Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan didalam kehidupan

manusia memberi pengaruh diberbagai bidang kehidupan dan menjadi kriteria

kemajuan suatu negara. Kemajuan teknologi diikuti dengan peningkatan

kebutuhan piranti elektronika. Penciptaan piranti elektronika tersebut dibutuhkan

bahan berkualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Hal inilah yang membuat

banyak dilakukan penelitian mengenai bahan material yang memiliki karakteristik

yang dapat dijadikan bahan dasar piranti elektronika dengan berbagai

pengaplikasian seperti penggunaan FRAM (Ferroelectric Random Acces

Memory), pembuatan kapasitor film tipis, sensor piroelektrik karena adanya

perubahan suhu, sensor tekanan (piezoelectric) (Ries et al, 2003), sensor cahaya

yang memaanfaatkan sifat persambungan semikonduktor serta optoelectronic

(Dahrul dkk, 2010).

Penelitian bahan material yang terus dilakukan ilmuwan guna

mendapatkan bahan baru yang memiliki kualitas tinggi dan lebih menguntungkan

dalam pemakaiannya. Salah satu produk yang berbasis dari bahan dasar material

adalah seperti paladium, platinum, keramik, dan lain-lain dengan bentuk yang

bervariasi seperti lapisan tipis (thin film), batangan (rod), kawat (wire), tabung

(tube) dan bola (sphere) (Liu, 2006).

1
Penemuan superkonduktor panas tinggi yang memiliki kerapatan arus

yang lebih besar jika dideposisikan sebagai film tipis dan peningkatan teknologi

semikonduktor silikon dengan pengetahuan memori semikonduktor-ferroelektrik

yang terus dikembangkan merupakan dua kejadian yang mempengaruhi semakin

pesatnya produksi film tipis. Dua hal inilah yang mendorong ilmuwan untuk

melakukan pengembangan teknologi film tipis ferroelektrik di berbagai negara.

Selain itu, seiiring perkembangan divais generasi terbaru, film tipis ferroelektrik

dianggap sangat menjanjikan dimasa yang akan datang (Hwang, 2002).

Film tipis ferroelektrik yang mempunyai ketebalan dalam orde angstrom

(Å) hingga mikrometer (µm) dapat diaplikasikan di bidang elektronika. Barium

Titanat (BT), Barium Zirkonium Titanat (BZT), dan Barium Stronsium Titanat

(BST) merupakan material ferroelektrik yang sekarang banyak digunakan (Iriani,

2012).

Material ferroelektrik yang banyak dikembangkan saat ini adalah Barium

Stronsium Titanat (BST). Film tipis BST merupakan material ferroelektrik yang

dibentuk dari Barium Titanat (BaTiO3) yang didoping dengan Stronsium (Sr).

Pendopingan dilakukan untuk meningkatkan konstanta dielektrik dan untuk

mengurangi kehilangan dielektrik pada frekuensi rendah (Adem, 2003).

Barium Stronsium Titanat atau sering disebut BST merupakan salah satu

jenis material yang menarik untuk diteliti terutama sebagai bahan untuk perangkat

mikroelektronik. BST memiliki tipe ABO3 perovskite dengan banyak keunggulan,

seperti memiliki konstanta dielektrik yang tinggi, kapasitas penyimpanan muatan

2
dan polarisasi yang tinggi pula (Pratama, 2008). Daerah serapan dari lapisan tipis

BST (absorbansi) pada rentang ultraviolet, visible, sampai pada infrared. Struktur

lapisan tipis sangat bergantung pada metode pembuatannya (Dewi, 2016),

beberapa metode pembuatan film tipis yaitu sputtering, liquid solution synthesis,

metal organic decomposition, mechanosynthesis powder, chemical vapor

deposition, sol-gel, hydrothermal, pulse laser ablation dan pechini-type process

(Iriani, 2012). Selain itu, pengetahuan penentuan energi gap juga mempengaruhi

suatu piranti seperti optoelectronic, sehingga perlu dikaji lebih luas lagi mengenai

sifat optik dari film tipis BST. Film tipis BST juga bergantung pada komposisinya

agar bisa stabil dan menunjukkan struktur kristal yang bagus (Kocanda, 2012).

Nilai dari pita energi perlu untuk diketahui karena dapat mengetahui

seberapa besar energi yang diperlukan untuk mengeksitasi elektron dari pita

valensi menuju pita konduksi, sehingga dapat ditentukan aplikasi yang baik untuk

material ini. Pita energi yang terlalu kecil akan mengakibatkan electron berpindah

dari pita valensi menuju pita konduksi sehingga keadaan elektron kurang bebas,

sedangkan pita energi yang terlalu besar akan menghambat loncatan elektron

sehingga aliran elektron akan terhambat (Lestari, 2012).

Lapisan tipis BST pada penelitian ini dibuat dengan metode sol-gel atau

dikenal dengan metode Chemical Solution Deposition (CSD) dengan cara

menggunakan larutan kimia diatas substrat yang diproses memakai teknik spin

coating. Metode sol-gel memiliki keunggulan yaitu prosesnya mudah, dapat

dilakukan pada suhu kamar, siklus fabrikasi pendek,kemurnian tinggi, biaya yang

3
dibutuhkan relatif murah, dan dapat mengontrol stoikiometri lapisan dengan baik

(Bilalodin, 2012). Dimana x merupakan bilangan persentase untuk Ba dan Sr

pada Ba1-xSrxTiO3 sedangkan untuk Ti 100% . Perbandingan Ba dan Sr adalah

15%:85% untuk x=0,85; 10%:90% untuk x=0,90; dan 5%:95% untuk x=0,95.

Lapisan tipis tersebut dikarakterisasi menggunakan spektroskopi Ultraviolet-

Visible (UV-Vis) untuk mengetahui sifat optik dan menentukan energi gap

menggunakan metode Tauc Plot dari data transmitansi yang diperoleh.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh film tipis BST diatas substrat kaca menggunakan metode sol-

gel.

2. Mengetahui nilai absorbansi dan transmitansi dari film tipis BST

menggunakan spektroskopi UV-Vis.

3. Menentukan nilai indeks bias, ketebalan, dan nilai koefisien absorbsi dari

film tipis BST.

4. Menganalisis energi gap dari film tipis BST menggunakan metode tauc

plot.

4
1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Film tipis Ba1-xSrxTiO3 dengan variasi komposisi bahan Ba1-xSrxTiO3 untuk

x= 0,85, 0,90 dan 0,95 dibuat dengan metode sol-gel.

2. Diannealing dengan variasi suhu 600oC, 650oC, dan 700oC.

3. Karakterisasi film tipis menggunakan spektroskopi UV-Vis untuk

menentukan energi gap.

1.4 Tempat Penelitian

1. Pencucian dan pengeringan substrat kaca dilakukan di Laboratorium Riset

Kimia Organik dan Bahan Alam Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau.

2. Pembuatan larutan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan

Kimia FMIPA Universitas Riau.

3. Proses penimbangan bubuk dan spin coating dilakukan di Laboratorium

Nanomaterial dan Nanoteknologi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau.

4. Karakterisasi sampel dilakukan di SIRIM Industrial Research, Kulim,

Kedah, Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai