Makalah - Hukum - Pidana (1) RM 100 %
Makalah - Hukum - Pidana (1) RM 100 %
Makalah - Hukum - Pidana (1) RM 100 %
INDONESIA
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
SEMESTER 1
ANGGRAENI M PUTRI
MUHAMMAD NOVRI SUTIAWAN
RIDWAN MAULANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BINA BANGSA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang
berjudul “Hukum Pidana Dalam Sistem Hukum Indonesia” ini dalam rangka
pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati
demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penuh selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan- rekan dosen
Pengantar Hukum Indonesia yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada
manfaatnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Hukum Pidana merupakan bagian dari ranah hukum publik. Hukum Pidana
di Indonesia diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP), yang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. KUHP
merupakan lex generalis bagi pengaturan hukum pidana di Indonesia, dimana asas-
asas umum termuat dan menjadi dasar bagi semua ketentuan pidana yang diatur di
luar KUHP. Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional
mengamanatkan asas setiap warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan.
Hal ini tidak terbukti dengan adanya ketidakseimbangan antara
perlindungan hukum antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku
kejahatan karena masih sedikitnya hak-hak korban kejahatan diatur pada
perundang-undangan nasional. Segala aktivitas manusia dalam segala aspek
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi dapat menjadi sebab terjadinya kejahatan.
Kejahatan akan selalu hadir dalam kehidupan ataupun lingkungan sekitar, sehingga
diperlukan upaya untuk menanganinya. Dengan upaya penanggulangan kejahatan,
diharapkan dapat menekan baik dari kualitas maupun kuantitasnya hingga pada
titik yang paling rendah sesuai dengan keadaannya.
• Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana?
• Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana
• Untuk mendidik orang yang telah melakukan perbuatan pidana agar menjadi
orang yang baik dan dapat diterima kembali dalam masyarakat (fungsi
represif/kekerasan).
Sejarah hukum pidana Indonesia secara umum tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia yang terbagi dalam
banyak kerajaan, masyarakat Indonesia di bawah jajahan Belanda dan masyarakat
Indonesia setelah masa kemerdekaan. Hukum pidana modern Indonesia dimulai
pada masa masuknya bangsa Belanda di Indonesia, adapun hukum yang ada dan
berkembang sebelum itu atau setelahnya, yang hidup dimasyarakat tanpa
pengakuan pemeritah Belanda dikenal dengan hukum adat. Pada masa penjajahan
Belanda pemerintah Belanda berusaha melakukan kodifikasi hukum di Indonesia,
dimulai tahun 1830 dan berakhir pada tahun 1840, namun kodifikasi hukum ini
tidak termasuk dalam lapangan hukum pidana.
Pada waktu Indonesia diduduki oleh Jepang pada Tahun 1942, maka
pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan yang bernama Osamu
Seirei Nomor 1 Tahun 1942 yang berlaku pada tanggal 7 Maret 1942
sebagai peraturan peralihan Jawa dan Madura
Dengan adanya ketentuan pasal 142 UUD Sementara ini maka hukum
pidana yang berlaku pun masih tetap sama dengan masa-masa
sebelumnya yaitu Wetboek van Strafrecht ( Kitab Undang-undang
Hukum Pidana ).
d. Tahun 1959-sekarang
• Hukum perundang-undangan;
• Hukum yurisprudensi;
• Hukum traktat/perjanjian;
• Hukum doktrin.
• Faktor idiil, yaitu faktor yang berdasarkan kepada cita-cita masyarakat akan
keadilan.
-Struktur ekonomi;
- Kebiasaan-kebiasaan;
- Kesadaran hukum.
• Asas teritorial adalah asas yang didasarkan pada kedaulatan atau kekuasaan
negara atas wilayahnya. Jika dielaborasikan, negara berhak untuk menerapkan
hukum yang berlaku di wilayahnya untuk warga negaranya (semua orang)
tanpa tekanan kekuasaan dari negara lain.
• Asas Universal adalah undang-undang hukum pidana dari sutu negara yang
menganutnya dapat diperlakukan terhadap siapapun, yang melanggar
kepentingan hukum dari seluruh dunia.
Hukum Pidana mempunyai ruang lingkup yaitu apa yang disebut dengan
peristiwa pidana atau delik ataupun tindak pidana. Menurut Simons peristiwa
pidana ialah perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam pidana dan
dilakukan seseorang yang mampu bertanggung jawab.
• Saran
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan
penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik.
Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu dilakukan demi
kesempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA