Riza Amalya - 1710621031 - Makalah HCM
Riza Amalya - 1710621031 - Makalah HCM
Riza Amalya - 1710621031 - Makalah HCM
Disusun Oleh
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ―Akibat Work-to-Family Conflict Terhadap Kehidupan
Karyawan, Kinerja Karyawan dan Organisasi ‖ dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Dewi Susita pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Susita selaku dosen mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
program studi yang Saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang Saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya memohon
maaf apabila ada kesalahan baik dari penulisan maupun materi yang Saya
jelaskan.
Penulis
2
Daftar Isi
BAB I .............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
PENUTUP ...................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12
3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
Bab II
Pembahasan
Dari Greenhaus dan Beuteull (1985) menjelaskan arti dari WFC atau work family
conflict ―sebagai suatu konflik antara peran di keluarga dan pekerjaan yang saling tidak
cocok dalam beberapa hal‖. (hal. 77) Selanjutnya dibuktikan dengan penelitian terkini bahwa
work-to-family konflik dan family-to-work konflik merupakan hal yang terpisah namun
saling berhubungan. Hubungan keduanya adalah, ―pekerjaan dapat mengganggu kehidupan
keluarga (work-to-family conflict) dan kehidupan keluarga dapat mempengaruhi pekerjaan
(family to work conflict)‖ (Frone, 2000, p. 888).
WFC terjadi ketika aktivitas individu hanya terfokus pada satu kegiatan saja yakni
bekerja secara berlebihan yang menghambat individu dalam melakukan aktivitas lainnya
seperti bercengkrama dengan keluarga. Setidaknya ada beberapa penyebab terjadi WFC atau
konflik pekerjaan-ke-keluarga antara lain :
1. Tekanan pekerjaan
Tekanan pekerjaan yang tinggi menyebabkan karyawan sulit membagi waktu
untuk bercengkrama dengan keluarga. Adanya standar pencapaian suatu pekerjaan
yang tinggi di organisasi menjadi salah satu penyebab karyawan kekurangan
waktunya untuk menjalankan tugasnya atau membagi waktunya dengan keluarga.
2. Kewajiban keluarga
Salah satu penyebab terjadinya WFC adalah kewajiban karyawan untuk
menjalankan tugasnya di keluarga. Umumnya hal ini terjadi pada karyawan
perempuan yang memiliki peran sebagai ibu rumah tangga dan seorang istri. Namun
hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa adanya kewajiban keluarga menjadi salah
satu penyebab terjadinya konflik pekerjaan-ke-keluarga pada karyawan laki-laki.
Adanya kewajiban keluarga yang harus dipenuhi menuntut karyawan untuk membagi
waktunya antara pekerjaan dan keluarga dan apabila hal ini tidak terpenuhi maka
dapat menimbulkan suatu konflik yang menjadi penyebab konflik pekerjaan ke
keluarga atau WFC.
5
3. Kurangnya Fasilitas
Kekurangan fasilitas yang memadai juga menjadi salah satu penyebab
terjadinya WFC. Fasilitas yang kurang memadai seperti koneksi internet yang buruk
atau jalanan yang menghambat mobilitas karyawan dapat menjadi penghambat dalam
melakukan pekerjaan dan memicu terjadinya konflik pekerjaan-ke-keluarga atau
WFC.
Setidaknya ada lima teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai teori
work to family conflict atau WFC :
1. Role conflict theory ( Teori Konflik Peran )
Teori konflik peran menyatakan bahwa mengalami ambiguitas atau konflik
dalam peran akan mengakibatkan keadaan yang tidak diinginkan. Karena
bertentangan tuntutan antar peran yang akan mengakibatkan kepada konflik personal,
selain itu hal ini juga menyebabkan kesulitan untuk melakukan peran masing-masing
individu dengan baik. Teori ini juga menjelaskan secara mendalam jenis-jenis, arah
dan dimensi dari konflik work-to-family.
2. Spillover theory
Teori ini menjelaskan pengaruh antara pekerjaan dengan kehidupan keluarga.
Spillover positif ditegaskan ketika kepuasan, energi, kebahagiaan, dan stimulasi yang
dimiliki individu di tempat kerja menjadi perasaan dan energi positif di rumah atau
ketika kepuasan positif, energi, dan kebahagiaan dari rumah akan berpengaruh pada
pengalaman positif di tempat kerja (Hill, Hawkins, & Miller, 1996; Higgins, Duxbury,
Lee, & Mills, 1992; Cara, 1991) Negatif spillover akan terjadi apabila seorang
individu mengalami ketegangan atau masalah di tempat kerja hal ini mempersulit
6
seseorang untuk melakukan peran dalam keluarga secara maksimal. Tentu saja negatif
spillover yang dialami seseorang dari lingkup keluarga ( seperti perceraian, masalah
dengan anak) akan memperburuk kinerja seseorang di tempat kerja.
5. Teori Identitas
Menurut Hakim, Boudreau, dan Bretz (1994), "teori identitas" berpendapat
bahwa individu berusaha untuk membangun gambar yang diinginkan dari diri mereka
sendiri, dan apa pun yang menghalangi konstruksi gambaran ini merupakan ancaman
bagi identifikasi diri. Karena konflik antar pekerjaan dan peran keluarga merupakan
hambatan untuk tujuan pemenuhan diri, ancaman yang dihasilkan dari konflik
7
pekerjaan-keluarga cenderung menyebabkan stres kerja. Frone, Russell, and Cooper
(1993) mengatakan bahwa konflik pekerjaan-keluarga (work-family conflict)
mempresentasikan ancaman atau halangan untuk identifikasi diri karena itu mewakili
sejauh mana aktivitas kerja diblokir atau dihambat oleh tekanan dan tanggung jawab
di rumah dan sebaliknya (hal. 555). Seseorang akan merasa terancam apabila
menghadapi halangan terhadap aktivitas yang mempunyai implikasi potensial untuk
merusak identitas mereka citra diri.
10
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
11
Daftar Pustaka
Anderson, Stella E., Betty S. Coffey, and Robin T. Byerly. 2002. ―Formal
Organizational Initiatives and Informal Workplace Practices : Links to
Work – Family Conflict and Job-Related Outcomes.‖ 28(6):787–810.
Bruck, Carly S., Tammy D. Allen, and Paul E. Spector. 2002. ―The Relation
between Work – Family Conflict and Job Satisfaction : A Finer-Grained
Analysis.‖ 353:336–53. doi: 10.1006/jvbe.2001.1836.
Grant-vallone, Elisa J., and Stewart I. Donaldson. 2010. ―Work & Stress : An
International Journal of Work , Health & Consequences of Work-Family
12
Conflict on Employee Well-Being over Time.‖ (October 2014):37–41. doi:
10.1080/02678370110066544.
Greenhaus, Jeffrey H., Tammy D. Allen, and Paul E. Spector. 2015. ―Employee
Health , Coping and Methodologies Article Information :‖
Judge, Timothy A., and Brent A. Scott. 2006. ―WORK – FAMILY CONFLICT
AND EMOTIONS : EFFECTS AT WORK AND AT HOME.‖ 779–814.
13
doi: 10.1177/1096348004264084.
Rode, Joseph C., Michael T. Rehg, Janet P. Near, and John R. Underhill. 2007.
―The Effect of Work / Family Conflict on Intention to Quit : The Mediating
Roles of Job and Life Satisfaction.‖ 65–82. doi: 10.1007/s11482-007-9030-
6.
Shamim, Saqib, Shuang Cang, and Hongnian Yu. 2019. ―Impact of Knowledge
Oriented Leadership on Knowledge Management Behaviour through
Employee Work Attitudes.‖ International Journal of Human Resource
Management 30(16):2387–2417. doi: 10.1080/09585192.2017.1323772.
Ta, Arzu. 2017. ―The Mediating Effect of Work – Life Balance on the
Relationship between Work – Family Conflict and Life Satisfaction.‖
26(1):3–13. doi: 10.1177/1038416216682954.
Vickovic, Samuel G., and Weston J. Morrow. 2020. ―Examining the Influence
of Work–Family Conflict on Job Stress, Job Satisfaction, and
Organizational Commitment Among Correctional Officers.‖ Criminal
Justice Review 45(1):5–25. doi: 10.1177/0734016819863099.
14