F17 Zai
F17 Zai
F17 Zai
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Rancang Bangun Reaktor
dengan Menggunakan Helical Screw Agitator dan Baffle untuk Produksi Biodiesel Secara
Batch” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Kata kunci: Biodiesel, metil ester, pengaduk helical screw, rpm (revolusi per menit)
ABSTRACT
ZAKY AHMAD IBRAHIM, Design Reactor with Helical Screw Agitator and
Baffle for Biodiesel Production in Batch System Supervised by DYAH
WULANDANI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Rancang Bangun
Reaktor dengan Menggunakan Helical Screw Agitator dan Baffle untuk
Produksi Biodiesel Secara Batch”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September 2016 hingga Desember 2016
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan para pembaca
untuk melakukan penelitian dalam bidang pertanian.
PRAKATA iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Biodiesel 2
Proses Produksi Biodiesel 2
Blade Agitator 4
Baffle 6
Pola Aliran 6
METODOLOGI 7
Waktu dan Tempat 7
Alat dan Bahan 8
Tahapan Penelitian 9
Identifikasi Kebutuhan 10
Analisis Fungsional dan Struktural 10
Metode Pengukuran dan Pengujian 12
Prosedur Pengujian Reaktor 14
Boundary Condition pada Analisis Jenis Aliran 15
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Perencanaan Desain 16
Desain Detail 17
Uji Kinerja 20
Hasil Uji Biodiesel 24
Yield Biodiesel 27
Pola Aliran pad Reaktor Biodiesel 28
SIMPULAN DAN SARAN 30
Simpulan 30
Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 33
RIWAYAT HIDUP 57
DAFTAR GAMBAR
1 Reaksi transesterifikasi 3
2 Blade Agitator: (a) pengaduk jenis baling-baling, (b) Daun dipertajam,
(c) baling-baling kapal 4
3 Pengaduk jenis dayung (paddle) berdaun dua 4
4 Pengaduk turbin pada bagian variasi 5
o
5 Pengaduk turbin dengan kemiringan 45 5
6 (a) Helical screw, (b) dan (c) Helical ribbon, (d) Semi-Spiral 5
7 Posisi baffle menempel pada dinding tangki 6
8 Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk (a) marine propeller
(b) helical screw 6
9 (a) pola aliran tangkai pengaduk di tepi dan posisi miring,
(b) penambahan baffle pada dinding tangki 7
10 Flowchart penelitian 9
11 Komponen blade helical screw 11
12 Rangka tangki reaktor 18
13 Tangki reaktor biodiesel 19
14 Blade helical screw 19
15 Desain Baffle 20
16 Sebaran suhu percobaan 1 (four turbine agitator, rpm 400) 20
17 Sebaran suhu percobaan 2 (four turbine agitator, rpm 500) 21
18 Sebaran suhu percobaan 3 (four turbine agitator, rpm 600) 21
19 Sebaran suhu percobaan 4 (blade helical screw, rpm 100) 21
20 Sebaran suhu percobaan 5 (blade helical screw, rpm 200) 22
21 Sebaran suhu percobaan 6 (blade helical screw, rpm 300) 22
22 Sebaran suhu percobaan 7 (blade helical screw, rpm 400) 22
23 Sebaran suhu percobaan 8 (blade helical screw, rpm 500) 23
24 Sebaran suhu percobaan 9 (blade helical screw, rpm 600) 23
25 Sebaran suhu percobaan 10 (blade helical screw, rpm 700) 23
26 Sebaran suhu percobaan 11 (blade helical screw, rpm 800) 23
27 Sebaran suhu percobaan 12 (blade helical screw, rpm 900) 24
28 Sebaran suhu percobaan 13 (blade helical screw, rpm 1000) 24
29 Hubungan RPM dengan nilai metil ester pada blade helical screw 25
30 Hubungan RPM dengan nilai metil ester pada four turbine agitator 26
31 Nilai yield biodiesel dari setiap percobaan 27
32 Pola aliran reaktor biodiesel menggunakan blade helical screw tampak atas 28
33 Pola aliran reaktor biodiesel menggunakan blade helical screw
tampak depan 28
34 Pola aliran reaktor biodiesel menggunakan four turbine agitator
tampak depan 29
35 Pola aliran reaktor biodiesel menggunakan four turbine agitator
tampak atas 29
DAFTAR TABEL
Latar Belakang
relatif kecil, maka pada penelitian ini telah dirancang reaktor dengan tipe pengaduk
blade helical screw yang memiliki luas, permukaan tumbukan yang lebih besar dan
baffle, dengan tipe batch dalam skala model laboratorium.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun model reaktor dengan
menggabungkan blade helical screw dan baffle untuk memproduksi biodiesel
secara batch skala laboratorium, melakukan uji kinerja reaktor hasil rancangan,
serta mengetahui tipe aliran yang terjadi menggunakan CFD (Computational Fluid
Dynamics).
TINJAUAN PUSTAKA
Biodiesel
trigliserida dalam minyak dengan metanol dan menghasilkan fatty acid methyl ester
(FAME) yang sering disebut biodiesel dan gliserol. Persamaan reaksi
transesterifikasi dapat dilihat pada Gambar 1, dimana R1, R2, R3 adalah
hidrokarbon rantai panjang dari asam lemak.
Blade Agitator
Proses pada bidang teknik biosistem banyak memerlukan sistem agitasi atau
pencampuran. Menurut Martin (2003) agitasi dan pencampuran memiliki definisi
yang berbeda, agitasi adalah imbasan gerakan yang menginduksi bahan homogen
dengan cara tertentu sedangkan pencampuran adalah distribusi acak dari dua atau
lebih zat yang awalnya pada fase yang terpisah. Salah satu kegunaan dari agitasi
adalah mencampurkan cairan immiscible (Nelwan et al 2015).
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Secara umum, terdapat empat
jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu pengaduk baling-baling (propeller),
pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.
Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dapat dilihat pada Gambar 2.
digunakan pada kecepatan berkisar 400 rpm hingga 1750 rpm (revolutions per
minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas yang rendah.
Gambar 2 (a) pengaduk jenis baling-baling, (b) daun dipertajam, (c) baling-baling
kapal (Kars-jordan dan Hiltunen 2007).
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada Gambar 5, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga terjadi
kombinasi dari aliran aksial dan radial. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan
karena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas.
Gambar 6 (a) Helical screw, (b) dan (c) helical ribbon, (d) semi-Spiral
(Ghanem et al 2013)
Blade agitator yang akan dipakai pada penelitian ini adalah blade helical
screw. Blade helical screw termasuk kedalam tipe clearance agitators, dengan
kecepatan putar hingga 3600 rpm (60 rps), dengan penggunaan daya yang tidak
terlalu besar.
6
Baffle
(a) (b)
Gambar 9 (a) Pola aliran tangkai pengaduk di tepi dan posisi miring, (b)
penambahan baffle pada dinding tangki (Pietranski 2002)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan bulan
Desember 2016. Desain mesin dilakukan di Engineering Design Studio – IPB.
Pembuatan prototipe dilakukan di bengkel Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem – IPB. Pengujian kinerja dilakukan di Laboratorium Siswadhi Soepardjo.
8
Alat
Alat-alat dan perlengkapan utama yang diperlukan untuk kegiatan
penelitian ini meliputi peralatan perancangan dan pembuatan konstruksi reaktor
serta peralatan instrumen untuk pengujian kinerja dari reaktor yang dirancang.
Peralatan untuk perancangan dan pembuatan reaktor adalah :
a. Peralatan pembuatan prototipe reaktor antara lain: mesin las listrik, las LPG,
gerinda tangan, gerinda duduk, mesin bor tangan, mesin bor duduk, mesin
bubut, penggaris, meteran, jangka sorong, busur, gunting, tang, obeng, dan
kunci pas.
b. Peralatan untuk pengujian mesin antara lain: Tachometer untuk mengukur
kecepatan putar, termostat, autonic recorder, dan stopwatch.
c. Peralatan untuk pengujian hasil biodiesel pada penelitian ini yaitu: gelas ukur
250 ml dan 500 ml, labu reaksi, timbangan digital, corong pemisah 250 ml
dan 500 ml, corong, dan pH indikator.
Bahan
Bahan yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi:
a. Bahan pembuatan prototyipe terdiri dari :
1. Stainless steel
Wadah reaktor harus memiliki ketahanan yang baik terhadap
korosifitas, stainless steel merupakan bahan yang memiliki ketahanan
baik terhadap korosifitas.
2. Baja kotak hollow
Berfungsi untuk dudukan tangki reaktor.
3. Plat stainless steel
Berfungsi untuk baffle dan daun pengaduk atau blade.
4. Motor
Pengaduk pada reaktor ini harus memiliki motor karena pengadukan
biodiesel harus mempunyai kekuatan putar yang tinggi agar bahan
tercampur dengan baik.
5. Heater
Berfungsi untuk menyediakan panas yang dibutuhkan dalam proses
transesterifikasi.
6. Termokopel
Berfungsi untuk sensor temperatur pada reaktor. Termokopel yang
digunakan adalah tipe K.
7. Control Panel
Control panel berfungsi untuk mengatur kecepatan dari motor, serta
mengatur suhu yang diinginkan.
b. Bahan baku biodiesel
1. Minyak goreng curah
2. Metanol
3. KOH
4. Aquades
9
Tahapan Penelitian
Mulai
Pembuatan prototipe
Uji fungsional
Tidak
Modifikasi Berhasil?
Ya
Uji kinerja
Tidak
Berhasil?
Ya
Simulasi pola aliran
menggunakan CFD
Selesai
Identifikasi Kebutuhan
Analisis Fungsional
Pada perumusan ide rancangan reaktor biodiesel ini perlu memperhatikan
rancangan fungsional, tujuannya agar alat dapat berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan yaitu mampu membuat biodiesel dengan standar yang telah di
lampirkan pada Lampiran 1. Bahan-bahan seperti minyak, KOH, metanol dan lain-
lain dimasukkan pada suatu wadah yang telah dilapisi pemanas. Pengaduk pada
reaktor ini digerakan menggunakan motor listrik yang diberi kontrol. Fungsi fungsi
disajikan pada Tabel 1.
Analisis Struktural
Rancangan struktural reaktor biodiesel dibuat untuk menentukan beberapa
bagian reaktor agar sesuai dengan konsep reaktor biodiesel yang diinginkan.
Penelitian ini hanya dibatasi pada bagian wadah (reaktor), blade agitator dan baffle.
Penentuan yang utama dari ketiga komponen tersebut adalah penentuan dimensi
yang diinginkan agara sesuai dengan kebutuhan.
Bagian pertama yaitu wadah (reaktor), wadah tersebut harus dapat
menampung bahan-bahan yang diperlukan serta tidak korosif, bahan yang
digunakan untuk wadah tersebut adalah stainless steel. Menurut Wanto (2014)
11
bentuk geometri reaktor diusahakan hampir silindris dan mempunyai bentuk dasar
melengkung untuk mengoptimalkan pencampuran (mixing) dengan perbandingan
dimensi antara diameter dan tinggi reaktor 2 : 3.
Bagian kedua yaitu blade agitator¸ bagian ini berfungsi untuk mengaduk
bahan-bahan yang ada di dalam wadah. Blade agitator memiliki berbagai macam
bentuk, pada penelitian ini bentuk blade agitator yang digunakan adalah blade
helical screw. Menurut Dickey (2004) blade helical screw tidak memerlukan tenaga
yang besar untuk mengoperasikan dalam kecepatan tinggi.
Struktur dari helical screw blade yang di tunjukan pada Gambar 11.
Memiliki persamaan yang ditunjukkan pada persaman 1.a sampai 1.h dibawah ini :
𝑙𝑡⁄
𝑑 = 1.45.................................................(1.a)
𝑐𝑡
⁄𝑑 = 0.13.................................................(1.b)
′
𝑐𝑡⁄
𝑑 = 0.13.................................................(1.c)
𝑑𝑡⁄
𝑑 = 1.1..................................................(1.d)
𝑑𝑎⁄
𝐷 =0.18................................................(1.e)
𝑑⁄ = 0.64................................................(1.f)
𝐷
𝑠⁄ = 1......................................................(1.g)
𝑑
𝑐⁄ = 0.06.................................................(1.h)
𝑑
Dimana,
d = diameter blade (mm)
D = diameter tangki (mm)
s = panjang pitch (mm)
c = jarak ruang (mm)
𝑃 = 𝑁𝑝 𝜌𝑛3 𝐷𝑎 5 ......................................(2)
Dimana,
𝑃 = daya (W)
12
𝑁𝑝 = konstanta
𝜌 = densitas (kg/m3)
𝑛3 = jumlah putaran (rps)
𝐷𝑎 5 = diameter sudu (m)
Bagian ketiga adalah baffle, berfungsi untuk memecah vorteks yang
menyebabkan pencampuran sangat rendah, dan untuk meningkatkan efek
campuran. Dimensi baffle dapat dihitung dengan rumus 𝑏 = 1⁄2 𝐷𝑎 , dimana 𝐷𝑎
adalah diameter dari sudu blade agitator.
Heater yang digunakan diperhitungkan menggunakan rumus (Thumann A
et al 2013) :
𝑞
(𝑃ℎ ) = .....................................................(3.a)
𝑡
𝑞 = 𝑚𝐶𝑝 ∆𝑇...............................................(3.b)
Dimana,
q = Energi panas (kJ)
m = Massa (kg)
Cp = Kapasitas panas (kJ/kg o C)
∆𝑇 = Perubahan suhu (o C)
T = waktu (s)
Kecepatan putar maksimal pada reaktor diperhitungkan menggunakan
rumus (Robiah 2014) :
𝑁 = (𝑊𝐸𝐿𝐻⁄2𝑑 )0.5 × (600⁄𝜋𝑑 )
𝜌 0.5
𝑁 = [{( 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛⁄𝜌𝑎𝑖𝑟 ) × 𝐷𝑡} × (600⁄𝜋𝑑 )]
Dimana,
WELH = Water Equivalent Liquid Height
𝜌
= ( 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛⁄𝜌𝑎𝑖𝑟 ) × 𝐷𝑡
ρcairan = Densitas campuran (kg/m3)
ρair = Densitas air (kg/m3)
Dt = Diameter tangki (m)
d = Diameter blade (m)
Proses produksi biodiesel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sistem
batch, dimana bahan sudah disediakan di suatu tempat (reaktor). Salah satu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk merancang dan menguji hasil yang didapat dari
reaktor biodiesel, dengan demikian perlu dibuat kondisi demi tercapai tujuan
tersebut. Minyak dan metanol merupakan zat yang saling tidak terlarut, maka oleh
karena itu diperlukan kondisi dimana pengadukan memiliki putaran yang kuat
sehingga menyebabkan reaksi.
Menurut Van Gerpen (2005) waktu optimal untuk reaktor biodiesel adalah
60 menit serta suhu yang optimal dilakukan adalah 60 oC – 65 oC sehingga kedua
kondisi tersebut merupakan kondisi optimal, pada penelitian ini parameter yang
dikontrol adalah kecepatan putar dari blade agitator (rpm).
Pengukuran yang dilakukan pada reaktor biodiesel ini meliputi suhu pada
tiga titik pengukuran, rpm yang akan dicapai, serta kadar KOH dan metanol.
13
Reaktor biodiesel ini akan diuji menggunakan blade helical screw dengan
pengujian analisis alat serta pengujian analisis hasil.
Analisis Alat
Kinerja alat akan dianalisis dari hasil proses pencampuran, berikut analisis
kinerja alat :
1. Menghitung fraksi mol kedua bahan:
𝑛1
𝑚𝑓1 =
𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑛2
𝑚𝑓2 =
𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Dimana,
𝑚𝑓1 = fraksi mol metanol
𝑚𝑓2 = fraksi mol minyak
𝑛1 = mol metanol
𝑛2 = mol minyak
𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛1 + 𝑛2
2. Menghitung nilai viskositas dan densitas campuran :
𝑣𝑐𝑎𝑚𝑝 = 𝑚𝑓1 × 𝑣1 + 𝑚𝑓2 × 𝑣2
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 = 𝑚𝑓1 × 𝜌1 + 𝑚𝑓2 × 𝜌2
Dimana,
𝑣𝑐𝑎𝑚𝑝 = viskositas campuran (m2/s)
𝑣1 = viskositas minyak (m2/s)
𝑣2 = viskositas metanol (m2/s)
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 = densitas campuran (kg/m3)
𝜌1 = densitas minyak (kg/m3)
𝜌2 = densitas metanol (kg/m3)
3. Bilangan reynold (McCabe et al 2001)
𝑛𝑑 2 𝜌
𝑅𝑒 =
𝜇
Dimana,
𝑅𝑒 = bilangan Reynold
𝑛 = kecepatan putaran (rps)
𝑑 = diameter blade (m)
𝜌 = densitas (kg/m3)
𝜇 = viskositas (kg/ms)
Analisis Biodiesel
Semua sampel yang dihasilkan dari proses pengujian desain reaktor ini,
dilakukan analisis laboratorium, antara lain:
1. Angka Asam (SNI 2012)
56,1 × 𝑉 × 𝑁
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑎𝑚 (𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻⁄𝑔) =
𝑚
14
Dimana :
V : volume larutan KOH dalam alkohol yang diperlukan dalam
titrasi (ml)
N : normalitas larutan KOH dalam alkohol
M : berat sampel alkil ester (g)
tangki reaktor lalu di panaskan hingga suhu mencapai 60 oC, lalu masukkan
campuran metanol dengan KOH dengan perbandingan mol minyak dan metanol
adalah 1:6, serta kadar KOH sebanyak 1,5%. Kemudian pengujian reaktor biodiesel
terhadap biodiesel yang dihasilkan, dengan demikian perlu dibuat suatu kondisi
demi tercapainya tujuan tersebut. Kondisi-kondisi tersebut meliputi rpm yang
digunakan 100 rpm, 200 rpm, 300 rpm, 400 rpm, 500 rpm, 600 rpm, 700 rpm, 800
rpm, 900 rpm, 1000 rpm dengan menggunakan blade helical screw. Penelitian
pendahuluan dilakukan menggunakan four turbine agitator dengan skala yang sama
serta kondisi rpm yang optimum berdasarkan penelitian Prateepchaikul, et al (2008)
yaitu 400 rpm, 500 rpm, dan 600 rpm.
1. Type
- Flow opening
Inlet velocity
Boundary 2. Flow Parameters
Condition - Swirls
Angular velocity 2 Rps
3. Thermodynamic parameters
o
- Temperature 65 C
4. Boundary layers Turbulen
16
Perencanaan Desain
Identifikasi Masalah
Produksi biodiesel memiliki kesulitan dalam proses pencampuran karena
kedua bahan utama yaitu minyak dan metanol bersifat immiscible (tidak mudah
bercampur). Pencampuran pada reaktor umumnya menggunakan six turbine
agitator atau four turbine agitator dengan baffel menempel pada dinding reaktor,
kekurangan dari tipe blade agitator seperti itu adalah pencampuran yang hanya
terjadi pada sekeliling blade agitator dengan tipe aliran yang dihasilkan helical
screw flow (Prateepchaikul 2008). Salah satu metode untuk memecahkan masalah
tersebut adalah menggunakan blade agitator tipe clearence dengan bentuk blade
helical screw, dimana bentuk blade tersebut memiliki luas permukaan yang lebih
besar sehingga pencampuran akan terjadi pada seluruh blade tersebut dan frekuensi
tumbukan akan semakin tinggi.
Spesifikasi Kebutuhan
Menurut Prastya (2015) spesifikasi kebutuhan dibagi menjadi dua kriteria,
(1) Kriteria utama (A) yaitu spesifikasi berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
yang harus dipenuhi, (2) Kriteria tambahan (B) yaitu spesifikasi tambahan berupa
pemikiran dan keinginan perancang agar mempermudah penggunaan alat. Tabel 3
menunjukkan spesifikasi untuk reaktor biodiesel yang akan di rancang.
Desain Detail
Rancangan Fungsional
1. Motor Listrik
Motor listrik berfungsi untuk menggerakan blade dengan rpm yang telah
ditentukan, motor listrik DC ini memilik daya sebesar 200 watt dengan detil
perhitungan pada Lampiran 2. Motor listrik ini dapat memutar blade hingga
kecepatan 1000 rpm.
2. Pemanas
Pemanas atau heater berfungsi untuk memanaskan bahan agar dapat bereaksi
dengan sempurna, pemanas ini akan memanaskan bahan dengan suhu berkisar
60oC – 65oC. Kebutuhan daya untuk pemanas agar memilik suhu 60oC dengan
waktu 10 menit adalah 870 watt dengan kebutuhan energi panas 312.13 kJ.
3. Blade
Blade yang dirancang memiliki fungsi mengaduk dan mereaksikan trigliserida
dengan metanol untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol. Pemilihan blade
helical screw karena luas permukaan tumbukan yang lebih besar dibandingkan
dengan four turbine agitator.
4. Baffle
Fungsi dari baffle sendiri adalah untuk memecah vorteks, selain memecah
vorteks baffle pada penelitian ini berfungsi untuk mengubah arah gerak aliran
dari atas kebawah sehingga pengadukan lebih merata, Gambar 33 menunjukan
arah gerak aliran pada reaktor biodiesel.
5. Reaktor
Mereaksikan trigliserida dengan metanol terjadi di dalam reaktor. Kapasitas
reaktor pada penelitian ini sebanyak 5 liter, dengan menggunakan bahan
stainless steel 304 karena penggunaan katalis basa kuat KOH yang dapat
menyebabkan korosif pada bahan.
6. Kontrol Motor
Motor yang digunakan memiliki kecepatan putar maksimal 1800 rpm.
Penelitian ini hanya menggunakan hingga rpm 1000, sehingga penggunaan
kontrol sangat penting untuk mengatur keluaran rpm. Kontrol yang digunakan
berfungsi untuk mengubah aliran listrik motor DC menjadi aliran listrik AC
serta mengubah rpm pada motor dengan mengatur voltase menggunakan
voltage regulator.
7. Kontrol Suhu
Suhu yang optimal pada saat mereaksikan trigliserida dengan metanol yaitu
60oC – 65 oC, heater yang digunakan dapat mencapai suhu 120 oC. Kontrol
yang digunakan yaitu termostat dengan kisaran suhu 0 oC – 110 oC, termostat
dihubungkan sacara seri terhadap heater.
18
Rancangan Struktural
Reaktor biodiesel yang akan dibuat terdiri dari beberapa bagian yang telah
didesain, berikut adalah bagian-bagian reaktor biodiesel:
1. Rangka tangki reaktor biodiesel
Rangka atau dudukan tangki reaktor biodiesel ini berukuran 310 mm × 310 mm
× 600 mm dengan bahan 30 mm × 30 mm × 0,5 mm penggunaan bahan dengan
ukuran tersebut didapat dari perhitungan pada Lampiran 2 dengan nilai
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝜎 (2.55 ⁄ ) < 𝜎𝑏 (58 ⁄ ), nilai tersebut menunjukan bahan yang
𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
digunakan sangat aman untuk menopang reaktor. Bentuk rangka dapat dilihat
pada Gambar 12.
2. Tangki reaktor
Tangki reaktor berfungsi untuk mereaksikan minyak dengan metanol agar
menjadi biodiesel, desain yang dibuat untuk tangki reaktor ini mengacu pada
literatur Wanto (2014), perbandingan diameter dengan panjang yaitu 2 : 3.
Dimensi dari tangki reaktor yang telah dihitung dengan detil pada Lampiran 2
adalah 168 mm × 300 mm dengan ketebalan yang sudah diperhitungkan pada
Lampiran 2 sebesar 0.117 mm namun pada pabrikasi menggunakan plat
stainless steel dengan tebal 1 mm karena dipasaran plat setebal 0.117 mm tidak
tersedia. Bahan yang digunakan untuk tangki reaktor tersebut adalah stainless
steel agar tidak mudah berkarat karena penggunaan bahan kimia yang kuat
yaitu basa kuat (KOH). Gambar 13 menunjukkan bentuk tangki pada reaktor
biodiesel.
19
Uji Kinerja
66
65
Suhu oC
64
63
62
61
60
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
68
67
Suhu oC
66
65
64
63
62
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke - (Menit)
68
66
Suhu oC
64
62
60
58
56
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
Pola profil sebaran suhu pada four turbin agitator berbeda-beda di setiap
titiknya, perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang cukup besar
yaitu 0.29 untuk percobaan 1, 0.22 untuk percobaan 2, dan 1.01 untuk percobaan 3.
Perbedaan nilai suhu di ketiga titik tersebut dapat berpengaruh pada hasil yang
didapat karena tidak meleburnya KOH dan metanol dengan baik, KOH dapat lebur
atau bereaksi pada suhu ± 60 oC. Perbedaan tersebut diakibatkan karena
pengadukan yang terjadi hanya di sekitar blade sehingga suhu di dalam reaktor
tidak sama.
64
Suhu oC
62
60
58
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke - (Menit)
68
66
Suhu oC
64
62
60
58
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
62
61
Suhu oC
60
59
58
57
56
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
Ketiga pola sebaran suhu diatas menunjukkan sebaran suhu yang merata,
dengan nilai standar deviasi yang kecil yaitu 0 - 0.07. Blade helical screw pada
reaktor dapat mengaduk fluida dengan sempurna. Penggunaan rpm rendah pada
percobaan 4 hingga percobaan 6 memiliki sebaran suhu yang sempurna sehingga
KOH + metanol bereaksi secara sempurna dengan minyak. Hal tersebut akan
berpengaruh kepada hasil kadar metil ester yang dihasilkan pada percobaan 4
hingga percobaan 6.
62
61
Suhu oC
60
59
58
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke - (Menit)
70
68
66
Suhu oC
64
62
60
58
56
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
64
62
60
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
64
Suhu oC
62
60
58
56
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
61
60
59
58
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
63
62
Suhu oC
61
60
59
58
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
64
62
Suhu oC
60
58
56
0 10 20 30 40 50 60 70
Menit Ke- (Menit)
Menurut pemerintah terdapat standar nilai metil ester untuk biodiesel yang
akan dipakai, minimal nilai kadar metil ester pada biodiesel adalah 96.5 % (BSN
25
2012), jika nilai kadar metil ester kurang dari yang ditentukan maka biodiesel tidak
layak pakai. Maka pada penelitian ini diuji biodiesel dengan tiga parameter untuk
menentukan kadar metil ester yaitu angka keasaman, angka kesadahan dan gliserol
total pada satu sampel biodiesel. Tabel 4 menunjukkan hasil ketiga paramater
tersebut.
Tabel 4 Hasil uji lab angka keasaman, angka kesadahan, dan angka gliserol total
Percobaan Angka Penyabun Angka Asam Gliserol Kadar
Ke- (mg KOH/g) (mg KOH/ g) Total (%) metil ester %
Percobaan 1 230.22 0.21 0.26 99.40
Percobaan 2 227.31 0.2 0.24 99.44
Percobaan 3 228.51 0.17 0.28 99.37
Percobaan 4 224.49 0.09 0.12 99.72
Percobaan 5 229.17 0.1 0.29 99.39
Percobaan 6 228.08 0.06 0.28 99.42
Percobaan 7 227.88 0.17 0.28 99.37
Percobaan 8 228.94 0.14 0.28 99.39
Percobaan 9 226.91 0.17 0.28 99.37
Percobaan 10 227.69 0.12 0.28 99.39
Percobaan 11 228.17 0.09 0.28 99.41
Percobaan 12 228.08 0.06 0.28 99.42
Percobaan 13 226.88 0.9 0.28 99.05
Metil ester yang didapat pada tabel di atas dihitung dalam persamaan yang
tercantum pada Lampiran 5. Kadar metil ester pada percobaan 4 memiliki nilai
paling tinggi yaitu 99.72% dan kadar metil ester terendah dengan nilai 99.05% yaitu
pada percobaan 13. Ke-13 percobaan yang dilakukan memilik kadar metil ester
diatas Standar Nasional Indonesia. Hubungan antara rpm dengan kadar metil ester
pada blade helical screw dapat dilihat pada Gambar 29.
1200
1000
800
RPM
600
400
200
0
99,00 99,20 99,40 99,60 99,80
Kadar metil ester (%)
Gambar 29 Hubungan RPM dengan nilai metil ester pada blade helical screw.
Pola sebaran yang telihat pada Gambar 29 menunjukkan bahwa rpm 1000
menghasilkan kadar metil ester yang paling rendah sedangkan rpm 100
menghasilkan kadar metil ester yang paling tinggi, hal tersebut dikarenakan rpm
100 atau rpm rendah menyebabakan pengadukan yang sempurna pada proses
transesterifikasi. Reaksi secara sempurna berpengaruh pada angka penyabunan,
26
angka asam, dan gliserol total, ketiga angka tersebut merupaka waste atau bahan
yang tidak berguna pada biodiesel. Rpm 200 hingga rpm 900 memiliki sebaran pola
yang hampir sama dengan range kadar metil ester 99.30 % - 99.45 %. Sedangkan
hubungan antara rpm dengan kadar metil ester pada four turbine agitator dapat
dilihat pada Gambar 30.
700
600
500
RPM
400
300
200
100
0
99,37 99,38 99,39 99,40 99,41 99,42 99,43 99,44 99,45
Kadar metil ester (%)
Gambar 30 Hubungan rpm dengan nilai metil ester pada four turbine agitator.
Penelitian Soolany (2014) pada reaktor biodiesel yang menggunakan static
mixer mendapat kan nilai metil ester yang bermacam-macam. Hasil tertinggi metil
ester dari penelitian tersebut adalah 97.92 % w/w dengan menggunakan KOH
0.45%.
Kesetimbangan massa pada reaksi transesterifikasi memiliki perbandingan
minyak (1) : metanol (3) : biodiesel (3) : gliserol (1). Perbandingan stoikiometri
tersebut akan menjadi acuan untuk rasio hasil pada biodiesel yang dihasilkan. Hasil
biodiesel yang didapat dari ke – 13 percobaan diatas ditunjukkan pada tabel 5.
Hasil yang didapat menunjukkan percobaan 5 (blade helical screw rpm 200)
memiliki hasil tertinggi yaitu 2725 gram dengan bahan yang digunakan sebanyak
3597.6 gram dengan rasio 1 : 0.92, perbandingan tersebut dapat digunakan untuk
27
proses produksi biodiesel skala besar dengan rasio yang dihasilkan yaitu 1:0.92
namun kadar metyl ester yang terbesar terdapat pada percobaan 4. Percobaan 13
(blade helical screw rpm 1000) merupakan hasil biodiesel yang terkecil yaitu 2387
gram dengan rasio 1 : 0.80 hal tersebut dikarenakan tinggi nya rpm pengadukan
menyebabkan reaktor bocor.
Yield Biodiesel
Yield biodiesel adalah hasil yang didapat, dalam hal ini adalah biodiesel
yang dihasilkan dari reaktor. Yield merupakan nilai out put banding nilai in put,
semakin besar nilai yield dari alat semakin bagus alat yang dirancang. Berikut
adalah Gambar 31 yang menunjukan yield dari ke-13 sampel percobaan pada
penelitian ini.
100
99,8
99,6
% Metil ester
99,4
99,2
99
98,8
98,6
98,4
Berdasarkan Gambar 32 dan Gambar 33, pola aliran yang terjadi pada
simulasi reaktor biodiesel diatas menjelaskan bahwa aliran menuju ke atas atau
axial flow lalu dengan adanya baffle aliran akan di ubah arahnya menuju kembali
ke bawah. Kecepatan rata-rata yang terjadi didalam reaktor adalah 3.056 rad,
dengan kecepatan tertinggi adalah 3.775 rad dan terendah adalah 2.49 rad.
29
Simpulan
Saran
Berdasarkan hasil rancangan dan hasil uji kinerja reaktor biodiesel dengan
blade helical screw, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Perubahan system yang digunakan dari sistem batch menjadi sistem continyu
2. Bagian flange atau penutup reaktor perlu didesain ulang karena mengalami
kebocoran yang menyebabkan menurunnya efesiensi hasil dari reaktor tersebut.
3. Perlu adanya pengembangan skala menjadi skala yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
34
2. Kapasitas tangki rekator reaktor yang diinginkan 5000 mL, bentuk tangki
reaktor dijelaskan pada gambar 13.
1
VI = 𝜋𝑟 2 ∙ 2 2 𝑟
1
= 2 2 𝜋𝑟 3
1 1
VII = 3 ∙ 2 𝑟 ∙ 𝜋𝑟 2
1
= 6 𝜋𝑟 3 3r = Ht
1 1
VT = 2 2 𝜋𝑟 3 + 6 𝜋𝑟 3
= 2.67 𝜋𝑟 3
5000 = 2.67 𝜋𝑟 3
5000 0.5 r
r3 = 2.67 𝜋
3 5000
r = √2.67 𝜋
Dt = 2r
r = 84.2 mm
𝑘𝑔⁄
- 𝑆𝑆304 = 40 𝑚𝑚2 , 𝑠𝑓1 = 6.0, 𝑠𝑓2 = 2.0
𝑘𝑔
- 𝜏𝑎 = 40⁄(6 × 2) = 4.167 ⁄𝑚𝑚2
- 𝑐𝑏 = 2.0, 𝑘𝑡 = 1.5
1⁄
5.1 3
- 𝑑𝑠 = [4.167 × 2 × 1.5 × 162.33] = 8.415 𝑚𝑚 ≈ 9 𝑚𝑚
(10 − 9)⁄
- Diameter tambahan bantalan 10 mm 2 =0.5 mm
- 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝛽
0.5⁄ = 0.05, 10⁄ = 1.1 ≈ 𝛽 = 1.25
9 9
- 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝛼
0.25⁄ = 0.027 ≈ 𝛼 = 2.45, 𝛼 > 𝛽
9
𝑘𝑔
- 𝜏 = 5.1 × 162.33⁄93 = 1.13 ⁄𝑚𝑚2
- 4.167 × 2⁄2.45 = 3.40
1.13 × 2 × 1.5 = 3.39
- Diameter dinaikkan 12 mm
(14 − 12)⁄
- Diameter tambahan bantalan 14 mm 2 = 1𝑚𝑚
Fillet 5x5x0.4
- 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝛽
1⁄ = 0.08, 14⁄ = 1.167 ≈ 𝛽 = 1.4
12 12
- 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝛼
0.4⁄ = 0.027 ≈ 𝛼 = 2.42, 𝛼 > 𝛽
12
𝑘𝑔
- 𝜏 = 5.1 × 162.33⁄123 = 0.48 ⁄𝑚𝑚2
- 4.167 × 2⁄2.42 = 3.44
0.48 × 2 × 1.5 = 1.44 (baik)
- 𝑑𝑠 = 12 𝑚𝑚
SS304
8. Bilangan Reynold
𝑛𝑑 2 𝜌
𝑅𝑒 =
𝜇
( 1170 ⁄60) × 0.1082 × 890
=
2.3
= 88.012
100 (As−Aa−4,57𝐺𝑡𝑜𝑡𝑎l)
Kadar metil ester (% w/w) = As
100 (230.22−0.21−4.57(0.26))
a. Percobaan 1 = 230.22
= 99.40 % w/w
100 (227.31−0.2−4.57(0.24))
b. Percobaan 2 = 227.31
= 99.44 % w/w
100 (228.51−0.17−4.57(0.28))
c. Percobaan 3 = 228.51
= 99.37 % w/w
100 (224.49−0.09−4.57(0.12))
d. Percobaan 4 = 224.49
= 99.72 % w/w
100 (229.17−0.1−4.57(0.29))
e. Percobaan 5 = 229.17
= 99.39 % w/w
100 (228.08−0.06−4.57(0.28))
f. Percobaan 6 = 228.08
= 99.42 % w/w
100 (227.88−0.17−4.57(0.28))
g. Percobaan 7 = 227.88
= 99.37 % w/w
100 (228.94−0.14−4.57(0.28))
h. Percobaan 8 = 228.94
= 99.39 % w/w
100 (226.91−0.17−4.57(0.28))
i. Percobaan 9 = 226.91
= 99.37 % w/w
100 (227.69−0.12−4.57(0.28))
j. Percobaan 10 = 227.69
= 99.39 5 % w/w
100 (228.17−0.09−4.57(0.28))
k. Percobaan 11 = 228.17
40
= 99.41 % w/w
100 (228.08−0.06−4.57(0.28))
l. Percobaan 12 = 228.08
= 99.42 % w/w
100 226.88−0.9−4.57(0.28))
m. Percobaan 13 = 226.88
= 99.05 % w/w
2950.5
858
= 60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.40 % w/w
= 0.9940
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9440 × 49.077
= 46.33 g/menit
46.33
Yield = 49.175 × 100%
= 99.21 % w/w
b. Yield biodiesel percobaan 2
Data yang diketahui:
Suhu = 60 - 65 oC
41
Waktu = 60 menit
Katalis KOH = 1.5%
Perhitungan
- Mr Minyak (TG) = 858 g/gmol
- Massa minyak = 2950.5 g
2950.5 𝑔
= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 49.175 g/menit
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑔)
𝑔
𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ( )
𝑔𝑚𝑜𝑙
- Mol minyak (gmol/menit) = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.44 % w/w
= 0.9944
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9944 × 49.077
= 48.8 g/menit
48.8
Yield = 49.175 × 100%
= 99.24 % w/w
2950.5
858
=
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.37 % w/w
42
= 0.9937
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9937 × 49.077
= 48.76 g/menit
48.76
Yield = × 100%
49.175
= 99.15 % w/w
d. Yield biodiesel percobaan 4
Data yang diketahui:
Suhu = 60 - 65 oC
Waktu = 60 menit
Katalis KOH = 1.5%
Perhitungan
- Mr Minyak (TG) = 858 g/gmol
- Massa minyak = 2950.5 g
2950.5 𝑔
= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 49.175 g/menit
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑔)
𝑔
𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ( )
𝑔𝑚𝑜𝑙
- Mol minyak (gmol/menit) = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.97 % w/w
= 0.9997
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9997 × 49.077
= 49.05 g/menit
49.05
Yield = 49.175 × 100%
= 99.74 % w/w
e. Yield biodiesel percobaan 5
Data yang diketahui:
Suhu = 60 - 65 oC
43
Waktu = 60 menit
Katalis KOH = 1.5%
Perhitungan
- Mr Minyak (TG) = 858 g/gmol
- Massa minyak = 2950.5 g
2950.5 𝑔
= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 49.175 g/menit
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑔)
𝑔
𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ( )
𝑔𝑚𝑜𝑙
- Mol minyak (gmol/menit) = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.39 % w/w
= 0.9939
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9939 × 49.077
= 48.77 g/menit
48.77
Yield = 49.175 × 100%
= 99.17 % w/w
2950.5
858
=
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.42 % w/w
44
= 0.9942
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9942 × 49.077
= 48.79 g/menit
48.79
Yield = × 100%
49.175
= 99.22 % w/w
2950.5
858
= 60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.37 % w/w
= 0.9937
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9937 × 49.077
= 48.76 g/menit
48.76
Yield = 49.175 × 100%
= 99.17 % w/w
45
2950.5
858
= 60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.39 % w/w
= 0.9939
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9939 × 49.077
= 48.77 g/menit
48.77
Yield = 49.175 × 100%
= 99.17 % w/w
2950.5
858
= 60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.37 % w/w
= 0.9937
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9937 × 49.077
= 48.76 g/menit
48.76
Yield = 49.175 × 100%
= 99.17 % w/w
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.39 % w/w
= 0.9939
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9939 × 49.077
47
= 48.77 g/menit
48.77
Yield = 49.175 × 100%
= 99.19 % w/w
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.41 % w/w
= 0.9941
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9941 × 49.077
= 48.78 g/menit
48.78
Yield = 49.175 × 100%
= 99.21 % w/w
= 49.175 g/menit
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑔)
𝑔
𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ( )
𝑔𝑚𝑜𝑙
- Mol minyak (gmol/menit) = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
2950.5
858
= 60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.42 % w/w
= 0.9942
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
Metil ester dalam produk (g/menit)
= kadar ME dalam produk × massa ME
= 0.9942 × 49.077
= 48.79 g/menit
48.79
Yield = 49.175 × 100%
= 99.22 % w/w
2950.5
= 858
60
= 0.057 gmol/menit
- Kadar ME dalam produk = 99.05 % w/w
= 0.9905
- Produksi metil ester (gmol/menit)
Persamaan stoikiometri
TG + 6 MeOH 3 ME + GL + 3 MeOH
0.057 0.171
Massa ME = 0.171 gmol.menit. 287 g/gmol
= 49.077 g/menit
49
RIWAYAT HIDUP