780 2344 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Agroscience Vol 9 No.

2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891


153

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN BERAS


PANDANWANGI (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET KECAMATAN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR)

Oleh :
Asep Saepul Alam**)
Muh Heri Khoerudin*)

Abstrak

Potensi kabupaten cianjur untuk mengembangkan beras pandanwangi yang memiliki


harga jual lebih tinggi dari varietas lainnya serta kendala yang dihadapi oleh beberapa petani
mengenai umur tanam yang lebih lama. Saluran pemasaran beras umumnya panjang dan tidak
efisien. Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Bangkit Desa Babakan Karet Kecamatan
Cianjur Kabupaten Cianjur mulai Bulan Mei sampai Juli 2018 dengan tujuan untuk : 1)
Menganalisis usahatani beras Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit. 2) Menganalisis
saluran pemasaran, fungsi – fungsi pemasaran dan efisiensi pemasaran pada masing – masing
lembaga pemasaran beras Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit. Penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dalam penentuan tempat dan
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Diketahui bahwa untuk varietas
Pandanwangi diperoleh nilai R/C rasio adalah sebesar 1,87 di dapatkan dari Total
Penerimaan sebesar Rp. 12.000.000 lalu dibagi Total Biaya Rp. 6.430.000 maka di dapatkan
Nilai R/C Rasio sebesar 1,87. 2. Saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran II
meskipun nilai marginnya lebih kecil dari saluran pemasaran I, dikarenakan permintaan pasar
jauh lebih tinggi dari saluran pemasaran I. Petani dan distributor melakukan fungsi – fungsi
pemasaran seperti Fungsi Fisik dan Fungsi Pertukaran. Sedangkan Farmer’s share yang paling
efisien berada di saluran pemasaran II yaitu 73,75%

Kata Kunci : Beras Pandanwangi,Usahatani, R/C Rasio, Saluran Pemasaran, Fungsi


Pemasaran Marjin Pemasaran, dan Farmer’s Share.

Abstrak

Potency of Cianjur regency to develop Pandanwangi rice which has higher selling price than the other varieties
and the obstacles faced by some farmers about longer planting time. The marketing channels of rice are
generally long and inefficient. The research was conducted at Bangkit Farmer Group, Babakan Karet
Village, Cianjur district, Cianjur Regency from May to July 2018 with the aim to: 1) Analyze
Pandanwangi rice agribusiness in Bangkit Farmer Group. 2) Analyze marketing channels, marketing
functions and marketing efficiency at each Pandanwangi rice marketing agency in Bangkit Farmer Group.
This research uses purposive sampling and snowball sampling technique in the determination of place and
respondent. The results shows that: 1. It is known that for Pandanwangi variety, R / C ratio of 1.87 was
obtained from the Total Revenue of Rp. 12.000.000 and divided by Total Cost of Rp. 6.430.000 which
resulting in R / C Ratio value of 1.87. 2. An efficient marketing channel is a marketing channel II even

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
154

though its margin value is less than marketing channel I, because market demand is much higher than
marketing channel I. Farmers and distributors perform marketing functions such as Physical Function and
Exchange Function. While the most efficient Farmer's share is in marketing channel II which is 73.75%.

Keywords : Pandanwangi Rice, Agribusiness, R / C Ratio, Marketing Channels, Marketing Margin,


Marketing Functions, and Farmer's Share.

*) Alumni Fakultas Sains Terapan UNSUR


**) Dosen Fakultas Sains Terapan UNSUR

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
155

PENDAHULUAN petani untuk mengelola faktor-faktor


produksi dengan efektif, efisien dan terus
Indonesia adalah negara agraris menerus untuk menghasilkan produksi
dimana sebagian besar penduduknya atau input yang tinggi sehingga
hidup dari hasil bercocok tanam atau pendapatan usahataninya meningkat.
bertani, sehingga pertanian merupakan Menurut Soekartawi (2006) Pendapatan
sektor yang memegang peranan penting usahatani merupakan selisih antara
dalam kesejahteraan kehidupan penduduk penerimaan dan semua biaya. Adapun
Indonesia. Menurut Nuhang (2003) dan fungsi pendapatan memenuhi kebutuhan
Ustriyana (2015), komoditas yang sehari–hari dan kebutuhan kegiatan usaha
seharusnya dikembangkan dalam rangka tani selanjutnya.
ketahanan pangan nasional adalah Pendapatan usaha tani dapat
komoditas yang mempunyai potensi riil dirumuskan sebagai berikut:
yang besar dan diusahakan secara masal Pd = TR – TC
oleh masyarakat. Padi merupakan salah TR = Y × Py
satu tanaman pangan yang berpotensi TC = FC + VC
ekonomis untuk dikembangkan. Padi yang dimana :
menghasilkan beras merupakan tumpuan Pd = pendapatan usahatani
utama bagi ketahanan pangan nasional. TR = total penerimaan (total revenue)
Berdasarkan data hasil Susenas-BPS TC = total biaya (total cost)
(survei sosial ekonomi nasional-Badan FC = biaya tetap (fixed cost)
Pusat Statistik), rata-rata konsumsi beras VC = biaya variabel (variabel cost)
selama periode 2002-2013 sebesar 1,98 Y = produksi yang diperoleh
kg/kapita/minggu atau setara dengan dalam usaha tani
103,18 kg/kapita/tahun (Susenas-BPS, Py = harga Y
2014).
Pemerintah Kabupaten Cianjur Definisi pemasaran menurut beberapa
berupaya mengembangkan Varietas para ahli :
Unggul Baru seperti Ciherang, IR 64, 1. Saladin (2003) pemasaran adalah suatu
Cimelati, Sintanur dan Varietas Unggul sistem total dari kegiatan bisnis yang
Lokal seperti padi Varietas Pandanwangi dirancang untuk merencanakan,
(Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, menentukan harga mempromosikan
2006). dan mendistribusikan barang-barang
Pemasaran beras Pandanwangi dari yang dapat memuaskan keinginan dan
tingkat petani hingga konsumen akhir mencapai pasar sasaran serta tujuan
melibatkan berbagai lembaga pemasaran perusahaan.
dalam suatu saluran pemasaran. 2. Kotler (2005) pemasaran adalah proses
Banyaknya mata rantai saluran pemasaran sosial yang dengan mana individu dan
dari tingkat petani hingga konsumen akhir kelompok mendapatkan apa yang
menyebabkan besarnya perbedaan harga mereka butuhkan dan inginkan dengan
produk yang diterima oleh petani dan menciptakan, menawarkan dan secara
harga produk yang dibayarkan oleh bebas mempertukarkan produk dan
konsumen akhir. Dalam hal ini petani jasa yang bernilai dengan pihak lain.
sebagai produsen, cenderung untuk 3. Rahim dan Hastuti (2007) pemasaran
menjual beras kepada lembaga pemasaran pertanian adalah proses aliran
selanjutnya dari pada mengolahnya secara komoditas yang disertai perpindahan
langsung. (Prima, 2008). hak milik dan penciptaan guna waktu,
Menurut Rahim dan Hastuti (2008) tempat, bentuk, yang dilakukan oleh
usahatani merupakan salah satu cara lembaga-lembaga pemasaran dengan

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
156

melaksanakan salah satu atau lebih penelitian baik pertanyaan tertulis maupun
fungsi-fungsi pemasaran. lisan (Arikunto, 2006). Untuk
mendapatkan informasi dan data yang
METODE PENELITIAN dibutuhkan, maka dalam pelaksanaan
penelitian ini pihak yang dijadikan sebagai
Waktu dan Tempat responden yaitu petani dan lembaga-
Penelitian dilakukan di Kelompok lembaga pemasaran. Metode penentuan
Tani Bangkit Desa Babakan Karet responden adalah dengan menggunakan
Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. metode snow ball sampling, yaitu teknik
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja penentuan responden dengan menelusuri
(purposive), dengan pertimbangan bahwa saluran pemasaran dari perusahaan sampai
Kelompok Tani Bangkit merupakan salah ke tangan konsumen akhir. Menurut
satu lembaga yang melakukan pemasaran Usman (2009) teknik sampling ini tidak
beras Pandanwangi. Penelitian ini tersedia data jumlah populasi sehingga
dilaksanakan dari bulan Juni sampai tidak dapat membuat kerangka sampel.
dengan Juli 2018. Jumlah responden disesuaikan dengan
kriteria yang ditetapkan untuk dijadikan
Responden sample penelitian.
Responden adalah orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan
Variabel Penelitian

Tabel 1.Operasional Penelitian


Aspek Variabel Sumber Data Analisis
Gambaran 1. Gambaran umum Kelompok Primer dan Analisis Deskriptif
umum tempat Tani Bangkit Sekunder
penelitian
2. Analisis pendapatan usaha tani Primer Penerimaan usaha tani
Analisis Biaya usaha tani
usaha tani 3. Analisis efisiensi usaha tani Primer R/C Rasio

4. Saluran dan lembaga pemasaran Primer Analisis Deskriftif

5. Fungsi – fungsi pemasaran Primer Analisis Deskriftif


Analisis
pemasaran 6. Efisiensi pemasaran Primer  Analisi Margin
pemasaran dan
keuntungan biaya (B/C)
 Analisis Farmer’s share

METODE ANALISIS DATA menggunakan analisis pendapatan, analisis


R/C rasio, analisis margin, farmer’s share
Pengolahan dan analisis data dan rasio keuntungan terhadap biaya
dilakukan secara deskriptif kualitatif dan pemasaran.
deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif dilakukan untuk mengetahui Analisis Pendapatan Usaha Tani
gambaran tentang usahatani dan Metode analisis ini dilakukan
pemasaran beras varietas Pandanwangi di dengan menggunakan perhitungan
Kelompok Tani Bangkit Kecamatan pendapatan usahatani yang meliputi total
Cianjur, Kabupaten Cianjur. Analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan.
deskriptif kuantitatif dilakukan dengan

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
157

Rumus total biaya, penerimaan, dan pembelian disetiap tingkatan lembaga


pendapatan adalah sebagai berikut: pemasaran mulai dari petani, pengumpul,
 Rumus biaya total: pedagang besar, pedagang pengecer, dan
TC = TFC + TVC konsumen.
Keterangan : Perhitungan pemasaran secara
TC = Biaya total sisitematis dapat dirumuskan sebagai
TVC = Biaya variabel total berikut:
TFC = Biaya tetap total
 Rumus Penerimaan Mi = Hji – Hbi
TR = P x Q Mi = Ci + ni
Keterangan: Hji – Hbi – Ci + ni
TR (Total Revenue) = Penerimaan usaha
ni = Hji – Hbi – Ci
Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan
P (Price) = Harga jual produk yang
dihasilkan Mi = ∑ Mi
 Rumus Pendapatan
Y = TR – TC Dimana :
TR = P x Q Mi : Margin pemasaran pada pasar tingkat
TC = TFC + TVC ke – i (Rp/kg)
Keterangan: Hji : Harga penjualan pada pasar tingkat
Y : Yield (Pendapatan) ke – i (Rp/kg)
TR : Total Revenue (Penerimaan Total) Hbi : Harga pembelian pada pasar tingkat
TC : Total Cost (Total Biaya) ke – i (Rp/kg)
P : Price (Harga) ]Ci : Biaya pada tingkat pasar ke–
Q : Quantity (Unit) i(Rp/kg)
TFC : Total Fixed Cost (Biaya Tetap π : Keuntungan pemasaran pada
Total) i pasar tingkat ke – i (Rp/kg)
TVC : Total Variable Cost (Biaya I : 1,2,3,….. n
Variabel Total) Mi : Total margin pemasaran.

Analisis Kelayakan Usaha Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (B/C)


Metode analisis ini dilakukan B/C rasio merupakan suatu ukuran
dengan menggunakan perhitungan R/C
perbandingan antara hasil penjualan
Ratio yang merupakan perbandingan
antara penerimaan (R) dan biaya (C). dengan biaya operasional untuk
Perhitungan dengan R/C Ratio digunakan memperoleh ukuran kelayakan usaha. Jika
untuk mengetahui kelayakan sebuah usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan
usahatani. maka nilainya lebih dari satu. Namun jika
tidak layak maka nilai tersebut yaitu
Analisis Margin kurang dari satu.
Margin pemasaran merupakan
perbedaan harga yanga terjadi di tingkat Hasil Penjualan
B/C ratio
produsen (harga jual) dengan harga Biaya Operasional
=
ditingkat konsumen (harga beli). Besarnya
margin pemasaran dipengaruhi oleh jalur
pemasaran komoditas bersangkutan. Farmer’s share
Margin pemasaran diperoleh dari lembaga Dalam membandingkan bagian
pemasaran hasil dari fungsi-fungsi yang diterima petani (farmer’s share)
pemasaran, harga penjualan dan harga terhadap harga yang dibayar konsumen

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
158

akhir merupakan salah satu indikator yang Analisis Usahatani Pandanwangi di Kelompok
berguna dalam melihat efisiensi kegiatan Tani Bangkit
pemasaran. Selain daripada itu, jika Analisis mengenai struktur biaya
Farmer’s share berhubungan negatif dengan usahatani merupakan jenis dan besarnya
margin pemasaran, artinya semakin tinggi biaya yang harus dipikul oleh seorang
pemasaran sehingga bagian yang akan
petani yang melakukan usahatani varietas
diperoleh petani (farmer’s share) akan
semakin rendah. Pandanwangi dalam rangka memproduksi
Rumus untuk menghitung farmer’s sampai menjualnya. Struktur biaya dalam
share adalah : usahatani varietas Pandanwangi dapat
diketahui bahwa ada biaya tetap dan ada
biaya variabel. Selain biaya ada juga
pendapatan dari penerimaan usahatani
Dimana : setelah dilakukannya penjualan beras dari
Fs = Farmer’s share. hasil usahatani tersebut, Setelah
Pf = harga di tingkat petani. mendapatkan penerimaan usaha tani maka
Pr= Harga yang dibayar oleh dapat dihitung R/C rasio agar mengetahui
kosumen akhir. layak atau tidaknya usaha tani varietas
HASIL DAN PEMBAHASAN Pandanwangi ini di jalankan.

Biaya Usahatani Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit


Tabel 2. Struktur Rata-rata Biaya Tetap Usahatani Varietas Pandanwangi Permusim dalam 3000m2
Jenis Biaya Biaya Satuan Persentase
No Volume Satuan Jumlah (Rp)
Tetap (Rp) (%)
1 Sewa Tanah 3000 m 2 1.400.000 140.0000 49,78
2 Pajak Tanah 3000 m 2 10.000 10.000 0,36
3 Pengairan 3000 m2 62.500 62.500 2,22
4 Alat – alat
A Cangkul 2 Buah 100.000 200.000 7,11
B Arit 3 Buah 50.000 150.000 5,33
C Hand Sprayer 1 Buah 570.000 570.000 20,27
D Etem 6 Buah 20.000 120.000 4,27
5 Sewa Kerbau 3 Hari 100.000 300.000 10,67
Total Biaya Tetap 2.812.500 100,00
Sumber: Data Primer (Diolah), 2018.

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
159

Tabel 3.Struktur Rata – rata Biaya Variabel Usahatani Varietas Pandanwangi Permusim Dalam 3000M 2
Jenis Biaya Biaya Jumlah Jumlah Persentase
No Volume Satuan
Variabel Satuan (Rp) Hari (Rp) (%)
1 Pupuk Kandang 4 Kwintal 12.000 48.000 1,33
2 Benih 5 Kg 37.500 187.500 5,18
3 Mol 4 Liter 12.000 48.000 1,33
4 Vitamin 30 Liter 6.000 180.000 4,98
5 Karung 40 Buah 2500 100.000 2,76
6 Tenaga Kerja
Pengolahan
4 HOK 50.000 3 600.000 16,59
a Tanah
Perbaikan
2 HOK 50.000 1 100.000 2,76
b Pematang
c Cabut Benih 3 HOK 40.000 1 120.000 3,32
d Penanaman 3 HOK 40.000 2 240.000 6,63
e Pemupukan 2 HOK 50.000 2 200.000 5,53
f Penyiangan 3 HOK 40.000 2 240.000 6,63
Penyemprotan
1 HOK 50.000 1 50.000 1,38
g Hama
h Panen 7 HOK 40.000 4 1.120.000 30,96
Biaya
480 Kg 800 384.000 10,62
i Menggiling
Total Biaya Variabel 3.617.500 100,00
Sumber: Data Primer (Diolah), 2018.
Tabel 4.Biaya Total Usahatani Varietas Pandanwangi Permusim dalam 3000M 2
No Uraian Nilai %
1 Biaya Tetap 2.812.500 43,74
2 Biaya Variabel 3.617.500 56,26
Total Biaya 6.430.000 100,00
Sumber: Data Primer (Diolah), 2018
Penerimaan Usahatani Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit
Tabel 5.Penerimaan Usahatani Varietas Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit Permusim dalam
3000M2
Volume Harga Satuan Jumlah
No Varietas
(kg) (Rp) (Rp)
1 Pandanwangi 480 25.000 12.000.000
Sumber: Data Primer (Diolah), 2018.
Pendapatan Usahatani Pandanwangi di Pendapatan usahatani dapat
Kelompok Tani Bangkit dirumuskan sebagai berikut:
Pendapatan usahatani ini penulis Pd = TR – TC
hitung berdasarkan total penerimaan TR = Y × Py
dikurangi total biaya. Adapun rincian TC = FC + VC
mengenai pendapatan usahatani varietas dimana :
Pandanwangi adalah sebagai berikut. Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan (total revenue)

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
160

TC = total biaya (total cost) Penerimaan (R) dengan Biaya (C), yaitu :
FC = biaya tetap (fixed cost) R/C = 1, R/C > 1 dan R/C < 1, dengan
VC = biaya variabel (variabel cost) rincian sebagai berikut:
Y = produksi yang diperoleh R/C = 1 keputusan hasil analisis (impas)
dalam usahatani R/C > 1 keputusan hasil analisis (untung)
Py = harga Y R/C < 1 keputusan hasil analisis (rugi)

Diketahui bahwa untuk pendapatan Hasil analisis dan pengolahan data


beras Pandanwangi per musim dalam diperoleh data sebagai berikut:
3000M2 adalah sebagai berikut : Total Diketahui bahwa untuk varietas
Penerimaan Rp. 12.000.000 dikurangi Pandanwangi diperoleh nilai R/C rasio
dengan Total Biaya Rp. 6.430.000 maka adalah sebesar 1,87 di dapatkan dari Total
diperoleh Pendapatan sebesar Rp. Penerimaan sebesar Rp. 12.000.000 lalu
5.570.000 dibagi Total Biaya Rp. 6.430.000 maka di
dapatkan Nilai R/C Rasio sebesar 1,87.
Menurut ketentuan jika R/C > 1
Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C) keputusan hasil analisis (untung), berarti
Pada penelitian ini untuk dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
menganalisis efisiensi usahatani padi ini untuk usaha tani varietas Pandanwangi
dilakukan dengan menggunakan analisis termasuk pada keputusan usaha yang
R/C rasio. Salah satu ukuran efisiensi menguntungkan.
adalah penerimaan untuk rupiah yang
dikeluarkan (revenue cost ratio atau R/C Analisis Pemasaran
ratio). Analisis Return cost (R/C) ratio Saluran dan Lembaga Pemasaran di Kelompok
merupakan perbandingan (ratio atau Tani Bangkit
nisbah) antara penerimaan dan biaya Menurut Kotler (2010) saluran
(Rahim A dan Hastuti DRD, 2008). pemasaran adalah sekelompok organisasi
Analisis R/C ini digunakan untuk yang saling bergantung dan terlibat dalam
mengetahui keuntungan relatif usahatani proses pembuatan produk atau jasa yang
yang berdasarkan perhitungan finansial, disediakan untuk digunakan atau
dimana R/C dapat menunjukan besarnya dikonsumsi. Saluran pemasaran
penerimaan yang diperoleh dengan merupakan seperangkat alur yang diikuti
pengeluaran satu satuan biaya. produk atau jasa setelah produksi,
Menurut Soekartawi (2006) bahwa berakhir dalam pembelian dan digunakan
R/C adalah perbandingan antara oleh pengguna akhir.
penerimaan dan biaya. Secara sistematis, Adapun jenis saluran saluran
hal ini dapat dituliskan sebagai berikut: Pemasaran menurut Kotler dan Keller
a = R/C (2007) jumlah tingkat saluran pemasaran
R = Py × Y dibagi dalam empat jalur yang dapat
C = FC + VC dipakai produsen dalam menyalurkan
a = [ (Py × Y) / (FC + VC) ] produknya, yaitu :
dimana :
R = penerimaan 1. Saluran nol-tingkat
C = biaya Disebut saluran pemasaran-
Py = harga output langsung, terdiri atas produsen yang
Y = output langsung menjual kepada pelanggan
FC = biaya tetap (fixed cost) akhir.
VC = biaya variabel (variabel cost)
Ada 3 (tiga) kemungkinan yang
diperoleh dari perbandingan antara

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
161

2. Saluran satu-tingkat pedagang yang membeli hasil pertanian


Mempunyai satu perantara dengan jumlah besar dari pedagang
penjualan, seperti pengecer. pengepul atau langsung dari petani.
3. Saluran dua-tingkat Modalnya relatif besar sehingga mampu
Mempunya dua perantara. memproses hasil pertanian yang dibeli.
Dalam pasar barang konsumsi, mereka Lembaga pemasaran menjalankan fungsi –
umumnya adalah pedagang besar dan fungsi pemasaran di dalamnya sehingga
pengecer. komoditas Pandanwangi siap dikonsumsi
4. Saluran tiga-tingkat oleh konsumen dan lembaga pemasaran
Mempunyai tiga perantara, ini berfungsi utuk mempermudah
misalnya pedagang besar menjual ke penyaluran komoditas Pandanwangi.
pemborong, yang akan menjualnya Berikut adalah saluran pemasaran
beberapa pengecer kecil. komoditas padi Pandanwangi. Disini
Kelompok Tani Bangkit sebagai produsen
Lembaga pemasaran yang terlibat langsung menjual Beras Pandanwangi ke
dalam pemasaran komoditas padi distributor lalu distributor menjualnya ke
Pandanwangi dari Kelompok Tani konsumen langsung dan pasar modern
Bangkit hanya ada 1 yaitu distributor. (Transmart Carefour).
Pedagang besar atau distributor adalah

Gambar 1.Saluran Pemasaran Beras Pandanwangi.


Pada gambar di atas, saluran Kedua saluran pemasaran tersebut
pemasaran komoditas Pandanwangi dijelaskan sebagai berikut :
Kelompok Tani Bangkit terdapat 2 (dua)
saluran pemasaran, yaitu: Saluran Saluran Pemasaran I (Saluran Pemasaran Satu
pemasaran ke-1 dari Kelompok Tani Tingkat)
Bangkit – distributor (CV. Pure) – Saluran pemasaran pertama adalah
konsumen. Saluran pemasaran ke-2 dari saluran pemasaran satu tingkat, yang
Kelompok Tani Bangkit – distributor terdiri dari Kelompok Tani Bangkit –
(CV. Pure) – pasar modern (Transmart distributor (CV. Pure) – konsumen. Pada
Carefour) – konsumen. saluran pemasaran ini Petani menjual
Berdasarkan 2 (dua) saluran Beras Pandanwangi kepada distributor,
pemasaran yang telah diketahui, selanjutnya distributor menjual Beras
distributor memiliki peran penting dalam Pandanwangi kepada konsumen.
tataniaga komoditas Pandanwangi di
Kelompok Tani Bangkit karena volume
penjualan ke distributor sangat besar. Saluran Pemasaran II (Saluran Pemasaran
Dua Tingkat)

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
162

Saluran pemasaran kedua adalah Fungsi pemasaran yang dilakukan


saluran pemasaran dua tingkat, yang di tingkat distributor yang dalam hal ini
terdiri dari Kelompok Tani Bangkit – adalah CV Pure dimana dalam proses
distributor (CV. Pure) – pasar modern pemasaran komoditas Pandanwangi yaitu
(Transmart Carefour). – konsumen. Pada melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik
saluran pemasaran ini petani menjual dan fungsi fasilitas sebagai berikut :
Beras Pandanwangi kepada distributor, 1. Fungsi Pertukaran : Distributor
selanjutnya distributor menjual Beras melakukan fungsi pertukaran melalui
Pandanwangi kepada pasar modern aktivitas pembelian dan penjualan
kemudian pasar modern menjual langsung beras Pandanwangi. Kegiatan yang
ke konsumen. dilakukan yaitu distributor membeli
komoditas Pandanwangi dari petani
Fungsi – Fungsi Pemasaran dan menjual kembali beras
Kegiatan pasca panen yang Pandanwangi ke pasar modern dan
dilakukan di Kelompok Tani Bangkit dari konsumen langsung
mulai panen sampai proses menjadi beras 2. Fungsi Fisik : Fungsi fisik yang
Pandanwangi maka Kelompok Tani dilakukan oleh distributor adalah
Bangkit melakukan fungsi – fungsi pengangkutan dan bongkar muat
pemasaran yang diantaranya adalah fungsi  Pengangkutan yang dilakukan
fisik dan fungsi pertukaran sebagai distributor saat pengambilan ke
berikut: petani dan saat pengiriman ke pasar
1. Fungsi Fisik : Fungsi fisik yang modern (Transmart Carefour) yaitu
dilakukan petani yaitu berupa dengan menggunakan mobil box.
penjemuran, penggilingan dan Distributor mengeluarkan biaya
pengemasan. bongkar muat yakni mengangkut
 Penjemuran : Petani melakukan beras Pandanwangi. Biaya yang
kegitan penjemuran, penjemuran dikeluarkan berupa biaya angkut
gabah kering ini dilakukan selama 2 buruh dan transportasi.
hari jika cuaca cerah. 3. Fungsi Fasilitas : Fungsi fasilitas
 Penggilingan : di dalam proses yang dilakukan oleh distributor berupa
penggilingan terdapat beberapa sortasi, pengemasan dan
proses yang dilalui. Proses - proses penanggungan resiko.
itu adalah perontokan butiran padi  Sortasi : Sortasi dilakukan oleh CV
dari malainya dan pemisahan Pure ketika beras Pandanwangi
butiran padi dari sekamnya. tidak terjual dalam kurun waktu 3 –
 Pengemasan : Pengemasaran yang 4 bulan, karena dapat mengurangi
dilakukan oleh petani hanya aroma dari beras Pandanwangi
menggunakan karung, itu tersebut.
dikarenakan pengemasan  Pengemasan : Pengemasan yang
menggunakan plastik berlabel baik dapat menjaga suatu produk
dilakukan di tingkat distributor. dari kerusakan yang dapat
2. Fungsi Pertukaran : Fungsi pertukaran menurunkan kualitas dan nilai jual
yang dilakukan oleh petani adalah produk. Pengemasan beras
penjualan. Pandanwangi yang dilakukan oleh
 Penjualan : Kegiatan penjualan distributor menggunakan kemasan
yang dilakukan oleh petani kepada plastik dengan ukuran 1 kg 2,5 kg,
distributor adalah dalam bentuk dan 5 kg serta sudah menggunakan
beras. label sertifikat indikasi geografis (
IG) yang menandakan bahwa

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
163

Pandanwangi ini murni dan asli dari pemasaran hasil dari fungsi-fungsi
daerah Cianjur. pemasaran, harga penjualan dan harga
 Penanggungan Resiko : Resiko yag pembelian di setiap tingkatan lembaga
terdapat dalam pemasaran pemasaran mulai dari petani, pengumpul,
mencakup penurunan mutu dan pedagang besar, pedagang pengecer, dan
kerusakan produk. konsumen.
Saluran pemasaran yang ada di
Margin Pemasaran dan B/C Rasio Kelompok Tani Bangkit yaitu:
Analisis margin pemasaran 1. Kelompok Tani Bangkit → CV. Pure
digunakan untuk melihat tingkat efisiensi. → Konsumen
Margin pemasaran merupakan perbedaan 2. Kelompok Tani Bangkit → CV. Pure
harga yanga terjadi di tingkat produsen → Pasar modern (Transmart
(harga jual) dengan harga di tingkat Carefour) → Konsumen
konsumen (harga beli). Margin pemasaran
dihitung berdasarkan hasil pengurangan Harga, biaya, keuntungan, marjin
harga penjualan dengan harga pembelian dan B/C ratio varietas Pandanwangi dari
pada setiap lembaga pemasaran (Limbong produsen sampai ke konsumen melalui
dan Sitorus.1987). Besarnya margin saluran pemasaran I dan II di Kelompok
pemasaran dipengaruhi oleh jalur Tani Bangkit disajikan dalam tabel 6.
pemasaran komoditas bersangkutan.
Margin pemasaran diperoleh dari lembaga

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
164

Tabel 6.Marjin dan B/C Ratio pemasaran Beras Pandanwangi


Saluran Pemasaran
(I) (II)
Satu Tingkat Dua Tingkat
Jenis Kegiatan Nilai Nilai
(Rp./Kg) (Rp./Kg)
Petani
Harga Jual 25.000 25.000

Distributor (cv. Pure)


Harga Beli 25.000 25.000
Transportasi I 50 50
Bongkar Muat I 30 30
Biaya Pengemasan 200 200
Biaya Kemasan 300 300
Transportasi II - 200
Bongkar Muat II - 30
Jumlah Biaya Pemasaran 25.580 25.810
Harga Jual 37.000 28.800
Marjin Pemasaran 12.000 3.800
Keuntungan Pemasaran 11.420 2.990
B/C Ratio 1,44 1,11

Pasar Modern (Transmart Carefour)


Harga Beli 28.800
Penyimpanan -
Pengangkutan/transportasi -
Bongkar Muat -
Biaya Plastik 100
Jumlah Biaya Pemasaran 28.900
Harga Jual 33.900
Marjin Pemasaran 5.100
Keuntungan Pemasaran 5.000
B/C Ratio 1,17

Harga masing - masing di Tingkat


I II
Konsumen
Harga di Tingkat Konsumen 37.000 33.900
Marjin 12.000 8.900
Sumber: Data Primer (Diolah), 2018.

Farmer’s Share
Tabel 7.Farmer’s Share Pada Saluran Pemasaran Beras Pandanwangi di Kelompok Tani Bangkit
Saluran Pemasaran Harga di Tingkat Harga di Tingkat Farmer’s Share (%)
Petani Konsumen
(Rp) (Rp)
Saluran Pemasaran 1 25.000,- 37.000,- 67,57
Saluran Pemasaran 2 25.000,- 33.900,- 73,75

Sumber: Data Primer (Diolah), 2018.

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
165

KESIMPULAN 2004. Laporan. Dinas Pertanian


Kabupaten Cianjur. Cianjur.
Berdasarkan hasil analisis, maka Pertanian Kabupaten Cianjur.
penulis menyimpulkan: 2006. Laporan Tahunan Tahun
1. Usahatani padi Pandanwangi di 2006. Laporan. Dinas Pertanian
Kelompok Tani Bangkit efisien Kabupaten Cianjur. Cianjur
dengan nilai R/C rasio 1,87. Dilihat Pertanian Kabupaten Cianjur.
dari nilai R/C Rasio menurut 2011. Komoditas Unggulan Kabupaten
ketentuan jika R/C > 1 maka Cianjur. Dinas Pertanian Kabupaten
keputusan hasil analisis usahatani Cianjur, Cianjur.
Pandanwangi dinyatakan (untung) atau Kotler, 2005. Manajemen Pemasaran Edisi
layak untuk dijalankan usahatani Kesebelas Jilid1;Jakarta:PT.
tersebut. INDEKS.
2. Saluran pemasaran yang efisien adalah 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi
saluran pemasaran II meskipun nilai Milenium diterjemahkan Benyamin
margin keuntungannya lebih kecil dari Molan, PT. Prenhallindo, Jakarta.
saluran pemasaran I, dikarenakan
permintaan pasar jauh lebih tinggi dan 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi
mengingat hasil pertanian memiliki tiga belas Bahasa Indonesia. Jilid 1
batas waktu tertentu (kadaluwarsa) dan 2. Jakarta : Erlangga
maka diperlukan perputaran barang Kotler, Philip. 2005. Manajemen
yang lebih cepat dan itu ada di saluran Pemasaran Jilid 1. PT. Indeks.
pemasaran II. Sedangkan Farmer’s Jakarta
share yang paling efisien berada di Kotler dan Keller, 2007. Manajemen
saluran pemasaran II yaitu 73,75%. Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1,
PT.Indeks, Jakarta.
Limbong dan Sitorus dalam Sudiyono,
DAFTAR PUSTAKA 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran.
. Fakultas Pertanian. Institut
Antara, 2009. Pedoman Menyusun Rencana Pertanian Bogor. Bogor.
Usaha Agribisnis (Agribusiness Plan). Limbong, W. H dan P. Sitorus. 1987.
Program Studi Agribisnis dan Pengantar Tataniaga Pertanain.
Ekonomi Pertanian. Denpasar: Jurusan
Universitas Udayana. Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pertanian. Fakultas Pertanian.
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Cipta Mubyarto. 2003. pengantar ekonomi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. pertanian. LP3ES. Jakarta.
2012. Karakterisasi dan Standarisasi Nuhang, Iskandar A. 2003. Membangun
Mutu Gabah-beras. Pertanian Masa Depan. Semarang:
Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. 2003. Aneka Ilmu..
Usulan Pemutihan Varietas Padi Peraturan Daerah, 2012. Pelestarian dan
Sawah Perlindungan Padi Pandanwangi
Pandan Wangi Cianjur. Pemerintah Cianjur..
Propinsi Jawa Barat, Dinas Prima Gandi. 2008. Skripsi Analisis
Pertanian Usahatani Dan Tataniaga Padi
Pertanian Kabupaten Cianjur. Varietas Unggul (Studi Kasus Padi
2004. Laporan Tahunan Tahun Pandanwangi Di Kecamatan
Warungkondang Kabupaten Cianjur).

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)
Agroscience Vol 9 No. 2 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
166

Fakultas Pertanian, Insititut Swasta Manajemen Pemasaran Modern,


Pertanian Bogor. Bogor. Liberty : Yogyakarta, Irawan. 2012.
Rahim A, Hastuti RDR. 2008. Pengantar, Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi
teori dan kasus ekonometrika Ketiga, Andi, Yogyakarta.
pertanian. Penebar Swadaya. Ubaydilah, Muhammad. 2008. Analisis
Jakarta. Pendapatan dan Margin Pemasaran
Rahim dan Hastuti, 2007. Pengantar, Teori, Padi Rumah Lingkungan Metode SRI
Lembaga Pemasaran. Jakarta : (System of Rice Intensification) Kasus :
Penebar Swadaya. Desa Ponggang Kecamatan
2008. Ekonomika Pertanian Sagalaherang Kabupaten Subang,
(Pengantar, Teori, dan Kasus) Jawa Barat. Progaram Studi Ektensi
Penebar Swadaya, Jakarta. Manajemen Agribisnis. Fakultas
Saladin, 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
– Unsur Pemasaran. Cetakan ketiga, Bogor.
Bandung : Linda Karya Usman, 2009. Metodologi Penelitian Sosial
Setioso, 2011.Pengertian Pemasaran. Bogor dan Ekonomi, CV. Alfabeta.
Sudiyono, 2002. Pemasaran Bandung.
Pertanian.Universitas Muhammadiyah Ustriyana, I.N.G. 2015. Agribusiness Model
Malang. Malang. in Rural Community Economic:
Sudiyono, 2004. Pemasaran Pertanian. Edisi Indonesia Perspective. Vol.10(4), pp.
Kedua, UMM Press. Malang 174-178. African Journal of
Sudiyono A. 2011. Pemasaran Pertanian. Agricultural Research.
Malang (ID): UMM Press. W.Y Stanton, 2012. Prinsip Pemasaran,
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Edisi Ketujuh, Jilid Kedua.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Yulianingsih, R. 2012. Pengujian Mutu
ALFABETA. Beras. Balai Besar Penelitian
2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Tanaman Padi. Sukamandi.
Kualitatif, dan R&D. Bandung :
AFABETA,cv.
2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Cetakan
ke-17. Alfabeta. Bandung.
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani.
Penerbit Universitas Indonesia. UI
Press Jakarta.
Stanton, 2004. Prinsip Pemasaran. Edisi
Ketujuh Jilid Kesatu, Jakarta :
Airlangga
Susenas-BPS. 2014. Buletin Konsumsi
Pangan. Volume 5 No.1. Jakarta:
Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian.

ANALISIS USAHATANI DAN ASEP SAEPUL ALAM dan MUH HERI KHOERUDIN
PEMASARAN BERAS PANDANWANGI
(STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI
BANGKIT DESA BABAKAN KARET
KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN
CIANJUR)

Anda mungkin juga menyukai