Makalah Konsep Dan Askep Stroke
Makalah Konsep Dan Askep Stroke
Makalah Konsep Dan Askep Stroke
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Ira Andriyana
2. Julia
3. Vera Kurniawaty
4. Ria Elmiana
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan judul “Konsep
Dan Asuhan Keperawatan Stroke”. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang
Dalam menyelesaikan makalah ini banyak sekali hambatan yang penulis temui,
berkat keyakinan, kemauan penulis dan dorongan dari semua pihak akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya,
maka dari itu penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan YME, kepada-Nyalah
kita berserah diri dan bermohon bahwa makalah ini hendaknya dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
D. Manfaat............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Konsep Stroke Pada Lansia............................................................................................6
2.2. Klasifikasi.......................................................................................................................6
2.3. Etiologi...........................................................................................................................8
2.4. Patofisiologi...................................................................................................................9
2.5. Pathway........................................................................................................................10
2.6. Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi..................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................12
3.1. Anamnesa..................................................................................................................12
3.2. Pengkajian Fisik........................................................................................................13
3.3. Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik..........................................14
3.4. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas..........................................................15
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan.................................................................................16
3.6. Intervensi Keperawatan Terapi Komplementer Sesuai Jurnal..................................18
BAB IV....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.............................................................................................................19
B. SARAN.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke menjadi salah satu masalah kesehatan utama bagi masyarakat. Hampir di
seluruh dunia stroke menjadi masalah yang serius dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka kejadian penyakit kardiovaskuler. Serangan
stroke yang mendadak dapat menyebabkan kecacatan fisik dan mental serta kematian, baik
pada usia produktif maupun lanjut usia (Dewi & Pinzon, 2016).
Stroke dapat dibedakan menjadi dua yaitu Stroke Hemoragik dan Stroke Non
Hemoragik. Stroke Non Hemoragik adalah stroke yang terjadi karena tersumbatnya
pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan
terhenti. Hampir 83% pasien mengalami stroke jenis ini. Stroke Non Hemoragik dibedakan
menjadi tiga yaitu Stroke Trombotik adalah proses terbentuknya thrombus hingga menjadi
gumpalan. Stroke Embolik adalah pembuluh arteri yang tertutup oleh bekuan darah.
Hipoperfusion Sistemik adalah gangguan denyut jantung yang disebabkan oleh aliran
Setiap tahunnya di dunia, terdapat sekitar 795.000 kasus stroke, baik itu kasus baru
maupun rekuren. 610.000 diantaranya adalah kasus yang baru dan 185.000 adalah kasus
rekuren. Setiap 40 detik, seseorang di Amerika Serikat terkena serangan stroke dan setiap 4
kesakitan dan kematian nomor dua di Eropa dan nomor tiga di Amerika Serikat. Sebanyak
Fransisca, 2008).
Kejadian kasus stroke 100 sampai 300 orang per 100.000 penduduk per tahun.
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan pada tahun 2030
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian. Stroke non hemoragik
1
atau stroke iskemik adalah yang terbanyak (Triasti & Pudjonarko, 2016). Berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan, prevalensi stroke mengalami peningkatan dari 7‰ pada Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menjadi 10,9 ‰ pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
(Riskesdas, 2018).
Masalah keperawatan yang muncul akibat stroke non hemoragik sangat bervariasi
tergantung dari luas daerah otak yang mengalami infark atau kematian jaringan dan lokasi
yang terkena. Salah satu masalah keperawatan yang muncul pada pasien stroke non
hemoragik yaitu gangguan kamunikasi verbal. Pasien stroke non hemoragik yang
mengalami gangguan komunikasi verbal berarti otak sebelah kiri pasien mengalami
gangguan (Johan & Susanto, 2018). Gangguan komunikasi setiap pasien stroke berbeda –
beda, ada yang sulit berbicara, sulit menangkap pembicaraan orang lain, dapat berbicara
tetapi kacau atau sulit diartikan, tidak dapat membaca dan menulis, atau bahkan tidak dapat
lagi mengenali bahasa isyarat yang dilakukan oleh orang lain untuknya (Lanny Lingga,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah
C. Tujuan
2
8. Mengetahui pola asuhan keperawatan stroke.
D. Manfaat
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia post-stroke iskemik dengan latihan keseimbangan cord stability
Makalah ini dapat dijadikan acuan dalam membuat SOP dan menjadi pertimbangan
dalam memberikan discharge planning pada keluarga yang memiliki anggota keluarga
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP STROKE
1. Pengertian Stroke
Stroke atau dengan istilah lain CVA ( Cardio Vaskular Attack ) terjadi saat terjadi
gangguan aliran darah normal ke jaringan otak. CVA yang terjadi tiba-tiba dan
menghasilkan defisit neurologis fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam. Tindakan
Menurut Muttaqin (2011) Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir,
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global,
munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. (Depkes, 2013).
2. Klasifikasi
Kemenkes RI) :
a. Stroke Hemoragik
Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Terjadi karena
adanya tekanan darah ke otak tinggi sehingga menekan pembuluh darah dan
pembuluh darah yang tersumbat tidak dapat menahan tekanan tersebut. Akibat dari
perdarahan, darah akan menggenangi otak. Darah yang membawa oksigen dan
4
nutrisi tidak sampai ke target organ atau sel otak. Akibatnya, sebagian otak tidak
mendapat pasokan makanan. Tekanan yang kuat membuat kebocoran dan juga
merusak sel-sel otak di sekelilingnya, Bila tekanannya sangat tinggi, pasien koma
bahkan meninggal dunia. Pecahnya pembuluh darah juga bisa terjadi lantaran
b. Stroke Iskemik
atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
secara mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung
TIA merupakan hal penting yang merupakan peringatan dini akan kemungkinan
menjadi stroke iskemik trombotik sangatlah besar. Gejalanya antara lain pucat,
lain, kesulitan melihat, serta hilangnya keseimbangan dan koordinasi (Price &
Wilson, 2012).
2) Stroke Lakunar
Stroke lakunar terjadi karena penyakit pembuluh halus dan dapat menyebabkan
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang
lebih lama. Terdapat empat sindrom lakunar yang sering dijumpai diantaranya
sensorik murni akibat infark thalamus dan hemiparesis ataksik atau disatria
5
serta gerakan tangan atau lengan, Infark lakunar terjadi setelah oklusi
Stroke jenis ini terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah ke
otak. Stroke iskemik trombotik secara klinis disebut juga sebagai serebral
thrombosis. Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur ketika pasien
kerap terjadi terdapat di arteri serebri media, arteri vertebra basilaris dan arteri
karotis interna. Para pasien stroke ini mungkin sudah mengalami beberapa kali
serangan TIA tipe lakunar sebelum akhirnya mengalami stroke. Dalam banyak
diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat, juga ditopang oleh
dari bahan trombotik yang terbentuk di dinding rongga jantung atau katup
mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak. Kelainan
pada jantung ini menyebabkan curah jantung berkurang dan perfusi mengalami
penurunan . Stroke jenis ini muncul pada saat penderita menjalani aktivitas
6
3. Etiologi
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis
b. Embolisme Serebral
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan
gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
2) Myokard infark
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali
c. Haemorhagi Serebral
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
7
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan
d. Hypoksia Umum
e. Hipoksia setempat
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain. (Wijaya & Putri, 2013)
4. Patofisiologi
Stroke dapat disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis yang memberi
vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut
di arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) di lokasi yang terbatas seperti di
tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat pada permukaan plak bersama
dengan fibrin, perlekatan trombosit secara perlahan akan memperbesar ukuran plak
Pada emboli, dapat berupa bekuan darah, udara, plaque, atheroma fragmen lemak
yang akan terlepas dan terbawa darah hingga terperangkap dalam pembuluh darah distal.
8
Sedangkan, jika etiologi stroke adalah hemoragi maka faktor pencetus adalah hipertensi.
terjadi rupture dan dapat menyebabkan hemorargi (Wijaya & Putri, 2013).
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika
aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai
Tanpa pasokan darah yang memadai, sel-sel otak kehilangan kemampuan untuk
metabolik. Apabila terjadi kekurangan energi ini, pompa natrium-kalium sel berhenti
intrakranial dan akan menimbulkan nyeri. Salah satu cara sel otak berespon terhadap
kekurangan energi ini adalah dengan meningkatkan kalsium intrasel. Hal ini juga
eksitatorik glutamat yang berlebihan. Glutamat yang dibebaskan ini merangsang aktivitas
kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan melekat ke suatu molekul di neuron lain yaitu
Pengikatan reseptor ini memicu pengaktifan enzim nitratoksida sintase (NOS), yang
terjadi secara cepat dalam jumlah besar sehingga terjadi kerusakan dan kematian neuron.
Akhirnya jaringan otak yang mengalami infark dan respon inflamasi akan terpicu (Ester,
Ketidakefektifan perfusi jaringan pada otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-
arteri yang membentuk sirkulasi Willisi : arteria karotis interna dan system
otak terputus selama 15-20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Namun,
perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak
9
Apabila terjadi infark pada bagian otak yang berperan sebagai pengendali otot maka
tubuh akan mengalami penurunan kontrol volunter yang akan menyebabkan hemiplagia
atau hemiparese sehingga tubuh akan mengalami hambatan mobilitas, defisit perawatan
diri karena tidak bisa menggerakkan tubuh untuk merawat diri sendiri, pasien tidak
mampu untuk makan sehingga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit neurologis
pencernaan dan kandung kemih lalu akan mengalami gangguan eliminasi. Karena ada
penurunan kontrol volunter maka kemampuan batuk juga akan berkurang dan
nafas dan pasien kemungkinan tidak mampu menggerakkan otot-otot untuk bicara
sehingga pasien mengalami gangguan komunikasi verbal berupa disfungsi bahasa dan
komunikasi.
5. Pathway
10
11
6. Komplikasi
Menurut Hariyanto & Sulistyowati (2015), komplikasi pada stroke antara lain :
b. Disritmia jantung.
c. Kontraktur.
konstipasi.
h. Malnutrisi
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wijaya & Putri (2013), pemeriksaan penunjang pada penyakit stroke antara lain :
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Anamnesa
A. Identitas
1. Identitas Klien
Identitas umum meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin (pada umumnya stroke lebih banyak menyerang pada laki-laki dibandingkan pada
wanita, risiko strokepria 1,25 lebih tinggi dibandingkan wanita, hal ini tidak lepas karena
laki-laki memiliki pola gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang salah,
merokok,meminum,alkohol, dan kurang berolahraga menjadi salah satu faktor yang dapat
tanggal dan jam MRS, nomer register, diagnosa medis (Widoyono, 2011)
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
pasien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pada umum keluhan pasien stroke terjadi dalam dua hal yaitu stroke hemoragikdan non
hemoragik. Stroke Non hemoragik biasanya mengalami perubahan tingkat kesadaran, mual
kesemutan, nyeri kepala, kejang sampai tidak sadar.Kemudian pada stroke hemoragik
biasanya memiliki keluhan perubahan tingkat kesadaran, sakit kepala berat, mual muntah,
2. Riwayat kesehatan
Pengkajian yang mendukung dalam hal ini adalah apakah sebelumnya pasien pernah
menderita stroke, adanya riwayat berupa hipertensi, riwayat penyakit jantung sebelumnya,
13
diabetes mellitus, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol, dan hiperkolesterolemia
Dalam hal ini kaji penyakit penyerta yang pernah diderita keluarga pasien seperti
diabetes mellitus dan obesitas, adakah keluarga pasien yang menderita penyakit stroke
sebelumnya seperti penyakit keturunan yang diperoleh dari beberapa mekanisme yaitu
faktor genetik, faktor kepekaan genetik, faktor lingkungan, dan gaya hidup (Tumewah
dkk,2015).
2. Wajah klien tampak meringis, konjungtiva anemis, mulut mukosa bibir kering
3. Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan, otot menelan lemah
4. Dada
5. Abdomen
6. Klien Integumen warna kulit pucat, turgor kulit jelek, ekstremitas takikardi, kekuatan otot
lemah
14
1) Noncontrast Computed Tomography(CT) scanning merupakan pemeriksaan umum yang
2) Angiografi serebri Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
stroke perdarahan arteriovena atau adanya ruptur. Pada stroke perdarahan akan ditemukan
adanya aneurisma
3) Lumbal fungsi Pada pasien stroke hemoragik, saat pemeriksaan cairan lumbal maka
4) CT-Scan Memperhatikan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti. Hasil pemerksaan biasanya
didapatkan hiperdens fokal, kadang masuk ke ventrikel atau menyebar ke permukaan otak.
perdarahan otak. Hasil pemeriksaan didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat
dari hemoragik
7) EEG Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbuldan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
8) Pemeriksaan darah lengkap seperti Hb, Leukosit, Trombosit, Eritrosit. Hal ini berguna
untuk mengetahui apakah pasien menderita anemia. Sedangkan leukosit untuk melihat
sistem imun pasien. Bila kadar leukosit diatas normal, berarti ada penyakit infeksi yang
9) Test darah koagulasi Test darah ini terdiri dari 4 pemeriksaan, yaitu: prothrombin time,
Keempat test ini gunanya mengukur seberapa cepat darah pasien menggumpal. Gangguan
10) Test kimia darah Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol, asam urat,
dll.
15
1. Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral b/d Gangguan Aliran Darah Sekunder Akibat
2. Gangguan Komunikasi Verbal b/d Kehilangan Kontrol Otot Facial atau Oral
4. Resiko Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b/d Ketidakmampuan Menelan
6. Gangguan Presepsi Sensori : Perabaan yang b/d Penekanan Pada Saraf Sensori.
7. Resiko Terjadinya Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas b/d Menurunnya Refleks Batuk.
16
2 = Cukup Memburuk terapi zikir,musik dll.
3 = Sedang 1.7. Kolaborasi dengan
4 = Cukup membaik dokter dalam pemberian
5 = Membaik obat neuroprotektor.
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup membaik
5 = Membaik
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 3.1. Kaji kemampuan
Mobilitas fisik keperawatan selama … x 24 secara fungsional/luasnya
b/d Kerusakan jam diharapkan klien dapat kerusakan awal dan
17
Neuromuscular mempertahankan Mobilisasi dengan cara yang teratur
klien mengalami peningkatan3.2. Ubah posisi minimal
dengan kriteria hasil: setiap 2 jam
1. Mempertahankan posisi 3.3. Letakan pada posisi
optimal (2) ke (5) telungkap 1 kali.
2. Mempertahankan atau 3.4. Mulailah melakukan
meningkatkan kekuatan gerakan aktif dan pasif
fungsi tubuh (2) ke (5) (ROM)
3. Mempertahankan perilaku 3.5. Sokong ekstermitas
yang memungkinkan adanya dalam fungsionalnya
aktivitas. 3.6. Tempatkan bantal
dibawah aksila untuk
Keterangan:
abduksi pada tangan.
1 = Menurun
2 = Cukup Menurun
3 = Sedang
4 = Cukup Meningkat
5 = Meningkat
ul jurnal : Pemberian Terapi Klenengan Gending Jawa Pada Penderita Stroke Di Desa Bandar Agung
Sribawono Lampung Timur
neliti : Sri Haryani,Umi Romayati,Dessy Hermawan,Aryanti Wardiyah,Eka Trismiyana,Wahid Tri
Wahyudi
is : Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), P-ISSN: 2615-0921 E-ISSN:
2622-6030
LUME :4
MOR :1
HUN : 2021
L : 31-36
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan
18
Ada beberapa jenis terapi komplementer yaitu :
4. Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body based system)
6. Terapi pikiran tubuh (mind-body) sebagiannya adalah edukasi pasien, terapi musik, berdoa
pikiran tubuh (mind-body) dengan cara terapi musik yaitu Klenengan Gending Jawa. Pada
jurnal Penelitian tahun 2021 tentang “Pemberian Terapi Klenengan Gending Jawa Pada
Penderita Stroke Di Desa Bandar Agung Sribawono Lampung Timur” dengan cara terapi
musik menggunakan Klenengan Gending Jawa mempunyai pengaruh yang bermakna dalam
meningkatkan keadaan penurunan kecemasan dan keadaan fisik serta keluhan pasien
Pada Terapi musik itu sendiri mendengarkan musik kleningan gending jawa
klasik memiliki tempo lambat antara 60-100 bpm (beats per menite), frekuensi 8-13 per
menit, harmoni yang lambat, warna nada yang konsisten dan pitch yang rendah dengan tape
recorder atau CD Player selama 10 – 15 menit sebanyak 2 kali pada waktu longgar atau
istirahat dapat menenangkan pikiran pasien agar memberikan vibes positif dalam proses
penyembuhan penyakit stroke pada lansia dan juga membangkitkan rasa percaya diri dan rasa
optimisme (harapan kesembuhan), dimana dua rasa ini merupakan dua hal yang sangat
esensial bagi penyembuhan suatu penyakit di samping obat-obatan dan tindakan medis yang
diberikan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
Dampak psikologis penderita stroke pada lansia akan terjadi perubahan mental.
Setelah stroke memang dapat terjadi gangguan pada daya pikir, kesadaran, konsentrasi,
kemampuan belajar, dan fungsi intelektual lainnya. Semua hal tersebut dengan sendirinya
memengaruhi kondisi psikologis penderita. Salah satu cara proses penyembuhan penyakit
stroke pada lansia dengan terapi komplementer yaitu dengan terapi musik klenengan gending
jawa yang membuat pikiran menjadi rilex dan tenang dan ini sudah dibuktikan oleh jurnal
penelitian yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme (harapan
kesembuhan), dimana dua rasa ini merupakan dua hal yang sangat esensial bagi
penyembuhan suatu penyakit di samping obat- obatan dan tindakan medis yang diberikan.
B. SARAN
mampu memahami dan menguasai berbagai hal tentang stroke seperti etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, dan lainnya, serta konsep keperawatan bagi pasien yang menderita stroke,
agar gangguan pada sistem persarafan ini dapat teratasi dengan baik.
Institusi pendidikan dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi untuk dapat
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke dan makalah
ini juga dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Haryani, S., Keswara, U. R., Hermawan, D., Wardiyah, A., Trismiyana, E., & Wahyudi, W. T.
(2021). Pemberian Terapi Klenengan Gending Jawa Pada Penderita Stroke Di Desa Bandar
Agung Bandar Sribawono Lampung Timur. JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (PKM), 4(1), 31-36.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-saja-jenis-jenis-
stroke
Kholifah, S.N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kemenkes RI
Pusdik SDM Kesehatan
Lukman, L., Putra, S. A., & Aguscik, A. (2020, August). DAMPAK ZIKIR ASMAUL HUSNA
TERHADAP TINGKAT KESADARAN PASIEN STROKE. In Proceeding Seminar
Nasional Keperawatan (Vol. 6, No. 1, pp. 155-160).
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria Hasil Keperawatan ,
Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi
1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan ,
Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
Ummaroh EN. Pasien CVA (Cerebro Vaskuler Accident) dengan gangguan komunikasi verbal Di
Ruang Aster RSUD Dr. Harjono. Univ muhammadiyah Ponogoro [Internet]. 2019; Available
from: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/5088
21