1837 4809 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp.

1-7
Copyright © Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jom.untidar.ac.id/index.php/market/index

Keputusan Investasi pada Penganggaran Modal dalam Perspektif Conservatism

Wulandari Nur Syifatulloha, Nava Yansi Anggraeni b, Fian Dwi Rahayuc


a,b,c Universitas Tidar

[email protected]

ABSTRAK. Perusahaan tentunya memiliki perencanaan atas modal yang dimiliki dan merupakan
suatu keharusan dimana dalam perencanaan tersebut akan menimbulkan hal yang mampu
memberikan pengaruh terhadap suatu perusahaan salah satunya adalah keputusan investasi.
Penganggaran modal yang tepat akan menunjang keputusan yang tepat pula. Hasil dari keputusan
investasi ini nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Akan tetapi pada dasarnya
dikarenakan adanya bias atau ketidaksesuaian informasi yang ada, mampu mempengaruhi
keefektifan atas keputusan yang diambil. Salah satu bias yang mampu mempengaruhi keputusan
investasi yaitu bias conservatism yang merupakan sebuah efek karena adanya kesengajaan oleh
pihak manajerial untuk mengabaikan dan atau lambat bereaksi terhadap informasi yang terbaru
karena adanya kondisi nyaman atas pengalaman sebelum-sebelumnya. Dengan menggunakan
pendekatan studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi dan
hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan, diperoleh hasil bahwa bias conservatism
memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku investor serta toleransi resiko keuangan sehingga
untuk memperbaiki efek atas bias ini perlu adanya perbaikan substansial yang dilakukan dalam
jenis, bentuk dan cara komunikasi informasi dalam pengambilan keputusan keuangan.

Kata kunci: penganggaran modal, conservatism


Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini banyak masyarakat yang mulai tertarik untuk melakukan investasi,
meskipun untuk jumlah yang ada Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dengan negara lain.
Sebagaimana yang dituturkan Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Sujanto dalam Tempo.com (2019) bahwa jumlah rasio investor baru mencapai 0,8 persen dari total
populasi penduduk 260 juta. Padahal di negara lain, nilai untuk investor baru mampu mencapai 20
persen investor dari keseluruhan populasi penduduk.
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan suatu proses dengan melakukan evaluasi dan
pemilihan atas adanya investasi jangka panjang yang memiliki kinerja secara konsisten sehingga
mampu memaksimalisasikan nilai perusahaan (Arifah, 2018). Investasi berarti pengeluaran pada
saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Penganggaran modal dan keputusan investasi memiliki peranan penting bagi
perusahaan. Anggaran modal yang dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dapat membantu
dalam mencapai tujuan ekonomi dan keuangan jangka panjang, namun apabila terdapat kesalahan
pengambilan keputusan dalam pengeluaran modal dapat menyebabkan masalah dan dampak
kerugian besar bagi perusahaan (Arifah, 2018). Salah satu contoh kasus terkait keputusan modal
yang buruk dan mengakibatkan kebangkrutan yaitu kasus di Jefferson County, Alabama dan
Harrisburg, Pennsylvania yang menunjukkan pentingnya kompleksitas dalam keputusan ini. Dalam
sebuah perusahaan, manajer keuangan bertanggung jawab dalam menangani pengambilan
keputusan finansial. Keputusan investasi memerlukan prosedur yang kompleks. Alasan utama
kompleksitas dalam keputusan investasi adalah adanya sejumlah besar investor yang menunjukkan
pola emosi dan perilaku yang bervariasi saat mengambil keputusan investasi (Zahera dan Bansal
2018).
Bias kognitif merupakan suatu penyimpangan yang secara sistematis dari adanya norma atau
rasionalitas didalam penilaian yang dilakukan (Gyan, 2019). Bias kognitif dapat diperbaiki dengan
meningkatkan kesadaran investor pada topik tertentu tetapi bias emosional mungkin dapat atau
tidak dapat diperbaiki karena sepenuhnya didasarkan dan dipengaruhi oleh emosi manusia. Manfaat
pengambilan keputusan melalui heuristik adalah investor dapat mengambil keputusan dengan
sangat cepat dan kelemahannya adalah kemungkinan terjadinya kesalahan meningkat sehingga
keaslian output mungkin tidak seperti yang diasumsikan oleh investor. Bias konservatisme adalah
jenis bias kognitif di mana investor biasanya berpegang teguh pada informasi sebelumnya yang
mereka miliki tentang investasi dan memberikan sedikit atau tidak ada pemberitahuan pada
informasi saat ini yang mengarahkan mereka ke peramalan sebagai pengganti menyerap informasi
baru. Bias konservatism adalah ketika orang menggunakan informasi lama yang disimpan dalam
pikiran mereka untuk mengambil keputusan dan tidak dapat memperbarui diri mereka sendiri ke
informasi baru yang tersedia di pasar. Terkadang tipe orang seperti ini memanfaatkan pengalaman
lama dalam mengambil keputusan investasi ( Adeel et al., 2019).
Gyan (2019) menyatakan bahwa karena bias konservatisme, investor berperilaku terlalu tidak
fleksibel ketika mereka diberi informasi baru tentang suatu subjek yang informasinya mereka miliki
sebelumnya. Investor biasanya bertahan ke informasi afirmatif sebelumnya tentang subjek tertentu
dan mengabaikan informasi negatif tentang subjek yang sama. Karena bias konservatisme, investor
membutuhkan waktu terlalu lama untuk bereaksi terhadap pasar sebagai kebalikannya bias

2
Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

keterwakilan. Dalam bias keterwakilan, investor menunjukkan reaksi berlebihan terhadap informasi
baru dan dalam bias konservatisme investor menunjukkan reaksi terhadap informasi baru. Investor
mengalami kesulitan memproses data baru yang menimbulkan konflik internal, sehingga untuk
menghindari konflik internal ini biasanya investor menghindari memperhatikan data baru dan
menahan terlalu lama pada data sebelumnya yang terkadang menyebabkan kerugian lebih besar dari
keuntungan. Luo (2012) menyatakan investor berpegang pada perkiraan dan posisi yang telah
ditetapkan, sangat sulit untuk investor untuk pindah dari posisi itu. Investor terkadang memberikan
reaksi lambat terhadap beberapa informasi baru pasar keuangan yang menyebabkan kerugian
finansial investor. Dalam membuat keputusan investasi, cenderung dipengaruhi oleh hasil potensial
dan hasil emosional. Perilaku para investor yang berbeda dalam bertindak pada berbagai situasi
membuatnya penting untuk menggabungkan konsep psikologi dengan keuangan. Strategi investasi
dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip keuangan perilaku karena dapat meningkatkan
keuntungan para investor.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Studi pustaka (library research) digunakan sebagai dasar
penelitian kualitatif. Studi pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi dan hasil
penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain yang digunakan dan bertujuan
untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah - masalah yang akan diteliti (Sari, 2020). Jenis
penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
informasi berupa catatan dan data deskriptif yang terdapat di dalam teks yang diteliti. Analisis
deskriptif diperlukan dalam penelitian kualitatif. Menurut (Zellatifanny and Mudjiyanto, 2018)
penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subyek yang diteliti secara objektif, dan bertujuan menggambarkan fakta secara sistematis dan
karakteristik objek serta frekuensi yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini menggunakan
teori-teori dari buku dan jurnal sebagai sumber literatur yang digunakan menjadi landasan teori
dalam penelitian. Pendekatan kualitatif yang didasarkan pada Langkah awal yang digunakan dengan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan klasifikasi dan deskripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Keputusan Investasi
Investasi diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu perusahaan atau proyek tertentu untuk
tujuan memperoleh keuntungan, atau membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat
dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi merupakan penundaan konsumsi saat ini
untuk konsumsi masa depan. Artinya bahwa keuntungan di masa datang merupakan kompensasi
atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Investasi adalah pilihan
keputusan kepemilikan atau penguasaan asset untuk memperoleh capital gain. Investasi adalah aset
yang diharapkan dapat memberikan keuntungan kembali. Investasi terdiri dari investasi tetap dan
investasi variabel. Investasi tetap merupakan suatu investasi dengan nilai yang tidak didasarkan atas
jumlah produksi sehingga mampu digunakan untuk memperoleh faktor produksi bersifat tetap
antara lain; mesin, bangunan, dan tanah. Sedangkan investasi variabel adalah investasi yang
tergantung berapa jumlah produksi. Semakin besar jumlah barang dan jasa diproduksi semakin
besar investasi. Investasi variabel disebut modal kerja.

3
Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

Pilihan investasi, antara lain berupa deposito, tabungan, obligasi, saham, emas, tanah, bangunan,
properti, komuditas, dan lainnya. Investasi, dilihat secara wujud dapat berupa investasi riil, maupun
keuangan. Riil Investment, yaitu menginvestasikan sejumlah tertentu aset berwujud, seperti halnya
tanah, emas, bangunan, dan lain-lain. Financial Investment yaitu menginvestasikan sejumlah dana
tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Pada sebuah
perusahaan, Manajer Keuangan bertanggung jawab dalam menangani pengambilan keputusan
finansial salah satunya keputusan investasi. Pengambilan keputusan membutuhkan pendekatan
yang sistematis terhadap beberapa alternatif yang dihadapi dan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat untuk diambil.
Pengambilan keputusan keuangan yang dilakukan oleh Manajer Keuangan dapat berpengaruh bagi
masa depan perusahaan. Hal ini dikarenakan setiap keputusan bisnis diukur secara finansial yang
menyebabkan Manajer Keuangan memegang peranan utama dalam perusahaan. Manajer keuangan
harus melihat beberapa aspek yang terdiri atas investasi jangka panjang yang akan dipilih (alokasi
dana), darimana pendanaan jangka panjang untuk membayar investasi tersebut, dan cara untuk
mengelola aktivitas investasi tersebut (Sarimatua, 2017). Tujuan dilakukan keputusan investasi
adalah untuk memperoleh laba yang besar dengan risiko yang dapat dikelola dan dengan harapan
dapat mengoptimalkan nilai perusahaan. Seorang manajer keuangan harus mampu memutuskan
apakah suatu investasi cukup berharga untuk ditanamkan modalnya dan bisa memilih dengan
cerdas antara dua atau lebih alternatif. Maka untuk dapat melakukan hal ini diperlukan suatu
prosedur evaluasi, membandingkan, dan memilih proyek yang diperlukan. Prosedur ini juga bisa
kita sebut capital budgeting (Ningsih dan Diba, 2018).
Penganggaran Modal
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses perencanaan,
pengambilan keputusan dan pengevaluasian terhadap rencana penanaman modal atau investasi
yang mampu menambah nilai perusahaan sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan dalam
jangka waktu panjang (Dewantoro et al., 2017). Penganggaran modal berkaitan dengan alokasi
sumber daya keuangan perusahaan dengan kesempatan yang tersedia. Pertimbangan peluang
investasi melibatkan perbandingan aliran masa depan yang diharapkan dari pendapatan proyek
dengan aliran langsung dengan aliran langsung terkait pengeluaran (Ningsih dan Diba, 2018).
Beberapa literatur penelitian mengenai penganggaran modal berkonsentrasi pada teknik yang
digunakan untuk analisis proyek atau program anggaran modal yang diambil. Pada penelitian yang
dilakukan Dewantoro et al. (2017), yang bertujuan untuk menganalisis penggunaan capital
budgeting dalam membuat keputusan aktiva tetap yang akan dilakukan oleh PT Zena
Pariwisata.Nusantara, dihitung dengan Teknik analisis capital budgeting. Teknik analisis capital
budgeting digunakan oleh pihak manajemen untuk menganalisis proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai investasi pada aktiva tetap. Teknik analisis capital budgeting
memiliki beberapa metode diantaranya adalah Average Rate Of Return (ARR), Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profiitability Index (PI), dan Internal Rate Of Return (IRR). Hasilnya untuk
menentukan apakah proyek investasi diterima atau ditolak untuk dilaksanakan. Sekwat (2014)
melakukan survei kepada pejabat pemerintah kabupaten di Amerika Serikat untuk mencoba
mendeteksi pola di penggunaan berbagai teknik untuk analisis proyek. Dia menemukan bahwa
sebagian besar pemerintah daerah lebih suka teknik yang relatif sederhana untuk analisis proyek
modal, dan menemukan beberapa pola terbatas dalam penggunaan teknik berdasarkan tingkat
urbanisasi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Srithongrung (2008) meneliti proses

4
Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

penganggaran modal di Illinois. Dia melakukan penilaian dengan pejabat negara yang terlibat dalam
proses perencanaan dan penganggaran modal, dan menemukan bahwa berbagai pendekatan teknis
dan pendekatan non-teknis digunakan untuk mengembangkan proses penganggaran modal.
Menurut Sarimatua (2017) dalam penelitiannya mengenai factor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan keuangan pada pada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd., menunjukkan bahwa
terdapat factor psikologi yang berperan didalamnya. Dari tiga belas factor bias psikology yang diteliti,
ditemukan hasil bahwa lima factor bias psikology terbukti mempengaruhi pengambilan keputusan
keuangan pada perusahaan tersebut yaitu heuristic, representativeness, availability, framming effect, dan loss
aversion.
Bias Conservatism dalam Perilaku Investasi
Dalam menentukan keputusan investasi, ketika seseorang merasa cukup informasi mengenai
kesempatan investasi yang tersedia, maka orang tersebut cenderung enggan untuk mencari
informasi tambahan. Perilaku conservatism berpeluang muncul disaat seseorang bertindak terlalu
lambat dalam bereaksi terhadap informasi yang terbatas tersebut. Perilaku conservatism
menyebabkan tidak optimalnya hasil yang diperoleh dalam suatu keputusan investasi (Asri, 2013).
Ketika memutuskan untuk menunda keputusan investasi, maka perusahaan dapat mengalami
ketertinggalan dari perusahaan lain dalam memanfaatkan kesempatan pasar.
Bias investor sering disebut sebagai kapasitas keputusan keuangan irasional yang disebabkan oleh
emosi. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pentingnya bias investor dalam membentuk
keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan Rahim et al., (2019) menganalisis pengaruh bias
konservatisme terhadap keputusan investasi investor Bursa Efek Pakistan. Investor mengambil
banyak keputusan investasi yang tidak rasional untuk mengalahkan dinamika pasar tetapi terkadang
menanggung kerugian besar dalam perdagangan di Bursa Efek Pakistan karena intervensi bias
investor dan mereka tidak dapat mengatasinya dengan tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bias konservatisme berpengaruh positif pada keputusan investasi investor individu Bursa Efek
Pakistan. Menurut Rahim et al. (2019) Bias conservatism adalah ketika informasi yang baru tersedia
tidak digunakan dan informasi masa lalu biasanya dirujuk dalam situasi ini. Jenis bias ini terlihat
pada investor yang sebelumnya pernah mengalami berita buruk seperti market crash dan krisis
keuangan global serta mengambil langkah pencegahan lebih lanjut dalam pengambilan keputusan
investasinya.
Dalam penelitian yang dilakukan Gyan (2019) bertujuan untuk memahami bahwa bias kognitif
mempengaruhi kekuatan pengambilan keputusan investor yang selanjutnya juga mempengaruhi
toleransi risiko keuangan mereka. Diketahui bahwa kedua konservatisme bias dan bias atribusi diri
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan toleransi risiko keuangan dan memiliki pengaruh
yang berbeda berbagai jenis investor. Sebagian besar penelitian mengenai keuangan keperilakuan
telah menunjukkan adanya bias perilaku pada investor. Sangat sedikit literatur yang memberikan
solusi untuk mengurangi bias ini. Dalam penelitian Moradi et al. (2013), menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara dimensi kepribadian investor dengan bias perilaku seperti bias conservatism
dan bias availability. Untuk mempelajari pengaruh setiap komponen terkait dari dimensi kepribadian
pada konservatisme dengan menguji empat sub-tes. Untuk menyelidiki hubungan antara dua
variabel dengan skala nominal menggunakan uji Chi-square dan rasio korelasi. Dalam pengujian
yang dilakukan oleh peneliti, hipotesis nol menyatakan bahwa tipe kepribadian tidak sesuai dengan
konservatisme dan hipotesis sebaliknya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara tipe
kepribadian dan konservatisme. Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat hubungan

5
Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

antara Sensation-Intuition, dan persepsi-persepsi dengan bias konservatisme sehingga disarankan


kepada penasihat investasi untuk membantu mengurangi bias tersebut dengan konsultasi supaya
dapat meningkatkan kualitas dan lebih profesional.
Dalam Penelitian Bakar dan Yi (2016), menunjukkan bahwa kepercayaan berlebihan,
konservatisme dan bias ketersediaan memiliki dampak yang signifikan terhadap pembuatan
keputusan investor. Ditemukan juga bahwa factor psikologis bergantung pada jenis kelamin
individu.. Untuk faktor konservatisme didapatkan nilai t-nya sebesar -3,542 yang melebihi kisaran
patokan -2,4 sedangkan nilai signifikansinya 0,000 yang sangat signifikan pada level 0,01. Dengan
demikian hipotesis nol ditolak dan dapat disimpulkan bahwa konservatisme berpengaruh signifikan
negatif terhadap pengambilan keputusan investor pada tingkat signifikansi 0,01. Jika investor
memiliki informasi lengkap tentang harga aset, harga sekuritas masuk pasar, prospek perusahaan
di masa depan, pedoman investasi pemerintah di sekuritas, maka mereka juga cenderung membuat
keputusan yang tidak rasional (Zahera dan Bansal, 2018).

KESIMPULAN
Penelitian ini mempelajari timbulnya bias konservatisme ketika investor akan melakukan keputusan
investasi. Dalam menentukan keputusan investasi, ketika seseorang merasa cukup informasi
mengenai kesempatan investasi yang tersedia, maka orang tersebut cenderung enggan untuk
mencari informasi tambahan. Perilaku conservatism berpeluang muncul disaat seseorang bertindak
terlalu lambat dalam bereaksi terhadap informasi yang terbatas tersebut. Perilaku conservatism
menyebabkan tidak optimalnya hasil yang diperoleh dalam suatu keputusan investasi. Terdapat
beberapa pendapat dari penelitian sebelumnya mengenai bias konservatisme yang muncul ketika
investor melakukan keputusan investasi. Bias investor sering disebut sebagai kapasitas keputusan
keuangan irasional yang disebabkan oleh emosi. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan
pentingnya bias investor dalam membentuk keputusan investasi. Jika investor memiliki informasi
lengkap tentang harga aset, harga sekuritas masuk pasar, prospek perusahaan di masa depan,
pedoman investasi pemerintah di sekuritas, maka mereka juga cenderung membuat keputusan yang
tidak rasional. hubungan antara Sensation-Intuition, dan persepsi-persepsi dengan bias konservatisme
sehingga disarankan kepada penasihat investasi untuk membantu mengurangi bias tersebut dengan
berkonsultasi supaya dapat meningkatkan kualitas dan lebih profesional. Kurangnya studi tentang
perilaku keuangan di negara berkembang dan negara maju seperti AS, Inggris dan Eropa yang telah
melakukan penelitian dan eksperimen yang substansial untuk mendapatkan pemahaman yang kuat
tentang tingkah laku investor. Karena ekonomi negara berkembang seperti Indonesia yang masih
berkembang, ada kemungkinan besar untuk mempelajari berbagai pola investasi, perilaku investor
dan bagaimana pengaruh factor keperilakuan. Sebaiknya, ruang lingkup penelitian yang mendalam
mengenai konservatism lebih banyak dilakukan guna menambah literatur.

Referensi
Arifah, Siti. 2018. Budgeting : Penganggaran Perusahaan Secara Komprehensif. Yogyakarta: Graha
Cendekia.
Asri, M. 2013. Keuangan Keprilakuan. Yogyakarta: BPFE.
Bakar, Suzaida, and Amelia Ng Chui Yi. 2016. “The Impact of Psychological Factors on Investors’
Decision Making in Malaysian Stock Market: A Case of Klang Valley and Pahang.”

6
Journal of March "Management Research", Volume 2 Nomor 1, pp. 1-7

Procedia Economics and Finance 35 (October 2015): 319–28.


https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)00040-x.
Dewantoro, R., R. Hidayat, and S. Sulasmiyati. 2017. “Analisis Penggunaan Capital Budgeting
Dalam Membuat Keputusan Investasi Aktiva Tetap (Studi Pada PT Zena Pariwisata
Nusantara).” Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya. 47 (2): 19–24.
Gyan, G A P. 2019. “Effect of Conservatism Bias and Self-Attribution Bias on Financial Risk
Tolerance of Investors,” An International Peer-Reviewed Open Access Journal of Social
Sciences. Volume: II, Issue: I ISSN: 2581-5830. 83–87.
Luo, Guo Ying. 2012. “Conservatism Bias Can Cause Asset Price Overreaction In A Competitive
Securities Market.” Trends and Development in Management Studies. Vol. 1, Issue 1,
Pages 1-24. ISSN 2319-7838.
Moradi, Mahmoud, Zeinab Mostafaei, and Mehdi Meshki. 2013. “A Study on Investors’
Personality Characteristics and Behavioral Biases: Conservatism Bias and Availability Bias
in the Tehran Stock Exchange.” Management Science Letters 3 (4): 1191–96.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2013.03.003.
Ningsih, Heny Triastuti Kurnia, and Sonia Fara Diba. 2018. “Analisis Capital Budgeting Dalam
Meningkatkan Keputusan Investasi Pada PT Samudera Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi
Multiparadigma (JRAM) 5 (1): 38–44.
Rahim Mumtaz Hussain Shah, Adeel, and Alamzeb Aamir. 2019. “Impact of Conservatism Bias
Effect on Investment Decisions of Pakistani Stock Investor 1 2 3.” Curj 09 (01): 85–97.
Sari, Milya. 2020. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian
Pendidikan IPA.” Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA 6 (1): 41–
53. ttps://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/1555/1159.
Sarimatua, Yohannes Ronald. 2017. “Peran Psychological Factors Terhadap Pengambilan
Keputusan Finansial (Studi Kasus Pada Perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.).”
Administrasi Bisnis Fakultas 51 (1): 105–14.
https://media.neliti.com/media/publications/189710-ID-peran psychological-factors-
terhadap-pen.pdf.
Sekwat, Alex. 2014. “The Use of Capital Budgeting Decision Models by County Governments: A
Survey". State & Local Government Review, Vol. 28, No. 3 (Autumn, 1996), Pp. 180-192
Stable URL: Http://Www.Jstor.Org/Stable/4355159. 28 (3): 180–92.
Srithongrung, Arwiphawee. 2008. “The Impacts of State Capital Management Programs on State
Economic Performance.” Public Budgeting and Finance 28 (3): 83–107.
https://doi.org/10.1111/j.1540-5850.2008.00912.x.
Zahera, Syed Aliya, and Rohit Bansal. 2018. “Do Investors Exhibit Behavioral Biases in
Investment Decision Making? A Systematic Review.” Qualitative Research in Financial
Markets 10 (2): 210–51. https://doi.org/10.1108/QRFM-04-2017-0028.
Zellatifanny, Cut Medika, and Bambang Mudjiyanto. 2018. “Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu
Komunikasi.” Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi 1 (2): 83–90.
https://doi.org/10.17933/diakom.v1i2.20.

Anda mungkin juga menyukai