Laprak Mikroper Arra

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERAIRAN

MIKROALGA DI PERAIRAN PURNAMA DUMAI

OLEH
CHUSNUL KHOTIMAH ARRAMADANI
2104110431
KELOMPOK 3

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH


MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Produktivitas
Perairan diselesaikan tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan laporan ini
adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Mikrobiologi Perairan.
Laporan yang penulis buat ini berdasarkan data-data yang valid yang telah
dikumpulkan dalam berbagai metode.
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan penelitian ini, pertama tentunya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kepada kakak Asisten
dosen Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi Perairan, yang telah membantu
dengan segala upaya untuk menyelesaikan laporan dengan baik dan lancar.
Penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik meski jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun penulis
demi kesempurnaan laporan berikutnya. Penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca. Atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak
terimakasih.

Pekanbaru, 9 April 2023

Chusnul Khotimah Arramadani


DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum...................................................................... 2
1.3. Manfaat Praktikum.................................................................... 2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat.................................................................... 3
2.2. Alat dan bahan........................................................................... 3
2.3. Prosedur Praktikum................................................................... 4
2.3.1. Sterilisasi Alat................................................................. 4
2.3.2. Pengambilan Sampel....................................................... 4
2.3.3. Identifikasi mikroalga..................................................... 4
2.3.4. Isolasi mikroalga............................................................. 4
2.3.5. Pengkulturan mikroalga.................................................. 5
2.4. Metode Pratikum....................................................................... 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil.......................................................................................... 6
3.2. Pembahasan............................................................................... 7
3.2.1. Alga merah (Gracilaria sp)............................................. 7
3.2.2. Scenedesmus Sp............................................................... 9
3.2.3. Euglena sp ...................................................................... 11
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan............................................................................... 12
4.2. Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat yang digunakan praktikum......................................................... 3


2. Bahan yang digunakan praktikum...................................................... 3
3. Jenis alga yang ditemukan.................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Alga merah (Gracilaria sp).................................................................. 5
2. Scenedesmus Sp.................................................................................... 5
1.
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan bahan yang digunakan............................................................ 13
2. Jenis alga yang ditemukan diperairan rawa gambut.............................. 14
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rawa gambut adalah ekosistem lahan basah yang terbentuk dari tanah
organik berupa lapisan gambut yang dalam dan didominasi oleh tumbuhan
gambut. Rawa gambut memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan
hidup flora dan fauna di sekitarnya serta berfungsi sebagai penyerap karbon.
Namun, rawa gambut sering mengalami kerusakan akibat aktivitas manusia
seperti penebangan hutan dan pembukaan lahan pertanian (Kusworo, dkk 2017).
Mikroalga merupakan organisme tumbuhan yang dianggap paling primitif
berukuran renik (seluler), lazim disebut sebagai fitoplankton. Habitat hidupnya
meliputi seluruh wilayah perairan di dunia, baik air tawar maupun air laut.
Organisme ini merupakan produsen primer di perairan yang memiliki kemampuan
melakukan fotosintesis layaknya tumbuhan tingkat tinggi. Mikroalga laut
berperan penting dalam jaring-jaring makanan di laut dan merupakan materi
organik dalam sedimen laut, sehingga diyakini sebagai salah satu komponen dasar
pembentukan minyak bumi di dasar laut yang dikenal sebagai fossil fuel.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya mikroalga dikelompokkan menjadi lima
filum, yaitu: a) Chlorophyta (alga hijau), b) Chrysophyta (alga keemasan), c)
Pyrhophyta (alga api), d) Euglenophyta, dan e) Cyanophyta (alga biru-hijau).
Mikroalga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi dan
kosmetika, karena adanya kandungan berbagai senyawa kimia yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar
untuk mengobati dan mencegah berbagai macam penyakit. Mikroalga dapat
menjadi pilihan dalam proses pembuatan bio-bahan bakar karena memiliki
kandungan minyak. Diketahui Botryococcus braunii memiliki kandungan minyak
alami sampai dengan 70% massa tubuhnya (Kawaroe dkk, 2012).
Divisi Chlorophyta adalah kelompok alga yang paling banyak
ditemukan, ciri khas Chlorophyta adalah warna tubuh sel yang
mengandung pigmen warna klorofil. Chlorophyta merupakan organisme
prokaryotik. Memiliki kloroplas tipe klorofil a dan b, memiliki pigmen
tambahan berupa karotin, dan komponen dinding selnya adalah selulosa.
2

Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan


sel eukariota. Pada dasarnya euglena memiliki dua buah flagel tipe
cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak
pada satu barisan sepanjang flagel. Ciri khas Euglena sp yaitu dapat
bergerak dengan cepat. Divisi Eulenophyta memiliki tipe klorofil a, b, dan
karoten sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel
berprotein, yang berada didalam plasmalema. Divisi Chrysophyta
merupakan sel eukariotik terdapat membran inti dan nukleus. Spesies yang
ditemukan yaitu Navicula sp dengan pergerakan yang lambat. Ciri khas
Navicula sp bagian pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu dinding
sel terdiri atas dua belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen
dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan.
Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Memiliki
dinding sel yang mengandung Selulosa, silika, kalsium karbonat, dan
beberapa kitin. Divisi Cyanophyta merupakan sel eukariotik, memiliki
membran inti dan nukleus, memiliki dinding sel yang tebal
(peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya tidak memiliki flagel. Ciri khas
Oscillatoria sp yaitu berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen
panjang lurus, dan halus. Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid
serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (Irawati
dan Wahyu, 2012).
1.2. Tujuan praktikum
Praktikum ini dilakukan bertujuan agar mahasiswa bisa mengenali
keragaman jenis mikroalga yang berada di perairan gambut. Terkhususnya
mahasiswa jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan bisa mengenali lebih
lanjut mengenai alga-alga yang berada diperairan gambut.
1.3. Manfaat Praktikum
Praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa terkhususnya jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan untuk mengetahui potensi mikroalga di perairan
gambut sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, dan sumber energi
terbarukan. Hal ini dapat mendukung pengembangan industri yang berkelanjutan
di sekitar perairan gambut.
3
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan dua kali praktikum yang dimana untuk praktikum
pertama dilakukan pada tanggal 18 Maret 2023 yang berlokasi perairan gambut
Dumai untuk pengambilan sampel yang akan di identifikasi. Praktikum
selanjutnya dilakukan dilaboratorium Pengelohan Limbah (PL) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau pada tanggal 30 Maret 2023 untuk
mengidentifikasi jenis-jenis mikroalga yang hidup diperairan gambut Dumai.
2.2. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan pada saat praktikum
No Alat yang digunakan Kegunaan
1 Toples (volume 1 liter) Untuk wadah sampel yang akan
diaerasi.
2 Mikroskop Alat untuk mengidentifikasi jenis
alga
3 Objek glass Wadah sampel yang akan
diidentifikasi.
4 Cover glass Penutup wadah yang akan
diidentifikasi.
5 Botol plankton Wadah sampel setelah disaring.
6 Pipet tetes Alat mengambil sampel.
7 Plankton net Alat penyaring sampel.
8 Ember Wadah untuk mengambil sampel
9 Alat aerasi Alat untuk memberi oksigen pada
sampel.
10 Buku penuntun praktikum Untuk pedoman saat praktikum
11 Alat tulis Alat untuk menulis hasil
identifikasi

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada saat praktikum


No Bahan yang digunakan Kegunaan
1 Air rawa gambut perairan Dumai Sampel yang akan diamati
2 Aquades Bahan pengencer
3 Pupuk NPK Bahan untuk mengaerasi sampel
5

2.3. Prosedur kerja


2.3.1. Prosedur Sterilisasi Alat
Pertama siapkan alat atau media yang akan dibersihkan seperti, toples 2
liter, selang aerasi, batu aerasi, cabang T, pipet ukur, gelas ukur, Erlenmeyer.
Kemudian bersihkan menggunakan sabun cair (sunlight, mama lemon dan
lainnya) dan disikat ataupun spon hingga noda pada alat-alat tersebut hilang.
Setelah dicuci, kemudian alat tersebut dibilas menggunakan aquades. Semua alat
dikeringkan menggunakan tisu dan dibiarkan hingga kering kemudian diletakkan
pada rak yang telah disediakan. Selanjutnya alat siap digunakan untuk
pengkulturan.
2.3.2. Prosedur Pengambilan Sampel
Plankton pada umumnya diambil dengan cara pemekatan air bertujuan
agar organisme-organisme plankton yang tertangkap benar-benar mewakili
komunitas plankton di dalam air. Teknologi pemekatan air dapat dilakukan
dengan, Penyaringan atau fitression method metode penyaringan dilakukan
menggunakan plang konektivitas jumlah air yang disaring bervariasi 50 sampai
100 liter tergantung pada kepadatan plankton di perairan yang dapat diduga dari
warna air. Selanjutnya hasil penyaringan diamati di mikroskop untuk dilakukan
identifikasi.
2.3.3. Prosedur Identifikasi mikroalga
Pertama siapkan gelas objek yang akan digunakan, kemudian sampel
diambil menggunakan mikropipet dan diletakkan di gelas objek, lalu diamati
dibawah mikroskop. Selanjutnya gambar/ dokumentasikan mikroalga jenis yang
ditemukan. Hasil pengamatan diidentifikasi dengan membandingkan ciri-ciri
mikroalga pada referensi.
2.3.4. Prosedur Isolasi Mikroalga
Isolasi dilakukan dengan teknik pengenceran dengan prosedur yaitu
sampel diambil kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi. Lalu sampel diaduk
dan sampel untuk isolasi diambil dari tabung reaksi menggunakan pipet tetes.
Kemudian satu tetes diletakkan pada objek glass ditutup menggunakan cover glass
dan diamati dibawah mikroskop. Setelah diamati objek glass disiram
menggunakan aquades dan dimasukkan kedalam botol film, lalu di amati sampel
6

dan dilakukan secara berulang sampai didapatkan 1 jenis mikroalga. Kemudian


hasil pengamatan dimasukkan kedalam botol film dan dipindahkan kedalam
toples untuk perbaruan stok. Hasil perbaruan stok kemudian digunakan untuk
pengukuran selanjutnya.
2.3.5. Prosedur Pengkulturan Mikroalga
Disiapkan wadah toples 2 L yang telah di sterilisasi. Kemudian wadah
tersebut dimasukkan aquades sebagai media kultur. Dimasukkan bibit mikroalga
yang telah di isolasi. Lalu ditambahkan pupuk walne dengan dosis yang
dibutuhkan untuk penyuburan mikroalga. Kemudian batu aerasi dan selang aerasi
dipasangkan untuk membantu pengadukan supaya tidak terjadi pengendapan.
2.4. Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini menggunakan
metode secara langsung, yang dimana praktikum dilakukan tanpa ada
perantara untuk melakukan praktikum ini. Menggunakan metode
praktikum secara langsung dapat memudahkan kita dalam
mengidentifikasi sebuah sampel yang akan di identifikasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Praktikum yang dilakukan kali ini mendapatkan 3 jenis mikroalga yang
hidup dilahan gambut Dumai meliputi jenis Alga merah (Gracilaria sp), jenis
Scenedesmus sp dan jenis Euglena sp. Adapun table hasil yang berisi klasifikasi
dari jenis-jenis mikroalga yang ditemukan pada penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis mikroalga yang ditemukan


Jenis mikroalga yang ditemukan Gambar alga

1. Alga merah (Gracilaria sp)

Gambar. 1
2. Scenedesmus Sp

Gambar. 2
3. Euglena sp

Gambar. 3

3.2. Pembahasan
8

III.2.1.Alga merah (Gracilaria sp)


Klasifikasi pada alga merah (Graciliaria sp)
Divisio : Rhadophycophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Glacilariaceae
Genus : Glacilaria
Spesies : Glacilaria sp
A. Morfologi dan anatomi
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau
lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan
tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai figmen
utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu mamiliki
fikosianin yang memberi warna biru. Alga merah umumnya bersifat
autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki
kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain (Campbell.,dkk,
2013).
B. Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada
ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang
disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang
terdapat pada ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel
panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan
bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti
sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen kaena terbawa air (pergerakan secara
pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding
perlekatan telarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam
karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian
bawah karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.
9

Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam


sel-sel di ujung sporogen itu terbentuk spora yang masing-masing
memiliki satu inti dan satu plastida, spora tersebut dinamakan karpospora.
Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai
protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu
baru lengkap dengan alat-alat generatifnya. Reproduksi aseksual terjadi
dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium
jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan
bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan
tertraspora (Campbell.,dkk, 2013).
C. Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, daripada tempat
hidup alga coklat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup
di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme
ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam. Alga merah berperan
penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di
perairan tawar (Campbell.,dkk, 2013).
D. Peranan
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang
dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya
Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah di
tanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri
agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan
media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal sebutan
alga koral menghasilkan kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi
terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran
penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell.,dkk, 2013).
10

III.2.2.Scenedesmus sp
Klasifikasi pada alga Scenedesmus sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Ordo : Cholococcales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
Spesies : Scenedesmus sp
A. Morfologi dan Anatomi
Scenedesmus sp merupakan kelompok mikroalga yang paling
beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Sel
berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni terdiri dari 2,
4, 8 atau 16 sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang
sekitar 8-20 mikrometer dan lebar sekitar 3-9 mikrometer. Struktur sel
sederhana, diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu
lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan tengah merupakan
lapisan tipis yang strukturnya seperti membran , dan lapisan luar yang
menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan lapisan
seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles. Ciri
umum Scenedesmus sp berwarna hijau terang, kosmopolitan (air tawar,
payau, asin). Dari oligotrof sampai eutrof, memiliki anggota terbanyak,
eukariot (umumnya uniseluler), ada yang unisel, koloni, filamen, pigmen
yang dimiliki klorofil a, b, karoten dan beberapa xantofil, dinding sel
terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa.
Sedangkan ciri-ciri khusus Scenedesmus sp itu sendiri sebagai anggota
memiliki flagel, dapat bergerak sedikit,bentuk flagel isokontae, jumlah dan
letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral). Kloroplasnya beraneka
bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, jala dan
bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu
amilase dan amilopektin.
11

B. Reproduksi
Scenedesmus Sp. dapat melakukan reproduksi aseksual maupun
seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembentukan autokoloni,
yaitu setiap sel induk membentuk koloni anak yang dilepaskan melalui sel
induk yang pecah terlebih dahulu. Bebrapa spesies Scenedesmus dapat
melakukan reproduksi seksual dengan pembentukan zoospore biflagel dan
isogomi (Kawaroe, 2010).
Scenedesmus Sp. dapat melakukan reproduksi secara aseksual
maupun seksual. Reproduksi seksual dengan membelah diri melalui
pembentukan autokoloni, setiap sel induk membentuk koloni anakan yang
dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih dahulu, sedangkan
reproduksi seksual dengan membentuk autospora, melalui pembelahan
protoplasma, pembelahan protoplasma trjadi secara melintang dan
membujur, protoplasma dari sel induk membelah secara melintah
membentuk sela nak. Kemudian protoplasma dari sela nak yang terbentuk
membelah lagi secara membujur, pembelahan membujur ini dapat
berlangsung satu atau dua kali autospora yang terbentuk menyatu secara
lateral dengan yang lain setelah terjadi pembelahan dinding sel.
C. Habitat
Scenedesmus sp biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau
tanah-tanah yang basah, ada pula yang hidup di tempat-tempat kering.
Scenedesmus Sp biasanya hidup diperairan yang suhu optimalnya pada
rentang 28-30C. Pada umumnya melekat pada bebatuan, dan seringkali
muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu penyusun
plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut,
terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-
tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan.
Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang
intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan
makroalga seperti ulvales dan siphonales. Yang hidup di air tawar
memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena
cahaya matahari langsung seperti kolam, danau, dan genangan air hujan,
12

sungai atau selokan.alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi akuatik


yaitu pada batu-batuan dan kulit pohon yang lembab. Beberapa
anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis
ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
D. Peranan
Berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga
yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun
pitoplankton. Sebagian pitoplankton adalah alga hijau, pigmen klorofil
yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau
merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan
Scenendesmus sp bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam
penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai
bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan.
Pengembangannya saat ini di kolam-kolam. Scenendesmus sp mempunyai
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : produsen primer
(penyedia oksigen), sumber pakan alami bagi ikan dan organisme air lain
terutama benih (Stone, 2013).
III.2.3.Euglena sp
Klasifikasi pada alga euglena sp
Kingdom : Protozoa
Phylum : Euglenozoa
Subphylum : Euglenoida
Class : Euglenophyceae
Subclass : Euglenophycidae
Order : Euglenales
Family : Euglenaceae
Subfamily : Euglenoideae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena sp
Euglena adalah genus dari organisme bersel tunggal ordo protozoa.
Euglena memiliki karakteristik seperti hewan dan tumbuhan serta masuk ke dalam
divisi dari ganggang Euglenophta. Bagian tubuh euglena terdiri dari stigma,
13

vakuola kontraktil, dan cambuk atau flagela. Stigma adalah bagian pada tubuh
Euglena sp yang berupa titik, bagian ini biasanya disebut dengan istilah titik mata.
Euglena sp dapat berubah bentuk menjadi memanjang, hal ini terjadi karena
dinding selnya tidak "berdinding kaku". Euglena sp memiliki ukuran sangat kecil
yaitu panjangnya 0,05mm. Makhluk hidup Euglena sp biasanya hidup pada air
tawar atau air payau yang mengandung banyak bahan organik
IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam perairan rawa gambut
yang berlokasi di Dumai berdasarkan identifikasi yang saya lakukan terdapat dua
jenis mikroalga yang dapat bertahan hidup diperairan gambut meliputi jenis Alga
merah (Gracilaria sp), jenis Scenedesmus sp, Euglena sp. mikroalga jenis ini lah
yang dapat bertahan hidup pada konsentrasi pH yang cukup asam pada perairan
gambut. Dan dua jenis mikroalga ini memiliki morfologi, reproduksi dan peranan
yang berbeda antara satu sama lain.
4.1. Saran
Penelitian ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan alat yang digunkanan
dalam keadaan steril agar tidak terjadi kontaminasi pada objek penelitian. Peneliti
selanjutnya disarankan menggunakan teknik lain seperti: teknik isolasi
menggunkan pipet kapiler, teknik isolasi goresan (media agar) dan teknik isolasi
lainnya. Pihak jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, sebaiknya melengkapi
alat yang mendukung penelitian mengenai mikroalga di Laboratorium, agar
peneliti dapat lebih nyaman saat melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, Reece, J.B dan Mitchell, L.G. 2013. Biologi Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Irawati dan Wahyu. 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan
Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar
Biologi Sma. Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012.
Kawaroe, M, Prartono, T, Sunuddin, A, Sari, D.W, Augustine, D. 2012.
Mikroalga: potensi dan pemanfaatannya untuk produksi bio bahan bakar.
Bogor : PT Penerbit IPB Press.
Kusworo, A., Widiatmaka, W., & Sasmito, S. D. (2017). Karakteristik sifat fisik
dan kimia gambut rawa di Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan, 19(2), 109-117.
Stone. 2013. Biodiversity of Indonesia. Singapura : Tien Wah Press.
LAMPIRAN
17

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum

Mikroskop Objek glass


Toples (vol 1 liter)

Pipet tetes
Cover glass Botol plankton

Ember Alat aerasi


plankton net

Buku penuntun Air rawa gambut Aquades


18

praktikum

Pupuk NPK
19

Lampiran 2. Alga merah (Gracilaria sp)

1. Scenedesmus Sp

Anda mungkin juga menyukai