Permasalahan Du-WPS Office
Permasalahan Du-WPS Office
Permasalahan Du-WPS Office
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabatnya, juga telah memberikan hidayah, rahmat serta
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Lembaga Pendidikan Islam yang
modernisasi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan seluruh
pengikutnya diseluruh dunia, sejak awal kebangkitan Islam hingga hari kiamat.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan
Karya Ilmiah serta meningkatkan pengetahuan tentang permasalahan yang terjadi di dunia
Pendidikan Islam..
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik
kita bersama dalam upaya mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan beriman. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
3.1. Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2. Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring
dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah tersebut telah mengalami
perkembangan jenjang dan jenisnya seirama ‘dengan perkembangan dan tuntutan zaman sehingga
telah mengubah pendidikan dari bentuk awal seperti pengajian di rumah-rumah, mushalla, dan
masjid menjadi Iembaga pendidikan formal sekola seperti bentuk madrasah yang kita kenal saat ini.
Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam mempunyai peran amat strategis dalam
kerangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peran strategis ini, menurut
Hafid Abbas dikarenakan Indonesia sebagai negara keempat berpenduduk terbesar di dunia yang
memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia. Mereka ini imemerlukan Iayanan pendidikan dan
pengajaran yang berkualitas dan berciri khas IsIam.
Madrasah merupakan salah satu sub~sistem pendidikan Nasioanl. Sebagai sub-sistem pendidikan
Nasional, madrasah tidak luput dari permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan Nasional secara
umum. Isu-isu yang paling krusial yang menjadi permasalahan pendidikan Nasional, yaitu terkait
dengan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas, profesionalisme, efisiensi, debirokrasi,
dan perilaku pemimpin pendidikan.
Secara lebih khusus, problematika yang dihadapi madrasah, yaitu pertama, rendahnya kualitas sarana
fisik yang ditunjukkan déngan gedung-gedung madrasah yang rusak, kepemilikan dan penggunaan
media belajar rendah, perpustakaan yang kurang lengkap, laboratorium yang tidak standar,
pemakaian teknologi informasi tidak memadai, dan masih banyak lagi; kedua, rendahnya prestasi
siswa dalam hal dunia iptek apabila dibandingkan dengan siswa sekolah umum, apalagi dalam
perhelatan sekolah skala asia dan internasional, tentunya amat menyedihkan; ketiga, kurangnya
pemerataan kesempatan pendidikan hal ini data Dirjen Pendis Depag tahun 2000 menunjukkan
bahwa paling banyak angka partisipasinya di tinkgat SLTP yang masih rendah, yaitu 54,8%, sementara
itu, layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas; keempat, rendahnya relevansi pendidikan
dengan kebutuhan yang dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang masih menganggur. Data statistik
Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI (2005-2006) menyatakan, dewasa ini terdapat 5,9 juta
anak sedang belajar dibangku madrasah, 85,2% berasal dari keluarga miskin dan kurang beruntung,
sehingga 10%-nya mengalami putus sekolah. Mereka ini jelas menambah angka pengangguran, yang
seharusnya mereka di sekolah mendapatkan keterampilan hidup dan bekal lain untuk mengangkat
mereka dari kemiskinan
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas kami mencoba mengurai satu persatu permasalahan yang terjadi dengan Lembaga
Pendidikan Islam dalam hal ini yaitu Madrasah. Pokok-Pokok yang akan kami bahas antara lain:
BAB II
PEMBAHASAN
Depok, JMI. Pendidikan di madrasah seakan masih dipandang sebelah mata di saat masyarakat
berebut mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SDN, SMPN dan SMAN. Pengamat
pendidikan dari Uninus Dr Muhammad Abduh menyatakan, kurangnya minat untuk bersekolah di
madrasah (MI, MTS, dan MA) karena masih ada anggapan kualitas yang kurang.
"Anggapan kualitas pendidikan di madrasah kurang karena adanya sejumlah permasalahan. Salah
satunya, masih kurangnya perhatian dari pemerintah," ujar dosen Pasca-Sarjana STKIP Ar-
Rahmaniyah, Pondok Terong, Cipayung, Kota Depok, Kamis (18/7).
Abduh mengatakan, sekolah SDN, SMPN, dan SMAN di bawah naungan dinas pendidikan (disdik)
pemerintah daerah. Sehingga, lanjutnya, dari sisi anggaran untuk sekolah negeri mendapatkan alokasi
dana dan perhatian lebih dari pemerintah daerah.
"Dari sarana dan prasarana untuk sekolah negeri mendapat bantuan dana yang cukup besar dari
APBD. Sedangkan, untuk madrasah tidak," terang penulis disertasi tentang Mutu Pendidikan
Madrasah Aliyah ini.
Untuk itu, Abduh berharap kepada pengelola madrasah untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Karena, dari prestasi madrasah tidak kalah dengan sekolah lainnya. "Bila mengacu pada Regulasi UU
No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebenarnya mengatur porsi yang sama, sekolah dan
madrasah. Madrasah sekarang lebih baik dibandingkan 10 tahun lalu, terutama dalam pencapaian
tujuan pendidikan nasional, yakni menciptakan manusia yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa."
Dari hasil penelitian tentang minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah
Tsanawiyah dan ke Sekolah Menengah Pertama dan faktor kurang atau tingginya minat orang
tua maka dapat dianalisis bahwa:
Minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah masih ada karena alasan mereka
madrasah merupakan pendidikan yang menerapkan antara ilmu agama dan ilmu umum yang
seimbang, dekat dengan tempat tinggal yang mudah dijangkau, ikut-ikutan dengan
saudaranya yang telah masuk ke madrasah, dan tujuan orang tua agar anak-anak mereka
menjadi anak yang pintar yang didambakan oleh orang tua.
b. Minat dan alasan orang tua menyekolahkan anaknya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dari beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa minat orang tua menyekolahkan
anaknya ke sekolah umum seperti Seklah Menengah Pertama menjadi alasan bagi orang tua
karena lingkungan sekolah dekat dari rumah dan minat anaknya sendiri.
Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk mendorong anaknya supaya mau melanjutkan ke
sekolah umum dan madrasah masih tergantung dengan minat dan masih perlu lagi mencari
kiat-kiat untuk mendorong supaya minat anak untuk sekolah itu ada, dan tumbuh
berkembang secara baik. Minat siswa untuk sekolah ke Madrasah Tsanawiyah masih ada
dengan alasan minat mereka sendiri dan didukung oleh orang tua dengan niat sendiri. Tujuan
mereka sekolah untuk sekolah ke madrasah hanya untuk menuntut ilmu, karena sekolah ini
mengajarkan antara ilmu agama dan ilmu umum yang seimbang. Harapan mereka ketika
sekolah di madrasah ini agar bisa pintar, memiliki akhlak yang baik yang dibanggakan oleh
kedua orang tua.
Respon tokoh masyarakat tentang minat orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah madrasah dan
sekolah menengah pertama berdasarkan keinginan dari anak-anaknya sendiri orang tua hanya
mengarahkan mereka tentang pendidikan. Memang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
orang dengan antusias dan ketekunan melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedang di pihak lain
ada yang tidak tergairah dan bermalasmalasan. Kenyataan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab
yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.
Jadi menurut saya banyak faktor yang menyebabkan Minat atau tidak minatnya Siswa Sekolah di
Madrasah. Hal ini bisa disebabkan karena minimnya Sarana dan Prasarana Sekolah Madrasah
dibandingkan dengan Sekolah Umum Negeri ataupun Swasta atau juga bisa karena lokasi Sekolah
yang menurut mereka lebih dekat, itu yang mereka pilih.
Permasalahan yang dihadapi masyarakat sekarang ini adalah kemerosotan akhlak yang terjadi pada
generasi muda. Kemerosotan akhlak dapat kita lihat di berbagai macam media yang menggambarkan
bahwa negara kita sudah mengalami degradasi akhlak yang cukup memprihatinkan. Pada tahun 2011
Kabupaten Tangerang menduduki peringkat pertama sebanyak 285 laporan soal kasus kriminalitas
remaja. Polres Tangerang menyatakan, kasus kriminal di wilayah hukumnya pada 2021 ada 475 kasus
kriminalitas remaja. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan semakin terlihat degradasi akhlak
dikalangan pelajar. Oleh karena itu Pendidikan yang mengedapankan nilai-nilai akhlak menjadi
semakin penting.
Untuk membentuk akhlak siswa dapat dipengaruhi dari beberapa faktor lingkungan yaitu faktor
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pembentukan akhlak
dilingkungan sekolah sangat diperlukan, karena sekolah mempunyaiperan yang sangat penting dalam
membentuk akhlak peserta didik, terutama untuk tingkatan sekolah menengah atas, karena secara
psikologis pada masa itulah seseorang masih berusaha untuk menemukan jati dirinya, pada masa itu
juga seseorang sangat rawan sekali dengan hal-hal yang mungkin tidak baik bagi dirinya (Hidayat,
2013).
Hasil penelitian Ratnawati (2019) menunjukan bahwa ada pengaruh positif antara lingkungan sosial
sekolah terhadap pembentukan karakter peserta didik terdapat 51% masuk dalam kriteria cukup baik
artinya lingkungan sosial sekolah memberi pengaruh atau kontribusi terhadap pembentukan karakter
siswa. Demikian halnya dengan Rambe (2019) yang menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sekolah
terhadap pembentukan karakter siswa berada pada kategori sedang. Penelitian Aisyah (2017)
menyebutkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi kepribadian guru terhadap
karakter peserta didik.Maka, fokus penelitian ini adalah; bagamana pengaruh lingkungan sekolah
terhadap akhlak siswa di madrasah aliyah; pengaruh kompetensi guru terhadap akhlak siswa
madrasah aliyah; pengaruh mutu pendidikan terhadap akhlak siswa madrasah aliyah; dan pengaruh
lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan terhadap akhlak siswa di madrasah aliyah.
Jadi Lemahnya Akhlaq Siswa Madrasah terjadi karena banyak faktor, ada faktor lingkungan
Masyarakat, lingkungan Keluarga, dan lingkungan Pendidikan atau sekolah. Keteladanan dari orang-
orang disekitar Siswa juga sangat berpengaruh terhadap terbentuknya Akhlaq dari Siswa itu sendiri.
Misalnya, keteladanan dari Guru dan Orang Tua yang hampir setiap hari berinteraksi dengan siswa.
Masa muda adalah sebuah kata yang identik dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya
diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung
tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam.
Seorang Pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun sudah menjadi panglima
perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi gubernur Madinah, Imam
Syafi’i usia 15 tahun sudah menjadi seorang mufti, dan Muhammad Al Fatih pada usia 22 tahun sudah
menjadi sulthan bahkan setelah 2 tahun menjabat berhasil menaklukan benteng legendaris
Konstatinopel pada usia 24 tahun.
Sebuah peran pemuda Islam akan nampak jelas dengan sebuah diskripsi, gambaran dan
perumpamaan, karena perumpamaan merupakan salah satu metode Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam
menerangkan hakikat suatu makna, mendekatkan dan mempermudah pemahaman(Sumber —
https://alukhuwah.com/2017/11/01/peran-pemuda-dalam-islam/)
PWMU.CO - Empat Peran Pemuda Menurut Al-Quran mengemuka dalam Pelatihan Kader Taruna
Melati 1 (PKDTM 1) yang digelar Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM)
Wringinanom, Gresik, Sabtu- Ahad (24-25/4/21).
generasi harus mempunyai 4C yaitu yang pertama creative. "Generasi yang selalu berproduksi
menciptakan karya-karya asli anak bangsa," jelasnya. kedua ialah connected yaitu generasi yang
selalu. terhubung satu sama lain dan selalu mengakses konten- konten kreatif yang ada. Ketiga IPM
harus mempunyai character yang berarti generasi yang memiliki karakter positif dan khas. Baik secara
individu, komunitas, dan kebangsaan. Yang terakhir collaborative, yaitu generasi yang saling mengisi
satu sama lain dan mampu saling melengkapi diantara komunitas (kelompok) yang berbeda untuk
kepentingan bersama.
Dia melanjutkan, peran pemuda Islam dalam al-Quran juga ada empat. Yaitu pemuda harus bersikap
kritis. Dia lalu menyitir pada Surat al-Anbiya (21) ayat 60-67. "Ayat tersebut berisikan kisah Nabi
Ibrahim yang kritis pada saat kaumnya menyembah berhala, bahwa apa yang mereka sembah tidak
bisa mengupayakan apa-apa untuk diri mereka," tandasnya. Selanjutnya, seorang pemuda harus
menjadi generasi penerus yang tertuang dalam Surat at-Thur (52) ayat 21. Yaitu sebagai seorang anak
dan cucu harus mewarisi keimanan, sehingga kelak akan berkumpul di surga.Pembaharu moralitas
adalah hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pemuda.