Bab Iv Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Studi Kasus 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam

adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Batam Provinsi

Kepulauan Riau, berada di lokasi strategis Kota Batam, tepat nya di

jalan R. Soeprapto. Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah

yang dulunya dari sebuah Puskesmas Rawat Jalan yang dioperasikan

pada tanggal 8 Oktober 1986 bernama Puskesmas Batu Aji, pada

tanggal 1988 statusnya berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap

dengan tempat tidur, pada tanggal 11 Oktober 2004 diresmikan

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji kelas D berdasarkan

SK Menkes RI No. 799/Menkes/SK/VII/2004 yang disahkan oleh

Wali Kota Batam.

Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam

dibangun Diatas lahan seluas 38.000 m 2 dengan luas bangunan 11.392

m2, luas lahan yang ada sangat memadai untuk pengembangan rumah

sakit dan peningkatan layanan. Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah

Embung Fatimah Kota Batam dibagi kedalam 3 blok yaitu : blok 1

gedung administrasi yang terdiri dari 2 lantai, blok 2 gedung Rawat

Inap yang terdiri dari 4 lantai dan blok 3 gedung IGD, rawat jalan dan
86

penunjang yang terdiri dari 2 lantai serta penambahan pengembangan

gedung baru.

Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota

Batam berada di jalan R.Soeprapto berbatasan dengan :

a. Bagian Utara : Berbatasan dengan Vitka Farma

b. Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kampus UNRIKA

c. Bagian Timur : Berbatasan dengan Pasar Aviari

d. Bagian Barat : Berbatasan dengan Perumahan Poskopkar

Adapun kunjungan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Embung Fatimah berdasarkan poliklinik IGD berjumlah 11. 925 jiwa,

penyakit dalam 7. 935, poli paru 7. 184, jantung 4. 755, umum 4. 587,

jiwa 4. 210, rehablitasi medik 3. 698, saraf 3. 247, THT 3. 226, anak

2. 521, bedah onkologi 2. 260, orthopedi 2. 209, kulit dan kelamin 2.

060, VCT 1. 796, bedah umum 1. 774, kandungan 1. 629, hemodialisa

1. 625, mata 1. 492, laboratorium 1.050, bedah mulut 192, gigi 683,

gigi anak 516, jadi jumlah rata – rata pasien yang masuk ke Rumah

Sakit Umum Daerah Embung Fatimah 12. 000 jiwa. Fasilitas dan

layanan ambulance, IGD, farmasi/apotek, ruang operasi, instalasi gizi,

rehablitasi medik, medikal check up, akunpuntur, bidan, dan dokter

umum.

Status Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Kota Batam tanggal

30 Mei 2011 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Embung

Fatimah Kota Batam berubah kelas dari tipe D menjadi tipe C


87

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

HK.C3.05/I/2615/11, dan telah terakreditasi lima pelayanan pada

tanggal 1 November 2011. Seiring dengan makin beragamnya jenis

pelayanan dan dokter spesialis yang dimiliki maka tanggal 21 januari

2013 berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia no

Hk 02.03/I/0154/2013 Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah

Kota Batam berubah tipe C menjadi kelas tipe B.

Sebagai rumah sakit yang selalu memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, terus menerus memperbaharui peralatan

diagnostik dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin

berkembang saat ini. Tentunya hal ini sangat membantu dalam

beragam tindakan terhadap gangguan kesehatan yang ada di Rumah

Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam yaitu tenaga medis

seperti dokter, perawat, bidan farmasi, ahli gizi, radiologi, perawat

anastesi, dan tenaga penunjang lainnya.


88

4.1.2 Hasil Studi Kasus

4.1.2.1 Pengkajian

Tabel 4.1
Hasil Anamnesa Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Pola Napas
Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022.

Anamnesa Klien 1 Klien 2


Biodata Klien
Nama : Ny. D Ny. R
Umur : 40 tahun 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Pekerjaan : IRT Guru
Pendidikan : SMA S.Pd
Diagnosa Medik : CHF CHF
Pukul : 11:02 WIB 13:40 WIB
Tanggal Masuk : 27 Juli 2022 28 Juli 2022
Suku bangsa : Batak Melayu
No. RM : 23.63.90 11.57.69
Primary Survey : Airway: jalan nafas bebas, suara Airway: Jalan napas bebas, suara
nafas normal dan tidak ada bunyi napas normal, tidak ada bunyi napas
suara nafas tambahan tambahan
Breathing: 27x/menit, irama suara Breathing: 28x/menit, irama suara
nafas tidak teratur, jenis pernafasan nafas tidak teratur, jenis pernafasan
dada, saturasi 94%, tidak ada trauma dada, saturasi 93%, dan tidak ada
dada, pernapasan cepat dan dangkal. trauma dada, pernapasan cepat dan
dangkal
Circulation: Akral dingin, pucat, Circulation: Akral dingin, pucat, tidak
tidak sianosis, CRT <2detik, nadi sianosis, CRT <2detik, nadi teraba,
teraba, frekuensi 100x/menit, irama frekuensi 180x/menit, tekanan darah
nadi tidak teratur, tekanan darah 210/129 mmhg, irama nadi tidak
184/108 mmhg, turgor kulit normal, teratur, warna kulit pucat.
warna kulit pucat.
Disability: GCS 15, pupil isokor kiri Disability: GCS 15, pupil isokor kiri
dan kanan. dan kanan.

Exposure: Nyeri pada bagian dada, Exposure: Nyeri pada bagian dada,
karakteristik nyeri seperti tertimpa dan skala nyeri 4.
benda berat, dan skala nyeri 5.
Folley cateter: Klien mengatakan Folley cateter: Klien mengatakan tidak
89

tidak mengalami perubahan pola mengalami perubahan pola kemih


kemih BAK, klien tidak BAK ,klien tidak inkontenensia, dan
inkontenensia, dan tidak distensi tidak distensi urine.
urine.
Gastric Tube : Klien mengatakan Gastric Tube: Klien mengalami mual
mengalami mual. dan muntah.

Secondary Survey
Anamnesa
Nama : Ny. D Ny. R
Umur : 40 tahun 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Pekerjaan : IRT Guru
Pendidikan : SMA S.Pd
Diagnosa Medik : CHF CHF
Pukul : 11:02 WIB 13:40 WIB
Tanggal Masuk : 27 Juli 2022 28 Juli 2022
Suku bangsa : Batak Melayu
No. RM : 23.63.90 11.57.69
 Keluhan utama: Saat dilakukan  Keluhan utama: Saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan pengkajian klien mengatakan klien
klien sesak nafas, nyeri pada sesak nafas sejak 1 jam sebelum
bagian dada kiri seperti tertimpa masuk rumah sakit, mual dan
benda berat, mual, batuk, Jantung muntah, badan lemas, nyeri pada
berdegup kencang, klien bagian dada kiri seperti tertekan,
mengatakan sakit pada bagian pembengkakan pada bagian kaki
kepala dikarenakan tekanan darah kiri dan kanan.
yang tinggi, nadi teraba tidak  Vital sign :
teratur, pusing, akral dingin, klien Keadaan umum: sedang
tampak gelisah dan cemas, Tingkat kesadaran: Composmentis
keringat dingin. Tekanan darah: 210/129 mmHg
 Vital sign : Nadi: 180 x/menit
Keadaan umum: sedang Pernafasan: 28 x/menit
Tingkat kesadaran: Suhu: 36° C
Composmentis Spo2: 93%
Tekanan darah: 184/108 mmHg  Riwayat Penyakit dahulu : klien
Nadi: 100 x/menit mengatakan klien memiliki riwayat
Pernafasan: 27 x/menit hipertensi.
Suhu: 36° C
Spo2: 94 %
 Riwayat penyakit dahulu : klien
mengatakan klien memiliki
riwayat penyakit hipertensi, DM,
TB Paru.
 Riwayat kesehatan  Riwayat kesehatan
Klien mengatakan memiliki Klien mengatakan mengatakan
penyakit hipertensi, DM, TB memiliki penyakit hipertensi dan
paru dan saat klien saat masih klien masih konsumsi obat
90

konsumsi obat hipertensi. hipertensi


 Tanda-tanda Vital  Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah 184/108 mmHg - Tekanan darah: 210/129 mmHg
- Nadi 100x/menit - Nadi: 180 x/menit
- Pernafasan 27x/menit - Pernafasan: 28 x/menit
- Suhu 36° C - Suhu: 36° C
- Spo2 94 % - Spo2: 93%
- GCS 15 - GCS 15

Pemeriksaan Fisik :
 Kulit Kepala Bentuk kepala normal, rambut bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
berwarna hitam, kulit kepala bersih lesi/luka dan rambut hitam, tidak
tidak ada ketombe, tidak ada benjolan mudah rontok.
dan lesi.

 Wajah Posisi mata simetris, kelopak mata Posisi mata simetris, kelopak mata
normal, gerakan kelopak mata normal, gerakan kelopak mata normal,
normal, konjungtiva ananemis, sklera konjungtiva ananemis, sklera anikterik,
anikterik, pupil isokor, tidak ada pupil isokor, tidak ada kelainan pada
kelainan pada mata, fungsi mata, fungsi penglihatan kabur.
penglihatan baik.

 Vertebra servikalis dan Tidak ada deformitas tulang atau Tidak adanya trauma tulang servikal,
leher krepitasi, tidak ada lesi, tidak ada tidak ada nyeri, tidak ada masssa, tidak
edema, tidak ada massa, tidak adanya ada pembengkakan di area dibagian
kekakuan pada bagian tulang leher leher

 Sistem Thoraks Dinding dada simetris, tidak ada Kedua dinding dada simetris, tidak ada
trauma ada, tidak ada lesi, dan adanya trauma dada, tidak ada lesi, dan adanya
cardiomegali. cardiomegali

 Sistem Pernafasan Dinding dada simetris, frekuensi Terdapat penumpukan cairan di paru-
nafas 27x/menit, irama tidak teratur, paru, frekuensi nafas 28x/menit, irama
pernafasan sesak, pernafsan cepat dan tidak teratur, pernafasan cepat dan
dangkal. dangkal.

 Sistem Kardiovaskuler Nadi 100x/menit, irama teratur, Nadi 180 x/menit, irama teratur, denyut
denyut kuat, tekanan darah 184/108 kuat, tekanan darah 210/129 mmHg,
mmHg, temperatur kulit dingin, terdapat edema pada bagian kaki kiri,
pucat, reguler, dan tidak ada suara reguler, tidak ada suara nafas tambahan
nafas tambahan temperatur kulit dingin, dan pucat.
 Sirkulasi jantung
Irama tidak teratur, frekuensi Irama tidak teratur, frekuensi
100x/menit, jantung berdebar-debar, 180x/menit, jantung berdebar-debar,
nyeri pada bagian dada. nyeri pada bagian dada.
 Abdomen
Tidak ada trauma bagian perut, tidak Tidak adanya perdarahan di area perut,
ada perdarahan, tidak ada memar, tidak ada lesi, tidak ada nyeri, tidak
91

tidak ada nyeri perut, tidak ada terdapat hepatomegali dan


hepatomegali dan splenomegali. splenomegali.

 Ekstremitas Tidak adanya edema, tidak ada Adanya edema bagian kaki kiri dan
kemerahan, tidak ada lesi, tidak kanan, tidak terdapat kontraktur, tidak
terdapat kontraktur. adanya paralisis.

4.1.2.2 Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Pola Napas
Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022.

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2


EKG Melakukan pemeriksaan Melakukan pemeriksaan
EKG
EKG

Gambar 4.1
Hasil Pemeriksaan klien 1 EKG Gagal Jantung Kongestif
92

Hasil Pemeriksaan Klien 1 X-Ray Gagal Jantung Kongestif

Gambar 4.2
Hasil Pemeriksaan Klien 2 EKG Gagal Jantung Kongestif
93

Hasil Pemeriksaan Klien 2 X-Ray Gagal Jantung Kongestif

1. Laboratorium klien 1
a) Hematologi
1) Hemoglobin : 8.7 g/dL (11.0-16.5)
2) Leukosit : 10.97 ribu/uL (3.00-10.00)
3) Hematokrit : 26 % (35 - 50)
4) Eritrosit : 3.03 juta/uL (3.80 - 5.80)
5) Trombosit : 371 ribu/uL (150 - 500)
6) MCV : 87.1 fl (80.0 – 97.0)
7) MCH : 28.7 pg (26.5 – 33.5)
8) MCHC : 33 g/gl (31.5 – 35.0)
9) Basofil% :0 (0 - 1)
10) Eosinofil% :2 (0 - 4)
11) Netrofil% : 88.4 % (46 - 73)
12) Limfosit% : 15 % (20 - 40)
94

13) Monosit% :5% (2 - 10)


b) Kimia Klinik
Fungsi Hati
1) SGOT : 14 u/L <32
2) SGPT : 13 u/L <33
c) Elektrolit
1) Natrium : 138 mmol/L (136-145)
2) Kalium : 3.7 mmol/L (3.5-
5.1)
3) Klorida : 98 mmol/L (97-111)
2. Laboratorium klien 2
d) Hematologi
14) Hemoglobin : 10.9 g/dL (11.0-16.5)
15) Leukosit : 8.67 ribu/uL (3.00-10.00)
16) Hematokrit : 34% (35-50)
17) Eritrosit : 4.89 juta/uL (3.80-5.80)
18) Trombosit : 202 ribu/uL (150-500)
19) MCV : 70.1 fl (80.0-97.0)
20) MCH : 22.3 pg (26.5-33.5)
21) MCHC : 31.8 g/gl (31.5-35.0)
22) Basofil% :0 (0-1)
23) Eosinofil% :3 (0-4)
24) Netrofil% : 90% (46-73)
25) Limfosit% : 42% (17-48)
26) Monosit% : 10% (4-10)
e) Kimia Klinik
Metabolik endokrin
1) Glukosa puasa : 145 mg/dL (<200)
f) Elektrolit
1) Natrium : 141 mmol/L (136-145)
2) Kalium : 3.9 mmol/L (3.5-5.1)
95

3) Klorida : 104 mmol/L (98-107)


4.1.2.3 Therapy

Klien 1

a. Infus NS 0.9% drip

b. Ketopropen 1 amp asnet

c. Ceftriaxone 2x1 g skin test

d. Pantoprazole pump 5mg/jam

e. Ondansentron 2x1 mg

f. Cedocard drip 0,5 mg/jam

g. Pump furosemide 5mg/jam

h. Candesartan 1x16 mg

i. Oksigen 4 LPM

Klien 2

a. Bisoprolol 5 mg

b. Pump fargoxin 5cc/jam (2 amp dalam 20 cc Ns)

c. Pump NGT 0.3 mg/jam

d. Inj. Lasik 1x1 amp

e. Spirola 1x25 mg

f. Inj. Ranitidine 2x1 amp

g. Sulfralfat syrup 3x1 cc

h. CPG 1x1

i. Oksigen 3 LPM
96

4.1.2.4 WOC Pola Napas Tidak Efektif

Disfungsi miokardium Gangguan aliran darah Arteriosklerosis


ke otot jantung koroner

Beban volume Pasokan oksigen ke Penyakit jantung


berlebihan jantung  (stenosis katup AV,
stenosis katup
temponade pericardium,
Gagal jantung
perikarditis konstruktif

Gagal pompa ventrikel Tekanan diastole  Bendungan atrium


kanan

Cardiomegali Lien Bendungan vena


sistemik

Mendesak diafragma Nyeri Sesak nafas

Ketidakefektifan pola
napas

(Nurarif & Kusuma, 2015)


97

4.1.2.5 Analisa Data

Tabel 4.3
Analisis Data Klien 1 Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Pola Napas
Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022.

DATA ETIOLOGI PROBLEM

Klien 1 Hambatan upaya napas. Pola Napas Tidak


Data Subjektif : (nyeri dada/nyeri saat Efektif
 Klien mengatakan sesak nafas bernapas)
 Klien mengatakan nyeri pada
bagian dada seperti terimpa
benda berat dan bertambah
nyeri saat bernafas
 Jantung berdegup kencang
Data Objektif :

 Ny. D tampak gelisah


 Warna kulit pucat, Akral dingin
 Tampak menggunakan otot
bantu pernapasan
 Pola napas abnormal
 Vital Sign
TD : 184/108 mmHg
HR : 100 x/menit
RR : 27 x/ menit
T : 360C
SpO2 : 94%
GCS : 15
98

Tabel 4.4
Analisis Data Klien 2 Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Pola Napas
Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022.

DATA ETIOLOGI PROBLEM

Klien 2 Hambatan upaya napas. Pola Napas Tidak


Data Subjektif : (nyeri dada / nyeri saat Efektif
 Klien mengatakan sesak nafas 1 bernapas)
jam sebelum masuk rumah sakit
 Nyeri pada bagian dada seperti
tertekan.
 Klien mengatakan terjadi
pembengkakan pada bagian kaki
kiri dan kanan.
Data objektif :

 Terdapat pembengkakan pada


bagian kaki kiri dan kanan
 Pola napas abnormal
 Klien tampak gelisah
 Vital sign :
Td: 210/129 mmHg,
Nadi: 180 x/menit.
RR: 28 x/menit.
Suhu: 360C.
SpO2: 93%.
GCS: 15

4.1.2.6 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien 1 dan

klien 2 adalah Pola napas tidak efektif berhubungan dengan

hambatan upaya napas (nyeri dada / nyeri saat bernapas).


99

4.1.2.7 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.5
Intervensi Keperawatan Klien 1 dan 2 Gagal Jantung Kongestif Dengan
Masalah Pola Napas Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam
Tahun 2022.

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan

Pola Napas Tidak Luaran utama: Intervensi utama:


Efektif
Pola napas kembali efektif  Manajemen Jalan Napas
Definisi: 1. Observasi
1. Pola nafas a. Monitor pola napas
Inspirasi atau a. Ventilasi semenit (frekuensi, kedalaman, usaha
ekspirasi yang tidak meningkat napas)
memberikan ventilasi b. Kapasitas vital b. Monitor bunyi napas
adekuat. meningkat tambahan (mis. Gurgling,
c. Diameter thorax mengi, wheezing, ronkhi
Penyebab: anterior-posterir kering)
d. Tekanan ekspirasi. 2. Teraupetik
Hambatan upaya
meningkat a. Posisikan semi fowler atau
nafas (nyeri saat
e. Tekanan inspirasi fowler
bernafas, kelemahan
meningkat b. Berikan oksigen, jika perlu
otot pernafasan)
Luaran tambahan:
1. Tingkat nyeri  Pemantauan Respirasi:
a. Kemampuan 1. Observasi
menuntaskan a. Monitor frekuensi, irama,
aktifitas meningkat kedalaman dan upaya napas.
b. Keluhan nyeri b. Monitor pola napas (seperti
menurun bradipnea, takipnea,
c. Kesulitan tidur hiperventilasi, kussmaul,
menurun cheyne-stokes, biot, ataksik)
c. Monitor kemampuan batuk
efektif.
d. Monitor adanya sumbatan
jalan napas.
e. Palpasi kesismetrisan
ekspansi paru.
f. Auskultasi bunyi napas
g. Monitor saturasi oksigen
h. Monitor nilai AGD
i. Monitor hasil x-ray toraks
2. Terapeutik
a. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
100

b. Dokumentasikan hasil
pemantauan.
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
4.1.2.8 Implementasi Keperawatan

Tabel. 4.6
Implementasi Keperawatan Klien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah
Pola Napas Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022.

NO. Nama Klien Jam Implementasi


Hari/tanggal Tindakan
1  Manajemen Jalan Napas
Ny. D 1. Observasi
1. (23.63.90) 11.03 WIB a. Memonitor pola napas
d 27-08-2022 - Frekuensi napas pada klien adalah
27x/menit
- Kedalamanan pernapasan klien cepat dan
dangkal
11.03 WIB b. Memonitor bunyi napas tambahan
- Tidak ditemukan bunyi napas tambahan
pada klien
2. Teraupetik
11.05 WIB a. Memposisikan semi fowler
11.07 WIB b. Memberikan oksigen 3 Lilter/menit

 Pemantauan Respirasi :
1. Observasi
11.08 WIB a. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya napas.
- Frekuensi napas pada klien adalah
27x/menit
12.15 WIB b. Memonitor pola napas
- Pola napas klien adalah takipnea
12.25 WIB c. Memonitor saturasi oksigen
- Saturasi oksigen pada klien 94%
12.30 WIB d. Memonitor hasil x-ray
2. Terapeutik
13.02 WIB a. Mengatur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
14.05 WIB b. Mendokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
14.12 WIB a. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Menginformasikan hasil pemantauan
101

16.02 WIB

2. Tn. R (11.57.69)  Manajemen Jalan Napas


28-08-2022 1. Observasi
13.42 WIB a. Memonitor pola napas
- Frekuensi napas klien adalah 28x/menit
- Pernapasan klien cepat dan dangkal
13.45 WIB b. Memonitor bunyi napas tambahan
- Klien tidak ada mengalami bunyi napas
tambahan
2. Teraupetik
13.47 WIB a. Memposisikan semi fowler
13.42 WIB b. Memberikan oksigen 4 Lilter/menit

 Pemantauan Respirasi :
1. Observasi
14.15 WIB a. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya napas.
- Frekuensi napas klien 28x/menit
14.25 WIB b. Memonitor pola napas
- Pola napas pada klien takipnea
14.25 WIB c. Melakukan palpasi ekspansi paru
14.40 WIB d. Memonitor saturasi oksigen
- Satirasi oksigen pada klien 93%
15.00 WIB e. Memonitor hasil x-ray
2. Terapeutik
15.20 WIB a. Mengatur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
16.02 WIB b. Mendokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
16.30 WIB a. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Menginformasikan hasil pemantauan
16:40 WIB
102

4.1.2.9 Evaluasi Keperawatan

Tabel. 4.7
Evaluasi Keperawatan Klien 1 Dengan Gagal Jantung Kongestif Di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah
Kota Batam Tahun 2022.

Hari/Tanggal Diagnosa Klien 1


/Jam Keperawatan
Rabu, 27 Juli 2022 Pola Napas Tidak Efektif Subjektif:
Jam 16:30 WIB b.d Hambatan Upaya  Klien sesak sudah berkurang
Napas (nyeri saat bernafas,  Klien mengatakan nyeri dada
kelemahan otot pernafasan) berkurang
 Klien mengatakan jantung sudah
tidak berdegub kencang
Objektif:
 Klien tampak sesaknya berkurang
 Tekanan darah menurun
 Tidak tampak gelisah
 Klien terpasang oksigen Nasal kanul
4 liter/menit
 Keadaan umum klien sedang, CRT
<3 detik
 Tanda-tanda vital dalam batas
normal
P. Gagal jantung Kongestif
Q. Seperti tertimpa benda berat
R. Dada sebelah kiri
S. 4-6
T. Saat beraktivitas ( hilang timbul )
 Vital Sign
Keadaan umum: sedang
Tingkat kesadaran: composmentis
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi: 98 x/menit
Pernafasan: 24 x/ menit
Suhu: 360C
SpO2: 97%
GCS : 15
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan (rawat inap)
103

Tabel. 4.8
Evaluasi Keperawatan Klien 2 Dengan Gagal Jantung Kongestif Di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah
Kota Batam Tahun 2022.
Hari/Tanggal Diagnosa Klien 2
/Jam Keperawatan
Rabu, 28 Juli 2022 Pola Napas Tidak Efektif Subjektif:
Jam 17:30 WIB b.d Hambatan Upaya  Klien mengatakan sesak nafas
Napas (nyeri saat berkurang
bernafas, kelemahan otot  Nyeri pada bagian dada berkurang
pernafasan)  Klien mengatakan pembengkakan
pada bagian kaki sudah berkurang
Objektif:
 Klien tampak sesak nya berkurang
 Tekanan darah membaik
 Klien terpasang oksigen Nasal
kanul 3 liter/menit
 Klien terpasang infus pump
fargoxin 5 cc/jam, NGT 0,5 cc/jam
 Tanda-tanda vital dalam batas
normal
P. Gagal jantung Kongestif
Q. Seperti tertekan
R. Pada dada kiri
S. 4-6
T. Saat beraktivitas ( hilang timbul )
 Vital Sign:
Keadaan umum: sedang
Tingkat kesadaran: composmentis
Tekanan darah: 110/90 mmHg
Nadi: 94 x/menit
Pernafasan: 22 x/menit
Suhu: 36° C
Spo2: 98%
GCS: 15
A: Masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan (rawat inap)
104

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Dilakukan pengkajian tanggal 27-28 Juli 2022 di IGD Rumah

Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022. Dari

hasil pengkajian pada klien 1 (Ny. D 40 tahun), klien mengatakan

sesak nafas, nyeri pada bagian dada seperti tertimpa benda berat,

mual, batuk, jantung berdegub kencang, nadi teraba tidak teratur, akral

dingin, klien tampak gelisah dan cemas. Vital sign: Keadaan umum:

sedang, tingkat kesadaran: CM, tekanan darah: 184/108 mmHg, nadi:

100 x/menit, pernafasan: 27 x/menit, suhu: 36°C, spo2: 94%, GCS:

15.

Dari hasil pengkajian pada klien 2 (Ny. R 47 tahun), klien

mengatakan klien sesak nafas sejak 1 jam sebelum masuk rumah

sakit, mual, muntah, badan lemas, nyeri pada bagian dada seperti

tertekan, pembengkakan pada bagian kaki kiri, dan kanan. Vital sign :

Keadaan umum: sedang, Tingkat kesadaran: CM, Tekanan darah:

210/129 mmHg, Nadi: 180 x/menit, Pernafasan: 28 x/menit, Suhu: 36°

C, Spo2: 93%

Berdasarkan hasil pengkajian klien 1 dan klien 2, sejalan dengan

penelitian Maimunah (2020) dengan judul penelitian “Asuhan

Keperawatan Pada Klien Congestive Heart Failure Dengan Masalah

Ketidakefektifan pola napas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.


105

Gondo Suwarno Ungaran” menyatakan hasil penelitian didapatkan

bahwa pada klien gagal jantung kongestif data subjektif yang muncul

adalah: sesak napas, nyeri dada sebelah kiri, pusing, kaki dan kedua

kelopak mata bengkak. Pengkajian juga didapatkan bahwa pasien

mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Data objektif

didapatkan saturasi oksigen (SPO2) yaitu 92%, frekuensi napas

26x/menit, Foto Thoraks PA cardiomegaly dengan elongatlo aorta

serta pemeriksaan elektrokardiogram didapatkan hasil Junctional

Takikardi, GCS E:4 V:5 M:6, di lakukan pemeriksaan TTV: TD:

128/91 mmhg, S: 36,9°C, N: 106x/menit, RR: 26 x/menit, dilakukan

pemeriksaan foto thoraks didapatkan hasil foto X-Ray AP: Cor:

Membesar ke kiri, CTR: 68 % Pulmo: Vaskuler meningkat, tidak

tampak infiltrat kedua sinus tajam Kesimpulan: Cardiomegali dengan

congestive pulmonum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa

klien tampak keadaan umum lemah, klien tampak sesak, terdapat

tarikan pada dinding dada pada saat bernafas.

Menurut (Fikriana, 2018) hal tersebut sesuai dengan teori yang

menunjukkan bahwa klien 1 dan 2 mengalami salah satu tanda dan

gejala umum terjadinya gagal jantung kongestif yaitu: dispneu, batuk

kronis atau muncul wheezing, edema, fatigue, nausea, konfusi, dan

takikardia.

Peneliti mengambil asumsi bahwa antara klien 1 dan klien 2

tidak ada perbedaan yang signifikan antara teori dengan keadaan


106

klien, hal ini ditunjukan berdasarkan data yang didapat pada klien

yang mengalami dispneu, takikardia, kedua kaki bengkak, dan batuk.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian yang didapat bisa ditegakkan diagnosa

keperawatan pada klien 1 dan klien 2 adalah ketidakefektifan pola

napas berhubungan dengan hambatan upaya napas (nyeri dada / nyeri

saat bernapas). Penulis menegakkan diagnosa ini karena diperoleh dari

data yang menunjang saat pengkajian. pola napas tidak efektif adalah

inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat

(SDKI, 2018).

Dari hasil pengkajian dan teori diatas sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pramesty (2018) dengan judul penelitian

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakefektifan pola napas di Rumah Sakit Umum

Daerah Jombang”. Mengatakan bahwa seseorang yang mengalami

gagal jantung kongestif akan menimbulkan dispneu, nyeri dada cedera

kepala ringan akan menimbulkan nyeri akut. Peneliti mengambil

asumsi antara klien 1 dan klien 2 diagnosa yang muncul tidak ada

perbedaan antara teori dengan keadaan klien, hal ini ditunjukan

berdasarkan buku SDKI (2018).


107

4.2.1 Intervensi Keperawatan

Setelah ditegakkan diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien

2 terdapat 13 intervensi secara teori tetapi peneliti mengambil 9

intervensi sesuai dengan kondisi klien yaitu, Tujuan nya: pola napas

kembali efektif dan kriteria hasil nya: Ventilasi semenit meningkat,

tekanan ekspirasi meningkat, TTV dalam rentang normal, keluhan

nyeri menurun. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti adalah,

pertama manajemen jalan napas yaitu: monitor pola napas (frekuensi,

kedalaman, usaha napas), monitor bunyi napas tanabahan (mis.

Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering), Posisikan semi fowler

atau fowler dan berikan oksigen jika perlu. Intervesin kedua

pemantauan respirasi yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman dan

upaya napas. monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik), monitor

kemampuan batuk efektif, monitor adanya sumbatan jalan napas,

palpasi kesismetrisan ekspansi paru, auskultasi bunyi napa, monitor

saturasi oksigen, monitor nilai agd, monitor hasil x-ray toraks, atur

interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien, dokumentasikan

hasil pemantauan, jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan,

informasikan hasil pemantauan, jika perlu.


108

Intervensi keperawatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini

ada beberapa intervensi yang sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Susilowati & Nurlaily, (2021) dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Congestif Heart Failure dengan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi di RSUD Dr. Gondo Suwarno Ungaran.”

intervensi yang dilakukan peneliti adalah: pemberian posisi semi

fowler, monitor tanda – tanda vital secara rutin, monitor status

pernafasan terkait dengan adanya gejala gagal jantung, evaluasi

perubahan tekanan darah, monitor sesak nafas, kelelahan, monitor

adanya bunyi napas tambahan, intruksikan pasien tentang pentingnya

untuk segera melaporkan bila merasakan nyeri dada, lakukan tindakan

terapi distrasi slow deep breathing.

4.2.2 Implementasi Keperawatan

Setelah dilakukan intervensi pada klien 1 dan 2 peneliti

mengambil 14 implementasi sesuai dengan kondisi klien. Pada klien 1

dan klien 2 implementasi yang dilakukan yaitu: memonitor pola

napas, memonitor bunyi napas, memposisikan semi fowler, meberikan

oksigen klien satu 3 liter/menit, klien kedua 4 liter/menit, memonitor

frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, memonitor pola napas

melakukan palpasi ekspansi paru, memonitor saturasi oksigen, memonitor

hasil x-ray, mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien,

mendokumentasikan hasil pemantauan, menjelaskan tujuan, prosedur

pemantauan, dan menginformasikan hasil pemantauan.


109

Dari hasil pengkajian dan teori diatas sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Susilowati, Nurlaily, 2021) dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada Congestif Heart Failure dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi di RSUD Dr. Gondo Suwarno

Ungaran”. Mengatakan bahwa seseorang yang mengalami gagal

jantung akan menimbulkan: dispneu, cepat lelah, edema paru, kaki

bengkak dan nyeri dada. Peneliti mengambil asumsi antara klien 1 dan

klien 2 implementasi yang diberikan tidak ada perbedaan yang

signifikan, berdasarkan dengan kondisi klien 1 dan klien 2

implementasi yang diberikan pada klien gagal jantung dengan masalah

ketidakefektifan pola napas yaitu, memonitor jalan nafas, memonitor

bunyi nafas tambahan memposisikan semi fowler atau fowler,

memberikan oksigen, menganjurkan untuk tidak beraktivitas berlebih,

melakukan pemasangan infus, berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat-obatan.

4.2.3 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan sistem kardiovaskuler secara umum

dibagian emergency meliputi evaluasi jalan nafas, pernafasan,

sirkulasi dan disability (tingkat kesadaran). Observasi jalana nafas,

apakah paten atau tidak. Kaji sirkulasi, apakah teknan darah normal

atau tidak, akral dingin atau tidak, capillary refill time ada gangguan

atau tidak. Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau tidak.
110

Pada klien 1 didapatkan evaluasi dari hasil implementasi yang

dilakukan selama 1 x 24 jam pada klien 1 dengan kriteria hasil:

tekanan darah normal, klien sudah tampak tidak pucat, klien

mengatakan sesak nafas berkurang, edema tungkai berkurang, irama

jantung reguler, nafas pasien teratur, perubahan preload teratas.

Evaluasi keperawatan yang dilakukan kepada klien 1 Ny. D pada

tanggal 27 Juli 2022 didapatkan hasil S: Klien mengatakan sesak

sudah berkurang, klien mengatakan masih terasa nyeri dada, klien

mengatakan jantung sudah tidak berdegub kencang. O: Klien tampak

sesaknya berkurang, Tekanan darah menurun,Tidak tampak gelisah,

Klien terpasang oksigen Nasal Kanul 2 liter, Keadaan umum klien

sedang, CRT <3 detik, Terpasang Nasal kanul dengan aliran oksigen 2

liter/menit, Terpasang kateter dan monitor, Tanda-tanda vital dalam

batas normal. Vital Sign: Keadaan umum: sedang, Tekanan Darah:

130/80 mmHg, Nadi: 98 x/menit, Pernafasan: 24 x/ menit, Suhu: 36 C,

SpO2: 97 %, GCS : 15. A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi

dilanjutkan (rawat inap)

Ali, (2009) menjelaskan bahwa evaluasi yaitu penilaian hasil

dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan

yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses

menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai

dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu

sendiri. Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan


111

sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan

keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan

mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.

Suprajitno dalam Wardani, (2013) menjelaskan bahwa evaluasi

disusun menggunakan SOAP dimana :

S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif

oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat

menggunakan   pengamatan yang objektif.

A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Dari hasil pengkajian dan teori diatas sejalan dengan penelitian

yang dilakukan (Susilowati, Nurlaily, 2021) dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Congestif Heart Failure dengan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi di RSUD Dr. Gondo Suwarno Ungaran”.

Mengatakan bahwa seseorang yang mengalami gagal jantung akan

menimbulkan: dispneu, cepat lelah, edema paru, kaki bengkak dan

nyeri dada.

Evaluasi yang dilakukan oleh pasien pada kedua klien sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susilowati, Nurlaily, 2021)

dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Congestif Heart Failure

dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di RSUD Dr. Gondo


112

Suwarno Ungaran”, setelah dilakukan tindakan posisikan pasien semi

fowler kaki ke bawah dan didapatkan hasil: peningkatan saturasi

oksigen pada klien 1 dengan saturasi awal: 94% dan saturasi terakhir

adalah: 97%.

4.2.4 Keterbatasan Studi Kasus

Penelitian ini dilakukan Di IGD Rumah Sakit Umum Daerah

Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2022, namun demikian masih

memiliki keterbatasan pada penelitian ini, yaitu membahas diagnosa

keperawatan Ketidakefektifan pola napas dan belum semua yang ada

di intervensi penulis dapat mengimplementasikan, diharapkan peneliti

lain dapat membahas lebih mendalam diagnosa yang muncul dan

dapat melakukan intervensi pada Gagal Jantung Kongestif.

Anda mungkin juga menyukai