Diana Saputri Bab I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

1

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu bidang studi yang diajarkan pada tingkat

pendidikan Sekolah Dasar. Matematika merupakan ilmu dasar yang

diperlukan oleh siswa, karena matematika dapat digunakan untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan

kreativitas dan meningkatkan cara berpikir siswa secara logis. Salah satu

upaya dalam menguasai matematika yaitu pembelajaran matematika di

sekolah. Menurut James dalam Suwangsih, E & Tiurliana (2006:4)

menjelaskan Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan datu dengan lainnya.

Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan

geometri. Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar menurut

Depdiknas dalam Susanto (2013: 190) yaitu memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau

alogaritme.

Melihat pentingnya tujuan yang harus dicapai pembelajaran akan

berjalan dengan baik dengan adanya guru yang kreatif dan inovatif. Guru

merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada

umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran. Tugas

guru berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


2

lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator serta

sebagai evaluator (Rusman, 2011:58).

Penerapan Kurikulum 2013 di Indonesia belum sepenuhnya diterapkan

di sekolah dasar. Hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana yang harus

dipersiapkan secara maksimal. Penelitian melakukan observasi untuk

mengetahui penerapan Kurikulum 2013 di sekolah dasar. Hasil observasi dan

wawancara dengan guru di SD N Bajarsari Kidul mendapatkan informasi

bahwa di sekolah tersebut untuk kelas V sudah diterapkan Kurikulum 2013.

Penerapan Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Matematika di kelas V di

sekolah tersebut sudah terpisah dari tema. hal ini sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2016 pada bab 1, pasal 1, ayat 3 menyatakan

“Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah


(SD/MI) dilakukan dengan pendekatan tematik-terpadu, kecuali untuk
mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk
kelas IV, V, dan VI”.

Peraturan kurikulum tersebut menurut Direktorat Jendral Pembinaan

(2016: 2), dikarenakan muatan materi pelajaran matematika dirasa sangat

dangkal sehingga peserta didik tidak dapat mendapatkan konsep matematika

secara mendalam.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau Lembar Kerja Siswa (LKS)

merupakan salah satu bahan ajar yang memiliki peran sebagai penunjang

proses pembelajaran. Widjajanti E, (2008) lembar Kerja Siswa (LKPD)

merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


3

sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat

dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan

pembelajaran yang akan dihadapi. LKPD juga merupakan media

pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar

atau media pembelajaran yang lain. LKPD menja di sumber belajar dan media

pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) atau Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) merupakan suatu hal yang dapat mendukung proses kegiatan

belajar mengajar di dunia pendidikan. LKPD yang dibuat secara menarik dan

sistematis dapat membantu siswa untuk belajar lebih aktif secara mandiri

maupun berkelompok. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan

motivasi siswa dalam proses pembelajaran (Fannie dan Rohati, 2014 dalam

Barlenti, I, hal 81).

Peneliti menemukan kegiatan peserta didik yang terdapat dalam buku

matematika kelas V pada Kurikulum 2013 materi jaring-jaring kubus dan

balok perlu adanya inovasi pembelajaran. Usia anak kelas V yaitu umur 8-12

tahun berada dalam tahap operasional kongkrit. Tahapan tersebut, anak

memperoleh pengetahuan dari objek-objek atau benda secara nyata.

Sedangkan di bahan ajar bagian lembar kerja peserta didik, proses kegiatannya

peserta didik hanya diarahkan untuk melihat gambar, tidak untuk mencoba

menemukan Sesutu melalui benda-benda yang nyata atau kongkrit. Oleh

karena itu perlu adanya pengembangan LKPD yang dapat menjadikan peserta

didik mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui benda-benda nyata

yaitu secara kongkrit.

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


4

Penggunakaan LKPD penting tetapi, penerapan model pembelajaran

yang sesuai juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Proses

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan menggunakan

model Project Based Learning(PjBL). Project based learning (PjBL)

merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilan siswa melalui kegiatan laboratorium yang

diperlukan untuk meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa, serta

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas

dengan melibatkan kerja proyek (Wena, 2012 dalam Barlenti, I , hal 82).

Bagheri dkk. (2013) dalam Barlenti, I. hal 82. Mengatakan bahwa salah satu

keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek adalah siswa menentukan

sendiri tujuan proyek dan siswa memilih proyek sesuai dengan kepentingan

mereka sendiri.

Latar belakang di atas melandasi peneliti untuk melakukan sebuah

penelitian pengembagan, khususnya dilakukannya pengembangan terhadap

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pengembangan LKPD perlu dilakukan

supaya proses pembelajaran dapat lebih bermakna lagi. Penelitian ini penting

dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi belajar dari peserta didik

khususnya pada mata pelajaran Matematika materi Jaring-jaring Kubus dan

Balok. Peneliti berencana untuk mengembangkan LKPD Matematika materi

Jaring-jaring Kubus dan Balok berbasis Project Based Learning (PjBL)

dengan Pendekatan Saintifik di Kelas V Sekolah Dasar.

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

peneliti ini, yaitu:

1. Bagaimana Kondisi Awal LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok di

Kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana Pengembangan LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok

Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan Pendekatan Saintifik di

kelas V Sekolah Dasar?

3. Bagaimana Penerapan LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok

Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan Pendekatan Saintifik di

Kelas V Sekolah Dasar?

4. Bagaimana Respon Guru terhadap Perkembangan LKPD Materi Jaring-

jaring Kubus dan Balok Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan

Pendekatan Saintifik di kelas V Sekolah Dasar?

5. Bagaimana Respon Peserta Didik terhadap Perkembangan LKPD Materi

Jaring-jaring Kubus dan Balok Berbasis Project Based Learning (PjBL)

dengan Pendekatan Saintifik di kelas V Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Kondisi Awal LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok di

Kelas V Sekolah Dasar.

2. Mengetahui Pengembangan LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok

Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan Pendekatan Saintifik di

kelas V Sekolah Dasar.

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


6

3. Mengetahui penerapan LKPD Materi Jaring-jaring Kubus dan Balok

Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan Pendekatan Saintifik di

Kelas V Sekolah Dasar.

4. Mengetahui Respon Guru terhadap Perkembangan LKPD Materi Jaring-

jaring Kubus dan Balok Berbasis Project Based Learning (PjBL) dengan

Pendekatan Saintifik di kelas V Sekolah Dasar.

5. Mengetahui Respon Peserta Didik terhadap Perkembangan LKPD Materi

Jaring-jaring Kubus dan Balok Berbasis Project Based Learning (PjBL)

dengan Pendekatan Saintifik di kelas V Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat penelitian yang

diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembagkan diri peserta didik

melalui model Project Based Learning (PjBL). Selain itu penelitian ini

juga bermanfaat agar peserta didik dapat mempelajari arahan yang

terstruktur untuk memahami konsep yang diberikan guru.

2. Bagi guru

Pengembangan LKPD berbasis model Project Based Learning

(PjBL) ini akan memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu

dikarenakan peserta didik akan lebih aktif ketika pembelajaran. Selain itu

pengembangan LKPD ini dapat menjadi acuan guru supaya dapat

mengembagkan LKPD sendiri sehingga tidak perlu membeli lagi.

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019


7

3. Bagi sekolah

Pengembangan LKPD berbasis model Project Based Learning

(PjBL) ini dapat dijadikan arsip sekolah untuk memberikan inspirasi

kepada guru lain, supaya dapat mengembangkan LKPD yang sesuai

dengan persyaratan LKPD yang baik.

4. Bagi peneliti

Bagi peneliti sendiri, manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai

pengalaman dalam pembuatan bahan ajar dan sumber belajar LKPD untuk

mempersiapkan diri menjadi guru yang professional.

Pengembangan Lembar Kerja…, Diana Saputri, FKIP UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai