Indah Anugrah
Indah Anugrah
Indah Anugrah
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Langsa sebagai pemenuhan
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan Karunia-Nya serta telah memberikan kekuatan dan
kesehatan kepada penulis. Sholawat serta salam di hanturkan kepada nabi
Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalam sehingga mampu menyelesaikan
proposal dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa”.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih
terdalam peneliti persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda &
Ibunda tersayang, yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan proposal ini. Terima kasih banyak telah memberikan banyak
nasehat, dukungan moral, dukungan materil serta doa yang tidak putus-putusnya
kepada penulis serta selalu mendukung penulis hingga penulis bisa
menyelesaikannya.
Langsa, 2022
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang dikatakan oleh Zulkardi dalam Nirmalasari Yulianty “mata pelajaran
matematika menekankan pada konsep”.1 Dengan memahami konsep, siswa menjadi lebih
mengenal materi yang diajarkan. Selain itu pemahaman konsep juga membuat siswa mampu
Namun, kenyataannya di sekolah banyak siswa yang tidak mengerti konsep matematika.
Salah satu penyebab rendahnya pemahaman konsep matematika siswa adalah dilihat dari
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Guru aktif menjelaskan materi melalui
ceramah kemudian siswa diberikan contoh soal dan latihan di buku. Siswa diberi lebih
penjelasan dari guru. dan mengerjakan soal sesuai dengan contoh soal yang dijelaskan oleh
guru.
Guru kurang memperhatikan motivasi, minat, fokus belajar, dan penerimaan pemahaman
siswa selama pembelajaran. Akibatnya, siswa tidak memahami konsep materi yang dijelaskan
oleh guru, karena sebagian besar siswa memahami solusi dari suatu masalah berdasarkan
contoh pertanyaan diterima, bukan berdasarkan pemahaman konsep yang dimiliki siswa
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran yang dapat digunakan ada
1
Nirmalasari Yulianty, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik”, Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, Vol. 4, Nomor 1, Juni 2019, hal.
61
iv
berbagai model, salah satunya adalah model discovery learning. Model discovery learning
adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan gagasan atau ide
dengan cara penemuan. Model pembelajaran dengan cara ini, siswa mengalami sendiri dan
menemukan konsep mereka sendiri dari materi yang mereka pelajari. Sehingga siswa akan
B. Identifikasi Masalah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah, hanya akan meneliti
eksponen.
2
Sholikhatun Annisa,”Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap kemampuan PemahamanKonsep
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Mataram Kasihan,”Universitas PGRI Yogyakarta, ,2017, hal.2
v
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
3. Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sebagai acuan untuk menggunakan model
siswa.
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang digunakan dalam merancang
pembelajaran dikelas agar pendidik dapat membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan
pembelajaran.3 Menurut Joyce dan Weil, suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
panjang), dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain disebut model
pembelajaran.4
Menurut Khamidah dan Kristina, kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu disebut dengan istilah model
pembelajaran.5
Pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dijadikan acuan dasar perencanaan pelajaran sebagai bantuan
bagi siswa untuk belajar ilmu-ilmu tertentu. Dengan bantuan model pembelajaran akan dapat
sebagai fasilitator, sedangkan siswa dituntut untuk menemukan sendiri pengetahuan yang
belum diketahuinya, proses penemuan diri oleh siswa tentunya melalui bimbingan guru.
3
Tim Pengembangan MKPD, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012).
4
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 136.
5
Khamidah, Kristina Warniasih, “Efektivitas Model Discovery Learning Ditinjau Dari Pemahaman
Konsep Matemtis Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Gamping”, ẟelt∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Vol. 7, Nomor 1, Januari 2019, Hlm. 29
vii
Menurut Muhammad dalam Miftahus Surur, dkk Discovery learning adalah proses belajar
yang tidak menyajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final) pada penerapannya, akan tetapi
sebaliknya, siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara belajarnya dalam menemukan
konsep6.
Model Discovery Learning adalah suatu proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan
suatu konsep dalam bentuk final, akan tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan sendiri
cara belajarnya dalam menemukan konsep. Model Discovery Learning merupakan model
yang mengatur segala pengajaran sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru melalui
model penemuan yang ditemukan sendiri. Seorang guru memberikan ruang kepada siswa
untuk dapat berdiri sendiri mendorong siswa untuk mandiri dan aktif untuk memperoleh
pengetahuan baru.7
kepada siswa untuk menemukan informasi yang berupa prinsip-prinsip dan konsep-konsep
dalam suatu proses mental yang dilakukan melalui kegiatan percobaan, sehingga siswa
Menurut Syah prosedur dan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model
6
Miftahus Surur, Sofi Tri Oktavia, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika”, JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 6, Nomor 1, Januari 2019
7
Meliyanti, dkk. “Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar”. Jurnal
Elementaria Edukasia.Vol.1, No.2, h. 199.
viii
2. Problem statement (identifikasi masalah), yaitu tahap memberi kesempatan
dengan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
4. Data processing (pengolahan data), yaitu mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh oleh para siswa melalui observasi, wawancara, dan lain sebagainya, lalu
ditafsirkan.
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
diterapkan pada siswa untuk menunjang kemampuan siswa dalam memahami konsep
matematika. Berdasarkan uraian dan pendapat para ahli di atas, model pembelajaran ini
8
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdyakarya,
2004)
ix
Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran
matematika merupakan salah satu alternatif pemilihan model yang dapat menambah
Kurniasih dan Berlin kelebihan dan kekurangan discovery learning adalah sebagai berikut:
penemuan.
motivasinya sendiri.
6. Terdapat pengutan konsep pada diri siswa, hal ini karena siswa memperoleh
8. Konsep dasar dan ide-ide yang ditemukan siswa dapat dipahami dengan baik
9
Siti Mawaddah, Ratih Maryanti, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Dalam
Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)”, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 4, Nomor 1, 2016 hlm.77
x
Sementara itu kekurangan Discovery Learning adalah:
1. Untuk siswa yang kognitifnya kurang, bisa mengalami kesulitan berpikir dan
menimbulkan frustasi.
2. Tidak efisien jika jumlah siswa terlalu banyak, hal ini dikarenakan
3. Jika siswa dan guru sudah terbiasa dengan cara belajar yang lama, maka
Setiap model pembelajaran yang ada, tentunya memiliki kekurangan, namun kekurangan
tersebut dapat diminimalisir agar berjalan dengan optimal. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa kelebihan dari Discovery Learning yakni dapat melatih siswa belajar
Learning dapat disimpulkan sebagai model pembelajaran yang banyak menyita banyak waktu
jika terlalu banyak siswa. Namun jika guru dapat mengatur waktu pembelajaran dengan baik,
maka walaupun jumlah siswa cukup banyak, tidak menjadi masalah untuk menggunakan
xi
Menurut kamus besar bahasa indonesia pemahaman berasal dari kata paham yang berarti
pengertian, pendapat, pikiran, aliran, haluan, pandangan, mengerti benar (akan), tahu benar
(akan), pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal). Konsep berarti ide yang diabstrakkan
dari peristiwa konkret. Sehingga pemahaman konsep dapat diartikan sebagai pengetahuan
yang mendalam terhadap suatu ide abstrak yang konkret. 11Menurut Sumarmo pemahaman
diterjemahkan dari kata understanding yang penentuan derajat pemahamannya oleh tingkat
keterkaitan suatu gagasan, jika hal-hal tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang
tinggi maka prosedur atau fakta matematika dapat dipahami secara menyeluruh.12
dengan pikiran.13 Menurut Susanto dalam Siti Mawaddah, dkk pemahaman merupakan suatu
proses yang terdiri dari kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu,
mampu memberikan gambaran, penjelasan yang lebih luas dan memadai, contoh, dan mampu
memberikan uraian serta penjelasan yang lebih kreatif. Sementara konsep merupakan sesuatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Sehingga
bentuk ke bentuk lain seperti pecahan dalam pembelajaran matematika, dan juga
pemahaman konsep matematis dijadikan sebuah dasar berpikir untuk siswa dalam
11
Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008)
12
Kesumawati, Nila,. Pemahaman Konsep Matematik Dalam Pembelajaran Matematika, Dalam
Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, Tahun 2008.
13
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal 43
14
Siti Mawaddah, Ratih Maryanti, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Dalam
Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)”, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 4, Nomor 1, 2016 hlm.78
xii
demikian, pemahaman konsep tidak hanya menuntut peserta didik untuk paham suatu konsep
tetapi juga menguasai, memahami dan menangkap makna dari konsep yang diajarkan.
Menurut Utari, mengerti benar tentang konsep matematika merupakan definisi pemahaman
menghafal.15
konsep ini akan melahirkan teorema atau rumus.16 Perlu adanya keterampilan menggunakan
matematika merupakan dasar yang harus dipahami untuk dapat menguasai matematika.
Dengan memahami konsep, siswa akan lebih mudah memahami materi, mampu menjawab
Beberapa pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan
siswa untuk menafsirkan kembali tentang sesuatu yang diperoleh dalam bentuk lain.
Pemahaman konsep adalah proses menerima dan memahami suatu ide atau konsep ide-ide
abstrak sehingga siswa dapat menginterpretasikan konsep tersebut itu dalam bentuk lain.
15
Utari, Dkk, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Melalui Pendekatan Pmr Dalam Pokok
Bahasan Prisma Dan Limas”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 ,Nomor 1, 2012, hlm.34.
16
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:IKIP. 2005)
xiii
2. Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
memahami suatu konsep, operasi juga relasi dalam matematika. Adapula indikatornya
sebagai berikut:18
4. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang sudah dipelajari.
D. Penelitian Relavan
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa efek dari model
discovery learning pada pemahaman konsep matematika siswa memberikan dampak positif
pada pemahaman konsep matematika.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Mawaddah dan Ratih Maryanti yang
berjudul “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Dalam Pembelajaran
17
Depdiknas. 2003. UU Nomor. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pedidikan Nasional. Jakarta: Dharma
Bhakti
18
Ruminda Hutagalung, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Guided Discovery Berbasis Budaya Toba Di SMP Negeri Itukka,” MES (Journal of Mathematics
Education and Science) 2, no. 2 (2017): 71.
xiv
Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)”. Hasil dari penelitian
tersebut ialah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII Smp Negeri 17 Banjarmasin .
Penelitian yang dilakukan Sholikhatun Annisa dengan judul “Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII Mataram
Kasihan” . Hasil dari penelitian tersebut adalah dengan Model Discovery Learning dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika terhadap siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Ani Trianingsih, Nurul Husna dan Nindy Citroresmi
Prihatingiyas dengan judul “Pengaruh Model Discovey Learning Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Pada Materi Persamaan Lingkaran di kelas XI IPA”. Hasil
penelitian tersebut ialah terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa antara
sebelum dan setelah perlakuan dengan model discovery learning pada materi persamaan
lingkaran di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Singkawang, aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan setelah diberikan model discovery learning, pemebelajaran matematika dengan
menggunakan model discovery learning dapat terlaksanakan dengan baik pada materi
persamaan lingkaran di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Singkawang.
Tabel 2.1
1 Siti Mawaddah dan Ratih Kemampuan Pemahaman Konsep Pada penelitian relavan ini
Maryanti Matematis Siswa SMP Dalam menggunakan metode
Pembelajaran Menggunakan deskriptif, subjek pada
Model Penemuan Terbimbing penelitian ini adalah siswa
(Discovery Learning) kelas VII A SMP Negeri 17
Banjarrmasin,pada materi
segi empat. Sedangkan
penelitian ini menggunakan
metode eksperimen, subjek
dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMK Negeri 1
xv
Langsa, pada materi
eksponen.
2. Sholikhatun Annisa Pengaruh Model Discovery Pada penelitian relavan ini
Learning Terhadap Kemampuan menggunakan metode
Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas VIII Mataram
Kasihan
xvi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian
variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest design. Dalam
desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan
diakhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui pembelajaran matematika siswa setelah
O1 X O2
19
Sugiono. Dasar-dasar Statistika. (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 109.
xvii
Keterangan:
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh karakteristik (tipe) tertentu mengenai sekumpulan objek yang
jelas dan lengkap. Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan objek
suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Penelitian bertujuan mengambil satu
kesimpulan antara objek itu secara keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa kelas X pada MAN 2 Langsa yang terdiri dari 4 kelas paralel.
20
52 Kadir, Statistika Terapan, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2015), Cet ke-1, hal. 118
xviii
No Kelas Jumlah
1 X-1 26
2 X-2 24
3 X-3 28
4 X-4 24
5 X-4 26
Jumlah 128
2. Sampel
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti. Jadi sampel merupakan
bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti,
karena tidak semua data dan informasi akan di proses dan tidak semua orang atau benda yang
akan di teliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakili untuk
mengenalisasi hasil dari penelitian.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2
Langsa yaitu kelas X-2 di mana salah satu dari kelas tersebut diambil dan ditetapkan sebagai
1. Observasi
xix
discovery learning serta perilaku dan aktivitas yang ditunjukkan selama proses
2. Angket
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan dan
Tes dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa terhadap materi pelajaran
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana respon terhadap
xx
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari. Tes ini berbentuk soal essay dengan durasi
pengerjaan selama 60 menit. Tes yang digunakan adalah tes pada setiap akhir
Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan
1. Validitas instrument
instrumen22 Suatu tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
validitas yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai
dengan data yang mengenai variabel penelitian. Rumus yang digunakan untuk
Keterangan:
xxi
Ditinjau dari α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n −¿ 2) dengan kaidah keputusan
jika rhitung ≥ rtabel berarti valid, sebaliknya jika rhitung ¿ rtabel berarti tidak valid.
Ditinjau dari α =0,05 maka r tabel =0,349 . Berdasarkan hasil pengujian validitas tes
diperoleh nilai r hitung tiap soalnya pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 di bawah ini:
No Item Koefisien
Harga r tabel Keputusan
Soal Korelasi r hitung
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan soal tes dinyatakan valid sehingga memenuhi
syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini.
Kriteria Interpretasi
24
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: JICA UPI, 2003), hal. 112-113
xxii
0,00<Ixy < 0,20 Sangat rendah
2. Reliabilitas instrument
Likert atau instrumen yang item-itemnya dalam bentuk uraian. Rumus yang
digunakan yaitu:
Keterangan:
a : nilai reabilitas
2
Σ : jumlah varian skor total
i
2
Σ : varian responden untuk item ke i.25
i
(∑ X )
2
2
∑X − 2
N
σ =
N
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hal. 196
xxiii
Distribusi (Tabel r) untuk α =0,05 dan derajat kebebasan (dk =n−1) dengan kaidah
keputusan jika rhitung ≥ rtabel berarti reliabel, sebaliknya jika berarti rhitung ¿ rtabel tidak reliabel
Kriteria koefisien reliablitas menurut Guilford dan Suherman adalah sebagai berikut:26
Berdasarkan perhitungan dari masing-masing item soal dengan taraf signifikan 5 %dan
dk =n−1=32−1=31 diperoleh pada soal tes nilai r tabel =0,296 maka r 11 >r tabel yaitu
0,778> 0,296sehingga dapat disimpulkan bahwa tes reliabel dengan derajat reliabilitas tinggi,
Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk
pengukuran yang sama, dengan kata lain reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau
pengamatan yang diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan, karena
instrument ini reliabel maka memenuhi syarat data dalam penelitian ini.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan
yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks
26
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika. (Bandung : JICA UPI, 2003), hal 158
xxiv
kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.27 Indeks kesukaran dihitung dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
IK : indeks kesukaran
Berdasarkan hasil pengujian taraf kesukaran diperoleh kesimpulan pada tabel 3.5 dan
27
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ..., hal. 207
28
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika...., hal. 170
xxv
3 0,629 Soal Sedang
Berdasarkan tabel 3.5 dan 3.6 dapat disimpulkan bahwa soal-soal terstruktur tersebut
tergolong mudah dan sedang. Soal yang mudah adalah soal yang tidak sukar, soal dengan
kriteria interpretasi sedang artinya tes tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Karena tes ini tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah maka memenuhi syarat untuk
Daya pembeda berkaitan dengan mampu atau tidaknya instrumen yang digunakan
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda
Keterangan:
DP = daya pembeda
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda soal yang digunakan menurut Guilford
xxvi
Daya Pembeda Soal Interpretasi
DP = 0 Sangat jelek
0,00<DP<0,20 Jelek
Berdasarkan hasil pengujian daya pembeda soal diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Item DP Keterangan
Berdasarkan tabel 3.7 dan 3.8 di atas, diperoleh hasil bahwa daya pembeda soal
tergolong cukup, sehingga memenuhi syarat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.
Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan dan analisis data sebagai berikut:
1. Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran data tentang kemampuan
dengan skor rata-rata persentase. Adapun pendeskripsian skor persentase rata-rata tingkat
xxvii
55% STKG< 59 % - kurang baik
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dinyatakan efektif jika rata-rata skor
dari semua aspek yang dinilai berada pada kategori baik dan sangat baik.
2. Analisis data aktivitas siswa selama pembelajaran data tentang aktivitas siswa selama
Aktivitas siswa selama pembelajaran dikatakan aktif jika skor persentase rata-rata berada
Data tentang respon siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan
Respon siswa dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pernyataan positif untuk
setiap aspek yang direspon setiap komponen pembelajaran di perolehpersentase > 80%.
4. Ketuntasan belajar
xxviii
Ketuntasan belajar siswa diperoleh melalui skor hasil tes ketuntasan belajar siswa
dikatakan tuntas jika skor yang diperoleh mencapai KKM (75). Ketuntasan secara
klasikal diperoleh jika jumlah siswa tuntas mencapai 85 % dengan rumus berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsim. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Anas Sudijono. 2008. Pengantar Prosedur Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2003. UU Nomor. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pedidikan Nasional. Jakarta:
Dharma Bhakti.
2005).
xxix
Kesumawati, Nila,. Pemahaman Konsep Matematik Dalam Pembelajaran Matematika, Dalam
Pemahaman Konsep Matemtis Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Gamping”, ẟelt∆
Mawaddah Siti, Maryanti Ratih, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
Surur Miftahus, Oktavia Tri Sofi, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Rosdyakarya, 2004).
xxx
Tim Pengembangan MKPD, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2012).
Utari, Dkk, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Melalui Pendekatan Pmr Dalam
Pokok Bahasan Prisma Dan Limas”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 ,Nomor 1,
2012.
xxxi