R2 - IMW - Pengembangan Ekonomi Kreatif Dalam Pengolahan Sampah
R2 - IMW - Pengembangan Ekonomi Kreatif Dalam Pengolahan Sampah
R2 - IMW - Pengembangan Ekonomi Kreatif Dalam Pengolahan Sampah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 3 Tahun 2013 Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Pedoman Pengelolaan Sampah
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen
75 Tahun 2019
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah
14 Tahun 2021
SNI 19-2452-2002 Tata Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan.
SNI 3242:2008 Pengelolaan sampah di pemukiman
SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan
Regulasi Terkait Pengelolaan
Sampah
PENGELOLAAN
SAMPAH
SAMPAH
Kegiatan yang sistematis,
Sisa kegiatan sehari-hari menyeluruh, dan
manusia dan/atau proses berkesinambungan yang meliputi
alam yang berbentuk pengurangan dan penanganan
pada sampah.
Teknis
Operasional
Peraturan/R
Pembiayaan
egulasi
• Kurangnya kesadaran penghasil sampah akan pentingnya penanganan sampah yang baik merupakan masalah
tersendiri dalam pengelolaan sampah, khususnya di kota-kota besar.
• Pembakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan
masyarakat, dan memicu terjadinya pemanasan global;
• Pembusukan sampah yang tidak dikontrol dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi
kesehatan, cairan yang dikeluarkan dapat meresap ke tanah, dan dapat menimbulkan pencemaran sumur, air
tanah, dan yang dibuang ke badan air akan mencemari sungai; dan
• Pembuangan sampah kesungai atau badan air dapat menimbulkan pendangkalan sungai, sehingga dapat memicu
terjadinya banjir.
• Timbunan sampah jika dibiarkan terus-menerus dapat mencemari tanah, air, maupun udara, terlebih jika dalam
pengolahannya dilakukan dengan pembakaran terbuka yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Pola Penanganan
Sampah
Pengelolaan
Sampah Terpadu
Kebijakan dan Strategi Provinsi Jawa
Barat dalam Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 91 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Provinsi Jawa Barat
dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, arah kebijakan dalam
pengurangan dan penanganan sampah meliputi:
• Pengurangan sampah (pembatasan timbulan, pendaur ulang, pemanfaatan kembali)
• Penanganan sampah (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir)
Era Berbeda Menuntut
Pertanyaan Berbeda
_ABAD KE-20_ _ABAD KE-21_
(GAIA, 2021)
Paradigma Baru: Pengelolaan
Sampah
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Pasal 4 | Pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Pengolahan Pengurangan
Ekonomi Circular Pengurangan
dan timbulan
kreatif economy emisi GRK
pemanfaatan sampah
Menuju #ZeroWaste
(GAIA, 2021)
Paradigma Baru:
Sampah = Sumber Daya
Ini memang
sampah Tapi ini adalah
sumber daya!
(GAIA, 2021)
Circular Economy
• Berdasarkan kebijakan dan paradigma baru tersebut, maka diperlukan upaya penerapan konsep zero waste secara merata ke
seluruh wilayah di Indonesia.
• Prinsip yang digunakan dalam konsep zero waste ini tidak hanya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), namun juga 4R hingga 5R yaitu
Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair
• Arah pengelolaan bukan lagi hanya sebagai bentuk pengelolaan lingkungan namun juga menjadi nilai tambah yang berpotensi
ekonomi atau biasa disebut dengan Circular Economy
Circular Economy : Mengurangi penggunaan material dan energi serta limbah melalui daur
ulang, perbaikan dan penggunaan kembali limbah yang menggabungkan keuntungan
ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Circular juga memiliki penciptaan nilai tambah ekonomi baru dan juga nilai tambah sosial,
seperti halnya pemberdayaan masyarakat.
Linear vs Circular Economy
Framework
• Ekonomi sirkular mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya seoptimal mungkin.
• Aplikasi sirkular ekonomi menyebabkan hasil lebih besar dengan bahan baku lebih sedikit.
• Mencakup seluruh proses produksi, distribusi, dan konsumsi dari hulu ke hilir, bukan hanya
manajemen pengelolaan sampah/limbah
Sumber: Garcés-Ayerbe, C., Rivera-Torres, P., Suárez-Perales, I., & Hiz, D. I. L. D. La. (2019). Is it possible to change from a linear to a circular economy? An overview of opportunities and
barriers for european small and medium-sized enterprise companies. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(5). https://doi.org/10.3390/ijerph16050851
Strategi Menerapkan Circular Economy
• Ditujukan untuk menggunakan manfaat sebesar-besarnya dari sumber daya, siklus produksi, dan material.
• Bisa diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan konteks wilayah, kegiatan bisnis dan industri, dan produk yang dihasilkan di seluruh bagian rantai
pasoknya.
• Bila digunakan bersama, model-model tersebut berpotensi untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dibandingkan bila digunakan sendiri-sendiri.
Model Bisnis
Input material yang Pemulihan Sumber
sirkular (Circular Jasa sebagai Produk Daya (Resource
Inputs) (Product as a Service) Recovery)
Perpanjangan Umur
Produk (Product
Model Berbagi Use/Life Extentsion)
(Sharing)
dengan menggunakan Yakni pemulihan sumber daya
energi terbarukan, material Dikenal dengan istilah Sistem atau energi dari limbah atau
berbasis biologis, atau Layanan Produk (Product by products menjadi bahan
material yang bisa didaur Service System) yang baku sekudner
ulang menawarkan produk lengkap
dengan jasanya untuk
pemeliharaan jangka
Berupaya untuk meningkatkan
panjang Upaya untuk memperpanjang umur
penggunaan produk melalui
produk melalui perbaikan (repair),
penggunanan kolaborasi
pemrosesan ulang (reprocessing),
upgrading, dan penjualan ulang
Peter Lacy, Jessica Long, and Wesley Spindler, The Circular Economy Handbook: Realizing the Circular Advantage (London: Palgrave Macmillan, 2020), diambil dari Workshop dan Capacity Building Ekonomi Sirkular:
Memperkuat Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia, Modul Ajar 2: Konsep dan Model Bisnis Ekonomi Sirkular, Bappenas et al, Maret 2022
Strategi Menerapkan Circular Economy
• Selain transformasi bisnis, circular economy dapat dilakukan dengan melakukan trasformasi bentuk teknologi
• Utamanya untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk atau bahan baku yang tidak bisa diperbarui
Teknologi Disruptif
3D Printing, robot,
Internet of Things, big Bio-energy material
penyimpanan energi,
data dan RFID untuk berbasis bio, bio-katalis
teknologi desain modular,
melacak dan memantau untuk mengurangi
dll untuk membantu biaya
penggunaan produk serta sumber energi berbasis
produksi dan material
kapasitas limbah fosil
serta mengurangi dampak
lingkungan
Dari 5.079.261,29 ton/tahun sampah yang dihasilkan, pengelolaan sampah yang terjadi adalah pengurangan sampah
699.108,86 ton/tahun (14%) dan penanganan sampah 2.384,588,61 ton/tahun (47%)
01 05
Proses mekanis
Reduksi volume-ukuran Sanitary landfill
Alternatif
02 Pengolahan 04
Pemanfaatan bahan dan Proses Termal
enersi o Insinerator
o Pirolisis
03
Proses pengomposan
Biogasifikasi
Model Pengolahan Sampah
Pemadatan
• Kompaksi
RDF
• Proses pemilahan mendapatkan sampah yang mudah terbakar seperti RDF
plastik, sampah mudah terurai dll, yang kemudian dikeringkan dan
kemudian dicacah untuk menaikkan nilai kalornya
Pengolahan Sampah Biologis
Pengomposan Aerob
Merupakan proses oksidasi parsial untuk Proses aerobik akan mengubah sampah
Reduksi volume yang
mereduksi volume dan daya cemar organik menjadi kompos padat, kompos cair,
dapat dihasilkan dalam
sampah dengan bantuan mikroorganisme dan gas karbon dioksida, dengan
proses ini mencapai 40-
aerobik dalam kondisi keberadaan menggunakan oksigen sebagai oksidatornya,
60 %.
oksigen (udara). serta waktu detensi 3-8 minggu.
Interval Pembalikan
Pengolahan Sampah Biologis
Pengomposan Aerob
SISTEM IN-VESSEL
KOMPOSTER TAKAKURA SISTEM WINDROW
7030-2004 dari Badan Standarisasi Nasional 1. Kadar air % 50 17. Cobalt (Co) mg/kg * 34
2. Temperatur 0C Suhu air tanah 18. Chromium (Cr) mg/kg * 210
• Rasio C/N = (10-20) : 1 3. Warna Kehitaman 19. Tembaga (Cu) mg/kg * 100
• Mempunyai warna, tekstur dan bau seperti 4. Bau Berbau tanah 20. Merkuri (Hg) mg/kg 0,8
5. Ukuran partikel mm 0,55 25 21. Nikel (Ni) mg/kg * 62
tanah
Kemampuan ikat
• Tidak mengandung pencemar logam, kaca, 6.
air
% 58 22. Timbal (Pb) mg/kg * 150
Anaerobic digestion merupakan salah teknik pengolahan sampah organik secara biologi
yang dapat digunakan untuk mengolah sampah makanan dan menghasilkan gas metana,
karbon dioksida dan digestate.
Proses dilakukan dalam biodigester dimana materi organik didegradasi secara anaerob dan
menghasilkan bahan bakar berupa biogas
Proses oksidasi parsial ini akan mengunci nilai kalor pada senyawa produk dari proses
tersebut, di antaranya gas hidrogen (H2), gas metana (CH4), etanol (C2H5OH), isopropanol
(C3H7OH), dan butanol (C4H9OH).
Transformasi :
Pengolahan Sampah Biologis
Pengomposan Anaerob
Gasbio
Digestate
Digestate adalah produk akhir dari proses AD selain biogas, bentuknya
bisa berupa campuran padatan dan cairan/semi-solid (contohnya
digestate dari sistem basah) dan padatan (digestate dari sistem kering)
• Fasilitas Black Soldier Fly (BSF) adalah suatu fasilitas yang berfungsi untuk mengolah sampah organik, khususnya
sampah sisa makanan. Proses pengolahan ini memanfaatkan larva BSF untuk memakan sampah mudah membusuk
sehingga volume dan berat sampah tereduksi
• Pada saat BSF memasukki fase larva (maggot), BSF ini membutuhkan
bahan organik sebagai sumber makanan.
• Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai metode pengolahan
limbah organik yang dijadikan bahan makanan larva BSF. 100
gram maggot mampu mengurai 250 gram sampah organik
dengan waktu 7 hari (Putra dan Ariesmayana, 2020)
Tingkat
Sampah Sampah Biaya Pendap
pengem
/ / investa atan
balian
hari tahun si awal tahunan
investasi
1.825
5.000 kg 3,5 M 5,65 M 161,7%
ton
10.000 3.650
7M 11,32 M 161,7%
kg ton
20.000 7.300
14 M 22,64 M 161,7%
kg ton
(Agus P, 2021)
Pengolahan Sampah Secara Termal
Insinerasi Gasifikasi
Pirolisis Hydrothermal
Tanpa Oksigen Menggunakan uap air
→ Produk utama: Char, Tar,
Biofuel → Produk utama: Biochar
(coal)
Perbandingan Alternatif Teknologi Pengolahan
Sampah
Perbandingan Alternatif Teknologi Pengolahan
Sampah
Perbandingan Alternatif Teknologi Pengolahan
Sampah
Proses Pengolahan
Anaerobik Aerobik Pirolisis Gasifikasi Insenerasi
Sampah
Reduksi Sampah 30-50% 40-60% 70-80% 70-80% 80-90%
Kompos cair
Air lindi, kompos
Residu (lindi), Kompos Char, tar, syngas Syngas Abu
padat
padat, gas bio
Lahan Besar Sedang Kecil Kecil Kecil
Kestabilan proses Tidak stabil Stabil Tidak stabil Tidak stabil Stabil
Nilai ekonomi dari produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh
bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih
kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui
perkembangan teknologi yang semakin berkembang.
Pasar (market) juga menjadi indikator yang dapat mengukur sejauh mana
kegiatan industri kreatif tersebut dapat memiliki pasar atau konsumen.
Technopreneurship yaitu kolaborasi antara teknologi dengan jiwa usaha mandiri dengan
semangat membangun usaha sehingga menghasilkan lapangan pekerjaan dan membangun
perekonomian sekaligus teknologi Indonesia (Sakti & Prasetyo, 2018).
• Metode daur ulang sampah anorganik melalui aplikasi perwujudan dari konsep
technopreneurship
• Pengolahan sampah organik menjadi kompos, gas bio, atau produk BSF adalah contoh
dari konsep ekonomi kreatif
• Pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang kreasi, eco brick, dan paving block
merupakan contoh penerapan ekonomi kreatif
• Pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi salah satu bentuk penerapan circular
economy
Pemanfaatan Sampah Organik
sebagai Pengembangan Ekonomi Kreatif
Dapat berupa kompos cair atau kompos padat tergantung pengolahan dan jenis
sampah
Ciri-ciri kompos yang baik biasanya akan berwarna kehitaman, bertekstur remah,
tidak larut dalam air, dan tidak berbau.
Kompos yang sudah matang ditandai dengan hancurnya bahan baku sehingga
teksturnya lebih halus dan remah, berwarna coklat tua atau kemerahan, kompos
tidak panas (stabil pada suhu ruang), serta bahan baku tidak berbau busuk.
Maggot yang akan dijadikan pakan ternak biasanya diambil yang masih
dalam fase prepupa.
Ecobrick dan paving block merupakan salah satu upaya kreatif untuk mengelola sampah plastik menjadi benda-benda
yang berguna, mengurangi pencemaran dan racun yang ditimbulkan oleh sampah plastic (Widodo, et al. 2019; Suminto,
2017; Amran, 2015).
Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah plastic,
yang fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan
untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya
menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan
manusia pada umumnya (Suminto, 2017).
Pengolahan sampah plastik dalam skala rumah tangga, yang dioleh menjadi produk-
produk yang bernilai tinggi, misalnya menjadi tas, tempat gelas, dan lainnya
Optimalisas Fasilitas Pengolahan
sebagai Pengembangan Ekonomi Kreatif
Fasilitas pengolahan dan daur ulang sampah dapat dikategorikan sebagai Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi
ekonomi yang berkeadilan (UU 20/2008)
Fasilitas daur ulang dan pengolahan sampah seperti TPS3R, Bank sampah, PDU,
FPS Skala Mikro, Recycle Centre, ITF, TPST, dan kegiatan daur ulang lainnya
merupakan contoh dari UMKM
Secara tidak langsung merupakan bagian dari ekonomi kreatif karena penggunaan
sampah sebagai sumber daya
Optimalisas Fasilitas Pengolahan
sebagai Pengembangan Ekonomi Kreatif
Apabila sampah anorganik yang dipilah sudah cukup banyak, maka akan
dijual melalui aplikasi berbasis android yaitu Rapel.
Waste Recycling Rate akan dihitung untuk setiap komponen sampah yang
ditemukan. Untuk menghitung Potensi Daur Ulang Sampah, diperlukan nilai
recovery rate dari masing-masing sampah. Tingkat pemulihan dapat
menentukan berapa banyak komponen limbah yang dapat didaur ulang.
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Timbulan Food Waste per Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020 Komposisi Food Waste di Kota Bandung Tahun 2020
● Timbulan food waste yang dikelola hanya sebesar 8,95% atau 21,43 ton/tahun.
● Sedangkan, food waste yang dibuang ke TPA sebesar 91,05% atau 217,99 ton/tahun, merupakan angka besar yang berpotensi untuk didaur
ulang.
● Pengelolaan terhadap food waste termasuk pembakaran, pengomposan, dan pakan ternak.
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
Residu spesifik
disimpan sementara
Sampah tidak laku jual
kemudian diangkut
diangkut ke TPA
menuju pihak
pengelola limbah B3.
Residu spesifik
disimpan sementara
Pirolisis sampah Furnace sampah
kemudian diangkut
plastik tidak laku jual residu
menuju pihak
pengelola limbah B3.
Alur pengelolaan sampah di Fasilitas Pengelolaan Sampah Skala Mikro (FPS Skala Mikro)
Tipe II (Skala Kecamatan)
Potensi Pengolahan Sampah dalam Ekonomi Kreatif
RancanganFasilitas
Rancangan Fasilitas Pengolahan
Pengolahan Sampah
Sampah Skala Skala
Mikro Mikro (FPSMikro)
(FPS Skala Skala Mikro):
Integrasi dengan Ekonomi Kreatif
FPS Skala Mikro Tipe II dengan
teknologi yang lebih advance
Kegiatan pengolahan sampah di FPS Mikro dapat
menyebabkan tingkat recycling
didefinisikan kegiatan ekonom kreatif karena
sampah anorganik mencapai
adanya pengelolaan sampah berbasis kreativitas
53,4% dan residu akhir berupa
dan berkelanjutan. Hal ini didukung dengan
abu membuat pengangkutan
kegiatan adanya kegiatan pemulihan material
lebih mudah dan murah.
sampah (kertas, plastik, logam, tekstil, dan karet)
dan pengolahan sampah (organik) menjadi produk
laku jual.
Chemical Recycling
(Feedstock Recycling)
Thermal Recycling
(Energy Recovery)
• Refuse Derived Fuel (RDF) adalah hasil proses pemisahan limbah padat
antara fraksi sampah mudah terbakar dan tidak mudah terbakar seperti Fraksi kasar Pencacahan pertama Pengeringan Sreening
metal dan kaca.
• Produksi RDF merupakan bagian dari sistem pengolahan thermal, yang
bertujuan untuk valorize bagian dari aliran limbah dengan memulihkan
konten energi.
• Pembakaran RDF, dapat terjadi pada tempat yang sama atau RDF dapat
diangkat untuk pembakaran di tempat yang lain.
• Produk dari hasil pengolahan Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan Pelet RDF Peletisasi Pencacahan kedua
bahan bakar yang diciptakan dari hasil pemrosesan sampah untuk
menjadi bahan bakar atau bahan baku yang memiliki kualitas yang
konsisten.
• Biasanya sampah dipilah-pilah untuk mendapatkan sampah yang mudah
terbakar seperti plastik, sampah mudah terurai dll, yang kemudian RDF
dikeringkan dan kemudian dicacah untuk menaikkan nilai kalornya.
Aspal Plastik 02 06
04 Penggelaran aspal
Penggunaan Dikumpukan,
produk plastik yang telah dicampur
dibersihkan, dicacah dengan sampah
(proses recycle) plastik
01 03 05
Produksi plastik/ Sampah Kantong Cacahan sampah
manufaktur plastik plastik dicampur
dengan agregat aspal
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pengembangan Ekonomi Kreatif Pengolahan
Berbasis Masyarakat
• Pembangunan fasilitas untuk pengolahan sebagai modal awal penggerak
Modal fisik • Perlu dibarengi dengan pembangunan non fisik (pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya)
agar tujuan dari pembangunan fisik dapat tercapai
• Kebutuhan SDM yang terlatih dan memiliki kemauan tinggi untuk mencapai tujuan bersama
Sumber daya
manusia • bukan hanya menambah penghasilan tetapi juga menjadi lahan hidup dari masyarakat setempat
(Huda et al., 2019).
• sumber daya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru.
Modal sosial
• Sifat gotong royong masyarakat yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat
• Rata-rata peningkatan konsentrasi CH4 Indonesia terus Selama 2 (dua) dasawarsa terakhir, sektor
menanjak hingga tahun 2021 mencapai 1923,6 ppb (laju pembuangan limbah; baik yang bersumber dari
peningkatan sebesar +7,7 ppb/tahun). tempat pembuangan akhir maupun limbah
• Kondisi CH4 di Indonesia ini dapat menjadi kontributor perairan menjadi penyumbang gas CH4 terbesar
perubahan iklim global dan regional karena karakteristik gas di Indonesia yakni 57% dari keseluruhan emisi
CH4 di atmosfer yang berpotensi menyimpan panas lebih tahun 2001-2020.
kuat daripada CO2 sehingga dapat memperkuat proses (BMKG, 2022)
pemanasan global.
Kondisi Konsentrasi Metana di Indonesia
(BMKG, 2022)
Kontribusi emisi terbesar ada dari sektor hulu
Dengan laju produksi plastik saat ini, emisi GRK dari plastik akan
Sumber: Material Economics (2018).
The Circular Economy – A Powerful Force meningkat dua kali lipat pada tahun 2050 dalam skenario baseline
for Climate Mitigation dengan tingkat daur ulang hari ini, menjadi lebih dari 200 juta ton CO2
per tahun - jauh melebihi tingkat yang sesuai dengan komitmen Uni
Eropa berdasarkan Perjanjian Paris
Emisi CO2 e dari Pembakaran Sampah
dibandingkan dengan lainnya options
Tidak semua gas metan yang terbentuk di TPA dapat lepas ke atmosfer. Ketika metan
01 bergerak dari dalam lapisan timbunan sampah menuju permukaan, bila terdapat oksigen
maka bakteri aerobik akan mengoksidasi metan menjadi karbon dan air .
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh Jegers & Peters (1985) hanya 70% dari gas metan yang terbentuk di
02
TPA yang diemisikan ke dalam atmosfer, dengan demikian sekitar 30% gas metan yang terbentuk dioksidasi oleh
bakteri aerob ketika bergerak menuju permukaan timbunan sampah di TPA (Purwanta W,2009) .
Jumlah gas CH4 yang terbentuk dari proses dekomposisi sampah akan berkurang sejalan
03 dengan pertambahan waktu dekomposisi sampah, sehingga jumlah yang diemisikan juga
berkurang
Potensi Pengurangan Emisi GRK pada
Pengolahan Sampah Kota Bandung
Dilakukan penelitian terhadap pengelolaan sampah pada data dasar
2017 dan potensi pengurangan GRK dengan menggunakan 2 model,
yakni model Business as Usual (BAU) dan model Road to zero dengan
skenario pengolahan sebagai berikut:
Tingginya potensi gas metan ini disebabkan kondisi TPA dan juga
komposisi sampah organiknya yang hampir 60% – 70%
Gas metan (CH4) merupakan gas dominan yang dihasilkan dari proses
degradasi sampah taman, kayu dan sampah sisa makanan ini selain
sebagai sumber penyebab pemanasan global juga berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan.
(Artiningrum, 2018)
Hubungan Ekonomi Kreatif Pengolahan
Sampah terhadap Penurunan GRK
Pengumpulan dan pengolahan sampah organik yang sudah terpilah dari
sumber berpotensi mengurangi emisi metana di TPA sebesar 62%
Pengolahan secara mekanis-biologis dan penutupan TPA yang aktif secara biologis
merupakan pengukuran pelengkap yang baik untuk pengumpulan sampa organik terpilah dari
sumber; jika strategi ini diterapkan, akan mengurangi emisi metana rata-rata 95%
Pengelolaan sampah ideal seperti pemilahan sampah, daur ulang, dan pengomposan dapat menguangi
emisi dari sektor hingga 84% atau 1,4 miliar ton
Pengurangan sampah di sumber adalah strategi penting untuk mengatasi sampah makanan, saat ini sepertiga dari
produksi makanan bertanggung jawab atas 10% dari emisi GRK
Pengurangan plastik di sumber sangat penting, sebagian plastik tidak dapat didaur ulang dan produksinya meningkat setiap 20
tahun menjadi dua kali lipat
Daur ulang sampah plastik sangat penting karena pembakaran plastik dapat melepaskan 1,43 ton C02 bahkan setelah dilakukan pemulihan
energi
GAIA, 2022
Hubungan
Ekonomi
Kreatif
Pengolahan
Sampah
terhadap
Penurunan
GRK
GAIA, 2022
Strategi Hulu Pengurangan GRK
GAIA, 2022
Referensi
• Agustina, Elprida dkk. (2020). Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Perumahan di Kota Bandung. Jurnal Teknik Lingkungan Volume 26 Nomor 2, Oktober 2020
(Hal 89 – 102)
• Alexander, MA. Neraca Massa dan Neraca Energi Pengelolaan Sampah Terpadu-Penujah Kabupaten Tegal. Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 8 No.3
• Bappenas. 2020. Kajian Pengelolaan Limbah B3 Indonesia
• Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2016. Pengeloleaan Sampah Terpadu. Bandung: Penerbit ITB
• Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Persampahan
• Diseminasi Permen PU 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
• Diseminasidan sosialisasi Keteknikan Bidang PLP: Persampahan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU
• KLHK. 2020. PENYUSUNAN DAN REVIEW DETAIL ENGINEERING DESAIN PDU 5 TON/HARI DAN 10 TON/HARI
• Laporan Keberlanjutan PT Astra International Tbk 2021
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. (2018). Modul Pengantar Pengolahan Sampah Secara Umum
• Rahardyan, Benno dkk. (2007), Analisis Aliran Sampah Plastik Sebagai Penentu Kebutuhan Kapasitas Infrastruktur Daur Ulang di Kota Bandung. Jurnal Purifikasi, Vol. 8, No.
2, Desember 2007: 157 – 162
• Standar Nasional Indonesia, SNI 19-2452-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan.
• Widyarsana, I Made W, Enri Damanhuri, Elprida Agustina dan Rizkia Nur Aulia. (2019). Risk Assesment and Rehabilitation Potential of Municipal Solid Waste Landfills in Bali
Province, Indonesia. International Journal of Geomate, Nov., 2019 Vol 17, Issue 63, pp.164-171.
• Widyarsana, I Made W dan Kania Salmaa. (2019) Evaluation of Waste Management Achievement in Padantegal Pekraman Village, Ubud Sub District, Gianyar District, Bali.
Indonesian Journal of Urban and Environmental Techonology, April, 2019 Vol 2, Issue 2, pp.102-119.
• Widyarsana, I Made W, Enri Damanhuri dan Elprida Agustina. (2020). Municipal Solid Waste Material Flow in Bali Province, Indonesia. Journal of Material Cycle and Waste
Management (2020) 22:405-415.
• Wdiyarsana, I Made dan Elprida Agustina. (2019). Waste Management Study In The Archipelago Tourism Area
• (Case Study: Nusa Penida District, Bali Province, Indonesia). E3S Web of Conferences 148, 05002 (2020) https://doi.org/10.1051/e3sconf/202014 02. ETMC and RC EnvE
2019
• Wuryanti, Sri. (2016). Neraca Massa dan Neraca Energi. Politeknik Negeri Bandung. Jurusan Teknik Konversi Energi
Referensi
Agus P. (2021). Pengolahan Sampah Organik Sejenis Rumah Tangga Berbasis Biokonversi BSF. Materi webinar Kebijakan Pengelolaan Sampah & Sosialisasi
Pedoman Pengolahan Sampah Organik dengan Biokonversi BSF 2021
Dortmans, Bram dkk. 2017. Proses Pengolahan Sampah Organik dengan Black Soldier Fly (BSF). Swiss: Eawag.
PUPR. 2018. Modul 02 – Pengantar Pengolahan Sampah Secara Umum
PUPR. 2018. Modul 08 - Teknologi Termal WtE Berbasis Gasifikasi
PUPR. 2018. Modul 09 – Teknologi Termal WtE Berbasis Proses Pembakaran (Insinerasi)
Damanhuri, Enri. (2016). Buku Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB Press.
Artiningirum, Tati. 2018. Potensi Emisi Metana (CH4) dari Timbulan Sampah Kota Bandung
BMK, 2022. Buletin Gas Rumah Kaca. Volume 2 Nomor 1 Februari 2022. ISSN 2809-0845
GAIA, 2022. Bandung, Indonesia GHG Reduction Potential in Road to ZW Scenario: 50%
GAIA, 2022. A key to Rapid Methane Reduction: Keeping Organic Waste from Landfill
GAIA, 2022. Executive summary: Dari Nol Sampah ke Nol Emisi Bagaimana Pengurangan Sampah menjadi Pendobrak Iklim
Firiani, Isah dkk. 222. Strategi Pemanfaatan Limbah dan Budidaya Maggot Menuju Wirausaha Ramah Lingkungan. 208 J-Abdipamas, Vol 6, No 1 April, 2022
TERIMA
Hatur Nuhun….
KASIH
Dr. Ir. I Made Wahyu Widyarsana S.T., M.T.
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
[email protected]