132-Article Text-685-1-10-20210201
132-Article Text-685-1-10-20210201
132-Article Text-685-1-10-20210201
Abstract
This research was conducted to provide additional empirical evidence regarding the effect of Product
innovation, Product quality, and Accounting systems on the performance of SMEs. This study uses a sample
of SMEs engaged in the culinary sector in the East Jakarta area. Sampling using the purposive sampling
method with a significance level used at 0.05 and in the analysis using the IBM SPSS 25 application. Based
on the results of the analysis, Product innovation, Product quality, and the Accounting system had a
positive and significant effect toward SMEs performance.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh inovasi Produk, Kualitas
Produk, dan Sistem Akuntansi terhadap kinerja UKM. Penelitian ini menggunakan sampel UMKM yang
bergerak di bidang kuliner di wilayah Jakarta Timur. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 dan di analisis menggunakan aplikasi
IBM SPSS 25. Berdasarkan hasil analisis, Inovasi Produk, Kualitas Produk, dan Sistem Akuntansi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM.
Kata Kunci: Inovasi Produk, Kualitas Produk, Sistem Akuntansi, Kinerja UMKM.
How to Cite:
Taufiq, M.., Prihatni, R., & Gurendrawati, E. (2019). Pengaruh Pengaruh Inovasi, Kualitas Produk dan
Penggunaan Sistem Akuntansi Terhadap Kinerja UMKM. Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing,
Vol. 1, No. 2, 204-220.
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian di Indonesia selama tahun 2019 berada pada tingkat
pertumbuhan yang stabil yaitu sebesar 5,02%. Nilai realisasi tersebut melambat dari pertumbuhan
ekonomi tahun sebelumnya yang sebesar 5,17%. Meski demikian, nilai pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang mampu bertahan di angka 5% pada situasi bisnis global yang cenderung
mengalami penurunan, angka ini dianggap sudah cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2019 (Irene, 2020).
Salah satu pilar yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di tingkat yang
cukup baik adalah bertambahnya secara stabil jumlah pelaku UMKM yang ada di Indonesia.
Pemberdayaan dalam sektor UMKM sangat membantu dalam upaya perwujudan struktur ekonomi
nasional yang seimbang, berkembang dan berkeadilan. Kementrian Koperasi dan UKM RI
menyebutkan secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% atau sekitar 62,9 juta
unit dari total keseluruhan jumlah pelaku usaha yang ada di Indonesia. Selain itu, secara gabungan
UMKM juga menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional jika dibandingkan dengan usaha besar
yang hanya menyerap 3% dari jumlah tenaga kerja nasional. UMKM dinilai mampu menunjang
perekonomian Indonesia karena UMKM memiliki kontribusi sekitar 60% terhadap total
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau sekitar Rp 7.704,64 trilyun/tahun (Haryanti &
Hidayah, 2018).
Perkembangan era globalisasi yang cepat seperti sekarang ini, hampir seluruh kegiatan yang
terjadi tidak dapat dilepaskan dari sentuhan teknologi. Kemajuan dalam perkembangan teknologi
tersebut mencakup semua bidang, seperti komunikasi, informasi, distribusi hingga transportasi
yang sudah sangat cepat, efektif dan terdigitalisasi. Perkembangan teknologi itu pula yang mampu
mendorong perkembangan usaha-usaha yang ada di dunia, tak terkecuali usaha dalam tingkatan
UMKM. Perkembangan teknologi yang ada turut pula membantu perkembangan jumlah UMKM
yang ada di Indonesia, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Data Perkembangan UMKM Periode 2015-2018
Pertumbuhan Kontribusi
Jumlah Tenaga Jumlah Unit UMKM
Tahun Jumlah UMKM
Kerja UMKM Usaha UMKM terhadap PDB
(dalam persen) (dalam persen)
2015 59.262.772 123.229.387 2,36% 57.75%
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2019
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah unit UMKM di
Indonesia meningkat terus-menerus setiap tahunnya. Dalam tabel tersebut juga menginformasikan
penyerapan tenaga kerja yang dilakukan oleh UMKM dan kontribusinya terhadap PDB setiap
tahunnya. Seiring dengan perkembangan jumlah UMKM, pelaku usaha juga dituntut untuk
mampu bersaing dan mampu memenuhi tuntutan perkembangan zaman yang bergerak sangat
cepat.
Kinerja bisnis UMKM menjadi salah satu hal penting yang dapat menentukan mampukah
usaha tersebut dapat bertahan dalam era global seperti ini. Kinerja perusahaan merupakan sebuah
hasil dari produksi yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu dengan mengacu pada
sebuah standar yang telah ditetapkan. Kinerja perusahaan juga harus dapat diukur dan
menggambarkan kondisi perusahaan secara empiris dengan sebuah ukuran yang disepakati
206 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
(Herman et al., 2018). Ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan dalam upaya peningkatan
kinerja UMKM yaitu salah satunya seperti dalam hal inovasi produk, kualitas produk dan
penggunaan sistem akuntansi.
Inovasi adalah sebuah penciptaan gagasan atau konsep baru yang pertama kali muncul untuk
diperkenalkan dalam suatu kultur melalui proses teknologi, manajerial dan sosial. Inovasi juga
merupakan sebuah cara solusi baru dalam memberikan nilai terbaik dari suatu produk kepada
pelanggan (Hartini, 2012). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryono & Marniyati (2018)
menyatakan bahwa inovasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja UMKM. Sebuah UMKM
yang memiliki tingkat inovasi produk yang tinggi dikatakan akan memiliki nilai kerja usaha yang
tinggi atau baik.
Kualitas produk menjadi faktor penting dalam penentuan pemilihan pembelian oleh
konsumen yang turut serta dalam mempengaruhi baik buruknya kinerja perusahaan. Kualitas atau
mutu produk adalah sebuah tingkat persepsi penampilan produk oleh konsumen. Persepsi kualitas
produk yang lebih tinggi akan menghasilkan penjualan dan peningkatan kinerja perusahaan pula,
suatu organisasi harus menetapkan standar kualitas di awal dan juga harus mempertahankan
tingkat kualitas tersebut sepanjang waktu (Kotler & Andreasen, 1995). Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Paramita (2015) menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Kualitas produk juga memegang peranan penting dalam rangka
memenangkan persaingan usaha. Produk berkualitas yang diciptakan perusahaan akan menjadi
unggulan dan diperebutkan para konsumen sehingga kualitas produk akan mempengaruhi
keunggulan bersaing perusahaan.
Sistem akuntansi adalah sekumpulan sumber daya manusia, alat, informasi dan modal dalam
perusahaan yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi keuangan seperti mencatat dan
memproses berbagai transaksi yang terjadi dalam perusahaan (Prastika & Djauhar, 2019).
Pengelolaan keuangan yang baik dan transparan sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM agar
kinerja UMKM tersebut menjadi baik dan tidak terdapat kecurangan dari pihak manapun.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indralesmana & Suaryana (2014) menyatakan bahwa
sistem akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan masalah-masalah dan beberapa pernyataan dari penelitian sebelumnya yang
telah dirumuskan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan
pengetahuan serta pemahaman yang tepat mengenai pengaruh variabel inovasi produk, kualitas
produk dan sistem akuntansi terhadap pengaruhnya pada kinerja UMKM. Penelitian ini memiliki
pembaharuan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu terdapat pada
lingkup wilayah objek penelitian yang berbeda jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan wilayah objek penelitian yaitu para pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah atau UMKM yang berada di wilayah Jakarta Timur dan bergerak pada sektor kuliner.
Peneliti memilih UMKM sektor kuliner di wilayah Jakarta Timur sebagai populasi dari penelitian
ini karena jumlah UMKM pada kriteria tersebut berdasarkan data dari Bekraf sangat dominan dan
jumlahnya yang banyak yaitu sekitar 60% dari jumlah UMKM yang ada. Dengan jumlah tersebut
pula persaingan bisnis antar pelaku usaha menjadi semakin tajam, sehingga setiap pelaku usaha
dituntut untuk memiliki kinerja bisnis yang baik pada usahanya.
TINJAUAN TEORI
Teori Kinerja (Performance Theory)
Di tengah perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat, setiap perusahaan tentu akan
meningkatkan kinerjanya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Budaya
organisasi yang tumbuh dan hidup dengan baik tentu akan mampu mengembangkan organisasi ke
arah perkembangan usaha yang lebih baik. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kinerja
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 207
merupakan kesuksesan seseorang dalam melakukan suatu tanggung jawab atas pekerjaannya.
Pernyataan tersebut dipertegas dengan pendapat Lawler & Porter (1967) yang mengemukakan
bahwa kinerja adalah kesuksesaan yang diraih seseorang dalam melaksanakan tugas.
Lumpkin dan Dess (2012) dalam (Rahman, 2015) menjelaskan bahwa kinerja merupakan
sebuah konsep yang multidimensional yang menghubungkan antara orientasi wirausaha dan
kinerja yang disebabkan oleh indikator-indikator yang digunakan dalam mengakses kinerja.
Kinerja (performance) adalah suatu pencapaian kerja tertentu yang akhirnya secara nyata dapat
tercermin melalui keluaran (output) yang dihasilkan. Kinerja juga merupakan salah satu alat ukur
dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai
prestasi kinerja menurut (As’ad, 2003), yaitu subjective procedure, direct measures, dan profiency
testing.
Kinerja UMKM
Kinerja secara sederhana dapat didefinisikan sebagai efisiensi atau efektivitas dari sebuah
tindakan yang dilakukan. Efisiensi mengacu pada jumlah sumber daya yang digunakan dalam
menghasilkan output atau hasil, sedangkan efektivitas mengacu pada sejauh mana output dari
sebuah tindakan dapat memenuhi harapan atau spesifikasi perusahaan (Setiawan & Feranita,
2018). Pengukuran kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang penting karena akan
mempengaruhi perilaku individu yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Pengukuran
kinerja perusahaan merupakan suatu alat control yang memiliki tujuan untuk memotivasi kerja
karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan dan mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Kinerja UMKM merupakan bentuk ukuran penilaian dari sesuatu yang dihasilkan oleh
UMKM dalam sebuah periode waktu dengan penilain standar yang telah ditentukan. Penilaian
tersebut terdiri dari seberapa baik proses dan aktivitas yang dilakukan oleh UMKM sebagai hal
mendasar dalam peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu ukuran kinerja sangat diperlukan
dalam menilai seberapa baik hasil yang dituju oleh UMKM. Zaenal (2012) dalam Setiawan &
Feranita (2018) mengemukakan pendapat bahwa dalam mengukur pencapaian perkembangan
kinerja usaha tersebut dapat ditinjau melalui beberapa indikator yang terdapat dalam perusahaan,
yaitu pertumbuhan keuntungan, perkembangan jumlah pelanggan, perkembangan jumlah
penjualan, dan pertumbuhan jumlah aset.
Inovasi Produk
Inovasi produk secara konvensional dapat diartikan sebagai suatu terobosan baru yang
berkaitan dengan produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Inovasi dianggap sebagai
mekanisme yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan pasar
yang sangat dinamis. Oleh sebab itu perusahaan sangat dituntut untuk mampu membuat sebuah
gagasan dan pemikiran baru dalam menciptakan produk inovatif yang mereka tawarkan sebagai
peningkatan pelayanan yang diberikan kepada konsumen (Curatman et al., 2016).
Inovasi dapat diartikan pula sebagai kemampuan dalam penerapan kreativitas perusahaan
untuk memecahkan masalah dan peluang untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Penawaran
produk baru yang dilakukan perusahaan kini semakin beragam bentuknya dengan masing-masing
kelebihan dari produk yang dihasilkan, tujuannya tidak lain agar konsumen tertarik dan memilih
produk yang dihasilkan perusahaan sehingga menghasilkan kinerja bisnis yang baik bagi pelaku
usaha. Dalam mengukur variabel inovasi produk, Hartini (2012) menyatakan pendapat bahwa
inovasi produk sebagai suatu tingkatan keinovasian yang terjadi dalam perusahaan dapat diukur
melalui tiga indikator, yaitu penelitian pengembangan produk, banyaknya penciptaan produk, dan
kepemimpinan perusahaan pada produk baru yang dihasilkan.
Kualitas Produk
Perkembangan persaingan bisnis global menjadikan kualitas produk sebagai salah satu hal
yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan. Kualitas produk dapat dipandang dari dua
208 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
sudut pandang yaitu konsumen dan perusahaan itu sendiri, konsumen dinilai bebas memilih
produk dengan tingkat mutu yang diinginkan dan dari sudut produsen, pengendalian mutu perlu
diperhatikan dan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses produksi guna
meningkatkan dan mempertahankan konsumen serta jangkauan pemasaran yang pada akhirnya
akan menentukan kinerja perusahaan.
Kualitas (mutu) adalah faktor yang terdapat dalam suatu produk yang mengakibatkan
sebuah produk yang dihasilkan perusahaan memiliki nilai dengan maksud untuk apa produk itu
diproduksi dan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang ditargetkan perusahaan. Jika produk
sesuai dengan harapan konsumen tentunya akan terjadi pembelian oleh konsumen dan
meningkatkan nilai penjualan perusahaan dan semakin rendah jumlah komplain yang dilakukan
konsumen. Oleh karena itu kualitas merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kinerja
perusahaan (Hartini, 2012). Haryono & Marniyati (2018) dalam studinya menyatakan bahwa
kualitas produk sebagai tingkatan nilai mutu yang terkandung dalam sebuah produk yang
dihasilkan perusahaan dapat diukur melalui tiga indikator, yaitu kesesuaian dengan selera
konsumen, diterima oleh pasar, dan desain kualitas.
Sistem Akuntansi
Akuntansi merupakan sebuah alat yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam menjalankan manajemen usahanya, yaitu dalam rangka kegiatan perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sedangkan sistem akuntansi adalah suatu mekanisme
pencatatan dan pengendalian dalam perusahaan yang merupakan alat penyedia informasi
mengenai keadaan keuangan dan non-keuangan perusahaan yang bermanfaat untuk mengevaluasi
segala sesuatu yang telah terjadi dan memprediksi suatu hal yang mungkin terjadi dari berbagai
alternatif pilihan yang akan diambil (Alliyah & Hidayat, 2014).
Akuntansi secara sederhana sebenarnya dapat dilihat sebagai suatu sistem informasi
keuangan. Akuntansi juga dapat didefinisikan sebagai suatu informasi karena memproses data
informasi sebagai input dan menghasilkan informasi dari akuntansi berupa output. Sedangkan
tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan mencatat seluruh informasi
keuangan yang terjadi yang menyebabkan dampak ekonomi terhadap perusahaan, kemudian
mengelola dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada para pihak yang membutuhkan
(stakeholders), baik internal maupun eksternal perusahaan (Juita, 2016). Romney & Steinbart
(2011) mengemukakan pendapat bahwa terdapat komponen-komponen dalam sistem informasi
akuntansi yang dapat diukur melalui beberapa indikator yang terdiri atas 5 macam, yaitu people,
procedurs and instruction, data, software, dan information technology infrastructure.
Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kinerja UMKM
Inovasi produk merupakan sebuah bentuk penciptaan produk baru dalam perusahaan sebagai
upaya untuk menghasilkan kinerja yang baik dan memberikan keunggulan kompetitif jika
dibandingkan para pesaing yang ada di pasar. Inovasi yang tinggi, baik dalam inovasi proses
maupun inovasi produk akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menarik lebih banyak
konsumen, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja bisnis UMKM. Hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jannah et al. (2019), Haryono & Marniyati (2018) dan Prabowo
& Jaya (2015) membuktikan bahwa inovasi memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan, dari
beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi produk merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan perusahaan dalam strategi manajemen yang pada akhirnya bertujuan untuk
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.
H1: Inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kinerja UMKM
Kualitas produk adalah sebuah faktor yang terkandung dalam nilai suatu produk yang
mengakibatkan produk tersebut memiliki manfaat sesuai dengan tujuan untuk apa produk tersebut
diproduksi dan barang yang bersangkutan sesuai dengan manfaat yang dibutuhkan oleh para
konsumen. Kualitas merupakan peranan penting dalam sudut pandang konsumen yang bebas
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 209
memilih produk yang sesuai, dan dalam segi produsen mereka harus memaksimalkan
pengendalian mutu sebagai upaya dalam perluasan jangkauan pasar. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Paramita (2015), Haryono & Marniyati (2018) dan Hartini (2012)
menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kualitas produk juga memegang peranan penting dalam rangka memenangkan persaingan usaha.
Produk berkualitas yang diciptakan perusahaan akan menjadi unggulan dan diperebutkan para
konsumen sehingga kualitas produk akan mempengaruhi keunggulan bersaing perusahaan.
H2: Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM
Pengaruh Sistem Akuntansi Terhadap Kinerja UMKM
Dalam dunia bisnis, sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam
mencapai keberhasilan usaha, termasuk dalam industri usaha kecil. Penggunaan sistem informasi
akuntansi dalam pengelolaan keuangan suatu perusahaan memberikan bantuan informasi yang
lebih jelas pada manajer dalam rangka pengambilan keputusan usaha perusahaan yang tepat.
Pengambilan keputusan yang tepat oleh manajer akan membantu perusahaan dalam mencapai
tujuannya dalam memaksimalkan laba dan meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Prastika & Djauhar (2019), Indralesmana & Suaryana (2014),
Ediraras (2010) dan Prabowo & Jaya (2015) menyatakan bahwa sistem akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dipaparkan
di atas, peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan sistem informasi akuntansi
dan kinerja bisnis.
H3: Sistem akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM
Berdasarkan penjelasan di atas, untuk lebih memahami hubungan antar variabel dalam
penelitian ini, maka kerangka penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Inovasi Produk
H1
Kualitas Produk H2
Kinerja UMKM
H3
Sistem Akuntansi
METODE
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah UMKM sektor kuliner yang
berada di wilayah administrasi Jakarta Timur yang tersebar pada semua kecamatan yang ada.
Penelitian ini terlaksana selama kurang lebih 3 bulan yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Agustus 2020. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antar variabel baik secara sederhana
maupun secara simultan.
Data penelitian yang digunakan adalah adalah data primer dengan cara penyebaran
kuesioner pada responden. Populasi pada penelitian ini adalah UMKM di wilayah Jakarta Timur
yang bergerak dalam jenis usaha kuliner. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis purposive sampling, yaitu teknik
210 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
pengambilan sampel dengan kriteria khusus dan dipilih secara tidak acak. Adapun kriteria khusus
dalam penentuan sampel pada penelitian ini, yaitu:
1. Pemilik atau karyawan pada UMKM,
2. UMKM bergerak pada sektor kuliner (makanan atau minuman),
3. UMKM berada di wilayah administrasi Jakarta Timur.
Dalam teknik penentuan pengambilan jumlah minimal sampel, peneliti menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh (Ferdinand, 2006). Teknik tersebut digunakan karena peneliti
menganggap populasi yang dituju terlalu luas jumlahnya dan tidak ada data yang akurat, yaitu
mengenai jumlah populasi spesifik UMKM yang bergerak disektor kuliner di wilayah Jakarta
Timur. Teknik penentuan pengampilan jumlah minimal sampel ditentukan berdasarkan rumus
sebagai berikut (Ferdinand, 2006) n = (25 x Variabel Independen) = 25 x 3 = 75 responden. Dari
perhitungan tersebut ditentukan kriteria bahwa 75 responden dapat dipilih sebagai minimum
jumlah sampel penelitian. Dengan teknik penentuan jumlah sampel tersebut, peneliti memutuskan
untuk menggunakan responden UMKM sektor kuliner yang berada di wilayah Jakarta Timur yang
akan dilakukan pada beberapa kecamatan yang ada. Persamaan regresi linear yang terbentuk
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel dependen (Kinerja UMKM)
X1 = Variabel independen pertama (Inovasi Produk)
X2 = Variabel independen kedua (Kualitas Produk)
X3 = Variabel independen ketiga (Sistem Akuntansi)
α = Konstanta (Nilai Y apabila X1, X2, X3 = 0)
β 1 = Koefisien regresi variabel pertama X1 (Inovasi Produk)
β 2 = Koefisien regresi variabel kedua X2 (Kualitas Produk)
β 3 = Koefisien regresi variabel pertama X3 (Sistem Akuntansi)
e = error
Penelitian dilakukan pada sampel UMKM yang bergerak pada sektor kuliner di wilayah
administrasi Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner
melalui link google form dengan cara mengirim pesan pribadi melalui platform sosial media
(instagram, twitter, facebook, dll) sesuai kriteria sampel UMKM serta melalui penyebaran poster
yang berisi ajakan untuk mengisi kuesioner dan penyebaran kuesioner secara langsung.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2020. Sebelum dilakukan
penelitian final, dilakukan penelitian kualitas data untuk menguji coba instrumen pertanyaan
penelitian berupa kuesioner dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji kualitas data ini dilakukan pada 70 item pertanyaan dengan rincian jumlah pertanyaan
instrumen penelitian tersebut yaitu pada variabel kinerja UMKM (Y) terdapat 20 butir pertanyaan,
variabel inovasi produk (X1) terdapat 15 butir pertanyaan, variabel kualitas produk (X2) terdapat
15 butir pertanyaan dan pada variabel sistem akuntansi (X3) terdapat 20 butir pertanyaan. Uji
validitas merupakan bentuk pengujian yang berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur. Hasil dari uji validitas menunjukkan terdapat 2 pertanyaan tidak valid pada
variabel kinerja UMKM, 2 pertanyaan tidak valid pada variabel inovasi produk, 4 pertanyaan tidak
valid pada variabel kualitas produk dan 1 pertanyaan tidak valid pada variabel sistem akuntansi.
Sehingga terdapat 9 pertanyaan yang tidak valid dan tidak dapat dimasukkan kedalam instrumen
kuesioner penelitian final dan terdapat 61 pertanyaan valid yang dapat digunakan pada instrumen
penelitian final.
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 211
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam
penelitian tepat dalam mengukur konsep yang hendak diukur dan menunjukkan pada sejauh mana
sebuah hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang kali. Uji
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Cronbanch alpha (ɑ) dengan nilai 0,60 atau lebih
yang mampu mendeskripsikan variabel memiliki reliabilitas yang baik. Berikut merupakan hasil
dari uji reliabilitas.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbanch alpha (ɑ) Keterangan
Data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner penelitian final tersebut berjumlah 75
responden sesuai dengan batas minimal kriteria jumlah sampel yang telah ditetapkan sebelumya.
Data dirincikan berdasarkan jenis kelamin dan lokasi UMKM responden.
Tabel 3. Data Responden
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 30 40%
2 Perempuan 45 60%
Jumlah 75 100%
No Kecamatan Jumlah Presentase
1 Cakung 6 8%
2 Cipayung 7 9,33%
3 Ciracas 13 17,33%
4 Duren Sawit 6 8%
5 Jatinegara 6 8%
6 Kramat Jati 7 9,33%
7 Makasar 8 10,66%
8 Matraman 8 10,66%
9 Pasar Rebo 7 9,33%
10 Pulo Gadung 7 9,33%
Jumlah 75 100%
Berdasarkan tabel di atas untuk rincian data berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa
mayoritas responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan sebanyak 45 orang dengan
persentase sebesar 60% dan sisanya laki-laki sebanyak 30 orang dengan persentase sebesar 40%.
Sedangkan berdasarkan lokasi usaha UMKM yang dikelompokkan pada 10 kecamatan yang ada
di Jakarta Timur, responden yang paling banyak mengisi kuesioner berada pada lokasi usaha
UMKM di Kecamatan Ciracas yaitu dengan jumlah 13 responden atau dengan persentase sekitar
17,33% dan responden yang paling sedikit mengisi kuesioner berada pada lokasi usaha UMKM
di Kecamatan Cakung, Duren Sawit, dan Jatinegara dengan jumlah masing-masing 6 responden
atau dengan persentase sekitar 8%.
Analisis Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif adalah analisa berupa penyajian data yang digunakan untuk
mendeskripsikan hasil dari jawaban responden dari masing-masing variabel pada penelitian ini.
Pada analisis statistik deskriptif variabel dapat diketahui nilai range, maksimum, minimum, mean,
standar deviasi, variance, dan frekuensi dari masing-masing variabel. Variabel dalam penelitian
212 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
ini, yaitu kinerja UMKM, inovasi produk, kualitas produk, dan sistem akuntansi. Berikut adalah
hasil dari analisis statistik deskriptif.
Kinerja UMKM
Hasil pada tabel 4 tersebut menunjukan bahwa nilai total tertinggi pada variabel ini sebesar
90 dan nilai total minimum sebesar 51, adapun rata-rata total nilai pada variabel kinerja UMKM
sebesar 72,45.
Inovasi Produk
Hasil pada tabel 5 tersebut menunjukan bahwa nilai total tertinggi pada variabel ini adalah
64 dan nilai total minimum 30 dengan nilai total rata-rata variabel inovasi produk sebesar 50,93.
Kualitas Produk
Hasil pada tabel 6 tersebut menunjukan bahwa nilai total tertinggi pada variabel ini adalah
55 dan nilai total minimum 31. Sedangkan nilai total rata-rata pada variabel kualitas produk
sebesar 44,07.
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 213
Sistem Akuntansi
Hasil pada tabel 7 tersebut menunjukan bahwa total nilai tertinggi pada variabel ini adalah
90 dan total nilai minimum 41. Sedangkan total nilai rata-rata dari variabel sistem akuntansi
sebesar 71,08.
Uji Normalitas
Uji Normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik tentu adalah yang memiliki data dengan nilai residual
yang berdistribusi normal. Uji Kolmogorov Smirnov dan pengamatan Scatterplot digunakan pada
uji normalitas ini untuk mengetahui apakah model yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.
Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 8 memiliki hasil signifikansi lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,200. Sehingga berdasarkan uji normalitas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.
214 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
Hasil Scatterplot pada gambar diatas menunjukan bahwa hasil data tersebar mengikuti
garis diagonal. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data variabel yang digunakan
pada penelitian ini terdistribusi normal.
Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk menguji dan mengetahui apakah variabel yang digunakan
memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas ini dapat dilihat dari
hasil output Text of Linearity pada taraf signifikan 0,05.
Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahwa hubungan dari ketiga variabel bebas terhadap
variabel terikat memiliki nilai signifikansi 0,000. Karena nilai tersebut yang kurang dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data pada ketiga variabel bebas yang digunakan memiliki
hubungan yang linear.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah pengujian yang memiliki tujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Abdullah. I, 2014).
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 215
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 10,804 5,977 1,808 0,075
Inovasi 0,345 0,114 0,288 3,028 0,003 0,609 1,643
Kualitas 0,633 0,141 0,387 4,503 0,000 0,749 1,335
Akuntansi 0,227 0,069 0,297 3,308 0,001 0,684 1,461
Sumber: SPSS, data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 10 di atas diketahui hasil uji multikolinieritas. Pada variabel inovasi
produk memiliki nilai tolerance 0,609 dan nilai VIF 1,643, variabel kualitas produk memiliki nilai
tolerance 0,749 dan nilai VIF 1,335 dan variabel sistem akuntansi memiliki nilai tolerance 0,684
dan nilai VIF 1,461. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai tolerance pada seluruh variabel
independen tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Oleh karena itu model regresi
dalam penelitian ini menunjukan tidak terdapat adanya gejala multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Heteroskedastisitas sendiri memiliki
pengertian apabila kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan
(Abdullah. I, 2014).
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 5,738 3,737 1,535 0,129
Inovasi 0,030 0,071 0,065 0,427 0,670
Kualitas -0,072 0,088 -0,112 -0,821 0,414
Akuntansi -0,009 0,043 -0,031 -0,217 0,829
Sumber: SPSS, data diolah peneliti
Tabel 11 di atas menjelaskan hasil dari uji heteroskedastisitas. Tabel tersebut menunjukan
bahwa pada variabel inovasi produk memiliki nilai signifikansi 0,670 lebih besar dari 0,05,
variabel kualitas produk memiliki nilai signifikansi 0,414 lebih besar dari 0,05 dan variabel sistem
akuntansi memiliki nilai signifikansi 0,829 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semua variabel bebas pada model regresi penelitian ini tidak terdapat adanya gelaja
heteroskedastisitas.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 10,804 5,977 1,808 0,075
Inovasi 0,345 0,114 0,288 3,028 0,003
Kualitas 0,633 0,141 0,387 4,503 0,000
Akuntansi 0,227 0,069 0,297 3,308 0,001
Sumber: SPSS, data diolah peneliti
Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan hasil analisis regresi linear berganda, dari hasil
analisis tersebut didapatkan persamaan, yaitu:
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda di atas dapat diketahui bahwa: Nilai
konstanta sebesar 10,804, hal tersebut menunjukan jika variabel inovasi produk, kualitas produk,
dan sistem akuntansi memiliki nilai nol (0) maka kinerja UMKM akan memiliki nilai 10,804.
Koefisiensi regresi variabel inovasi produk (X1) memiliki nilai 0,345. Hal tersebut menunjukan
jika terdapat peningkatan 1 satuan maka nilai kinerja UMKM akan memiliki kenaikan nilai
sebesar 0,345. Koefisiensi regresi variabel kualitas produk (X2) memiliki nilai 0,633. Hal tersebut
menunjukan jika terdapat peningkatan 1 satuan maka nilai kinerja UMKM akan memiliki
kenaikan nilai sebesar 0,633. Koefisiensi regresi variabel sistem akuntansi memiliki nilai sebesar
0,227. Hal tersebut menunjukan jika terjadi peningkatan 1 satuan maka nilai kinerja UMKM akan
memiliki kenaikan nilai sebesar 0,227. Nilai koefisien yang bersifat positif memiliki arti bahwa
terdapat korelasi yang positif antara variabel bebas dan terikat. Semakin tinggi nilai variabel bebas
maka nilai variabel terikat semakin meningkat.
Uji Statistik T
Uji T bertujuan untuk menguji dalam model regresi apakah terdapat hubungan yang
signifikan secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji T dapat
diketahui dengan membandingkan hasil t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung > dari t tabel
dengan signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen secara parsial dengan variabel dependen.
inovasi produk sebesar 4,503 > 1,666 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H2 diterima. Hal ini menunjukan bahwa kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap kinerja UMKM. Adapun arah hubungannya bersifat positif, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas produk yang dilakukan maka akan meningkatkan
kinerja UMKM.
Uji Statistik F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah variabel independen secara bersama-
sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilihat
dengan membandingkan hasil dari f hitung dengan f tabel.
Tabel 13 di atas menunjukkan hasil uji F. Diketahui bahwa f hitung lebih besar dari pada f
tabel, yaitu 36,742 > 2,73 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel inovasi produk, kualitas produk dan sistem akuntansi secara bersama-sama memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. Adapun arah hubungannya bersifat positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penerapan inovasi produk, kualitas produk dan
sistem akuntansi maka akan meningkatkan kinerja UMKM.
Berdasarkan hasil tabel 14 di atas pada nilai Adjust R square diketahui bahwa nilainya 0,592.
Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel bebas yaitu inovasi produk, kualitas produk dan sistem
akuntansi mampu mempengaruhi variabel terikat yaitu kinerja UMKM sebesar 59,2%. Adapun
sisanya sebesar 40,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian analisis yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:
1. Inovasi produk berpengaruh secara signifikan dengan arah positif terhadap kinerja UMKM.
2. Kualitas produk berpengaruh secara signifikan dengan arah positif terhadap kinerja UMKM.
3. Sistem akuntansi berpengaruh secara signifikan dengan arah positif terhadap kinerja UMKM.
Keterbatasan dalam penelitian yang perlu diperhatikan dan diharapkan dapat dihilangkan
pada penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Jumlah responden pada penelitian ini terbatas hanya terdiri dari 75 responden, keterbatasan
tersebut dikarenakan penyebaran kuesioner yang menitikberatkan dan lebih banyak dilakukan
secara daring atau online dari pada secara langsung menyesuaikan dengan pandemi Covid-19
sekarang ini.
2. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa faktor yang dinilai mampu mempengaruhi
kinerja UMKM.
3. Objek penelitian ini terbatas hanya pada UMKM di wilayah administrasi Jakarta Timur yang
bergerak pada sektor kuliner saja.
Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220 219
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. I, S. (2014). Aplikasi Komputer dalam Penyusunan Karya Ilmiah. Pustaka Mandiri.
Alliyah, S., & Hidayat, R. (2014). DIDUKUNG OLEH INFORMASI ANTAR UNIT ( SME
Performance Improvement with Implementing the Management Accounting Information
Supported by the Information Delevery Unit ). 9(2), 100–111.
As’ad, M. (2003). Psikologi Industri. Liberty.
Curatman, A., Rahmadi, Maulany, S., & Ikhsani, M. M. (2016). Analisis Faktor-faktor Pengaruh
Inovasi Produk yang Berdampak pada Keunggulan Bersaing UKM Makanan dan Minuman
di Wilayah Harjamukti Kota Cirebon. Jurnal Logika, 18(3), 61–75.
Ediraras, D. (2010). Akuntansi Dan Kinerja Ukm. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 15(2), 152–158.
Ferdinand, A. T. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartini, S. (2012). Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, 14(1), 82–88. https://doi.org/10.9744/jmk.14.1.83-90
Haryanti, M. D., & Hidayah, I. (2018, July). Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang Berperan
Besar. UKMIndonesia.Id, 1. https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/62
Haryono, T., & Marniyati, S. (2018). Pengaruh Market Orientation, Inovasi Produk, Dan Kualitas
Produk Terhadap Kinerja Bisnis Dalam Menciptakan Keunggulan Bersaing. Jurnal Bisnis
Dan Manajemen, 17(2), 51.
Herman, H., Hady, H., & Arafah, W. (2018). International Journal of Science and Engineering
Invention The Influence of Market Orientation and Product Innovation on the Competitive
Advantage and Its Implication toward Small and Medium Enterprises (UKM) Performance.
International Journal of Science and Engineering Invention, 04(19–21), 8–21.
Indralesmana, K., & Suaryana, I. (2014). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dan Kinerja
Individu Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Nusa Penida. E-Jurnal Akuntansi, 7(2), 345–
356.
Irene. (2020, February). Fakta-Fakta Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun 2019.
OkeFinance, 1–3. https://economy.okezone.com/read/2020/02/09/20/2165794/fakta-fakta-
pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tahun-2019?page=1
Jannah, M., Irawati, A., & Purnomo, H. (2019). Pengaruh Orientasi Kewiraushaan dan Inovasi
Produk Terhadap Kinerja UMKM Batik Gedog Khas Tuban. Eco-Entrpreneurship, 5(1), 33–
48.
Juita, V. (2016). Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah (Umkm) Sektor Jasa Perdagangan Di Padang, Sumatera Barat. Jurnal Riset
Akuntansi Terpadu, 9(1), 120–139.
Kotler, P., & Andreasen, A. R. (1995). Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Edisi ketiga
(O. Emilia & M. Hasanbasri (eds.); 3rd ed.). GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Lawler, E. E., & Porter, L. W. (1967). The Effect of Performance on Job Satisfaction. Industrial
Relations. A Journal of Economy and Society, 7(1), 20–28.
Paramita, C. (2015). Pengaruh Kompetensi Individu, Orientasi Kewirausahaan dan Pesaing dalam
220 Muhammad Taufiq, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal.204-220
Mencapai Keunggulan Bersaing Melalui Kualitas Produk Studi pada UKM Furnitur di Kota
Semarang. In DeReMa (Development Research of Management) Jurnal Manajemen (Vol.
10, Issue 1, pp. 124–137).
Prabowo, H., & Jaya, T. E. (2015). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajeman, Strategi
dan Inovasi terhadap Kinerja Operasional Perusahaan Manufaktur dalam Memasuki Era
Perdagangan Bebas. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 10, No.2, Tahun 2015 175.
Prastika, N. E., & Djauhar, E. P. (2019). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja
Perusahaan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Pekalongan.
LITBANG.
Rahman, R. F. N. (2015). Pengaruh Modal, Pengetahuan, dan Inovasi terhadap Kinerja UMKM
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Artikel Universitas Nusantara PGRI
Kediri, 01(11), 1–16. https://doi.org/10.1.03.03.0022
Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2011). Accounting Information System (12th ed.).
Setiawan, H. A., & Feranita, N. V. (2018). PERAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM
MEMEDIASI DAMPAK ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP KINERJA UMKM. Majalah Ilmiah Dian Ilmu, 18(1), 54–70.