Makalah Praformulasi
Makalah Praformulasi
Makalah Praformulasi
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi
yangartinya perumusan atau penyusunan. dibidang farmasi preformulasi dapat
diartikansebagai langkah awal yang dilakukan ketika akan membuat formula
suatu obat.
II.1.2 Tujuan
Preformulasi memiliki tujuan untuk menyusun atu merumuskan
formula yang tepat agar menghallan produk sediaan farmasi yang
aman, stabil, dan berkhasiat ketika digunakan.
II.1.3 Pertimbangan Umum Preformulasi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum merumuskan
formula sediaan obat adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Sediaan yang Akan Dibuat
a. Sediaan farmasi memiliki beberapa pilihan bentuk di
antaranya adalah bentuk padat, seperti puyer, kapsul, dan
tablet. Yang kedua adalah bentul setengah padat contolnya
krim, pasta dan salep Bentuk yang terakhir adalah bentuk
cair-contohnya larutan
b. Pemilihan bentuk sediaan obat bergantung pada beberapa hal,
yakni:
1) Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni
kelarutan, ukuran partikel, sifat higroskofis, reaksi-reaksi
kimia dan lain-lain
2) Kerja obat yang diinginkan, secara lolal atau secara
sistemik. Untuk keria lokal dipilih sediaan salep, krim,
lotion, serbuk tabur. Untuk kerja sistemik (diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah) dipilih sediaan tablet, kapsul,
pulveres atau puyer dan situp.
3) Umur sipemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai
bentuk pulveres dan sirup. Untuk dewasa umumnyaa
dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul.
2. Bahan Tambahan Obat yang Akan Digunakan
Bahan tambahan obat yang digunakan dalam formulasi harus
kompatibel atau dapat tercampurkan dengau bahan utama (zat
aktif) dan bahan tambahan yang lain.
Bahan tambahan diperlukan untuk:
a. Mendapatkan bentuk sediaan yang diinginkan seperti tablet,
kapsal dan lain-lain.
1) Sebagai contoh: pada sediaan tabletselain zat aktif,
digunakan bahan tambahan berupa bahan pengisi untuk
memperbesar volume tablet, bahan pengikat untuk
merekatkan serbuk bahan obat, bahan pengancur untuk
mempercepat pecahnya tablet di dalam lambung dan
bahan penyalut yang digunakan untuk memperbaiki
kestabilan, mengontrol, penghancuran dan mempercantik
penampilan tablet.
2) Pada sediaan larutan digunakan bahan tambahan berupa
pelarut nuntuk melarutkan bahan obat. Dapat juga
ditambahkan bahan penstabil untuk mencegah peruraian
bahan obat, bahan pengawet untuk mencegah
pertumbuhan mikroba, bahan pemberi warna dan rasa
untuk memperbaiki rasa dan penampilan produk.
Demikian juga sediaan salep, pasta, krim dan lain-lain.
b. Menjaga kestabilan sediaan obat, misalnya pengawet,
pensuspensi, dan pengemulsi.
c. Menjaga kestabilan zat aktif, misalnya antioksidan.
3. Kenyamanan Saat Mengonsumsi
a. Kenyamanan saat mengonsumsi obat penting untuk
diperhatikan karena akan memengaruhi kepatuhan si pemakai
obat. Jika obat dirasakan tidal enak, orang akan lebih enggan
untuk mengkonsumsinya.
b. Rasa tidak enak dari obat dapat ditutup dengan
menambahkan corigens saporis, bau yang tidak enak ditutupi
dengan corrigens adoris, dan warna youg kurang menarik
dapat ditutupi dengan corrigeus coloris.
c. Rasa pahit dari obat-obat tertentu, contohnya Ampisilin dan
amoksisilin dapat diatasi dengan menggunakan bentuk
garamnya, yaitu Ampisilin trihidrat dan Amoksilin triidrat
yang tidak pahit
d. Sediaan setengah padat harus memenuhi persyaratan, yaitu:
halus, mudah dioleskan, tidak terlalu lengket dan tidak
meninggalkan bekas noda pasta pakaian.
4. Kestabilan Sediaan Obat
a. Selama penyimpanan, sediaan obat harus tetap dalam
keadaan yang stabil, tidak menampakkan tanda-tanda
kerusakan yang umum ditemui pada sediaan obat. Misal
terjadi perubahan warna, rasa, bau, timbulnya kristal pada
permukaan tablet atau kaplet, memisahnya air dan minyak
pada sediaan krim atau emulsi.
b. Untuk menjaga kestabilan sediaan obat perlu dilakukan:
1) Penambahan bahan tambahan tertentu, seperti pengawet,
2) Pengemasan yang tepat.
3) Pemberian petunjuk tentang penyimpanan yang benar.
5. Khasiat Obat
Untuk menjaga khasiat obat, perlu diperhatikan
a. Pemilihan bentuk sediaan. Sebagai contoh, jika zat aktif tidak
stabil dalam media air, maka tidak diformulasi dalam bentuk
cair.
b. Bahan-bahan tambahan yang digunakan tidak boleh
mengurangi khasiat zat aktifnya.
c. Pemberian petunjuk cara penggunaan yang benar.
II.2 Formula Beberapa Bentuk Sediaan Obat
Berikut formula dari beberapa bentuk sediaan obat (Kemendikbud, 2013):
II.2.1 Formula Tablet
1. Bahan aktif : 1%-50%
2. Bahan tambahan obat : 50%-90%
3. Terdiri atas : Pengisi, pengikat, penghancur, pelicin,
pelumas, pemberi wama, perasa,
penyalut.
II.2.2 Formula Salep
1. Bahan aktif : 1%-50%
2. Bahan tambahan obat : 50%-90%
3. Terdiri atas : Dasar salep, pengawet, pewarna
III.2 Saran
Diharapkan para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
setelah membaca makalah ini serta pembaca juga disarankan untuk
mencari referensi lebih lanjut mengenai protein serta pemurnian protein.
DAFTAR PUSTAKA
Al Awwaly, K. U. (2017). Protein Pangan Hasil Ternak dan Aplikasinya. UB
Press.
Anissa, D. D., & Dewi, R. K. (2021). Peran Protein: ASI dalam Meningkatkan
Kecerdasan Anak untuk Menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045 dan
Relevansi Dengan Al-Qur’an. Jurnal Tadris IPA Indonesia, 1(3), 427–435.
https://doi.org/10.21154/jtii.v1i3.393