D - Kelompok 2 - Akuntansi Zakat Dan Wakaf

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENYUSUNAN LAPORAN DANA AMIL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Akuntansi Zakat dan Wakaf

Dosen Pengampu : Lu’liyatul Mutmainah, S.E., M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 2

Ai Nurhasanah 201002130

Reva Berliana Zahra 201002139

Jamiul Husni 201002148

M. Rizal Choerulumam 201002158

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SILIWANGI

2023 M/1444 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan yang dilakukan oleh manajemen (stewardship) secara keseluruhan
kemudian diinformasikan dalam sebuah laporan keuangan, ataupun bentuk tanggung
jawab atas sumber daya yang dimilkinya. Islam mengatur tentang keharusan
mempertanggung jawabkan atas amanah yang diterima. Hal tersebut berarti setiap
insan akan dilakukan penghisaban atau penghitungan (pertanggung jawaban) atas
semua perbuatannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Qiyamah:
36: “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban). Bagi LAZ/BAZ, laporan keuangan merupakan laporan
pertanggung jawaban pengelola (amil) LAZ/BAZ mengenai kemampuannya
mengelola sumberdaya LAZ/BAZ yang diterima dari para muzaki, munfiq
(penyumbang infak/sedekah) dan penyumbang dana lainnya, selain itu juga sebagai
bentuk transparansi pengelolaan atas sumber daya tersebut
Lembaga Zakat adalah lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan
zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Lembaga Zakat yang
dibentuk pemerintah disebut Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), sedang
lembaga zakat yang dibentuk masyarakat disebut Lembaga Amil Zakat
(LAZ). Landasan hukum lembaga zakat adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat. Aktivitas pengelolaan zakat oleh lembaga zakat
meliputi kegiatan pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan, dan pelaporan dana
zakat, infak, dan sedekah yang dikelola. Salah satu bentuk pelaporan lembaga zakat
adalah penyajian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang
berlaku. PSAK yang mengatur transaksi zakat dan infak/sedekah pada lembaga zakat
adalah PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana proses persiapan laporan keuangan zakat infak sedekah?
2. Bagaimana transaksi infak dan sedekah?
3. Bagaimana laporan posisi keuangan?
4. Bagaimana laporan perubahan dana?
5. Bagaimana laporan perubahan aset kelolaan?
6. Bagaimana contoh penyusunan laporan keuangan?
7. Bagaimana jurnal penutupan dan neraca saldo setelah penutupan?

C. Tujuan Makalah
Sejalan degan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui dan memahami proses persiapan laporan keuangan zakat infak
sedekah?
2. Mengetahui dan memahami transaksi infak dan sedekah.
3. Mengetahui dan memahami laporan posisi keuangan.
4. Mengetahui dan memahami laporan perubahan dana.
5. Mengetahui dan memahami laporan perubahan aset kelolaan.
6. Mengetahui dan memahami contoh penyusunan laporan keuangan
7. Mengetahui dan memahami jurnal penutupan dan neraca saldo setelah penutupan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Persiapan Laporan Keuangan Zakat Infak Sedekah


PSAK No. 109 menjelaskan mengenai definisi-definisi istilah yang berkaitan
dengan akuntansi zakat, infak dan sedekah. Amil adalah entitas pengelola zakat yang
pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang dimaksud untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infak dan
sedekah. Dana Amil adalah bagian amil atas dana zakat, infak dan sedekah serta dana
lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil.
Dana amil digunakan untuk pengelola amil. Dana infak dan sedekah adalah bagian
non amil atas penerimaan infak dan sedekah. Dana zakat adalah bagian non amil atas
penerimaan zakat. Zakat adalah harta wajib yang dikeluarkan oleh muzaki sesuai
dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
(mustahik). Infak dan sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh
pemiliknya, baik yang diperuntukkannya dibatasi maupun tidak dibatasi. Muzaki
(muzakki) adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar atau
menunaikan zakat. Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya. Mustahik (mustahiq) adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat
(Pratiwi et al., 2022).
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia,, dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 01, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
sebagai wadah akuntan di Indonesia sejak tahun 2008 telah membuat PSAK No. 109
tentang Akuntansi zakat, infak, dan sedekah.
PSAK No. 109 dibuat dengan tujuan untuk membuat keseragaman bentuk laporan
transaksi zakat, infak dan sedekah yang semakin kompleks. Dengan seragamnya
bentuk laporan keuangan organisasi pengelola zakat, infak dan sedekah maka akan
lebih mudah dalam mengauditnya. Membuat laporan keuangan berdasarkan PSAK
No. 109 merupakan kewajiban organisasi atau yayasan yang menerima dana zakat,
infaq, dan sedekah dan juga sebagai pertanggungjawaban atas keuangan masjid
terhadap masyarakat.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan, pemahaman, dan pelatihan terkait dengan pelaporan
keuangan berdasarkan PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat, infak, dan sedekah.
Tujuan kegiatan ini khususnya adalah dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta memahami bagaimana pentingnya pelaporan keuangan khususnya terkait
akuntansi zakat, infak, dan sedekah.
b. Peserta mampu dan terampil membuat laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban keuangan masjid.
c. Peserta mampu dan terampil menggunakan teknologi sebagai alat komunikasi
laporan keuangan (aplikasi laporan keuangan berbasis digital).

Kegiatan Pendampingan penyusunan laporan keuangan,Pendampingan ini


dilaksanakan Permasalahan yang dihadapi dalam keuangan adalah minimnya
pengetahuan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan PSAK 109. Oleh
sebab itu beberapa solusi yang diberikan dalam menangani permasalahan dalam
penyusunan laporan keuangan ini adalah

a. Memberikan sosialiasi penerapan PSAK 109;


b. memberikan pendampingan penyusunan laporan keuangan . Kegiatan program
pengabdian dilakukan melalui beberapa Langkah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan. Tahapan persiapan dimulai dengan adanya surat permohonan
untuk melaksanakan kegiatan pendampingan penyusunan laporan
keuangan.Selanjutnya mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Zakat
infaq dan sedekah
2. Tahap Pengkajian. Pada tahap ini, tim pengabdian melakukan perumusan program
yang sesuai untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi zakat infak sedekah
dan menentukan metode yang akan digunakan dalam penyampaian materi
pengabdian.
3. Tahap Pelaksanaan Program Pengabdian. Pada tahap ini, pelaksanaan terdiri dari
edukasi materi yang sudah disiapkan oleh tim pengabdian dan dilanjutkan dengan
pendampingan penyusunan laporan keuangan.
4. Tahap Evaluasi Program pengabdian. Pada tahap ini, akan ada dua kali evaluasi.
Evaluasi pertama yaitu terkait dengan pemahaman materi oleh pihak Lembaga
zakat infaq sedekah melalui survei pemahaman admin dan bendahara Lazismu
Kasihan. Evaluasi kedua terkait dengan hasil penyusunan Laporan Keuangan yang
telah disusun pihak Lembaga.
Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai
berikut:

1. Tahap Persiapan Kegiatan


pengabdian ini diawali dengan adanya diskusi internal bendahara Lembaga
kendala yang dihadapi Lembaga yaitu dalam hal proses penyusunan laporan
keuangan. Kemudian perwakilan dari Lembaga mengajukan permintaan bantuan
untuk membantu memberikan solusi atas kendala yang dihadapi oleh Lembaga.
2. Tahap Pengkajian
Lembaga melakukan tahap sosialisasi sebelumnya, ada beberapa masalah yang
ditemukan:
a. Harus Pencatatan akuntansi yang dilakukan selama ini masih sangat sederhana.
Lembaga melakukan pencatatan saat aktivitas penerimaan dan penyaluran dana
ZIS saja.
b. Harus ada kesesuaian pencatatan antara penerimaan dana yang bersumber dari
ZIS.
c. Harus ada kesesuaian pencatatan untuk penyaluran dana yang sumbernya dari
penerimaan ZIS.
d. Harus ada kesesuaian pencatatan terkait administrasi yang baik terkait dokumen
saat ada transaksi penerimaan dan penyaluran dana ZIS adanya pemahaman
terkait PSAK 109 Hasil observasi diatas akan digunakan oleh ketua pelaksana
melakukan koordinasi dengan dosen akuntansi lainnya terkait dengan tata
pelaksanaan kegiatan.
3. Tahap Pelaksanaan
Melakukan tahap Pelaksanaan program pengadian dimulai melalui beberapa sesi
sebagai berikut:
Sosialisasi Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan
memberikan pemahaman awal mengenai PSAK 109. Dimulai dengan menjelaskan
maksud dari tujuan, ruang lingkup, definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian,
dan pengungkapan. Setelah memahami terkait PSAK 109, dilanjutkan dengan
penjelasan mengenai komponen-komponen laporan keuangan menurut PSAK 109.
Sesi ini ditutup dengan penjelasan mengenai perlakuan akuntansi untuk amil
secara ringkas kepada peserta untuk memberikan gambaran umum bagaimana
suatu laporan keuangan dapat disusun.
4. Tahap Evaluasi
Setelah menyelesaikan serangkaian tahapan dimulai dari sosialisasi,
pendampingan, tahap terakhir dari program laporan keuangan akuntansi adalah
melakukan evaluasi untuk pencatatan laporan keungan balik dari program
tersebut. Laporan keuangan yang sudah dibuat selama beberapa periode tersebut
akan dilaporkan ke Lembaga zakat dan dikelola. Seminggu setelah penyerahan
laporan keuangan, akan ada koordinasi antar koordinator pendamping dengan
pengurus pada Lembaga zakat.

B. Tranksaksi Infak dan Sedekah


1. Penerimaan Infak/Sedekah diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui
sebagai penambah dana infaq/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan
pemberiannya. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima
tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar aset. Untuk penerimaan aset
nonkas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancarAset lancar
adalah aset yang harus segera disalurkan, dan dapat berupa bahan habis pakai seperti
bahan makan; atau barang yang memiliki manfaat jangka panjang misalnya mobil
untuk ambulan. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan (Rahman, 2015).
2. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai
sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar
infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana
infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah
ditentukan oleh pemberi.
3. Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai:
a. pengurang dana infaq/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian
amil.
b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (PSAK 109).
c. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu
sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan
diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.
d. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/ sedekah
sebesar:
1) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.
2) nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.
e. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran
yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima
kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
f. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir
dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana
infak/sedekah.
g. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi
infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:
1) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas
penyaluran, dan penerima;
2) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan
infak/sedekah seperti persentase pembagian, alasan dan konsistensi kebijakan;
3) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan
infak/sedekah berupa asset nonkas;
4) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi
dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan
persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelporan
serta alasannya.
5) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di angka (4)
diungkapkan secara terpisah.
6) Penggunaan dana infak/sedekah menjadi asset kelolaan yang diperuntukkan
bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh
penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya;
7) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak
terikat.
8) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dengan penerima infak/ sedekah
yang meliputi: Sifat hubungan istimewa; Jumlah dan jenis asset yang
disalurkan; dan Persentase dari asset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran selama periode.
9) Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas
penerimaan dan penyaluran dana, alasan dan jumlahnya;dan
10) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/
sedekah.
C. Laporan Posisi Keuangan
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas
pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan
sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajiban atau
utang, dan hak parapemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau
ekuitas pemilik suatu tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat
memberikann gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan (Nuril Ahda Millatina
Yasin, 2022).
Oleh karena itu neracatepatnya dinamakan statements of financial position. Karena
neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca
merupakan status reportbukan merupakan flow report.Laporan Posisi Keuangan dapat
mencerminkan keadaan usaha sebenarnya sehingga pemilik dapat mengambil
keputusan keuangan yang tepat. Catatan laporan posisi keuangan akan
mengungkapkan penjelasan lebih lanjut mengenai akun-akun yang ada, Laporan
Posisi Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenasi aset, utang
dan ekuitas dari suatu perusahaan pada akhir periode pelaporan.
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai asset, liabilitas
dan ekuitas entitas pada tanggal tertentu dan disajikan dalam laporan posisi keuangan.
Unsur-unsur tersebut didenikasi sebagai berikut menurut (SAK EMKM, 2016).
1. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomik dimasa depan yang diharapkan
dari entitas.
2. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomik.
3. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya. Laporan Posisi Keuangan merupakan suatu daftar yang mencatat
sistematis mengenai sumber kekayaan perusahaan yang digunakan atau
dialokasikan menjadi sumber kekayaan. Laporan posisi keuangan juga
mencerminkan bentuk dasar persamaan akuntansi dengan menyajikan asset di
sebelah kiri, liabilitas dan ekuitas di sebelah kanan Berdarsarkan definisi diatas
Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang tersusun secara sistematis berisi
mengenai aset, utang dan ekuitas suatu perusahaan (Rizqya, 2020).
Pada Lembaga Zakat, Amil menyajikan dalam laporan posisi keuangan dengan
memperhatikan ketentuan dalam SAK yang relevan mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, pos-pos berikut :
Aset
a) Kas dan setara kas
b) Piutang
c) Efek
d) Aset tetap dan akumulasi penyusutan
Liabilitas
a) Biaya yang masih harus dibayar
b) Liabilitas imbalan kerja
Saldo Dana
a) Dana zakat
b) Dana infak/sedekah
c) Dana amil
Adapun bentuk Laporan Posisi Keuangan adalah yang terdapat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 1. 1 Laporan Posisi Keuangan

Sumber : Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional

D. Laporan Perubahan Dana


Dalam PSAK 109, laporan perubahan dana mencakup dana zakat, dana
infak/sedekah, dan dana amil. Namun, dalam penyajian laporan keuangan kombinasi
ini, laporan perubahan dana hanya menyajikan mengenai dana zakat dan dana amil
saja. Sedangkan, dana infak/sedekah termasuk ke dalam laporan penghasilan
komprehensif (Fitria, 2013). Amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, dana
infak/sedekah dan dana amil. Penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi
tidak terbatas pada pos-pos berikut :

Dana Zakat

a) Penerimaan dana zakat


b) Penyaluran dana zakat
1) Amil
2) Mustahik nonamil
c) Saldo awal dana zakat
d) Saldo akhir dana zakat

Dana infak/sedekahah

a) Penerimaan dana infak/sedekah

1) Infak/sedekah terikat (muqayyadah)


2) Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)

b) Penyaluran dana infak sedekah

1) Infak/sedekah terikat (muqayyadah)


2) Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)

c) Saldo awal dana infak/sedekah

d) Saldo akhir dana infak/sedekah

Dana Amil

a) Penerimaan dana amil

1) Bagian Amil dari dana zakat


2) Bagian Amil dari dana infak/sedekah
3) Penerimaan Lain

b) Penggunaan dana amil

c) Saldo awal dana amil

d) Saldo akhir dana amil

Adapun Laporan Perbuahan Dana Sebagai berikut :


Gambar 1. 2 Laporan Perubahan Dana

Sumber : Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional


Gambar 1. 3 Laporan Perubahan Dana
Sumber : Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional

E. Laporan Perubahan Aset Kelolaan


Laporan Perubahan Aset Kelolaan adalah laporan yang menggambarkan
perubahan dan saldo atas kuantitas dan nilai aset kelolaan, baik aset lancar kelolaan
maupun tidak lancar untuk masing-masing jenis dana selama satu periode. Laporan
perubahan aset kelolaan yang memuat data perubahan dan saldo atas kuantitas dan
nilai aset kelolaan berupa aset lancar maupun tetap untuk masing-masing jenis dana
selama periode pelaporan (Ramadhan & Syamsuddin, 2021).
Amil menyajikan laporan perubahan aset kelolaan yang mencakup, tetapi tidak
terbatas pada: (Hidayat et al., 2019)
1. Aset kelolaan yang termasuk aset lancar dan akumulasi penyisihan.
2. Aset kelolaan yang termasuk aset tidak lancar dan akumulasi penyusutan.
3. Penambahan dan pengurangan.
4. Saldo awal
5. Saldo akhir

Gambar 1. 4 Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Sumber : Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional

F. Contoh Penyusunan Laporan Keuangan


Gambar 1.5 Laporan posisi keuangan
Gambar 1.6 Laporan perunahan dana

Gambar 1.7 Laporan perubahan aset


Gambar 1.8 Laporan Arus kas

G. Jurnal Penutupan dan Neraca Saldo Setelah Penutupan


1. Jurnal Penutupan
dilakukan untuk menutup perkriaan-perkiraan pendapat dan biaya serta laba
atau rugi ke ekuitas. Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa
pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke
dalam perkiraan modal. Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan
beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat
penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari
nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Pendapatan dan beban akan dipindahkan
terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan
mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari
seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut (Badruzaman & Kusmayadi,
2021)
Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara
yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar
laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan
perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya.
Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan.
b. Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet
Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban.
c. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit
perkiraan modal/Ekuirtas/Laba ditahan.
d. Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya.
Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.

Contoh jurnal Penutup :

Gambar 1. 9 Jurnal Penutup 1

2. Neraca Saldo setelah Penutupan


Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca
saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan
penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti
halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo
setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah
ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang
seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya.
Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi
dimana laporan tersebut dibuat. Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari
daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya
tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau
pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup.
Contoh Neraca Saldo setelah Penutupan :

Gambar 2.1 Neraca Saldo Setelah Penutup 1


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah akuntan di
Indonesia sejak tahun 2008 telah membuat PSAK No. 109 tentang Akuntansi zakat,
infak, dan sedekah. Dibuat dengan tujuan untuk membuat keseragaman bentuk
laporan transaksi zakat, infak dan sedekah yang semakin kompleks. Dengan
seragamnya bentuk laporan keuangan organisasi pengelola zakat, infak dan sedekah
maka akan lebih mudah dalam mengauditnya. Membuat laporan keuangan
berdasarkan PSAK No. 109 merupakan kewajiban organisasi atau yayasan yang
menerima dana zakat, infaq, dan sedekah dan juga sebagai pertanggungjawaban atas
keuangan masjid terhadap masyarakat.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan
untuk memberikan penjelasan, pemahaman, dan pelatihan terkait dengan pelaporan
keuangan berdasarkan PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat, infak, dan sedekah.

SSaran

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih


kepada semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan.
Semoga Allah SWT membalas semua jerih payah semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA

Badruzaman, J., & Kusmayadi, D. (2021). Akuntansi Zakat. In Al Muamalah (Vol. 2).

Fitria, N. (2013). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Kota
Pekanbaru Menurut PSAK 109.

Hidayat, S., Zanatun, A., & Rohaeni, N. (2019). Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan
Psak 109 Pada Yayasan Rumah Yatim Arrohman. Akuisisi: Jurnal Akuntansi, 14(2), 78–
88. https://doi.org/10.24127/akuisisi.v14i2.220

Nuril Ahda Millatina Yasin, S. D. E. (2022). Implementasi ISAK 35 dan Penyajian PSAK
109 dalam Laporan Keuangan pada Masjid Al-Muslimun Tulungagung. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 8(03), 2022, 2920-2928, 8(03), 2920–2928.

Pratiwi, M. W., Lucyanda, J., Santoso, B. I., Rudianto, D., Nurdini, D. A., & Karlina, R.
(2022). Pelatihan dan Implementasi Pelaporan Keuangan Zakat, Infak, dan Sedekah
Berbasis Digital di Masjid Jami Al-Mujahidin Bintara Bekasi Barat. Indonesian Journal
for Social Responsibility, 4(01), 15–27. https://doi.org/10.36782/ijsr.v4i01.110

Rahman, T. (2015). Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (PSAK 109): Upaya Peningkatan
Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Muqtasid: Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(1), 141.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v6i1.141-164

Ramadhan, A., & Syamsuddin, S. (2021). Analisis Penerapan PSAK 109 Dalam Penyajian
Laporan Keuangan Lazismu. AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah, 4(2), 172.
https://doi.org/10.21043/aktsar.v4i2.11990

Rizqya, N. (2020). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Posisi Keuangan Pada
UMKM Berbasis WEB (Studi Kasus UMKM Home Catering). Jurnal Ilmiah
Komputasi, 19(3), 383–390. https://doi.org/10.32409/jikstik.19.3.65

Anda mungkin juga menyukai