Tugas Kelompok Fitoterapi Dan Bioaktivitas - S1-3a Nur Maslina Diaputri-Nanang - Rizsari Ningsih
Tugas Kelompok Fitoterapi Dan Bioaktivitas - S1-3a Nur Maslina Diaputri-Nanang - Rizsari Ningsih
Tugas Kelompok Fitoterapi Dan Bioaktivitas - S1-3a Nur Maslina Diaputri-Nanang - Rizsari Ningsih
OLEH:
Anggota kelompok :
NANANG 2201248
NUR MASLINA DIAPUTRI 2201249
RIZSARI NINGSIH 2201250
2. ABSTRAK
Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan mendalam dan kesedihan dan
kesedihan yang berkelanjutan hingga hilangnya gairah hidup. Sisi efek penggunaan obat
diantaranya adalah golongan obat psikotropika. Oleh karena itu diperlukan obat antidepresan itu
aman untuk digunakan. Serai yang diduga mengandung eugenol berpotensi sebagai antidepresan
yang bekerja dengan menghambat Enzim mono amina oksidase. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan efektivitas ekstrak serai wangi antidepresan (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) pada
tikus putih jantan. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan yaitu CMC Na 0,5%,
amitriptilyn, serai dosis ekstrak 1,5 mg/kgBB, 15 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB. Pengujian
antidepresan ditentukan berdasarkan waktu imobilitas menggunakan metode forsed swim test.
Analisis data menggunakan statistik dilakukan uji normalitas dan dilanjutkan dengan One Way
Anova metode dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok
pengobatan yang paling efektif sebagai antidepresan adalah amitriptilyn diikuti ekstrak serai
dosis 150 mg/kgBB dibandingkan dengan dosis 1,5 mg/kgBB dan 15 mg/kgBB. Kesimpulan dari
penelitian ini ekstrak serai dosis 150 mg/kgBB memiliki efektivitas sebagai antidepresan tetapi
3. PENDAHULUAN
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) gejala yang dapat dilihat adalah dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan hingga hilangnya gairah hidup,
tetapi tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (reality Testing Abiliti/RTA, mash
adalah adalah obat-obat dengan efek positif memperbaiki mood umumnya dapat menimbulkan
efek samping yang serius. Efek samping dari penggunaan obat sintetik antidepresan yaitu
ketergantungan karena obat antidepresan yang beredar di masyarakat termasuk golongan obat
psikotropika. Maka dari itu diperlukan obat antidepresan yang aman digunakan. Alternatif obat
antidepresan dapat diperoleh dari bahan alam yang mudah ditemukan (Lisnawati, 2017). Sebagai
alternatif, kemudian dikembangkan suatu terapi dengan menggunakan tanaman obat yang
berpotensi sebagai antidepresan yaitu tanaman serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).
Kandungan senyawa kimia pada serai adalah eugenol, eugenol merupakan golongan dari
flavonoid. Eugenol dapat menghambat enzim Mono Amine Oksidase dan reuptake
4. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Deli
Husada Deli Tua dan uji antidepresan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua. Penelitian dilakukan selama ± 2 bulan, dimulai dari
Ekstraksi batang serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dilakukan dengan metode
maserasi.
Ekstrak batang serbuk simplisia ditimbang dimasukkan kedalam sebuah wadah, dituangi
kemudian dibiarkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk serta terlindung dari cahaya,
selanjutnya diserkai, dan diperas. Dicuci ampas dengan etanol 96% secukupnya hingga
dari cahaya selama 2 hari. Dienap tuangkan atau disaring (Ditjen POM, 1979).
Hasil maserat yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada
Pengujian antidepresan menggunakan metode forced swimming test dan dilihat Imobility
Mencit dimasukkan kedalam aquarium (44 x 20,5 x 23 cm) berisi air (25 ℃ ) dengan
ketinggian 15 cm.
Hewan uji yang depresi aktivitas motoriknya menurun sehingga cenderung diam di
suatu tempat dan tidak bergerak. Setelah 1 jam setelah pemberian sediaan uji secara
Durasi Imobility dilihat pada menit ke 2 dalam waktu 6 menit. Imobility time adalah
jumlah satuan waktu tidak bergerak seluruh bagian tubuh mencit yang diukur selama
mencit berenang pada metode Forced Swimming Test (Praja, 2016 dan Nuzband K N,
2014).
serai dengan dosis 1,5 mg/KgBB, ekstrak batang serai dosis 15 mg/KgBB dan ekstrak
batang serai dosis 150mg/KgBB diberi secara peroral sebanyak 0,3 mL.
d. Pemberian Amitriptilyn
Dosis terapi amitriptilin pada manusia adalah 25 mg. Konversi dosis amitriptilyn
untuk mencit, yaitu: 25 mg x 0,0026 = 0,065 mg/20 grBB, atau sama dengan dosis
amitriptilin adalah 3,25 mg/kgBB. Amitriptilin dilarutkan dalam CMC Na 0,05% diberi
5. HASIL
Hasil pengujian antidepresan menggunakan metode forsed swimm test dengan cara
menghitung immobility time dengan waktu 6 menit selama 7 hari. Hewan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mencit. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, setiap perlakuan
terdiri dari 3 ekor mencit. Pada perlakuan ini terdiri dari kontrol negatif CMC Na 0,5%, kontrol
positif (Amitriptilyn), ekstrak batang serai dosis 1,5 mg/kgBB, ekstrak batang serai 15 mg/kgBB
Dari hasil uji efektivitas pada tabel 1. dapat diketahui perbedaan waktu diam (Immobility
Time) dari masing-masing perlakuan yaitu kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kontrol positif
(amitriptilin), dan variasi dosis ekstrak batang serai 1,5 mg/kgBB, 15 mg/kgBB, 150 mg/kgBB.
Hasil pengamatan antidepresan yang dilakukan selama 7 hari yang diukur pada hari ke-1,
hari ke-3 dan hari-7 menunjukkan bahwa kontrol positif (amitriptilyn 3,25 mg/kgBB) memiliki
rata-rata immobility time lebih kecil pada hari ke-7 yaitu 24,67 detik jika dibandingkan dengan
hari ke-1 yaitu 38 detik dan hari ke-3 yaitu 29,33 detik. Berdasarkan pengukuran immobility
time pada hari ke-7 amitriptilyn memiliki waktu diam mencit yang lebih lama jika dibandingkan
dengan kontrol negatif (CMC Na 0,5%) memiliki nilai rata-rata immobility pada hari 7 yaitu
223,67 detik, dengan ekstrak dosis 150 mg/kgBB yang memiliki rata-rata immobility time pada
hari ke-7 yaitu 36,33 detik, dengan ekstrak dosis 15 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata immobility
time pada hari ke-7 yaitu 48,67 detik dan dengan ekstrak dosis 1,5 mg/kgBB memiliki nilai rata-
rata pada hari ke-7 yaitu 60,33 detik. Hal ini menunjukkan bahwa amitriptilyn memiliki
ekfektivitas antidepresan yang paling baik dibanding dengan ekstrak batang serai.
Pada kontrol negatif (CMC Na 0,5%) memiliki rata-rata immobility time paling tinggi
pada hari ke-7 yaitu 223,67 detik jika dibandingkan denga hari ke-1 yaitu 208 detik dan hari ke-3
yaitu 128,67 detik. CMC Na 0,5% memiliki waktu diam mencit yang lebih sedikit dengan
perolehan ratarata immobiliti time pada hari ke-7 yang paling tinggi yaitu 223,67 detik jika
dibandingkan dengan amitriptilyn dosis 3,25 mg/kgBB, dengan ekstrak dosis 150 mg/kgBB,
dengan ekstrak dosis 15 mg/kgBB dan dengan ekstrak dosis 1,5 mg/kgBB. Hal ini menunjukkan
Pada dosis ekstrak 1,5 mg/kgBB memiliki penurunan ratarata immobility time lebih kecil
pada hari ke-7 yaitu 60,33 detik dibanding pada hari ke-1 yaitu 80,67 detik dan hari ke-3 yaitu
64,33 detik. Pada ekstrak dosis 1,5 mg/kgBB memiliki waktu diam mencit lebih lama jika
dibandingkan dengan CMC Na 0,5% dan memiliki waktu diam mencit lebih sedikit
dibandingkan dengan ekstrak dosis 150 mg/kgBB, dengan ekstrak dosis 15 mg/kgBB dan dengan
Pada ekstrak dosis 15 mg/kgBB memiliki penurunan ratarata immobility time paling
tinggi pada hari ke-7 yaitu 48,67 detik dibandingkan dengan hari ke-1 yaitu 68,33 detik dan hari
ke-3 yaitu 56,33 detik. Pada dosis ekstrak 15 mg/kgBB memiliki waktu diam mecit lebih lama
dibanding dengan ektrak dosis 1,5 mg/kgBB dan CMC Na 0,5%. Tetapi memiliki waktu diam
mencit lebih sedikit dibanding dengan ektrak dosis 150 mg/kgBB dan amitriptilyn dosis 3,25
mg/kgBB.
Pada ekstrak dosis 150 mg/kgBB memiliki rata-rata immobility time paling sedikit pada
hari ke-7 yaitu 36,33 detik dibandingkan dengan hari ke-1 yaitu 61,67 detik dan pada hari ke3
yaitu 54,33 detik. Pada ekstrak dosis 150 mg/kgBB memiliki waktu diam mencit yang lebih lama
jika dibandingkan dengan ekstrak dosis 15 mg/kgBB, dengan ekstrak dosis 1,5 mg/kgBB dan
dengan CMC Na 0,5%. Tetapi ekstrak dosis 150 mg/kgBB memiliki waktu diam mencit lebih
sedikit dibandingkan dengan pembanding amitriptilyn. Hal ini menunjukkan bahwa ektrak
batang serai dosis tinggi yaitu 150 mg/kgBB memiliki efektivitas sebagai antidepresan yang
lebih efektif dibanding ekstrak batang serai dosis sedang 15 mg/kgBB dan ekstrak batang serai
dosis rendah 1,5 mg/kgBB, akan tatapi ekstrak batang serai dosis tinggi 150 mg/kgBB tidak lebih
Amtriptiliyn merupakan obat antidepresan golongan trisiklik yang bekerja dengan cara
pada sistem saraf pusat sehingga kinerja otak akan membaik dan gejala depresi secara berangsur
Pada ekstrak batang serai mengandung eugenol, eugonol merupakan golongan dari
flovonoid (Mayangsari, 2017). Eugenol ini memiliki efek sebagai antidepresan dengan
kadar norepinephrin, epinephrin, dan serotonin dalam otak naik (Athifah, 2016).
7. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak batang serai
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle) memiliki efektivitas sebagai antideprasan karena betang serai
memiliki kandungan eugenol yang bekerja dengan cara menghambat Mono Amine oxidase
(MAO) dan ekstrak batang serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) yang paling efektif sebagai
antidepresan yaitu dosis 150 mg/kgBB. Akan tetapi ekstak batang serai dosis 150 mg/kgBB tidak
8. DAFTAR PUSTAKA
Athifah, Ishmah Almuqaffa. (2016). Uji Aktivitas Antidepresan Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum americanum L.) Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Halamn 30.
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 591.
Hawari, Dadang. (2018). Manajemen Stres Cemas dan depresi. Jakarta: FKUI.
Istriningsih, Endang. (2018). Efek Antidepresan Kombinasi Infusa Buji Pala (Myristica fragrans)
dan daun Kemangi (Ocimum basilicum) Pada Mencit Jantan Putih (Mus musculus). Slawi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada.
Jaya, Kusnadi. (2018). Keperawatan Jiwa. Tangerang Selatan: Binarupa aksara Publisher.
Lisnawati, Risa. (2015). Efektivitas Ekstrak (Momordica charantia L.) Sebagai Antidepresan
Terhadap Mencit Jantan Putih (Mus muscullus). Jakarta: Akademi Farmasi dan Makanan.
Mayangsari, Putik Pamilutsih. (2017). Antidepresan Kombinasi Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh
(Syzgium aromaticum) dan Ekstrak Etanol Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap
Peningkatan Aktivitas Lokomotor dan Penurunan Immobility Time Pada Mencit.
Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 5.
Nuzband, Khansa Nabila. (2014). Uji Aktivitas Antidepresan Ekstrak Bunga Cengkeh
(Syzygium aromaticum) pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan dengan Metode Forced
Swim Test. Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda.
Praza S. dkk. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Sebagai Antidepresan Terhadap Mencit Swiss Webstar Jantan. Prosiding Farmasi.
Volume 2 No. 1. ISSN: 2460-6472.
Ratna, Ajeng Ningtyas, dkk. (2018). Farmakoterapi Depresi dan Pengaruh Jenis Kelamin
Terhadap Infeksi Antidepresan. Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran. Halaman 187.