MAKALAH Ns Alfian
MAKALAH Ns Alfian
MAKALAH Ns Alfian
KELOMPOK 3
KELAS A
1. RISNAWATI. S (A1C220001)
2. IRNA AGUSTIANI (A1C220006)
3. SYAFIRA NUR AMALIA (A1C220007)
2022/2023
i
KATA PENGANTA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................2
A. Defenisi stroke.....................................................................................4
B. Jenis-jenis ...........................................................................................4
C. Etiologi ................................................................................................5
D. Patofisiologi.........................................................................................5
E. Manifestasi klinis................................................................................6
F. Komplikasi ..........................................................................................8
G. Pemeriksaan penunjang ....................................................................9
H. Penatalaksanaan ................................................................................11
BAB III KONSEP KEPERAWATAN..........................................................12
A. Pengkajian Keperawatan ..................................................................13
B. Diagnosis Keperawatan .....................................................................16
C. Intervensi Keperawatan ....................................................................18
D. Implementasi Keperawatan ..............................................................21
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................22
iii
BAB VI PENUTUP.........................................................................................30
A. Kesimpulan..........................................................................................30
B. Saran ...................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja( Mutaqqin, 2008). Stroke atau
serangan otak (brain attack) adalah deficit neurologis mendadak susunan
saraf pusat yang di sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau hemorargik.
Sehingga stroke di bedakan menjadi dua macam yaitu stroke hemoragik
dan stroke non hemoragik.
Stroke non hemoragik biasa disebut dengan stroke iskemik yaitu
suplai darah kebagian otak terganggu akibat aterosklerosis atau bekuan
darah yang menyumbat pembuluh darah. Sedangkan pada stroke
hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
normal dan menyebabkan darah merembes pada area otak dan
menimbulkan kerusakan.
Penyakit stroke sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian
besar masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh cukup tingginya insidensi
(jumlah kasus baru) kasus stroke yang terjadi di masyarakat. Insidensi
stroke setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke.
Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Dikawasan Asia
tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO, 2010).
Berdasarkan data Riset kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi
stroke tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9). Sementara itu di
Sumatera Utara prevalensi kejadian stroke sebesar 6,3%. Prevalensi
penyakit stroke juga meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus stroke
tertinggi adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan lebih banyak pria (7,1%)
dibandingkan dengan wanita (6,8%) (Depkes, 2013), dalam jurnal
hubungan karakteristik dan dukungan keluarga lansia dengan kejadian
stroke pada lansia.
Cara mengatasi masalah ini diperlukan strategi penanggulangan
stroke yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
dengan menggunakan system asuhan keperawatan yang komprehensif dan
berkesinambungan. Aspek promotif antaralain seperti tindakan
penyuluhan tentang stroke, penyebab dan tanda gejala. Untuk tindakan
preventif yaitu bisa dilakukan dengan menyarankan kepada masyarakat
supaya merupakan pola hidup sehat dan rajin cek tekanan darah.Tindakan
kuratif yaitu penanganan stroke yang cepat, tepat dan akurat di rumah sakit
yang maksimal dan untuk tindakan rehabilitasi yaitu pemulihan aktivitas
pasca stroke yang bisa berkolaborasi dengan terapis (Siti, 2015).
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari stroke ?
b. Apa jenis-jenis penyakit stroke ?
c. Bagaimana etiologi penyakit stroke ?
d. Bagaimana patofisiologi penyakit stroke ?
e. Bagaimana manifestasi klinis penyakit stroke ?
f. Apa saja komplikasi penyakit stroke ?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit stroke ?
h. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Stroke ?
i. Bagaimana Pengkajian Keperawatan penyakit stroke ?
j. Bagaimana Diagnosis Keperawatan penyakit stroke ?
k. Bagaimana Intervensi Keperawatan penyakit stroke?
l. Bagaimana Implementasi Keperawatan penyakit stroke?
m. Bagaimana Evaluasi Keperawatan penyakit stroke ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi stroke
b. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit stroke
c. Untuk mengetahui etiologi penyakit stroke
d. Untuk mengetahui patofisiologi stroke
e. Untuk mengetahui manifestasi klins stroke
f. Untuk mengetahui komplikasi stroke
g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang stroke
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan stroke
i. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan
j. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan
k. Untuk mengetahui intervensi keperawatan
l. Untuk mengetahui implementasi keperawatan
m. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Defenisi Stroke
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan
bias terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Stroke/penyakit serebro vaskuler menunjukkan adanya beberapa kelaianan
otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebakan oleh
keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem
pembuluh darah otak (Wijaya & Putri, 2013).
Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana
ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit
neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama
selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vascular. Menurut Padila (2015)
istilah stroke lebih dikenal daripada Cerebro Vaskuler Accident (CVA),
kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih tepatnya adalah ganguan
pembuluh darah otak. Berupa penurunan kualitas pembuluh darah otak
yang menyebabkan angka kematian yang tinggi. Kejadiansebagian besar
dialami oleh kaum laki-laki dan usianya umumnya diatas 55 tahun.
Stroke hemoragik yaitu suatu kerusakan pembuluh darah otak
sehingga menyebabkan perdarahan pada area tersebut . Hal ini
menyebabkan gangguan fungsi saraf ( Haryono , 2019 ).
B. Jenis Stroke
Menurut Uchino et al (2011) stroke dibagi menjadi 2 yaitu:
a. stroke Hemoragik adalah kondisi medis yang ditandai dengan
pecahnya satu atau lebih pembuluh darah di dalam otak. Darah keluar
melalui pembuluh yang pecah di sekeliling jaringan otak,
berakumulasi dan menekan jaringan otak di sekitarnya.
b. Stroke Iskemik atau Stroke Non Hemoragik adalah kematian jaringan
otak karena gangguan aliran darah ke daerah otak, yang disebabkan
oleh tersumbatnya arteri serebral atau servikal atau mungkin
tersumbatnya vena serebral
C. Etiologi
Penyebab stroke menurut Rendi dan Margareth (2015) :
a. Infark otak (80%).
1) Emboli
Emboli kardiogenik, fibrilasi atrium dan aritmia lain, thrombus
mural dan ventrikel kiri, penyakait katub mitral atau aorta,
endokarditis (infeksi atau non infeksi).
2) Emboli paradoksal
Emboli arkus aorta, aterotrombotik (penyakit pembuluh darah
sedang-besar), penyakit eksrakanial, arteri karotis interna, arteri
vertebralis.
3) Penyakit intracranial
Arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri basilaris, lakuner
(oklusi arteri perforans kecil).
b. Pendarahan intraserebral (15%).
Hipertensi, malformasi arteri-vena, angipati amiloid
c. Pendarahan subaraknoid (5%).
d. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark/pendarahan).
Trobus sinus dura, diseksi arteri karotis/vertebralis, vaskulitis
sistem saraf pusat, penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intra
cranial yang progresif), migren, kondisi hiperkoagulasi,
penyalahgunaan obat, dan kelainan hematologist (anemia sel sabit,
polisistema, atau leukemia), serta miksoma atrium.
D. Patofisiologi
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti
yang terjadi pada kasus stroke, makaotak akan mengalami perubahan
metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen. (Mozaffarian et al.,
2015). Pembuluh darah yang paling sering terkena adalah arteri serebral
dan arteri karotis interna yang 11 ada di leher.(Guyton & Hall, 2014).
Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat mengakibatkan cedera
pada otak melalui beberapa mekanisme, yaitu :
a. Penebalan dinding pembuluh darah (arteri serebral) yang menimbulkan
penyembitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang dapat
mengakibatkan iskemik.
b. Pecahnya dinding pembuluh darah yang dapat menimbulkan
hemoragik.
c. Pembesaran satu atau lebih pembuluh darah yang dapat menekan
jaringan otak.
d. Edema serebral yang merupakan pengumpulan cairan pada ruang
interstitial
Awalnya penyempitan pembuluh darah otak menyebabkan
perubahan pada aliran darah lalu setelah terjadi stenosis yang cukup hebat
dan melampaui batas krisis maka terjadi pengurangan darah secara drastis
dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di otak akan
menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya
masih mempunyai peredaran darah yang baik berusaha membantu suplai
darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan yang terjadi
pada kortek akibat oklusi pembuluh darah awalnya adalah gelapnya warna
darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan dilatasi arteri dan
arteriola. (America Health Association., 2015). Penyempitan atau
penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan
kelemahan otot dan spastisitas kontralaterla, serta defisit sensorik
(hemianestesia) akibat kerusakan girus lateral presentralis dan 2
postsentralis.(America Health Association., 2015)
E. Manifestasi klinis
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah
timbulnya defisit neurologist, secaara mendadak/subakut, di dahului gejala
prodromal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya
kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya
terjadi pada usia > 50 tahun. Menurut WHO dalam International Statistic
Dessification Of Disease And Realeted Health Problem 10th revitoan,
stroke hemoragik dibagi atas Pendarahan Intra Serebral (PIS) dan
Pendarahan Subaraknoid (PSA) (Rendi, Margareth, 2015).
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri
kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering
terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis/hemiplagi biasa terjadi
pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk
koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam s.d
2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari)
Pada pasien PSA gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan
akut, kesadaran sering terganggu & sangat bervariasi, ada gejala/tanda
rangsangan maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid
karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterio atau arteri
karotis interna.
Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa:
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis
yang timbul mendadak)
b. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan
(gangguan hemiparesik)
c. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi,
stupor, atau koma)
d. Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan
memahami ucapan
e. Disartria (bicara pelo atau cadel)
f. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler, atau diplopia)
g. Ataksia (trunkal atau anggota badan)
h. Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala. (Wijaya & Putri,
2013)
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat stroke diantaranya bisa
menyebabkan aspirasi, paralitic illeus, atrial fibrilasi, diabetus insipidus,
peningkatan TIK, dan hidrochepalus (Padila, 2015).
Komplikasi stroke menurut Tarwoto (2007) adalah :
a. Hipertensi
b. Kejang
c. Peningkatan Tekanan Intrakranial (Tik)
d. Kontraktur
e. Tonus Otot Abnormal
f. Malnutrisi
g. Aspirasi
Komplikasi stroke menurut Setyanegara (2008) :
a. Komplikasi Dini ( 0 - 48 jam pertama)
1) Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan
akhirnya akan menimbulkan kematian.
2) Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal.
b. Komplikasi Jangka Pendek (1-14 hari/7-14 hari pertama)
1) Pneumonia: akibat immobilisasi lama
2) Infark miokard
3) Emboli paru: cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke,
seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi.
4) Stroke rekuren: dapat terjadi pada setiap saat
c. Komplikasi Jangka Panjang Stroke rekuren, infark miokard, gangguan
vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer. Komplikasi yang terjadi pada
pasien stroke, yaitu:
1) Hipoksia serebral diminimalkan dengan member
2) Penurunan darah serebral
3) Embolisme serebral
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita stroke
menurut Tarwoto (2007) adalah sebagai berikut:
a. Head CT Scan Tanpa kontras dapat membedakan stroke iskemik,
perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid.
Pemeriksaan ini sudah harus dilakukan sebelum terapi spesifik
diberikan.
b. Elektro Kardografi (EKG) Sangat perlu karena insiden penyakit
jantung seperti: atrial fibrilasi, MCI (myocard infark) cukup tinggi
pada pasienp-asien stroke.
c. Ultrasonografi Dopller. Dopller ekstra maupun intrakranial dapat
menentukan adanya stenosis atau oklusi, keadaan kolateral atau
rekanalisasi. Juga dapat dimintakan pemeriksaan ultrasound
khususnya (echocardiac) misalnya: transthoracic atau
transoespagheal jika untuk mencari sumber thrombus sebagai
etiologi stroke.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin (darah perifer lengkap dan hitung
petelet, INR, APTT, Serum elektrolit, Gula darah, CRP dan
LED, Fungsi hati dan fungsi ginjal).
2) Pemeriksaan khusus atau indikasi: (Protein C, S, AT III
Cardioplin antibodies, Hemocystein Vasculitis-screnning (ANA,
Lupus AC), CSF).
e. Pada pasien stroke diperlukan pemeriksaan lain seperti tingkat
kesadaran, kekuatan otot, tonus otot, pemeriksaan radiologi, dan
laboratorium (Rasyid 2008). Pada pemeriksaan tingkat kesadaran
dilakukan pemeriksaan yang dikena sebagai Glascow Coma Scale
untuk mengamati pembukaan kelopak mata, kemampuan bicara,
dan tanggap motorik (gerakan).
Pemeriksaan tingkat kesadaran adalah dengan pemeriksaan yang
dikenal sebagai Glascow Coma Skale (GCS) menurut Tarwoto
(2007) yaitu sebagai berikut:
1) Membuka mata
Membuka spontan : 4
Membuka dengan perintah : 3
Membuka mata dengan rangsang nyeri : 2
Tidak mampu membuka mata : 1
2) Kemampuan berbicara
Orientasi dan pengertian baik : 5
Pembicaraan yang kacau : 4
Pembicaraan yang tidak pantas dan kasar : 3
Dapat bersuara, merintih : 2
Tidak bersuara : 1
3) Tanggapan motoric
Menanggapi perintah : 6
Reaksi gerakan lokal terhadap rangsang : 5
Reaksi menghindar terhadap rangsang nyeri : 4
Tanggapan fleksi abnormal : 3
Tanggapan ekstensi abnormal : 2
Tidak ada gerakan : 1
f. Untuk pemeriksaan kekuatan otot adalah sebagai berikut:
0: Tidak ada kontraksi otot
1: Terjadi kontraksi otot tanpa gerakan nyata
2: Pasien hanya mampu menggeserkan tangan atau kaki
3: Mampu angkat tangan, tidak mampu menahan
Gravitasi
4: Tidak mampu menahan tangan pemeriksa
5: Kekuatan penuh
g. Fungsi saraf kranial menurut Smeltzer (2006) adalah sebagai
berikut:
1) Saraf Olfaktorius ( N I ) : Sensasi terhadap bau-bauan
2) Saraf Optikus ( N II ) : Ketajaman penglihatan dan lapang
pandang
3) Saraf Okulomotorius ( N III ) : Mengatur gerakan kelopak
mata, kontriksi otot pada pupil dan otot siliaris dengan
mengontrol akomodasi pupil.
4) Saraf Toklear ( N IV ) : Gerakan ocular menyebabkan
ketidakmampuan melihat ke bawah dan ke samping.
5) Saraf Trigeminus ( N V ): Sensasi wajah
6) Saraf Abdusen ( N VI ) : Mengatur gerakan-gerakan mata
7) Saraf Fasial ( N VII ) : Gerakan otot wajah, ekspresi wajah,
sekresi airmata dan ludah.
8) Saraf Vestibulokoklear ( N VIII ): Keseimbangan dan
pendengaran.
9) Saraf Glosofaringeus ( N IX ) : Reflek gangguan faringeal
atau menelan.
10) Saraf Vagus ( N X ) : Kontraksi faring, gerakan simetris
dan pita suara gerakan simetris pallatum mole, gerakan dan
sekresi visem torakal dan abdominal.
11) Saraf Aksesorius Spinal ( N XI ) : Gerakan otot
stemokleidomastoid dantrapezius.
12) Saraf Hipoglosus ( N XII ): Gerakan lidah.
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Padila (2015), stroke dapat dilakukan pengobatan dengan cara:
a. Konservatif
1) Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus
2) Mencegah peningkatan TIK dengan obat antihipertensi,
deuritika, vasodiator perifer, antikoagulan, diazepam bila kejang,
anti tukak misal cimetidine, kortikosteroid (pada kasus ini tidak
ada manfaatnya karena pasien akan mudah terkena infeksi,
hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung), dan manitol
untuk mengurangi edema otak.
b. Operatif
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu
dipertimbangkan evakuasi hematom karena hipertensi intrakranial
yang menetap akan membahayakan kehidupan pasien.
c. Pada fase sub akut/pemulihan (>10 hari) perlu :
Terapi wicara, terapi fisik dan stoking anti embolisme.
I. Pathway
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengakajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai
dari pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien
(Tarwoto, 2013). Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
b. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua),
jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosis
medis.
c. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan tingkat
kesadaran.
d. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke sering kali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran
disebabkan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan
perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan
penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif dan koma.
e. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya,
diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
13
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif dan
kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering
digunakan klien, seperti pemakaian obat antihipertensi,
antilipidemia, penghambat beta dan lainnya. Adanya riwayat
merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung
pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data
dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan
tindakan selanjutnya.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2011).
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan
intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat
waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan,
memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan
kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya (Wilkinson, 2012).
Komponen tahap implementasi antara lain:
1. Tindakan keperawatan mandiri.
2. Tindakan keperawatan edukatif
3. Tindakan keperawatan kolaboratif.
4. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Menurut setiadi (2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan
keperawatan tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang
telah 54 ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua
jenis evaluasi:
a. Evaluasi Formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan
dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan
segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan
guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif,
objektif, analisis data dan perencanaan.
1) S (Subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali
pada klien yang afasia
2) O (Objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan
oleh perawat.
3) A (Analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang
dianalisis atau dikaji dari data subjektif dan data objektif.
4) P (Perencanaan) : Perencanaan kembali tentang
pengembangan tindakan keperawatan, baik yang sekarang
maupun yang akan datang dengan tujuan memperbaiki keadaan
kesehatan klien.
b. Evaluasi Sumatif (Hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan
yang 55 telah diberikan. Ada 3 kemungkinan evaluasi yang terkait
dengan pencapaian
Tujuan keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu:
1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan
perubahan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau
klien masih dalam proses pencapaian tujuan jika klien
menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien
hanya menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada
kemajuan sama sekali.
BAB IV
a. Latar Belakang
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bias terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Stroke/penyakit serebro
vaskuler menunjukkan adanya beberapa kelaianan otak baik secara fungsional
maupun struktural yang disebakan oleh keadaan patologis dari pembuluh
darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Wijaya & Putri,
2013).
Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan
global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih
dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vascular.
b. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama ±30 menit, diharapkan keluarga
mampu memahami tentang penyakit stroke.
25
c. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ±30 menit diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
1. Pengertian Stroke
2. Jenis Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Tanda dan gejala Stroke
5. Komplikasi Stroke
6. Pencegahan Stroke
d. Metode
Ceramah dan diskusi
e. Media
Leaflet
f. Proses pelaksanaan
No Kegiatan Respon peserta waktu Metode &
Media
1 a. Pendahuluan
1. Memperkenalka 1. Menjawab salam 5 menit Ceramah
n diri 2. Memperbaiki dan dan Tanya
2. Menyampaikan menjawab jawab
tujuan dan topik pertanyaan
dilaksanakannya
penyuluhan
3. Menggali
pengetahuan
sasaran
2 b. Penyajian
1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 20 menit Ceramah,
definisi stroke 2. Mengajukan Tanya
dan jenis stroke pertanyaan jawab dan
2. Menjelaskan seputar materi video
tentang
penyebab stroke
3. Menyebutkan
tanda dan gejala
terjadinya stroke
4. Menyebutkan
komplikasi
stroke
5. Menjelaskan
pencegahan
stroke
3 c. Penutup Menyampaikan
1. Membuka jawaban 5 menit ceramah
waktu untuk Mendengarkan
diskusi Menjawab
2. Mengevaluasi salam
hasil
penyuluhan
3. Memberikan
umpan balik
4. Salam penutup
g. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi hasil
a. mampu menyebutkan pengertian stroke
b. Dapat mengetahui penyebab stroke
c. Dapat memahami tanda dan gejala stroke
d. Mampu memahami pencegahan stroke
h. Lampiran Leaflet
BAB V
ANALISIS JURNAL MENGGUNAKAN METODE PICOTI
C Dalam jurnal ini tidak ada jurnal pembanding antara jurnal yang
(Comparation) satu dengan yang lain.
29
kenyamanan diperoleh bahwa pada kelompok intervensi ada 10
orang (62,5 %) yang merasakan nyaman sedangkan pada
kelompok kontrol hanya ada 4 orang yang merasakan nyaman
O (25%). Nilai p diperoleh 0,075 maka dapat disimpulkan bahwa
(Outcome) tidak ada pengaruh pemberian posisi miring 30 derajat terhadap
tingkat kenyamanan, dengan nilai OR = 5. Hasil analisis
hubungan pengalaman stroke dan prognosis dengan tingkat
kenyamanan didapatkan bahwa pengalaman stroke tidak
berhubungan dengan kenyamanan dengan nilai p = 0,43
sedangkan untuk prognosis didapatkan ada hubungan dengan
tingkat kenyamanan dengan nilai p = 0,02. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR = 8,75, artinya responden dengan
prognosis baik memiliki peluang 8,75 kali untuk merasakan
nyaman dibanding dengan responden dengan prognosis buruk.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja( Mutaqqin, 2008). Stroke atau serangan otak
(brain attack) adalah deficit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang di
sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau hemorargik.
Stroke di bedakan menjadi dua macam yaitu :
a. stroke hemoragik,
b. stroke non hemoragik.
Penyebab stroke menurut Rendi dan Margareth (2015) :
a. infark otak (80%)
b. pendarahan intraserebral (15%)
c. pendarahan subaraknoid (5%)
d. penyebab lain (dapat menimbulkan infark/pendarahan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas
31
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kozier dkk. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Rendy, M. C., & TH, M. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Satyanegara. (2008). Ilmu Bedah Saraf Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Siti Nur Hartini. (2015). Asuhan Keperawatan Tn.R dengan Stroke Non
Hemoragik di Ruang Anggrek 2 Irna 1 RSUP.Dr Sardijito .Yogyakarta:
Stikes Wirahusada Yogyakarta.
32
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 vol 3. Jakarta: EGC.
World Health Organization, (2010). WHO STEPS Stroke Manual: The WHO
STEP wise Approach to Stroke Surveillance. World Health Organization.