i. Telinga
I : Telinga kanan kiri simetris, tidak ada serumen
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada telinga, tidak ada benjolan
j. Leher
I : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
k. Dada
Paru-paru
Pa : tidak ada fraktur, tidak ada lesi, vokal fremitus kanan dan kiri sama,
tidak ada benjolan
Pe : sonor
4 4
4 4
n. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, alat kelamin bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada lesi
31
Pemeriksaan Hasil Nilairujukan Satuan
Hematologi
Darahlengkap
Darahrutin
Hematokrit 43,1 L 35 – 42 %
Index eritrosit
MCV 64 80 – 100 Pg
L
MCH 22 22 – 34 g/dl
L
MCHC 32,5 32 – 36 %
Serologi
Anti HIV
33
ANALISA DATA
Curah jantung
Perawatan jantung
(L.02008)
Setelah dilakukan (I.02075)
tindakan
keperawatan Observasi
selama 1 x 30
Identifikasi tanda/gejala
menit diharapkan
primer Penurunan curah
curah jantung
jantung (meliputi
pasien meningkat
dispenea, kelelahan,
dengan kriteria
adema ortopnea
sebagai berikut:
paroxysmal nocturnal
Dispnea
dyspenea, peningkatan
pasien membaik
CPV)
Sianosis pasien
membaik Identifikasi tanda /gejala
Tekanan darah sekunder penurunan curah
pasien meningkat jantung (meliputi
Capillary refill time peningkatan berat badan,
pada pasien hepatomegali ditensi vena
meningkat jugularis, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk,
36
kulit pucat)
Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
Terapeutik
Berikan dukungan
emosional dan spiritual
Edukasi
( I.02076)
38
NURSING NOTE
40
PROGRESS NOTE
41
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan
penyebab nomor satu kematian didunia.Penyakit infark miokard merupakan
gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran
darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan kororner akut, kecuali
sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya.
Faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu usia,
jenis kelamin sehingga berpotensi memperlambat proses aterogenik, antara lain
kadar serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan diet yang
tinggi lemak jenuh, kolestrol, serta kalori.
B.
42
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar,A.H.(2017).
(FaktorRisikoTerjadinyaPenyakitJantungKoronerPada Pasien
Rumah Sakit Umum Meuraxa Bandaaceh).
Perry, P. &. (2009). Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 (Vol. I).
Jakarta: EGC.
Robbins. (2007). Buku Ajar Patologi Edisi 2 (Vol. II). Jakarta: EGC.
43
Suddarth,B.&.
(2014).BukuAjarKeperawatanMedikalBedahedisi12.Jakarta: EGC.
44