Manajemen - Laporan KKN 2022 Zahro Asyifa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PERANAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

DALAM MENINGKATKAN INDUSTRI UMKM DI DESA


BALONGGANDU

Zahro Asyifa
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
[email protected]

Abstrak
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor internal penting yang
seharusnya dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mengelola SDM merupakan
keterampilan yang harus dimiliki oleh pelaku UMKM. Selain itu, dalam menghadapi tantangan bisnis
di Era digital, UMKM perlu beradaptasi dan dinamis dalam perkembangan teknologi. Karena itu,
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait
kompetensi SDM di era digitalisasi kepada khalayak sasaran yaitu UMKM di Desa Balonggandu,
Kecamatan Jatisari. Metode yang dilakukan adalah pemaparan, pelatihan melalui praktek serta
pendampingan. Metode ini cukup tepat diterapkan karena hasil kegiatan menunjukkan bahwa
khalayak sasaran telah mampu mengidentifikasi pemberdayaan SDM menggunakan digitalisasi.
UMKM mampu menjadi penopang perekonomian negara kita, karena pelaku usaha sebagian besar
adalah UMKM dan mampu menyerap tenaga kerja. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peranan kompetensi SDM UMKM dalam meningkatkan Industri UMKM di Desa Balonggandu
Kecamatan Jatisari, Karawang. Kompetensi sumber daya manusia (SDM) ternyata merupakan salah
satu faktor yang sangat penting di dalam industri UMKM. Dengan meningkatnya kompetensi SDM
melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, maka hal tersebut merupakan kunci dalam
peningkatan kinerja UMKM. Mengelola SDM bagi UMKM merupakan sebuah keterampilan yang
harus dimiliki oleh para pelaku UMKM khususnya para pelaku usaha yang ada di Desa Balonggandu.

Kata Kunci : Kompetensi SDM, Pengelolaan SDM, Anggaran Produksi, UMKM

Pendahuluan
Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai
penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktivitas organisasi
(Paraswati & Laily, 2018). SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau
berkembangnya suatu organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan pula
bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya. Dengan demikian SDM merupakan
aset terpenting di dalam suatu organisasi atau perusahaan skala besar maupun kecil
(Sulistyandari, Widiastuti, & Martini, 2017).
Pengembangan SDM melingkupi beberapa hal yang cukup luas dalam organisasi,
secara umum pengembangan SDM didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang

1
sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi untuk memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk mempelajari keahlian yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan kerja saat ini dan yang akan datang (Gozali et al., 2021). Pengembangan SDM
baik dilakukan kepada para pengelola usaha, tidak hanya pemilik, hal ini diakibatkan
pengelola termasuk ke dalam pelaku usaha yang terjun langsung dalam mengelola
operasional bisnis secara regular. Lebih lanjut, pengembangan kompetensi SDM menjadi
penting dalam strategi penguatan bisnis baik kompetensi manajerial, praktik, prosedural,
kerjasama, kedisiplinan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Kompetensi SDM
merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi kinerja bisnis. Hasil penelitian yang
dilakukan Ardiana, Brahmayanti, & Suhaedi (2010) menemukan bahwa kompetensi SDM
berpengaruh terhadap kinerja usaha. Semakin tinggi kompetensi SDM, dapat memperbaiki
dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sehingga, aspek pengembangan SDM sangat
dibutuhkan oleh sektor usaha, baik itu pengelola, pelaksana serta pemilik (Hamidi et al,
2021).
Di sisi makro, strategi pembangunan sektor industri menjadi pijakan sebuah negara
untuk mengembangkan tingkat perekonomian negaranya (Bashir et al., 2020). Salah satu
sektor penting sebagai penggerak roda perekonomian, khususnya di negara berkembang,
adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) (Naufalin, 2020). Industri ini memiliki
peran yang sangat luas, fundamental, dan inklusif di dalam masyarakat. UMKM menganut
ekonomi kerakyatan sebagai basis dari ekonomi sosialis. UMKM terbukti mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, jumlah UMKM saat ini mencapai 55,2 juta yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri
mencapai 60 persen. Selain itu, UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja
bila dibandingkan dengan investasi pada usaha besar. Kreatifitas merupakan peranan penting
dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini memunculkan
asumsi bahwa dapat dilakukan sebuah penelitian tentang Ekonomi Lokal pada UMKM yang
ada. UMKM diharapkan mampu mengangkat perekonomian masyarakat dalam melakukan
usaha mikro yang didirikan. Terlepas dari peran dari UMKM terhadap perekonomian
nasional, terdapat berbagai kendala yang dihadapi para pelaku UMKM di Indonesia, yang
paling dominan adalah kualitas SDM. Kendala tersebut apabila tidak ditangani maka akan
berdampak pada kinerja UMKM. Faktor SDM menjadi modal utama untuk membuat UMKM
menjadi lebih profesional. Hal ini dikarenakan sebuah bisnis ditentukan oleh bagaimana
individu-individu yang terlibat di dalamnya mengelola bisnis tersebut (Dhamayantie &
Fauzan, 2017). Kinerja UMKM harus disertai dengan pengembangan usahanya, namun

2
demikian pengembangan UMKM harus disertai dengan pengembangan SDM dalam berbagai
aspek. Kualitas SDM diperlukan terutama di bidang kompetensi SDM seperti knowledge,
skill, dan ability dalam berwirausaha. Rendahnya kinerja yang dihasilkan UMKM di
Indonesia disebabkan rendahnya kualitas SDM (Susilo, 2010). Hal ini ditunjukkan dengan
masih rendahnya pengembangan dan penguasaan ilmu pelaku UMKM dibidang manajemen,
organisasi, teknologi, pemasaran dan kompetensi lainnya yang diperlukan dalam mengelola
usaha (Atiyatna et al., 2021).
Selain itu, kultur UMKM yang tidak profesional menjadi kendala tersendiri bagi
peningkatan kualitas SDM. Disamping kondisi yang dihadapi oleh UMKM dengan latar
belakang pendidikan pelaku UMKM rendah, sehingga sulit memahami atau menguasai
tentang cara meningkatkan kualitas dan standarisasi produk, memperluas dan meningkatkan
akses pembiayaan, memperkuat dan meningkatkan akses teknologi untuk pengembangan
UMKM, meningkatkan akses promosi di dalam dan luar negeri, dan membangun jejaring
bisnis global (Aziz, Isnawati, & Siswati, 2021). Rendahnya kualitas SDM memberikan
dampak terhadap rendahnya kinerja UMKM.Padahal SDM merupakan salah satu faktor
utama dalam menentukan tingkat daya saing usaha untuk menghadapi perubahan lingkungan
bisnis yang cepat. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Peranan Kompetensi Sumber
Daya Manusia dalam Meningkatkan Industri UMKM di Desa Balonggandu”.

Tinjauan Pustaka
Pengertian UMKM
UMKM di Indonesia merupakan salah satu prioritas di dalam pembangunan ekonomi
nasional. Hal ini karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi
kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar
golongan pendapat dan pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan
tenanga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan
dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural,
yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional (Widjaja et al.,
2018). Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi UMKM,
diantaranya adalah Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop
dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan
No16/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008.
Definisi UMKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Kementerian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

3
(Menegkop dan UMKM), yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro
(UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-. Sementara itu, Usaha Menengah (UM)
merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara
Rp 200.000.000 sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan
(Mukhlis, 2020). Pada prinsipnya definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing
didasarkan pada jumlah tenaga kerja, pendapatan dan jumlah aset. Dalam perspektif
perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: (1)
Livelihood Activities. Merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal, contohnya PKL. (2)
Micro Enterprise. UKM yang memiliki sifat pengrajin tapi belum memiliki sifat
kewirausahaan. (3) Small Dynamic Enterprise. Merupakan UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. (4) Fast Moving
Enterprise. Merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen
Menurut Hasibuan (2004), manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu sendiri. Sehingga manajemen itu mempakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Disisi lain, Robbins (2004) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga secara eflsien dan efektif dengan dan
melalui orang lain. Hal yang sama juga disebutkan oleh Sikula (dalam Hasibuan, 2004), yang
menjelaskan bahwa manajemen secara umum mengacu pada perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan
keputusan pada kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi dalam rangka untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga menghasilkan
efisiensi dalam produk atau jasa.

4
2. Pengertian Sumber Daya Manusia
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah setiap orang pada
suatu organisasi (O’reilly, 2004). Sumber daya personal yang dimiliki perusahaan ini dipilih
melalui proses rekrutmen dan seleksi sebagaimana yang menjadi tugas manajemen personalia
(McKenna & Beech, 2000). Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah
satu sumber daya yang meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum,
sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam,
yaitu(1) sumber daya manusia dan sumber daya nonmanusia (Gomes, 2003). Dengan kata
lain, sumber daya manusia adalah setiap individu yang bekerja di perusahaan yang dikelola
untuk mencapai tujuan organisasi (Rowley, 2003).
3. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun beberapa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
a. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu kebijakan, praktik, dan sistem yang
mempengaruhi perilaku, sikap dan kinerja karyawan (Noe, et.al., 2010).
b. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources management) adalah
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan
individu anggota organisasi atau kelompok karyawan (Simamora, 2004).
c. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan, perngorganisasian,
pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis
pekerjaan, evaluasi pekerjaan.

Metode
Adapun pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara secara
langsung, studi pustaka (library research), website, dan sumber – sumber tertulis baik yang
tercetak maupun media elektronik sehingga dapat memperjelas penelitian ini.

5
Hasil Dan Pembahasan
UMKM mampu menjadi penggerak serta penyeimbang pada perekonomian negara
berkembang seperti Indonesia. UMKM baik secara langsung maupun tidak langsung mampu
mendukung usaha besar dalam hal penyediaan bahan mentah atau bahan pendukung lainnya.
Selain itu, serapan tenaga kerja di sektor UMKM tidak dapat diabaikan (Wirawan, Sudibia, &
Purbadharmaja, 2015). Kegiatan ini bertujuan melakukan peningkatan kompetensi SDM
dalam rangka meningkatkan industri UMKM. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari penelusuran
semua UMKM yang terletak di Desa Balonggandu untuk menentukan khalayak sasaran yang
sesuai kriteria untuk dilakukan pendampingan. Penelusuran ini dilakukan bersama tim dan
mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Berdasarkan data hasil penelusuran tersebut ditemukan sebanyak kurang lebih 30 UMKM
yang bergerak di berbagai bidang usaha. Jenis usaha UMKM meliputi Penjual Telor Asin,
pedagang jamur merang, Kripik Mamah Rika dan lainnya.
UMKM mampu menjadi stabilisator dan dinamisator perekonomian Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat penting memperhatikan UMKM, disebabkan
UMKM mempunyai kinerja lebih baik dalam tenaga kerja yang produktif, meningkatkan
produktivitas tinggi, dan mampu hidup di sela-sela usaha besar. UMKM mampu menopang
usaha besar, seperti menyediakan bahan mentah, suku cadang, dan bahan pendukung lainnya.
UMKM juga mampu menjadi ujung tombak bagi usaha besar dalam menyalurkan dan
menjual produk dari usaha besar ke konsumen. Kedudukan UMKM ini semakin mantap.
Selain mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak, UMKM ini bersifat lincah sehingga
mampu bertahan di dalam kondisi yang tidak menguntungkan, seperti terjadinya krisis global
Umumnya, UMKM memiliki strategi dengan membuat produk unik dan khusus sehingga
tidak bersaing dengan produk dari usaha besar. Terdapat beberapa kendala-kendala pada
UMKM di desa Balonggandu, kecamatan Jatisari tersebut, antara lain yaitu kurangnya
permodalan, kesulitan pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku,
kurangnya pengetahuan teknis produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial
(SDM) dan kurangnya pengetahuan manajemen keuangan dan tidak adanya pencatatan
keuangan (akuntansi). Salah satu faktor yang berperan penting dalam usaha adalah Sumber
Daya Manusia (SDM), Selama ini pengembangan SDM di UMKM merupakan upaya banyak
pihak untuk membantu pengembangan bisnis UMKM.
Hal ini banyak dilakukan melalui peningkatan pengetahuan di bidang pemasaran,
teknik produksi, keuangan.Sementara itu, keterampilan pelaku UMKM sendiri di bidang
pengelolaan SDM, kurang mendapat perhatian. Begitu pula dengan pelaku UMKM di desa

6
Balonggandu, mayoritas pelaku UMKM didesa tersebut masih didominasi oleh tamatan
SMA/SMK (50%), S1 (15%), D3 (8%), dan sisanya di bawah SMA. Menyikapi hal tersebut
untuk tumbuh dan berkembang, UMKM harus mampu mengelola dengan baik faktor-faktor
internal maupun eksternal di lingkungan bisnisnya. Salah satu faktor internal yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan adalah perihal Sumber Daya
Manusia pada UMKM.
Pelaksanaan penyuluhan telah dilakukan pada hari berikutnya adalah pendampingan.
Kegiatan ini dilakukan di lokasi masing-masing khalayak sasaran. Selama lima hari kegiatan
pendampingan dilakukan dengan melakukan pemberdayaan Meningkatkan Kompetensi,
Keterampilan dan daya saing SDM di Era Digitalisasi terhadap UMKM. Secara keseluruhan
khalayak sasaran hanya melakukan cara bersaing dan meningkatkan usaha melalui
digitalisasi. Definisi kompetesi bagi khalayak sasaran adalah memiliki tingkat kreatifitas
dalam usaha untuk bersaing.
Kendala yang dihadapi UMKM di Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari antara lain
adalah akses permodalan, kesulitan pemasaran, persaingan usaha, terbatasnya pengetahuan
manajerial dan kualitas SDM. Faktor internal yang berperan penting dalam usaha adalah
kompetensi SDM. Pengembangan SDM di UMKM sering kali diabaikan, padahal SDM
membantu pengembangan bisnis. Selama ini, pelatihan dan pendampingan yang sering
mereka peroleh adalah peningkatan pengetahuan baik cara pemasaran, teknik produksi,
pencatatan keuangan. Sementara pengetahuan pelaku UMKM dalam hal pengelolaan SDM
kurang mendapat perhatian. Mengelola SDM bagi UMKM merupakan sebuah keterampilan
yang penting dimiliki pengusaha. pengelolaan SDM di UMKM juga meliputi kegiatan
rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, kompensasi (upah), mempertahankan
(retention), evaluasi, promosi hingga pengakhiran hubungan kerja.
Secara umum berdasarkan pengamatan, beberapa tantangan yang dihadapi UMKM
dalam mengelola SDM adalah kesulitan rekrutmen, pengembangan kompetensi pegawai, dan
penilaian kinerja karyawan. UMKM yang berskala mikro tidak harus memiliki pegawai
khusus di bagian SDM, akan tetapi pengelolaan SDM akan lebih baik jika diawasi dan
dikontrol secara regular oleh pemilik ataupun manajer UMKM (Runtu et al., 2015).
Sehingga, pelaku UMKM dibekali dengan pengetahuan dan fungsi manajemen SDM seperti
rekrutor, mediator, mengembangkan karyawan. Peningkatan kompetensi SDM diiringi
dengan pengelolaan SDM yang baik secara berkesinambungan akan meningkatkan kinerja
UMKM.

7
UMKM tidak harus memiliki pegawai yang khusus menangani SDM, namun kegiatan
pengelolaan SDM ini lebih ke fungsional. Di mana pelaku UMKM harus melengkapi dirinya
sendiri dengan berbagai pengetahuan dan fungsi MSDM seperti rekrutor, mediator,
mengembangkan karyawan, dll. Sejak awal, pelaku UMKM perlu melakukan perencanaan
usaha, termasuk perencanaan di bidang SDM (perlu karyawan berapa dengan kompetensi
apa, dll) dan secara bertahap pemilik usaha juga menularkan pengetahuan tersebut kepada
pegawai yang dipercaya, hingga tiba saatnya pemilik benar-benar akan berfungsi sebagai
owner usaha dan seluruh aspek usaha dikerjakan oleh pegawai (SDM). Secara keseluruhan
bahwa dengan semakin baik kompetensi SDM, maka akan meningkatkan kinerja UMKM.

Gambar 1 Foto saat mengumpulkan data dan wawancara kepada pelaku usaha di Desa
Balonggandu
Pembahasan Permasalahan
Dari beberapa materi yang telah diberikan upaya transfer pengetahuan dalam bidang
SDM dilakukan. Sehingga, diharapkan UMKM dapat mempersiapkan SDM unggul dalam
peningkatan kompetensi SDM itu sendiri. Menghasilkan SDM yang memiliki keahlian
melalui peningkatan dengan kualitas diri. Selain itu, berdasarkan tahapan aktivitas yang telah
dilaksanakan, kegiatan pengabidan kepada masyarakat pada UMKM di Desa Balonggandu
Kecamatan Jatisari telah dilaksanakan dengan baik. Peningkatan SDM dapat memperoleh
hasil akhir yang baik jika dilaksanakan secara berkesinambungan. Karena keahlian dan
kemampuan dalam pengelolaan SDM adalah pembelajaran yang berkelanjutan. Oleh karena
itu, materi yang diberikan oleh narasumber dapat diterapkan pada mitra pengabdian dengan
tetap menyesuaikan kondisi masingmasing UMKM. Karena UMKM, utamanya usaha yang
berskala sangat mikro memiliki keunikan antara satu usaha dengan usaha lainnya (Syukriah
8
& Hamdami, 2013). Selain pengelolaan SDM, kompetensi SDM dapat terus dikembangkan
mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan yang sangat rapid di era teknologi ini adalah
digitalisasi UMKM. Di Era digitalisasi ini, para UMKM dapat memanfaatkan internet dan
teknologi untuk mencari informasi mengenai pengembangan UMKM mereka agar lebih maju
(Muzdalifa et al., 2018). Dengan menggunakan internet mereka bisa memasarkan usaha
mereka lebih cepat ke konsumen dan lebih mudah menjalankan usaha mereka.

Kesimpulan
Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa khalayak sasaran telah mampu
mengidentifikasi pemberdayaan SDM menggunakan digitalisasi, hal ini dapat dilihat saat
melakukan pendampingan. Akan tetapi, UMKM sasaran belum memiliki kemampuan
optimal dalam menghitung kebutuhan hasil usaha, sehingga proses perhitungan diperlukan
cukup waktu yang agak lama. UMKM sasaran relatif belum tepat dalam mengikuti
pemberdayaan pemasaran menggunakan digitalisasi untuk usaha mereka. Karena itu, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam kegiatan ini, sehingga kendala yang
muncul dijadikan saran untuk kegiatan mendatang atau dapat mengakomodir mulai dari
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM). Adapun kendala kendala tersebut antara
lain, pelaku UMKM mengalami kendala dalam perlindungan hukum dan persaingan harga.
Bagi pelaku UMKM diantaranya ialah Kripik Jajanan Mamah Rika yang mengalami kendala
tenaga kerja, dan ada juga pedagang telor asin yang mengalami kendala dalam
pengembangan pemasaran maka dari itu tim Mahasiswa KKN Universitas Buana Perjuangan
Karawang khususnya dari Prodi Manajemen membatu dalam media pemasaran melalui E-
Commerce dan Sosial Media yaitu Shoppe dan Instagram. Dan juga kurangnya tenaga kerja
sehingga keraguan dalam melakukan diverifikasi karena tingkat persaingan dan harga yang
relatif tidak stabil.
Rekomendasi dan saran
Salah satu kendala dalam UMKM didesa Balonggandu adalah kurangnya
keterampilan dan pengetahuan para pelaku UMKM tersebut, karena tingkat pendidikan
mereka yang rendah, tetapi sebagian lain mempunyai latar belakang lebih realistis dengan
melihat prospek usaha kedepan dengan kendala modal terbatas. Lalu kendala-kendala lainnya
pada UMKM di Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari tersebut, antara lain yaitu kurangnya
permodalan, kesulitan pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku,
kurangnya pengetahuan teknis produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial
(SDM) dan kurangnya pengetahuan manajemen keuangan dan tidak adanya pencatatan

9
keuangan (akuntansi). Menghadapi kendala tersebut peran pemerintah daerah seharusnya
antara lain adalah intensif memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku UMKM.

10
Daftar Pustaka
Akhmad Syarifudin. 2014. “Pengaruh Kompetensi SDM Dan Peran Audit Intern Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (Studi Empiris Pada Pemkab Kebumen) Akhmad
Syarifudin.” Jurnal Fokus Bisnis, 14 (25).
Lanang, I Putu Eka Sudiarta, I Ketut Kirya, and I Wayan Cipta. 2014. “Analisis Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di
Kabupaten Bangli.” e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1).
Runtu, Anita Christine, Jantje Mandey, and Martha Ogotan. 2015. “Kompetensi Sumber
Daya Manusia ( SDM ) Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Kependidikan Pada
Bagian Akademik Universitas Sam Ratulangi Manado.” jurnal administrasi publik, 2
(30).
Muzdalifa, I., Rahma, I., A., & Novalia, B. G. (2018). Peran Fintech dalam Meningkatkan
Keuangan Inklusif pada UMKM di Indonesia (Pendekatan Keuangan Syariah). Jurnal
Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1), 1-24.
Naufalin, L. R. (2020). Tantangan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Kabupaten Banyumas. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi (JEBA), 22(1), 95-102.
Susilo, Y. S. (2010). Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi
Implementasi CAFTA dan MEA. Buletin Ekonomi, 8(2), 70-170.

11

Anda mungkin juga menyukai