Perc.7 - Kel.1 - 18121 - Baso Hernandi
Perc.7 - Kel.1 - 18121 - Baso Hernandi
Perc.7 - Kel.1 - 18121 - Baso Hernandi
PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN VII
“PENGARUH BENTUK SEDIAAN TABLET TERHADAP LAJU
DISOLUSI”
DISUSUN OLEH:
NAMA : BASO HERNANDI
STAMBUK : G 701 18 121
KELAS /KELOMPOK : A/I (SATU)
TANGGAL : KAMIS, 22 APRIL 2021
ASISTEN : IDRIS
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran. Obat
sediaan padat seperti kapsul, tablet dan sirup kering kebanyakan
mempunyai ukuran partikel yang kecil. Ukuran partikel bahan obat padat
mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek fisiologinya. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat
mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, parenteral, rektal, dan topikal. Dalam bidang pembuatan tablet
dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam
mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari
granul dan serbuk (Octavia, 2018).
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
E. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu melakukan pengamatan disolusi tablet pelepasan
terkontrol menggunakan 2 jenis tablet yakni Asam mefenamat biasa dan Asam
mefenamat salut gula,dengan cara melarutkan sampel pada alat USP Uji
dissolution apparatus type II dimana sebelumnya telah diatur dengan
temperatur suhu 37oC dan kecepatan 100 yang masing- masing diambil cairan
sampel tiap menit 0’, 5’, 10’. Kemudian di titrasi menggunakan larutan NaOH
0,1 N.
F. Dasar Teori
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan aktif tunggal atau lebih dan
disempurnakan melalui tambahan bahan pengisi atau tanpa tambahan bahan
pengisi. Profil tablet adalah berbentuk sirkuler silindris smooth, bagian
permukaan dapat berupa datar, cembung atau cekung. Kandungan tablet
merupakan satuan dosis uniform dari partikel-partikel obat dan bahan
eksipien (bahan penyempurna). Umumnya dibuat dengan mengkempa afau
mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan.
Beberapa bahan bahan yang selalu menyertai adalah bahan pengisi,
pengembang, pengikat dan bahan pelicin (Lazuardi, 2019).
Obat dalam formula tablet dan kapsul perlu melarut di dalam cairan saluran
cerna umuk terjadinya absorpsi melalsi jaringan mukosa dan memasuki
sirkulasi sistemik. Untuk tablet. proses disolusi tergantung dari disintegrasi
dan deagregasi membentuk partikel halus. Disintegrasi tablet dipengaruhi
oleh penambahan zat pengikat sewaktu granulasi basah. Dalam beberapa
hal, pengikat polimer seperti polivini-lpirolidon dan natrium karboksi-
metilselulosa dapat meningkatkan laju disolusi parikel obat hidrofobik,
kemungkinan terjadinya efek pembasahan (wetting) partikel. Penambahan
bahan pengisi seperti pati dan laktosa meningkatkan laju disolusi obat
hidrofobik dari tablet dan kapsul. Sebaliknya, bahan pelincir seperti asam
stearat dan magnesium stearat (Sopyan, 2020).
Kelarutan, disolusi, dan permeabilitas obat (zat aktif farmasi) pada saluran
gastrointestinal merupakan parameter penting yang mengendalikan
absorpsi dan bioavaibilitas obat. Kelarutan obat dalam air merupakan hal
penting untuk penghantaran oral dan juga parenteral. Hal ini terkait dengan
desain dan proses pengembangan sediaan obat. Kelarutan obat selaras
dengan laju disolusi dimana sediaan obat padat perlu mengalami pelepasan
dari sediaannya dan larut dalam larutan gastrointestinal. Obat yang sukar
larut air merupakan sebuah tantangan dalam studi mengenai strukutur
kimia obat dalam pengembangan desain formulasi. Hanya obat yang larut
air yang dapat diabsorpsi oleh membran sel untuk mencapai target aksi
obat. Obat yang akan diabsorpsi harus berada dalam bentuk larutan air pada
sisi absorpsi. Obat yang sukar larut air dan disolusi rendah dalam larutan
gastrointestinal akan menghasilkan bioavaibilitas oral yang rendah
(Rachmaniar et al., 2017).
(Pubchem. 2021)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : -
2. Metanol (FI III, 1979;)
Nama resmi : METANOL
Nama lain : Metanol absolute
RM/BM : CH3OH/34,00
Rumus struktur :
(Pubchem, 2021)
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap, dan mudah bergerak, bau khas
dan rasa panas.
Kelarutan :
Khasiat :
Kegunaan : Antiseptikum ekstern
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
3. NaCl (FI III, 1979: 403)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida
Rm/Bm : NaCl / 58,44
Rumus Struktur : Na-Cl
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dala 2,7 bagian air
mendidih dan dalam kurang lebih 10 bagian
glserol P, sukar larut dalam etanol ( 95 % ) P.
Kegunaan : Sebagai pelarut isotonis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
4. NaOH (FI III 1979; 703)
Nama resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : 40,00
Rumus struktur : Na-O-H
Pemerian : Bentuk batang, butiran massa hablur atau
kapling, kering, keras, rapuh, putih, mudah
meleleh basah, sangat alkalis dan korosif
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
(95%) P
Khasiat : -
Kegunaan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
5. HCl (FI III,1979;hal 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
RM/BM : HCl/36,46
Rumus struktur :
(Pubchem, 2021).
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih,
mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
(95%) P.
Khasiat : -
Kegunaan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
H. Uraian Sampel
J.1 Alat
1. Gelas kimia 500 ml
2. Gelas ukur 10ml, 500ml
3. Batang Pengaduk
4. Pipet Tetes
5. Buret dan statif
6. Dispo
7. Erlemeyer
8. USP Uji dissolution apparatus type II
9. Alat Tulis
10. Kalkulator
11. Stopwatch
12. Ember
J.2 Bahan
1. Kertas Perkamen
2. Tissue
3. Masker
4. Handscoon
5. Label
6. NaOH
7. Aquadest
8. Alkohol
9. Indikator PP
J.3 Sampel
1. Natrium diklofenak
K. Cara Kerja
Pembuatan Larutan NaOH
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang 2 gram NaOH
3. Dimasukkan aquadest 500 ml pada gelas ukur
4. Dimasukkan NaOH pada aquadest
5. Diaduk menggunakan batang pengaduk hingga Homogen
Uji Disolusi
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan air 1900ml dalam bejana USP Uji dissolution
6. Diatur temperatur suhu 37oC
7. Diatur dengan kecepatan 100 rpm
8. Dimasukkan tablet asam mefenamat biasa dan tablet salut gula pada
masing-masing bejana
9. Diambil 10ml air dalam bejana tiap menit 0’, 5’, dan 10’ menggunakan
dispo
10.Dimasukkan kembali air 10ml setelah dikeluarkan menggunakan gelas
ukur
11.Dimasukkan air yang telah diambil ke dalam erlemeyer
12.Diberi 3 tetes indikator PP
13.Dimasukkan NaOH 0,1 N ke dalam Buret
14.Dilakukan titrasi hingga berubah warna menjadi merah muda
15.Dihitung % kadar dan % terlarut
16.Didokumentasikan
L. Skema Kerja
Erlenmeyer
- Digojok
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Buret
- Dihitung
% Kadar
- Dilakukan
Dokumentasi
M. Tabel Hasil Pengamatan
1. Tablet Asam mefenamat biasa
No Menit V titran (ml) N titran (ml) % Kadar % Terlarut
Analisis Data
1. Tablet Asam mefenamat biasa
- Menit 0’
V tit x N tit x Be 0,5 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,4%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,4% = 99,6%
- Menit 5’
V tit x N tit x Be 0,2 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,16%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,16% = 99,84%
- Menit 10’
V tit x N tit x Be 0,5 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,4%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,4% = 99,6%
2. Tablet Asam mefenamat salut gula
- Menit 0’
V tit x N tit x Be 0,4 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,32%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,32% = 99,68%
- Menit 5’
V tit x N tit x Be 0,3 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,24%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,24% = 99,76%
- Menit 10’
V tit x N tit x Be 0,2 x 0,1 x 40
% Kadar = x 100% = x 100% = 0,16%
Bs 500
% Terlarut = 100% - % Kadar = 100% - 0,16% = 99,84%
N. Pembahasan
Disolusi merupakan proses yang berhubungan dengan waktu atau kinetik
yang menggambarkan tahap akhir dari proses pelepasan obat, yang pada
akhirnya dibutuhkan sebelum obat dipermeasi dan memberikan efek
farmakologis (Sopyan, I., 2020).
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mengetahui cara pengujian disolusi
tablet pelepasan terkontrol Asam mefenamat melalui pengukuran absorbansi,
serta mengetahui pengaruh faktor formulasi terhadap laju disolusi obat.
Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan alat dan bahan. Terlebih dahulu
dibuat larutan NaOH dengan cara ditimbang 2 gram NaOH menggunakan
timbangan analitik lalu masukkan ke gelas kimia, tambahkan 500 ml
aquadest, kemudian diaduk hingga homogen. Selanjutnya siapkan alat
disolusi. Pertama-tama dimasukkan air sebanyak 1900ml ke dalam bejana
USP Uji dissolution. Diatur temperatur suhu 37oC, dengan kecepatan 100rpm
lalu disiapkan 1 tablet Asam mefenamat biasa dan 1 tablet Asam mefenamat
salut gula, dimasukkan masing masing ke dalam wadah dalam bejana
kemudian Diambil 10ml dari bejana tiap menit 0’.5’, dan 10’ menggunakan
dispo, tetapi tiap pengambilan ditambah kembali 10ml air menggunakan gelas
ukur. Air yang telah diambil menggunakan dispo dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu di tetesi menggunakan pipet tetes indikator PP sebanyak 3
tetes. Kemudian dititrasi menggunakan larutan NaOH. Lalu dihitung %kadar
dan % terlarut.
Alasan digunakan timbangan analitik karena mempermudah untuk
menimbang bobot yang diinginkan yang akan muncul di display monitor dan
pengukurannya lebih teliti. Alasan diatur temperatur suhu 37oC agar sesuai
dengan suhu normal tubuh manusia. Alasan digunakan pipet tetes digunakan
untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lainnya dalam satuan
mL atau satuan kecil. Pembuatan larutan NaOH 0,1N dilakukan sebagai
bahan untuk titrasi agar konsentrasi larutan dapat diketahui menggunakan
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Alasan digunakan dispo saat
agar mempermudah dan mempercepat proses pengambilan air, penambahan
kembali air sebanyak 10 ml agar jumlah air tetap sama seperti volume awal.
Alasan ditambahkan indikator PP ditambahkan pada titran sebelum proses
titrasi dilakukan agar Indikator dapat berubah warna ketika titik ekivalen
terjadi, jika warna indikator berubah, maka pada saat itu titrasi dihentikan
sehingga memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik ekivalen.
Prinsip kerja USP dissolution yaitu melakukan pelepasan zat dari bentuk
sediaan in vitro berupa kadar zat aktif terlarut dalam tubuh, yang dipengaruhi
oleh kondisi pengujian berdasarkan media, volume medium, komposisi, suhu
dan kecepatan putaran yang diberikan (Sopyan, I, 2020).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada tablet Asam mefenamat biasa pada
menit 0’ didapatkan nilai V.tit 0,5ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,4
%terlarut 99,6. menit 5’ didapatkan nilai V.tit 0,2ml N.tit 0,1ml dengan
%kadar 0,16 %terlarut 99,84. menit 10’ didapatkan nilai V.tit 0,1ml N.tit
0,1ml dengan %kadar 0,08 %terlarut 99,92. Selanjutnya tablet Asam
mefenamat salut gula pada menit 0’ didapatkan nilai V.tit 0,4ml N.tit 0,1ml
dengan %kadar 0,32 %terlarut 99,68. menit 5’ didapatkan nilai V.tit 0,1ml
N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,24 %terlarut 99,76. menit 10’ didapatkan nilai
V.tit 0,2ml N.tit 0,1ml dengan %kadar 0,16 %terlarut 99,84. Dalam hasil
tersebut didapatkan tablet biasa lebih cepat larut dibandingkan tablet yang
tersalut oleh gula. Menurut penelitian (Kurniati, M.C., 2020) didapatkan nilai
hasil kadar disolusi tablet asam mefenamat berturut turut 94,48%, 98,15%,
dan 99,31% dimana telah sesuai dengan percobaan yang dilakukan,
disimpulkan semakin meningkat waktu pelarutan nilai %Kadar terlarut Asam
mefenamat menjadi meningkat.
Kelarutan suatu zat di dalam air bisa disebut juga sebagai kosentrasi
maksumum zat dalam air saat tercapai keadaan tetap jenuh beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah suhu, ukuran zat terlarut, volume
pelarut , forulasi sediaan, dan kecepatan pengadukan (Putra, T.G., 2021).
P. Saran
Diharapkan di percobaan selanjutnya, praktikan lebih memperhatikan lagi dalam
melakukan pengamatan agar tidak terjadi kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawaty Aisyah, Nisa, M., & Riski, R. (2019). Teknologi Sediaan Solida (2019th
ed.). Deepublish.
Lazuardi, M. (2019). Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner (Edisi 1). Airlangga
University Press.
Octavia, dkk. (2018). Pengaruh besar ukuran partikel perhadap sifat – sifat tablet
metronidazol. Jurnal Farmasi Higea, 4(2), 74–92.
Rachmaniar, R., Rusdiana, T., Panatarani, C., & Joni, I. M. (2017). Usaha
Peningkatan Kelarutan dan Laju Disolusi Zar Aktif Farmasi Sukar Larut Air.
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 6(2), 1–12.