MAKALAH Perkembangan Hukum Nasional Indonesia
MAKALAH Perkembangan Hukum Nasional Indonesia
MAKALAH Perkembangan Hukum Nasional Indonesia
DISUSUN OLEH :
MUTIARA MIFTAHUL JANNAH
2174201130
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , berkat rahmat dan hidayah-Nya
,kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Makalah Perkembangan Hukum
Nasional Indonesia)
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengajar yang
telah memberikan arahan hingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan baik secara teknis maupun
secara materi yang ada, sehingga kami menerima setiap kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca agar kami bisa lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
C. TUJUAN .................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 18
B. SARAN .................................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum adalah segala bentuk peraturan yang pasti ada dan akan selalu ada,
selama masih ada kehidupan di masyarakat, dan selama masih terjadi hubungan antar
manusia baik dalam lingkup sangat sempit yaitu desa, sampai yang cakupanya luas
yaitu Negara bahkan mencangkup hubungan Internasional.
Tak terkecuali di negara Indonesia, negara yang di kenal sebagai yang rajin
dalm pembuatan undang – undang, hukum di indonesia pun beragam dan hampir
setiap aspek kehidupan sudah terdapat teks peraturan undang-undang yang berisi
aturan beserta sanksi bagi yang melanggar.
Hukum yang ada di indonesia masuk dalam beberapa kategori diantaranaya
adalah hukum perdata, hukum pidana, hukum dagang, hukum Agraria.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Hukum Acara, Yang
Meliputi Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, Dan Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara.Perkembangan Hukum yang ada di Indonesia tidak terlepas dari
sejarah yang telah berjalan cukup lama.Jika melihat sejarah panjang tersebut, Hukum
yang ada di Indonesia tersebut berasal dari Negara Belanda, yang dulu pernah
menjajah Indonesia.Tidak bisa dipungkiri, bahwa Indonesia telah mengadopsi hukum
yang berasal dari negara Belanda tersebut.Mengingat karena Indonesia adalah negara
kolonial jajahan Belanda, jadi mau atau tidak Indonesia juga harus menerapkan sistem
hukum yang ada di Negara Belanda.
Hukum Indonesia secara keseluruhan masih menggunakan hukum yang
berasal dari negara kolonialnya, yaitu Negara Belanda.Hampir semua hukum yang
berjalan di Belanda juga ikut diterapkan di Indonesia. Dengan kata lain, Hukum
Indonesia adalah hukum yang masih mengacu kepada hukum yang dibuat oleh
Belanda.
Sistem Hukum Eropa Kontinental adalah sistem hukum yang diterapkan di
negara Belanda.Karena Indonesia adalah bekas jajahan Belanda, jadi sistem Eropa
Kontinental juga telah diterapkan di Indonesia.Sistem Hukum Eropa Kontinental lebih
menekankan kepada hukum yang tertulis, dan perundang-undangan menduduki peran
4
penting dalam sistem hukum ini.Di Indonesia sendiri, dasar hukumnya adalah
konstitusi.
Sebagai salah satu dimensi kehidupan bangsa Indonesia, Hukum Indonesia
adalah suatu kebutuhan mendasar yang didambakan kehadirannya sebagai alat
pengatur kehidupan, baik dalam kehidupan individual, kehidupan sosial maupun
kehidupan bernegara. Kebutuhan hakiki Bangsa Indonesia akan ketentraman, keadilan
serta kesejahteraan (kemanfaatan) yang dihadirkan oleh sistem aturan yang memenuhi
ketiga syarat keberadaan hukum tersebut menjadi sangat mendesak pada saat ini,
ditengah-tengah situasi transisional menuju Indonesia baru.
Sistem Hukum Indonesia sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menunjuk pada sistem norma yang berlaku dan atau diberlakukan di Indonesia.
Hukum Indonesia adalah hukum, sistem norma atau sistem aturan yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain yang juga populer digunakan, Hukum Indonesia adalah
hukum positif Indonesia, semua hukum yang dipositifkan atau yang sedang berlaku di
Indonesia.
Membicarakan Sistem Hukum Indonesia berarti membahas hukum secara
sistemik yang berlaku di Indonesia.Secara sistemik berarti hukum dilihat sebagai
suatu kesatuan, yang unsur-unsur, sub-sub sistem atau elemen-elemennya saling
berkaitan, saling pengaruh mempengaruhi, serta saling memperkuat atau
memperlemah antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sebagai suatu sistem, Hukum Indonesia terdiri atas sub-sub sistem atau
elemen-elemen hukum yang beraneka, antara lain Hukum Tata Negara (yang baigia-
bagiannya terdiri dari tata negara dalam arti sempit dan Hukum Tata Pemerintahan),
Hukum Perdata (yang bagian-bagiannya terdiri atas hukum Perdata dalam arti sempit,
Hukum Acara Perdata dan Hukum Dagang atau Hukum Bisnis), Hukum Pidana (yang
bagian-bagiannya terdiri dari Hukum Pidana Umum, Hukum Pidana Tentara, Hukum
Pidana Ekonomi serta Hukum Acara Pidana) serta Hukum Internasional (yang terdiri
atas Hukum Internasional Publik dan Hukum Perdata Internasional).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hukum acara ?
2. Bagaimana perkembangan hukum di indonesia ?
5
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu hukum acara
2. Mengetahui bagaimana perkembangan hukum diindonesia
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Acara
7
a) Asas-asas Hukum Acara Perdata
Asas dalam hukum acara pidana adalah :
1) Hakim bersifat menunggu
2) Hakim Dilarang Menolak Perkara
3) Hakim bersifat pasif
4) Persidangan bersifat terbuka
5) Mendengarkan kedua belah pihak
6) Putusan hakim harus disertai alasan-alasan
7) Pemeriksaan sederhana, cepat dan biaya ringan
8) Objektivitas.
8
d) Asas accusatior
e) Asas peradilan bersifat sederhana, cepat, dan biaya ringan
f) Asas tersangka berhak mendapat bantuan hukum
g) Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum
h) Tidak mengenal asa in absentia
i) Asas pemeriksaan oleh hakim majelis
j) Asas beracara secara lisan
k) Asas putusan pengadilan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum,
disertai alasan-alasan yang sah menurut hukum
l) Asas pengawasan pelaksanaan putusan oleh pengadilan
m) Asas jaksa sebagai eksekutor putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
9
11) Asas gugatan ke PTUN tidak menunda pelaksanaan putusan TUN
12) Asas tidak di kenal tuntutan balik
13) Asas putusan diucapkan dalam sidanng terbuka untuk umum
14) Asas putusan harus di sertai alasan-alaan hukum.
10
sebenarnya tidak lain adalah sistem hukum yang bersumber dari nilai-nilai
budaya bangsa yang sudah lama ada dan berkembang. Dengan kata lain, hukum
Indonesia merupakan sistem hukum yang timbul sebagai buah usaha budaya
rakyat Indonesia yang berjangkauan Nasional, yaitu sistem hukum yang meliputi
seluruh rakyat sejauh batas-batas nasional negara Indonesia.
Perlu dijelaskan disini bahwa pengertian seperti itu tidak bisa dilepaskan dari
konteks sejarah.Sebagaimana diketahui, setelah merdeka bangsa Indonesia
belum memiliki hukum yang bersumber dari tradisinya sendiri tetapi masih
memanfaatkan peraturan perundang-undangan peninggalan pemerintah kolonial
Belanda. Kendati memang, atas dasar pertimbangan politik dan nasionalisme
peraturan perundang-undangan itu mengalami proses nasionalisasi, seperti
penggantian nama : Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) merupakan
nasionalisasi dari Wetboek Van Straafrechts, dll. Selain penggantian nama,
beberapa pasal tidak lagi sesuai dengan kebutuhan sebuah negara yang merdeka,
berdaulat dan relegius turut pula diganti dan ditambahkan yang baru.
Pendekatan seperti diatas dalam jangka pendek sangat bermanfaat karena
dapat menghindarkan terjadinya kekosongan hukum (Rechtsvacuum). Namun,
dalam jangka panjang upaya “Tambal Sulam” atau Transplantasi itu sebenarnya
kurang efektif dan cenderung kontra produktif bila terus menerus
diberlakukan.Ini didasarkan fakta bahwa upaya “Tambal Sulam” atau
transplantasi pada hakikatnya tidak mengubah watak dasar dari hukum warisan
kolonial yang cenderung represif, feodal, diskriminatif dan individualistik,
sebagai salah satu upaya pihak penjajah untuk menekan
kaum inlender.Karakteristik hukum yang seperti itu jelas bertentangan dengan
ciri khas masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi kolektivisme.
11
itu sistem hukum yang berlaku di Indonesia mengalami perpaduan antara sistem
eropa kontinental dan sistem hukum anglo saxon.
Sistem Hukum Eropa Kontinental lebih mengedapankan hukum tertulis,
peraturan perundang-undangan menduduki tempat penting.Peraturan perundang-
undangan yang baik, selain menjamin adanya kepastian hukum, yang merupakan
syarat mutlak bagi terwujudnya ketertiban, juga dapat diharapkan dapat
mengakomodasi nilai-nilai keadilan dan kemanfaatan.Lembaga peradilan harus
mengacu pada undang-undang. Sifat undang-undang tertulis yang statis
diharapkan dapat lebih fleksibel dengan sistem bertingkat dari norma dasar
sampai norma yang bersifat teknis, serta dengan menyediakan adanya
mekanisme perubahan undang-undang.
Sistem Hukum Anglo Saxon cenderung lebih mengutamakan hukum
kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan dinamika
masyarakat.Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan sistem
jurisprudensi dianggap lebih baik agar hukum selalu sejalan dengan rasa
keadilan dan kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat secara nyata.
Sistem hukum di Indonesia dewasa ini adalah sistem hukum yang unik, sistem
hukum yang dibangun dari proses penemuan, pengembangan, adaptasi, bahkan
kompromi dari beberapa sistem yang telah ada. Sistem hukum Indonesia tidak
hanya mengedepankan ciri-ciri lokal, tetapi juga mengakomodasi prinsip-prinsip
umum yang dianut oleh masyarakat internasional.
Apapun sistem hukum yang dianut, pada dasarnya tidak ada negara yang
hanya didasarkan pada hukum tertulis atau hukum kebiasaan saja.Tidak ada
negara yang sistem hukumnya menafikan pentingnya undang-undang dan
pentingnya pengadilan.
12
pihak menyertai pentingnya ilmu pengetahuan, dan sisi yang lain menjelaskan
tentang filsafat politik dan teori tentang ilmu hukum.
Positivisme atau yang dikenal dengan aliran positivis mempunyai pengaruh
yang besar dalam proses pembentukan dan penegakan hukum di Indonesia. Pada
kebanyakan tindakan lembaga legilatif untuk membuat undang-undang, tindakan
Pemerintah (Excecutive) dan aparat dalam menegakkan hukum, bahkan tindakan
hakim dalam memutus perkara selalu menjadikan pemikiran mazhab ini sebagai
acuan.Selain itu, aspek keadilan dalam penegakan hukum dalam sistem hukum
nasional selalu dilihat dari perspektif keadilan hukum.
Lahirnya pemikiran mazhab positivis mempunyai landasan tersendiri sehingga
pandangan ini memiliki ciri khas tersendiri, namun sayangnya pejabat negara
yang diberi tugas untuk membentuk dan melaksanakan hukum kurang
memperhatikan landasan pemikiran mazhab hukum positivis, akibatnya keadilan
hukum selalu menjadi perdebatan dalam masyarakat dan tidak jarang selalu
melahirkan konflik baik vertikal maupun horizontal.
Positivisme menekankan setiap metodologi yang dipikirkan untuk menemukan
suatu kebenaran, hendaknya menjadikan realitas sebagai sesuatu yang eksis dan
objektif dan harus dilepaskan dari berbagai macam konsepsi metafisis
subjektif.Ketika pemikiran positivisme diterapkan ke dalam bidang hukum,
positivisme hukum melepaskan pemikiran hukum sebagaimana dianut oleh para
pemikir aliran hukum alam. Jadi setiap norma hukum haruslah eksis secara
objektif sebagai norma-norma yang positif. Hukum tidak dikonsepkan sebagai
asas-asas moral yang abstrak tentang hakikat keadilan, melainkan sesuatu yang
telah dipositifkan sebagai undang-undang guna menjamin kepastian hukum.
Pembentukan hukum yang dimaksud disini adalah lahirnya aturan tertulis
yang memiliki keabsahan untuk diberlakukan.Lahirnya hukum yang sah karena
adanya keputusan dari suatu badan/lembaga yang diberi berwenang oleh
konstitusi untuk menciptakan hukum.Jika mengartikan hukum sebagai sistem
aturan hukum positif, maka lembaga yang membentuk hukum (legislative
functie) dalam sistem Pemerintahan Indonesia dijalankan oleh Lembaga
Legislatif (Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
Dewan Perwakilan Daerah), Lembaga Eksekutif (Presiden/Wakil Presiden
dibantu para Menteri), dan Lembaga Yudikatif (kehakiman).
13
Pembentukan Undang-Undang Oleh Lembaga DPR/DPD dengan persetujuan
Presiden.Bentuk hukum yang diciptakan oleh lembaga ini adalah undang-
undang. Ciri khas undang-undang yang dibentuk oleh Lembaga DPR/DPD
dengan persetujuan Presiden adalah materi atau isinya yang bersifat ”umum”.
Hal ini sesuai dengan pemikiran Hans Kelsen bahwa Undang-undang sebagai
norma hukum yang bersifat umum. Isi undang-undang selalu bersifat umum,
sehingga sebagian besar pasal-pasal yang terdapat di dalamnya masih
membutuhkan aturan pelaksana berupa Peraturan Pemerintah.
Di Indonesia, penerapan prinsip ini melahirkan masalah karena hukum selalu
menjadi kendala dalam pembangunan bahkan hukum itu bersifat statis dan tidak
dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan yang berubah. Banyak kalangan
mengatakan dengan gamblang bahwa hukum itu bersifat statis dan kaku (Rigid).
Pandangan yang demikian adalah keliru karena mengabaikan aspek lain dalam
pembentukan hukum.
Model penegkan hukum di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pemikiran
positivisme. Menurut Kelsen bahwa norma hukum yang sah menjadi standar
penilaian bagi setiap perbuatan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok
dalam masyarakat . Standar penilaian dimaksud adalah hubungan antara
perbuatan manusia dengan norma hukum. Jadi norma hukum menjadi ukuran
untuk menghukum seseorang atau tidak, dan mengklaim seseorang bersalah atau
tidak harus diukur berdasarkan pasal dalam peraturan tertulis, tanpa
memperhatikan aspek moral dan keadilan.
Kaum positivisme mengartikan keadilan hukum sebagai legalitas.Suatu
perturan hukum dikatakan adil jika benar-benar diterapkan pada semua kasus.
Demikian sebaliknya, suatu peraturan hukum dianggap tidak adil jika hanya
diterapkan pada suatu kasus tertentu, dan tidak diterapkan pada kasus lain yang
sama. Substansi keadilan hukum dalam pandangan positivism adalah penerapan
hukum dengan tanpa memandang nilai dari suatu aturan hukum (asas
kepastian).Jadi hukum dan keadilan adalah dua sisi mata uang.Kepastian hukum
adalah adil, dan keadilan hukum berarti kepastian hukum.
Doktrin positivisme ini masih diterapkan dalam proses penegakan hukum di
Indonesia, terutama pada bidang pidana menyangkut penerapan pasal dan
prosedur dalam sistem pelaksanaan hukum. Oleh karena prinsip yang mengacu
pada aturan hukum tertulis sehingga banyak kasus dalam sengketa lingkungan,
14
para pelaku kejahatan selalu dinyatakan bebas dari tuntutan hukum karena tidak
memenuhi unsur-unsur dalam aturan hukum lingkungan.Wajar jika dikatakan
bahwa wajah penegakan hukum di Indonesia dinyatakan dengan ungkapan
“Hukum hanya berlaku terhadap mereka yang lemah”. Kenyataan ini sangat
bertentangan dengan prinsip “Setiap orang bersamaan kedudukannya di depan
hukum”.
15
Roscoe Pound menyatakan dan menjelaskan sebuah ringkasan antinomi lain
yang berwujud ketegangan antara hukum dan aspek-aspek lain dari kehidupan
bersama. Filsafat hukum mencerminkan keadaan bersitegang antara tradisi dan
kemajuan, stabilitas dengan perubahan serta kepastian hukum.Sebegitu jauh,
karena salah satu tugas hukum adalah untuk menegakkan ketertiban.
Dalam buku lain, Pound menjelaskan bahwa tugas pokok pemikiran modern
mengenai hukum adalah tugas rekayasa sosial. Pound berusaha untuk
memudahkan dan menguatkan tugas rekayasa sosial ini.Dengan merumuskan
dan menggolongkan kepentingan-kepentingan sosial yang keseimbangannya
menyebabkan hukum berkembang.
Dalam paham sosiologi hukum, yang dikembangkan oleh aliran Pragmatic
Legal Realism yang dipelopori antara lain oleh Roscoe Pound memiliki
keyakinan bahwa hukum adalah “a tool of social engineering” atau “alat
pembaharuan masyarakat” atau menurut Mochtar Kusumaatmadja “sarana
perubahan masyarakat”, dalam konteks perubahan hukum di Indonesia harus
diarahkan ke jangkauan yang lebih luas, yang berorientasi pada :
a) Perubahan hukum melalui peraturan perundangan ang lebih bercirikan sikap
hidup serta karakter bangsa Indonesia, tanpa mengabaikan nilai-nilai
universal manusia sebagai warga dunia, sehingga kedepan akan terjadi
transformasi hukum yang lebih bersifat Indonesiani (mempunyai seperangkat
karakter bangsa yang positif).
b) Perubahan hukum harus mampu membimbing bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang mandiri, bermartabat dan terhormat dimata pergaulan antar
bangsa, karena hukum bisa dijadikan sebagai sarana mencapai tujuan bangsa
yang efektif.
Perubahan hukum di Indonesia pada kenyataannya berlangsung, baik yang
dilakukan oleh penyelenggara negara yang berwenang (lembaga legislatif dan
eksekutif) melalui penciptaan berbagai peraturan perundangan yang menjangkau
semua fase kehidupan baik yang berorientasi pada kehidupan perorangan,
kehidupan sosial maupun kehidupan bernegara (politik) atau yang diusulkan oleh
berbagai lembaga yang memiliki komitmen tentang pemabruan dan pembinaan
hukum, sehingga mampu mengisi kekosongan atau kevakuman hukum dalam
berbagai segi kegidupan.
16
Dengan perencanaan yang baik, perubahan hukum diarahkan sesuai dengan
konsep pembangunan hukum di Indonesia, yang menurut Mochtar
Kusumaatmadja harus dilakukan dengan jalan :
1) Peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan antara
lain mengadakan pembaharuan, kodifikasiserta unifikasi hukum di bidang-
bidang tertentu dengan jalan memperhatikan kesadaran hukum masyarakat.
2) Menertibkan fungsi lembaga hukum menurut proporsinya masing-masing.
3) Peningkatan kemampuan dan kewibawaan penegak hukum.
4) Memupuk kesadaran hukum masyarakat, serta
5) Membina sikap para penguasa dan para pejabat pemerintah/ negara ke arah
komitmen yang kuat dalam penegakan hukum, keadilan serta perlidungan
terhadap harkat dan martabat manusia.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18
B. SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/2822/2/1HK08258.pdf
http://repository.unissula.ac.id/12004/2/babI.pdf
https://www.academia.edu/37684088/perkembangan_hukum_indonesia_docx
https://media.neliti.com/media/publications/9160-ID-perkembangan-sistem-hukum-
nasional.pdf
https://osf.io/tdj8n/download
20