Acc Percobaan 7 Samaal Mallisa G 701 18 160 Kelas B
Acc Percobaan 7 Samaal Mallisa G 701 18 160 Kelas B
Acc Percobaan 7 Samaal Mallisa G 701 18 160 Kelas B
PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN VII
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITA TADULAKO
PALU
2021
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran. Obat sediaan
padat seperti kapsul, tablet dan sirup kering kebanyakan mempunyai ukuran partikel
yang kecil. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan
sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya. Secara klinik, ukuran partikel
suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang
diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan topikal. Dalam bidang pembuatan
tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam
mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan
serbuk (Octavia, 2018).
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui bagaimana
cara pengujian uji disolusi terhadap sediaan obat sehingga bisa diketahui bagaimana
profil terjadinya kelarutan obat tersebut di dalam tubuh. Hal inilah yang
melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.
B. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui cara pengujian disolusi tablet pelepasan terkontrol natrium
diklofenak melalui pengukuran absorbansi.
b. Mengetahui pengaruh faktor formulasi terhadap laju disolusi obat
C. Maksud Percobaan
a. Memahami cara pengujian disolusi tablet pelepasan terkontrol natrium
diklofenak melalui pengukuran absorbansi.
b. Memahami pengaruh faktor formulasi terhadap laju disolusi obat
D. Manfaat Percobaan
Memahami dan mengetahui cara pengujian disolusi tablet pelepasan terkontrol
natrium diklofenak melalui pengukuran absorbansi dan pengaruh faktor formulasi
terhadap laju disolusi obat
E. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan disolusi tablet pelepasan
terkontrol menggunakan 2 jenis tablet yakni Asam mefenamat biasa dan Asam
mefenamat salut gula,dengan cara melarutkan sampel pada alat USP Uji dissolution
apparatus type II dimana sebelumnya telah diatur dengan temperatur suhu 37 oC dan
kecepatan 100 yang masing- masing diambil cairan sampel tiap menit 0’, 5’, 10’.
Kemudian di titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1N.
F. Dasar Teori
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan aktif tunggal atau lebih dan
disempurnakan melalui tambahan bahan pengisi atau tanpa tambahan bahan
pengisi. Profil tablet adalah berbentuk sirkuler silindris smooth, bagian
permukaan dapat berupa datar, cembung atau cekung. Kandungan tablet
merupakan satuan dosis uniform dari partikel-partikel obat dan bahan eksipien
(bahan penyempurna). Umumnya dibuat dengan mengkempa afau mencetak
obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan. Beberapa bahan bahan
yang selalu menyertai adalah bahan pengisi, pengembang, pengikat dan bahan
pelicin (Lazuardi, 2019).
Obat dalam formula tablet dan kapsul perlu melarut di dalam cairan saluran
cerna umuk terjadinya absorpsi melalsi jaringan mukosa dan memasuki sirkulasi
sistemik. Untuk tablet. proses disolusi tergantung dari disintegrasi dan
deagregasi membentuk partikel halus. Disintegrasi tablet dipengaruhi oleh
penambahan zat pengikat sewaktu granulasi basah. Dalam beberapa hal,
pengikat polimer seperti polivini-lpirolidon dan natrium karboksi-metilselulosa
dapat meningkatkan laju disolusi parikel obat hidrofobik, kemungkinan
terjadinya efek pembasahan (wetting) partikel. Penambahan bahan pengisi
seperti pati dan laktosa meningkatkan laju disolusi obat hidrofobik dari tablet
dan kapsul. Sebaliknya, bahan pelincir seperti asam stearat dan magnesium
stearat mengurangi laju disolusi obat dengan menciptakan lapisan hidrofobik
yang akan mencegah interaksi dengan medium air (Sopyan, 2020).
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid
antiinflamatorydrugs, NSAID) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat.
Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid
arthritis. Obat-obat ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral, tetapi
bioavailabilitas sistemiknya antara 30-70 %. Absorpsi Natrium diklofenak
melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap, waktu paruh singkat yakni
1-3 jam. Untuk mendapatkan konsentrasi efektif obat maka dapat dibuat dalam
bentuk sediaan lepas lambat (Anggraini et al., 2016)
G. Uraian Bahan
(Pubchem. 2021)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : -
b. Metanol (FI Edisi III, 1979; 706)
(Pubchem, 2021)
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap, dan mudah bergerak, bau khas
dan rasa panas.
Kelarutan :
Khasiat :
Kegunaan : Antiseptikum ekstern
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
c. NaCl (FI Edisi III, 1979: 403)
(Pubchem, 2021).
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih,
mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
(95%) P.
Khasiat : -
Kegunaan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
H. Uraian Sampel
a. Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Gelas kimia
3. Labu ukur
4. Pipet
5. Tabung reaksi
6. Corong
7. USP Uji dissolution apparatus type II
b. Bahan
1. NaCl
2. NaOH
3. HCl
4. KH2PO4
5. Metanol
c. Sampel
1. Natrium diklofenak
K. Cara Kerja
Pembuatan Larutan NaOH
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang 2 gram NaOH
3. Dimasukkan aquadest 500 ml pada gelas ukur
4. Dimasukkan NaOH pada aquadest
5. Diaduk menggunakan batang pengaduk hingga Homogen
Uji Disolusi
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan air 1900ml dalam bejana USP Uji dissolution
6. Diatur temperatur suhu 37oC
7. Diatur dengan kecepatan 100 rpm
8. Dimasukkan tablet asam mefenamat biasa dan tablet salut gula pada masing-masing
bejana
9. Diambil 10ml air dalam bejana tiap menit 0’, 5’, dan 10’ menggunakan dispo
10.Dimasukkan kembali air 10ml setelah dikeluarkan menggunakan gelas ukur
11.Dimasukkan air yang telah diambil ke dalam erlemeyer
12.Diberi 3 tetes indikator PP
13.Dimasukkan NaOH 0,1 N ke dalam Buret
14.Dilakukan titrasi hingga berubah warna menjadi merah muda
15.Dihitung % kadar dan % terlarut
16.Didokumentasikan
L. Skema Kerja
- 3 tetes indikator PP
Erlenmeyer
- Digojok
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Buret
- Dihitung
% Kadar
- Dilakukan
Dokumentasi
M. Tabel Hasil Pengamatan
1. Tablet Asam mefenamat biasa
No Menit V titran (ml) N titran (ml) % Kadar % Terlarut
1 0’ 0,5 0,1 ml 0,4 99,6
2 5’ 0,2 0,1 ml 0,16 99,84
3 10’ 0,1 0,1 ml 0,08 99,92
Analisis Data
1. Tablet Asam mefenamat biasa
- Menit 0’
V tit x N tit x Be 0,5 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100 % = x 100 % = 0,4%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,4% = 99,6%
- Menit 5’
V tit x N tit x Be 0,2 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100 % = x 100 % = 0,16%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,16% = 99,84%
- Menit 10’
V tit x N tit x Be 0,5 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100 % = x 100 % = 0,4%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,4% = 99,6%
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mengetahui cara pengujian disolusi tablet
pelepasan terkontrol Asam mefenamat melalui pengukuran absorbansi, serta
mengetahui pengaruh faktor formulasi terhadap laju disolusi obat.
Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan disolusi tablet pelepasan terkontrol
menggunakan 2 jenis tablet yakni Asam mefenamat biasa dan Asam mefenamat salut
gula,dengan cara melarutkan sampel pada alat USP Uji dissolution apparatus type II
dimana sebelumnya telah diatur dengan temperatur suhu 37oC dan kecepatan 100 yang
masing- masing diambil cairan sampel tiap menit 0’, 5’, 10’. Kemudian di titrasi
menggunakan larutan NaOH 0,1N.
Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan alat dan bahan. Terlebih dahulu dibuat
larutan NaOH dengan cara ditimbang 2 gram NaOH menggunakan timbangan analitik
lalu masukkan ke gelas kimia, tambahkan 500 ml aquadest, kemudian diaduk hingga
homogen. Selanjutnya siapkan alat disolusi. Pertama-tama dimasukkan air sebanyak
1900ml ke dalam bejana USP Uji dissolution. Diatur temperatur suhu 37oC, dengan
kecepatan 100rpm lalu disiapkan 1 tablet Asam mefenamat biasa dan 1 tablet Asam
mefenamat salut gula, dimasukkan masing masing ke dalam wadah dalam bejana
kemudian Diambil 10ml dari bejana tiap menit 0’.5’, dan 10’ menggunakan dispo,
tetapi tiap pengambilan ditambah kembali 10ml air menggunakan gelas ukur. Air yang
telah diambil menggunakan dispo dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu di tetesi
menggunakan pipet tetes indikator PP sebanyak 3 tetes. Kemudian dititrasi
menggunakan larutan NaOH. Lalu dihitung %kadar dan % terlarut.
Prinsip kerja USP dissolution yaitu melakukan pelepasan zat dari bentuk sediaan in
vitro berupa kadar zat aktif terlarut dalam tubuh, yang dipengaruhi oleh kondisi
pengujian berdasarkan media, volume medium, komposisi, suhu dan kecepatan putaran
yang diberikan (Sopyan, I, 2020).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada tablet Asam mefenamat biasa pada menit 0’
didapatkan nilai V.tit 0,5ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,4 %terlarut 99,6. menit 5’
didapatkan nilai V.tit 0,2ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,16 %terlarut 99,84. menit
10’ didapatkan nilai V.tit 0,1ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,08 %terlarut 99,92.
Selanjutnya tablet Asam mefenamat salut gula pada menit 0’ didapatkan nilai V.tit
0,4ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,32 %terlarut 99,68. menit 5’ didapatkan nilai V.tit
0,1ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,24 %terlarut 99,76. menit 10’ didapatkan nilai
V.tit 0,2ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,16 %terlarut 99,84. Dalam hasil tersebut
didapatkan tablet biasa lebih cepat larut dibandingkan tablet yang tersalut oleh gula.
Menurut penelitian (Kurniati, M.C., 2020) didapatkan nilai hasil kadar disolusi tablet
asam mefenamat berturut turut 94,48%, 98,15%, dan 99,31% dimana telah sesuai
dengan percobaan yang dilakukan, disimpulkan semakin meningkat waktu pelarutan
nilai %Kadar terlarut Asam mefenamat menjadi meningkat.
Kelarutan suatu zat di dalam air bisa disebut juga sebagai kosentrasi maksumum zat
dalam air saat tercapai keadaan tetap jenuh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kelarutan adalah suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut , forulasi sediaan, dan
kecepatan pengadukan (Putra, T.G., 2021).
Aplikasi dalam bidang farmasis adalah seorang farmasis dapat mengetahui langkah-
langkah yang dilakukan dalam uji disolusi suatu tablet dan dapat mengetahui faktor
yang mempengaruhi kelarutan suatu tablet, yang dapat dijadikan sebagai dasar
pembuatan sediaan farmasi kedepannya dan dapat mengetahui sejauh mana obat akan
larut mencapai titik terapi yang dijutu sehingga dapat mempertimbangkan formulasi
sediaan obat yang akan dikonsumsi sesuai dengan kriteria pasien.
O. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Disolusi merupakan suatu proses melarutnya bahan kimia atau obat dalam suatu
pelarut, Hasil pengamatan yang didapatkan pada tablet Asam mefenamat biasa pada
menit 0’ %kadar 0,4 %terlarut 99,6. menit 5’ %kadar 0,16 %terlarut 99,84. menit 10’
%terlarut 99,92. Sementara pada tablet Asam mefenamat salut gula pada menit 0’
%kadar 0,32 %terlarut 99,68. menit 5’ %kadar 0,24 %terlarut 99,76. menit 10’ %kadar
0,16 %terlarut 99,84.
P. Saran
Sebaiknya pada percobaan berikutnya praktikan lebih memahami mengenai cara kerja
yang dilakukan agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D., Lukman, A., & Mulyani, R. (2016). Formulasi Tablet Lepas Lambat
Natrium Diklofenak Menggunakan Pati Pisang Kepok (Musa balbisiana L)
Sebagai Matriks. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(1), 25.
Fatmawaty Aisyah, Nisa, M., & Riski, R. (2019). Teknologi Sediaan Solida (2019th ed.).
Deepublish.
Lazuardi, M. (2019). Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner (Edisi 1). Airlangga
University Press.
Octavia, dkk. (2018). Pengaruh besar ukuran partikel perhadap sifat – sifat tablet
metronidazol. Jurnal Farmasi Higea, 4(2), 74–92.
Putra, T.G. (2021). Uji Disolusi Terbanding Tablet Cetirizene Hcl Generik Bermerek,
Generik Berlogo, dan Tablet Inovator Pada Media Dapar Hcl pH 1,2 dan Dapar
Fosfat pH 6,8. universitas Al-Ghifari. Bandung.
Santosa, D. M., & Pertiwi, F. D. (2020). Formulasi dan Uji Disolusi Terbanding Tablet
Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan Methocel K100M Sebagai
Matriks. 5(2), 1–11.