ASKEB BBL Tugas Kelompok KMEE

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

Tentang :

Kuesioner Masalah Mental Emosional ( KMME )

Disusun Oleh :

1. Dea Adelia : 140119211198


2. Endang Nurhayati : 140119211199
3. Mayang Sari : 140119211203
4. Ratih Sulastri : 140119211207
5. Riska Fitri Dewi : 140119211209
6. Rohmatun Ni’mah : 140119211211

Dosen Pembimbing :

Yopi Wulandhari, SST., M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI

T.A 2023/2024
PEMBAHASAN

1. Definisi :

Mental emosional adalah suatu usaha untuk menyesuaikan diri


dengan lingkungan dan pengalamannya. Masalah mental emosional pada
anak merupakan masalah yang cukup serius. Berbagai faktor yang dapat
memicu masalah mental emosional anak yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, lingkungan masyarakat
maupun lingkungan media sosial yang dapat mengganggu keseimbangan
mental emosional anak seperti kejadian kekerasan dalam lingkungan
keluarga, masalah dengan teman sebaya, bullying akibat adanya cacat fisik
ataupun masalah ekonomi. Fenomena-fenomena tersebut dapat
mempengaruhi proses perkembangan kognitif anak dan menjadikan
persepsi yang negatif bagi anak itu sendiri.( Tjhin Wiguna, 2010)

Kuesioner masalah mental emosional merupakan mendetesi


masalah mental emosisonal usia anak 36-72 bulan yang terdiri dari 12
pertanyaan ( hikmah 2018)

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan


atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif pada
anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Apabila
penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, intervensinya akan
lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan (Salsabela, et al., 2022).

2. Tujuan dilakukannya Kuesioner Masalah Mental Emosional :

Bertujuan mendeteksi secara dini adanya penyimpanga mental


emosiaonal pada anak prasekolah pemeriksaan dilakukan secara rutin
setiap 6 bulan, menggunakan kuesioner masalah mental emsional.

2
3. Penyebab terjadinya peningkatan emosional pada anak diantaranya yaitu :
a. Perangai Orang Tua,
 Tidak menunjukkan kasih sayang dalam aspek social
emosional pada anak.seperti , tidak mendukung apa yang
diinginkan anak, tidak pernah memuji anak,dan selalu
mengekang anak dalam melakukan kegiatan social.
 Tidak membangun rasa keperayaan
Seperti, selalu mengekang anak dalam kegiatan yang ingi
dilakukan, tidak mendengarkan pendapat anak, dan selalu
tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengeksoresikan diri.
 Tidak membangun kemandirian anak
Seperti selalu memanjakan anak dalam segala hal.
 Tidak mengenalkan anak dengan teman sebaya dan
lingkungan sekitar
Seperti melarang anak untuk bermain keluar rumah.
b. Stimulus
 Kurang nya kegiatan yang dilakukan untuk meransang
perkembangan anak dengan melibatkan panca indra dan
motoriknya.
c. Pola Asuh Orang Tua Dalam Keluarga,
 Tidak menerapkan hubungan orangtua sebagai pendidik
pertama dan utama, sebagai model, dan sebagai teman bagi
anak.
 Tidak membangun komunikasi yang baik antara orang tua
dan anak
 Tidak memberikan reward dan konsekuensi, penting bagi
orang tua untuk tidak salah dalam memberikan apresiasi
atau konsekuensi pada perilaku anak yang berhubungan
dengan kecerasan emosi.

3
d. Cinta,
 Kurang memberikan perhatian terhadap anak
 Kurang melihatkan rasa sayang terhadap anak
 Tidak kepedulian terhadap emosional diri anak
e. Personalitas Social,
 Kurang nya memperhatikan tindakan social anak terhadap
teman sebaya atau pun terhadap dunia luar
 Tidak memperlihatkan contoh atau membangun rasa
simpati social pada anak terhadap dunia sekitar
f. Belas Kasih,
 Seringnya memperlihatkan tindakan yang kasar terhadap
anak sehingga rasa belas kasih anak terhadap dunia sekitar
menjadi kurang emosional/ kurang berempati.
 Tidak mendengarkan pendapat sehingga anak susah untuk
mengekspresikan dirinya.
g. Pendidikan Orang Tua
 Rendahnya pengetahuan mental emosional anak
 Tingginya kepercayaan orang tua terhadap adat istiadat
yang dipecaya
 Lebih mempercayai dukun setempat daripada tenaga
kesehatan
4. Metode yang dilakukan KMME
Metode KMME dilakukan secara wawancara, face to face, atau
secara langsung terhadap anak maupun orang tuanya.
Wawancara ini dilakukan dengan cara KMME dengan 12
pertanyaan dengan jawaban “YA” atau “TIDAK”, instrument KMME
tersebut berdasarkan kementrian kesehatan republik Indonesia:
Tabel 1. Lembar Pertanyaan KMME

No Pertanyaan YA TIDAK
1. Apakah anak anda seringkali terlihat
marah tanpa
sebab yang jelas? (seperti banyak
menangis, mudah
tersinggung atau bereaksi berlebihan
terhadap hal-hal yang sudah biasa
dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindar
dari teman teman atau anggota
keluarganya? (seperti ingin merasa
sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat
terhadpa hal-hal yang biasa sangat
dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku
merusak dan menentang terhadap
lingkungan di sekitarnya? (seperti
melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatan yang
berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya) Dan
tampak tidak perduli dengan nasihat-
nasihat yang sudah diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan
adanya perasaan ketakutan atau
kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding
dengan anak lain seusianya?

5
5. Apakah anak anda mengalami
keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah
teralih perhatiannya, sehingga mengalami
penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau
prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya
perubahan pola tidur? (seperti sulit tidur
sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun di waktu tidur malam
oleh karena mimpi buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan
pola makan? (seperti kehilangan nafsu
makan, makan berlebihan atau tidak mau
makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringklai mengeluh
sakit kepala, sakit perut atau keluhan-
keluhan fisik lainnya?
10 Apakah anak anda seringkali mengeluh
putus asa atau berkeinginan untuk
mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan
yang sudah dimilikinya? (seperti
mengompol kembali, menghisap jempol,
atau tidak mau berpisah dengan

6
orangtua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan
yang
berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?

5. Interpretasi
Apabila jawaban “YA” hanya 1(satu) lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku pedoman pola asuh yang mendukung perkembangan
anak
6. Apabila ada jawab “YA”, kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional
7. Intervensi
a. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, apabila tidak ada perubahan
rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau
tumbuh kembang anak.
b. Apabila jawaban “YA” ditemukan 2 (dua) atau lebih, rujuk
kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh
kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah
dan masalah mental emosional yang ditemukan (Anon., 2021).

7
Daftar Pustaka
Anon., 2021. repository poltekkes. [Online]
Available at:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.poltekkes
-tjk.ac.id/id/eprint/422/6/6.%2520BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjHsvOItID-
AhXI1TgGHXLnBwQ4FBAWegQIEhAB&usg=AOvVaw2DYsyZMzZjHabSUc7P4LSG
[Accessed senin 03 2023].

Salsabela, E., Khumaeroh, S. & Widjayatri, R. D., 2022. PERKEMBANGAN SOSIAL


EMOSIONAL ANAK PRA SEKOLAH DENGAN INSTRUMEN KUESIONER MASALAH MENTAL
EMOSIONAL. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2), pp. 191-198.

Anda mungkin juga menyukai