Asep 3
Asep 3
Asep 3
2.
3.
pewarisan menunjuk pada proses penyebaran tradisi dari masa ke
masa, sedangkan kontruksi mnunjukan pada pembentukan dan
penanaman tradisi kepada orang lain.
Pelaksanaan tradisi ruwat laut di desa Lontar tidak banyak
berbeda dengan pelaksanaan tradisi ruwat Laut pada umunya. Di
desa Lontar TPI menjadi pusat pelaksanaan tradisi Ruwat laut.
ruwat laut di Lontar dimulai dengan aktifitas membersihkan TPI
dan do'a bersama sebagai bentuk pra pelaksanaan tradisi ruwat
laut, setelah itu acara inti dari ruwat laut yaitu membawa sesaji
ketengah laut untuk dilarungkan.
Makna Syukur yang diimplementasikan dalam upacara ruwat laut
oleh masyarakat Desa Lonta Tirtayasa Kabupaten Serang
merupakan bentuk terimakasih masyarakat desa Lontar atas
nikmat yang diperoleh dari-Nya melalui hasil laut yang
melimpah. Selain itu, sebagai usaha masyarakat setempat untuk
menjaga keseimbangan alam, menjaga hubungan dengan
penguasa alam dan menjaga hubungan dengan sesama manusia.
Korelasi syukur budaya Banten dengan ajaran Islam yaitu dengan
shodaqoh, karena syukur tidak hanya diucapkan saja, melainkan
diwujudkan dalam bentuk Ruwat. Syukur tersebut sebagai
permohonan keselamatan dan keberkahan rezeki atas segala
kenikmatan
yang telah diberikan-Nya dengan
Halaman 2
Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2011
Sangid Ahmad, Dasyatnya Sedekah,. Cianjur. QultumMdia,
2008
Sudarmanto, Kamus Lengkap Bahasa Jawa, Semarang. Widya
Karya, 2008.
Sugono Dendi, Sugiyono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Keempat Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia,
2008
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka
Cipta, 2004
Yahya Ismail, dkk, Adat-adat Jawa dalam Bulan-bulan Islam,
Solo. Inti Medina, 2009.
JURNAL
Helena Ramantika, Perubahan Ruang Pada Tradisi Sedekah Laut
Di Kampung Nelayan Karangsari Kabupaten Tuban,(El-
Harakah Vol.16 No.2 Tahun 2014
Ayatullah Humaeni, "Ritual Kepercayaan Lokal dan Identitas
budaya masyarakat Ciomas Banten" el Harakah Vol.17
No.2, Tahun 2015.
Wawancara
Bullah, diwawancarai oleh Iroh Muntafiroh, tape recording,
serang 22 Maret 2019 pukul 15:31 wib.
Edi sebagai kasi pemerintahan Desa Lontar, diwawancarai oleh
Iroh Muntafiroh, tape recording, serang 01 Agustus
2019 pukul 19:24 wib.
Halaman 3
B.
1.
2.
3.
4.
75
mengimplementasikan dalam tradisi Ruwat laut di desa Lontar
Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang.
Nilai-Nilai yang terkandung dalam tradisi ruwat laut di Desa
Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang adalah nilai
sosial, nilai keagamaan, nilai pendidikan, nilai ekonomi, nilai
kebudayaan.
Saran-saran
Para pembaca hendaklah apa yang telah dibahas penulis dijadikan
suatu pengetahuan tentang keagamaan budaya Banten yang perlu
dilestarikan, jika tidak diadakan tradisi Ruwat bumi akan sunyi
senyap. Pengetahuan agama yang telah diperoleh hendaklah dijadikan
sebagai tolak ukur dalam menyikapi berbagi budaya yang datang
sebagai bentuk kearifan dalam bertindak.
Bagi generasi muda supaya tetap menjaga dan melestarikan Tradisi
Ruwat laut yang merupakan aset kebudayaan daerah dan ciri khas
dari suatu desa pelaksana upacara ritual tersebut.
Bagi peneliti lain, hendaklah apa yang telah dibahas penulis dijadikan
acuhan supaya kedepannya tradisi dapat berkembang hingga sampai
kemajuan kebudayaan modern tanpa menghilangkan unsur keaslian
tradisi Ruwat laut.
Halaman 4
68
5. Nilai ekonomi
Keberlangsungan tradisi ruwat laut didesa Lontar ternyata
mempunyai dampak ekonomi bagi masyarakat luas. Secara umum
penyelanggaraan tradisi ruwat laut hampir sama dengan
penyelengaraan kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan banyak
orang, mendatangkan kerumunan masa dan penggabungan berbagai
unsur produksi dari masyarakat yang berjualan diacara tersebut,
baik pedagang makanan, pakaian dan mainan. Tradisi ruwat laut
juga membawa berkah bagi para tukang parkir, kebanyakan tukang
parkir merupakan warga setempat yang mempunyai halaman luas.
Dengan banyaknya pengunjung yang datang di acara tradisi ruwat
laut, maka nilai ekonominya semakin tinggi pula."
14
6. Nilai kebudayaan
Pelestarian budaya dapat dilakukan dengan upaya tetap
menjaga serta mengembangkan unsur-unsur kebudayaan. Proses
pelestarian melalui penyampaian lewat budaya dari satu generasi
kepada generasi yang lain dapat terjadi dengan sengaja dan dapat
pula berlangsung tanpa disadari. Penyelengaraan tradisi ruwat laut
sebagai suatu tradisi warisan nenek moyang masyarakat Lontar
yang dilakukan rutin, setiap setahun sekali ternyata dapat
Saripudin sebagai ketua Pemuda Lontar, diwawancarai Iroh muntafiroh tape
recording, serang 01 Agustus 2019 pukul 17:00 wib.
14
Halaman 5
**
BAB V
1.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai tradisi ruwat laut di Desa Lontar
yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:
Tradisi merupakan khasanah yang terus hidup dalam masyarakat
secara turun-temurun yang keberadaannya akan selalu dijaga dai
satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi mengandung makna
adanya kesinambungan antara kejadian dimasa lalu dan kondisi
sekarang. Jadi, membicarakan tradisi artinnya membicarakan
sesuatu yang diwariskan ata yang ditransmisikan dari masa lalu
menuju waktu sekarang. Dalam konteks Islam berarti berbicara
tentang serangkaian ajaran dan doktrin Islam yang terus
berlangsung dari masa lalu hingga pada masa sekarang yang
berfungsi di dalam kehidupan masyarakat. Dalam memahami
Tradisi, disyaratkan adanya gerak yang dinamis. Tradisi tidak
hanya dipahami sebagai sesuatu yang diwariskan, tetapi sebagai
sesuatu yang dibentuk. Jadi tradisi merupakan serangkaian yang
ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai atau norma-norma
melalui pengulangan yang otomatis mngacu pada masa lalu.
Dalam tradisi ada dua hal penting, yaitu pewarisan dan kontruksi
73
Halaman 6
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu Petir, Mistik Kejawen Menguak Rahasia Hidup Orang
Jawa, Yogyakarta: Palapa, 2014.
Agil Said Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama,
Jakarta: Ciputra Press, 2005.
Arsip Desa Lontar ''profil Desa Tahun 2019"
Daftary Farhad, Tradisi-Tradisi Intelektual Islam, Jakarta,
Erlangga, 2001.
Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Kebudayaan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2017
Faizi Helmy, Bahrul Ulum, filosofi Magi Serang. LP2M IAIN
SMH BANTEN, 2016.
fedyani Achmad, Antropologi kontemporer, suatu pengantar
kritis mengenai paradigm edisi pertama, Jakarta:
kencana, 2005.
Kamajaya Karkono, Kebudayaan Jawa: Perpaduan dengan
Islam, Yogyakarta: Ikatan Penerbit Indonesia, 1995.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi
II. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Inventarisasi dan dokumentasi data seni budaya kabupaten
tanggerang (Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Banten. T.A 2014)
Koenjtaraningrat, Pengantar Antropologi 1, Jakarta: Rineka
Cipta, 2011.
Mulder Niels Mistisisme Jawa Ideologi di Indonesia,
Yogyakarta: LKIS, 2001.
>
Halaman 7
191
teryata mempunyai nilai-nilai yang sangat bagus untuk membentukan
karakter bangsa yaitu dapat menciptakan kebersamaan, gotong
royong, dan saling menghargai kepada sesama.鹿 2 Selain itu
pendidikan merupakan proses tranmisi budaya dari generasi satu ke
generasi berikutnya sebagai pewaris bangsa. Di jelaskan juga oleh
Tilaar bahwa kreaktivitas, inovasi, enkulturasi, akulturasi di dalam
transmisi kebudaya menunjukan bahwa manusia adalah makhluk
yang aktif. Kemampuan kreativitas dan aktivitas manusia adalah
proses pendidikan peranan tradisi Ruwat laut bagi masyarakat yaitu
pendidikan spiritual, pendidikan etos kerja, pendidikan penanaman
nilai-nilai luhur bangsa, dan pendidikan pelestarian lingkungan alam
sekitar.
67
13
Ruwat laut dapat menjadi sebuah proses pendidikan bagi
masyarakat yaitu nilai-nilai yang menunjang pembentukan karakter
bangsa seperti gotong-royong, toleransi, berbagi, dan solidaritas.
Dengan terbentuknya karekter bangsa semacam itu, nilai-nilai budaya
luhur tetap terpelihara dan terjaga dengan baik.
12
Anton Sisilo sebagai aktivis lingkungan, diwawancarai oleh Iroh Muntantafiroh,
lape recording, Serang 20 Oktober 2019 pukul 16:35
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional,( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), p
Halaman 8
melestarikan budaya daerah setempat. Meskipun bentuknya sudah
mengalami perubahan dan perkembangan tetapi nila-nilai dan
semangat spiritual Ruwat laut tetap terjaga dan dilestarikan oleh
masyarakat setempat.
69
15
C. Pandangan Ulama Terhadap Tradisi Ruwat Laut
1. Pandangan ulama MUI ( Majlis ulama Indonesia)
Mui mengatakan tradisi ruwat laut menyimpang dari akidah umat.
Karena dakwahitu menyampaikan pesankenbian, bukan memaksakan.
K. H. Matin syarqowi mengatakan tradisi ruwat laut dapat
dimodifikasikan dengan menyedekahkan fakir miskin di pesisir laut
yang membutuhkan dengan isi sesajen. Menurutnya itu lebih sakral dan
bermanfaat. "tradisi kan bukan keyakinan atau rukun agama, bisa
dimodifikasikan sesuai anutan dan akidah keimanan dengan agama
supaya tidak bertentangan. Cara wali songo mengompromikan tradisi
sehingga dapat kompatibel dengan agama sangat bagus" jelasnya.
Dia juga menghimbau agar muslim tidak bertindak sendiri" serahkan
penilaian segala tradisi yang ada, yang dinilai menyimpang dari
15
Saripudin sebagai ketua Pemuda Lontar, diwawancarai Iroh muntafiroh tape
recording, serang 01 Agustus 2019 pukul 17:00 wib.
Halaman 9
70
punya
keimanan umat serahkan kepada ulama. Diindonesia ulama sudah
wadah, yaitu (MUI). 16
2. Pandangan Ulama Nu (Nahdatul Ulama)
Fenomena tradisi ruwat laut tidak dapat dipandang secara sederhana
menjadi persoalan hitam dan putih, syirik/kufur dan iman. Didalamnya
banyak masalah yang dapat dikaji. Dan masalah ini cukup komplek
sehingga kita perlu hati-hati memahami persoalan ini. Pertama sekali
bahwa kami berasumsi bahwa tradisi ruwat laut ini mengandung dua
persoalan. Pertama, persoalan aqidah atau keimanan. Kedua masalah
fiqhiyyah. Perihal persoalan aqidah atau keimanan tidak dapat dilihat
secara sederhana menjadi hitam atau syirik atau kufur dan, putih atau
tauhid atau iman. Masalah ini dapat ditafsilkan(dirinci). Tradisi ini bisa
jadi dihukumi haram bila mengandung unsur kemusyrikan atau syirik
sebagaimana pernah diputuskan dalam mukhtamar NU ke-5 pada 1930
M/1349 H. Tetapi ulama memberikan catatan bahwa tindakan i'dhatul
mal atau tabzir dengan menyia-nyiakan sedikit harta dihukumi makruh
sebagaimana masalah ukuran sedikit-banyak ini dapat ditarik (diilhaq-
kan) dari masalah penaburan bunga makam.
16
K.H. Matin Syarqoi sebagai MUI kota Serang, diwawancarai Iroh muntafiroh
tape recording, serang 10 November 2019 pukul 14:00 wib.
Halaman 10
Sumber: profil Desa Lontar
3. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Lontar adalah 55,5 Ha, dengan penggunaannya
sebagai berikut:
a. Pemukiman
b. Perkantoran
c. Pertanian budi daya rumput laut
d. Perkebunan
e. Perternakan
f. Perikanan
g. Fasilitas umum
h. Fasilitas sosial
B. Kondisi Pendidikan Nelayan
: 129,5 Ha
: 0,5 Ha
: 148,5 Ha
: 0,1 Ha
: 7,2 Ha
: 268,5 Ha
: 0,8 Ha
27
:1,4 Ha
4. Topografi Desa
Secara umum, keadaan Desa Lontar merupakan daerah
dataran rendah, dengan ketinggian 3,0 meter diatas permukaan laut.
Desa Lontar mempunyai iklim tropis sehingga mempunyai pengaruh
langsung terhadap aktivitas pertanian dan pola tanam di desa ini.虏
虏 Profil Desa Lontar 2019
Kehidupan nelayan sangat identic dengan kemiskinan dan
kebodohan, stigma ini sangat melekat pada nelayan kita. Beberapa