Makalah KLPK 4 MKeu

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN (PROFIT MAXIMIZATION)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

ATHIRA DWI JAYA

ZULFAHMI

KELAS MM 2 B

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur teriring doa, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa dan hanya karena kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas dalam menyusun makalah ini.

Makalah dengan tema “Maksimalisasi Keuntungan (Profit


Maximization)” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan. Dengan segala bantuan dan dorongan yang telah
diterima, kami selaku penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal
atas kebaikan yang telah diberikan.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Kami
selaku Penulis yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan di
dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar ,07 April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN MASALAH ........................................................... 3

A. Maksimalisasi keuntungan (profit maximization) ................................. 3

B. Cara memaksimalkan keuntungan ...................................................... 4

BAB III JURNAL ...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................... 38

A. Kesimpulan...................................................................................... 38

B. Saran ............................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 39

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pengertian yang paling mendasar, laba naik seiring
dengan peningkatan penjualan dan / atau penurunan biaya. Namun
pada kenyataannya, mencapai profitabilitas sama sekali tidak
sederhana, karena penjualan dan biaya tidak selalu bersifat
inkremental yakni berkaitan dengan peningkatan pencapaian pada
skala tetap.
Profitabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan maksimum dengan mengeluarkan biaya
seminimal mungkin. Terlalu fokus pada peningkatan penjualan dapat
berisiko terjadi penurunan permintaan yang tiba-tiba dan tidak terduga.
Sedangkan memotong biaya dengan cara mengganti bahan bermutu
lebih rendah dapat mengakibatkan kehilangan pelanggan. Oleh karena
itu memaksimalkan profit pada perusahaan harus dilakukan dengan
cara mengelolah pendapatan dan menghitung jumlah-jumlah
pengeluaran dan biaya-biaya produksi.
maksimalisasi laba adalah proses jangka pendek atau jangka
panjang di mana perusahaan dapat menentukan tingkat harga , input ,
dan output yang akan menghasilkan laba total setinggi mungkin.
Mengukur biaya total dan pendapatan total seringkali tidak praktis,
karena perusahaan tidak memiliki informasi andal yang diperlukan
untuk menentukan biaya di semua tingkat produksi.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas permasalahan yang
mendasar adalah bagaimana cara memaksimalkan profit pada
perusahaan.

1
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menambah wawasan mengenai cara memaksimalkan profit
perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Maksimalisasi Keuntungan (Profit Maximization)


Dalam ilmu ekonomi , maksimalisasi profit adalah proses jangka
pendek atau jangka panjang di mana perusahaan dapat menentukan
tingkat harga , input , dan output yang akan menghasilkan laba total
setinggi mungkin.
Ketika sebuah perusahaan memproduksi satu unit produk
tambahan, pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualannya
disebut pendapatan marjinal (MR) dan biaya tambahan untuk
memproduksi unit tersebut disebut biaya marjinal (MC). Apabila
pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC)maka laba
total perusahaan dikatakan maksimum. Jika pendapatan marjinal lebih
besar dari biaya marjinal (MR>MC) maka laba totalnya tidak maksimal,
karena perusahaan dapat memproduksi unit tambahan untuk
memperoleh laba tambahan. Dengan kata lain perusahaan harus
meningkatkan tingkat outputnya hingga keuntungan totalnya maksimal.
Di sisi lain, jika pendapatan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal
(MR<MC) maka laba totalnya juga tidak maksimal, karena
memproduksi satu unit lebih sedikit akan mengurangi biaya total lebih
banyak daripada pendapatan total yang diperoleh, sehingga memberi
perusahaan lebih banyak laba total. Dalam hal ini, perusahaan yang
memiliki insentif untuk mengurangi tingkat outputnya sampai
keuntungan totalnya dimaksimalkan.

Ada beberapa perspektif yang bisa diambil untuk memaksimalkan


keuntungan. Pertama, karena laba sama dengan pendapatan dikurangi
biaya , seseorang dapat memplot secara grafis masing-masing variabel
pendapatan dan biaya sebagai fungsi dari tingkat keluaran dan
menemukan tingkat keluaran yang memaksimalkan perbedaan (atau ini

3
dapat dilakukan dengan tabel nilai alih-alih tabel nilai). grafik). Kedua,
jika bentuk fungsional tertentu diketahui untuk pendapatan dan biaya
dalam hal output, seseorang dapat menggunakan kalkulus untuk
memaksimalkan keuntungan sehubungan dengan tingkat output.
Ketiga, karena kondisi urutan pertama untuk optimasi menyamakan
pendapatan marjinal dan biaya marjinal , jika pendapatan marjinal (MR)
dan biaya marjinal (MC) fungsi dalam hal output tersedia secara
langsung, seseorang dapat menyamakannya, baik menggunakan
persamaan atau grafik. Keempat, alih-alih fungsi yang memberikan
biaya untuk memproduksi setiap tingkat output potensial, perusahaan
mungkin memiliki fungsi biaya input yang memberikan biaya untuk
memperoleh setiap jumlah dari setiap input, bersama dengan fungsi
produksi yang menunjukkan berapa banyak output yang dihasilkan dari
penggunaan kombinasi input apa pun . jumlah. Dalam hal ini seseorang
dapat menggunakan kalkulus untuk memaksimalkan keuntungan
sehubungan dengan tingkat penggunaan input, tunduk pada fungsi
biaya input dan fungsi produksi. Kondisi urutan pertama untuk setiap
input menyamakan produk pendapatan marjinal dari input (peningkatan
pendapatan dari penjualan produk yang disebabkan oleh peningkatan
jumlah input yang digunakan) dengan biaya marjinal input.

B. Cara memaksimalkan laba


1. Menilai dan Mengurangi Biaya Operasional
Biaya operasional, biasanya disebut sebagai OPEX (Operating
Expenditure), adalah biaya yang terkait dengan menjalankan
bisnis.Biaya operasional yang dimaksud adalah biaya, sewa,
keperluan peralatan dan inventaris, pemasaran dan periklanan,
penelitian & pengembangan, penjualan, umum & administrasi dan
gaji karyawan.

4
Ketika perusahaan perlu memotong biaya, OPEX sering menjadi
objek pertama yang dicari karena biaya ini tidak terkait langsung
dengan produksi.
Namun, jika dilakukan secara tidak bijaksana, pemotongan OPEX
dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada bisnis. Manajemen
harus meninjau semua pengurangan dan memahami bagaimana
penurunan, misalnya, periklanan dan pemasaran akan berdampak
pada penjualan dalam 6 s/d 18 bulan kedepan. Demikian juga
departemen R&D mungkin tidak memiliki produk baru untuk dirilis 1
atau 2 tahun kedepan.
2. Menyesuaikan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan atau COGS (Cost of Good Solds)
adalah biaya langsung yang terkait dengan pembuatan produk atau
pengiriman layanan, terutama bahan baku dan tenaga kerja.
Sangat penting bahwa COGS dihitung secara akurat dan
dijaga sekonsisten mungkin sehingga produk atau layanan dapat
diberi harga secara tepat.
Untuk mencapai ini, perusahaan harus menentukan, melacak,
serta memberi harga waktu dan sumber daya material yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pembangunan.
Dengan melakukan penstandaran pada proses manufaktur,
perusahaan harus dapat mengantisipasi biaya sebenarnya secara
akurat dan menghindari perbedaan besar dari satu pengaturan ke
pengaturan berikutnya.
Meskipun COGS dapat segera diturunkan dengan
mengurangi tenaga kerja, mengganti komponen atau bahan baku
yang lebih murah, sekali lagi, seperti halnya OPEX, pertimbangkan
implikasi atau akibat jangka panjangnya. Akankah kecepatan
produksi atau kualitas produk menurun?
3. Meninjau Portofolio dan Harga Produk

5
Terkait dengan kedua item di atas, penting untuk memahami
margin unit sebenarnya untuk setiap produk dalam portofolio dan
memperbarui data tersebut.
Sebelum menambahkan penawaran baru, lakukan peninjauan
pada portofolio saat ini, yakni:
 Apakah produk berkinerja buruk?
 Apakah ada barang-barang yang sulit diproduksi yang memakan
margin, waktu, dan uang?
 Apakah penurunan harga produk dengan margin tertinggi akan
meningkatkan penjualan?
jangan khawatir untuk menghentikan produk dengan margin
terendah, atau menaikkan harganya.
4. Up-sell, Cross-sell, Resell
Mendapatkan pelanggan baru adalah sesuatu yang mahal,
perusahaan yang cerdas mengetahui bahwa salah satu cara terbaik
untuk meningkatkan penjualan adalah dengan memperkenalkan
pelanggan saat ini ke produk tambahan, melalui upselling, cross-
selling, dan reselling.
Pastikan semua tenaga penjualan terlatih dalam teknik
upselling dan mengetahui bagaimana melakukan pendekatan tanpa
memaksa dan membuat pelanggan tidak membeli sama sekali.
Gunakan pendekatan informatif / edukatif dan jelaskan
bagaimana fitur premium memberikan manfaat tambahan yang
dapat membantu pelanggan.
Berikan perbandingan yang jelas, mungkin dalam bentuk peta
atau grafik yang informatif, sangat membantu untuk mengedukasi
konsumen tentang fitur dan manfaat dari berbagai model yang
tersedia.
Cross-selling juga merupakan cara mudah untuk
meningkatkan konsumsi produk pelanggan saat ini.

6
Pertimbangkan promosi untuk memperkenalkan produk
tambahan kepada pelanggan, misal: membeli sebotol sabun mandir
cair gratis vaseline.
Cross-selling juga dapat berhasil tanpa promosi khusus atau
diskon, hanya dengan rekomendasi dari perwakilan penjualan
bahwa setiap item dapat dipasangkan dengan baik, seperti:“Saya
membawakan baju ini untuk Anda coba kenakan dengan celana itu.”
Pertimbangkan cross-selling dengan secara otomatis
mempromosikan opsi yang dipersonalisasi berdasarkan item di
shopchart pelanggan.
Terakhir, resell atau menjual kembali adalah salah satu cara
banyak perusahaan menghasilkan pendapatan tambahan dari
produk yang ada. Dengan menawarkan program penjualan kembali,
pelanggan dapat menjual kembali barang dagangan yang tidak
diinginkan lagi tetapi masih dalam kondisi baik.
Dengan sedikit perbaikan dan pembersihan, barang
dagangan ini seringkali dapat dijual kembali, meningkatkan
keuntungan dan mengurangi pemborosan barang-barang yang tidak
diinginkan.
5. Meningkatkan Nilai Pelanggan
Memahami pelanggan dan memberikan pengalaman luar
biasa secara konsisten mungkin merupakan cara yang paling hemat
biaya untuk meningkatkan loyalitas dan mendapatkan pelanggan
baru melalui testimoni.
Perusahaan dapat menunjukkan penghargaan kepada
pelanggan yang sudah ada, meningkatkan nilai mereka,
memberikan prospek baru, dan akhirnya meningkatkan keuntungan.
6. Menurunkan Overhead
Jika perusahaan menggunakan lebih dari satu supplier untuk
mengirimkan komponen yang sama, pertimbangkan skala ekonomi:
Jika meningkatkan pesanan secara bertahap dengan satu supplier

7
sementara menurunkan secara bertahap dengan yang lain,
dapatkah memanfaatkan potongan harga?
Misalnya, perusahaan memasok 21.000 unit barang setiap
bulan dari tiga supplier, dan memesan 7.000 dari setiap supplier
untuk memastikan rantai pasokan yang kuat. Tetapi supplier A
menawarkan diskon 20% jika membeli 10.000 unit atau lebih.
Dengan meningkatkan pesanan ke supplier A sebesar 3.000 dan
menurunkan 1.500 dari supplier B dan C, perusahaan telah
menghemat 10%. Demikian juga, sudahkah membeli produk
tambahan dari supplier lama? Jika ya, apakah sudah melakukan
negosiasi ulang dan meminta diskon?
7. Memperbaiki Perkiraan Permintaan
Jika perusahaan memiliki lebih banyak komponen atau
persediaan bahan baku daripada permintaan, maka akan
menghabiskan tempat lebih banyak untuk menyimpannya, atau lebih
buruk lagi akan kedaluwarsa dan perlu diganti.
Disisi lain jika tidak memiliki cukup persediaan, perusahaan
akan membayar pesanan yang terburu-buru dan pengiriman yang
dipercepat yang keduanya meningkatkan COGS.
Kemampuan untuk secara akurat memprediksi persediaan
yang diperlukan berdasarkan histori permintaan, musiman, atau
perkiraan penjualan membantu mengurangi masalah di atas.
8. Menjual Inventaris Usang
Misalnya perusahaan membuat produk promosi atau
musiman dan produk tersebut tidak terjual seperti yang diharapkan,
sehingga menjadi usang. Setiap hari, persediaan ini akan selalu
berada di gudang, mengambil tempat yang dapat digunakan untuk
menyimpan barang-barang yang bergerak tinggi dan menghasilkan
keuntungan yang pasti.

8
9. Memotivasi Karyawan
Bergantung pada jenis industri, salah satu cara inovatif untuk
melibatkan pekerja adalah dengan meminta bantuan mereka dalam
mengurangi pemborosan. Ini adalah cara untuk memudahkan
proyek tanggung jawab sosial perusahaan sambil menghemat uang.
Karyawan adalah ahli tentang cara paling efisien untuk
menggunakan bahan, seperti rencana pemotongan untuk
kain.dengan mengumpulkan wawasan mereka dan memasukkan
ide-ide ini ke dalam proses pembuatan, akan meminimalkan
pemborosan, memastikan komponen yang tepat digunakan
sedemikian rupa sehingga produk jadi diselesaikan dengan benar
dan melewati pemeriksaan kualitas dan memberikan cara untuk
memberikan kembali kepada lingkungan dan membantu kepuasan
pelanggan.Produk yang harus dibongkar dan diperbaiki, atau
bahkan harus dibuang, meningkatkan biaya tenaga kerja dan
pemborosan.Semakin spesifik mengetahui komponen mana yang
akan digunakan, semakin akurat pengaturannya.
10. Meningkatkan Efisiensi Pesanan
Memastikan produk yang benar dikirim ke pelanggan untuk
memaksimalkan keuntungan dan tentunya meningkatkan kepuasan
pelanggan.Jika barang yang dikirim salah, perusahaan harus
mengirimkan kembali barang yang benar, yang mana tentu akan
memakan tenaga dan biaya untuk menerima barang yang
dikembalikan (memeriksa, mengemas ulang dan diletakkan kembali
di rak atau membuangnya).
Biaya dari barang yang salah kirim 100% dapat dihindari
dengan cara mengumpulkan ide efisiensi atau tentang cara
melakukannya dengan benar dari karyawan.
11. Menambahkan Pendapatan Berulang
Pendapatan berulang adalah cara yang bagus untuk
menambah konsistensi pada penjualan. Ada dua jalur utama untuk

9
meningkatkan pendapatan berulang bulanan Monthly Recurring
Revenue (MRR) atau pendapatan berulang tahunan Annual
Recurring Revenue (ARR).
 Menambahkan layanan ke produk
Melakukan pembersihan dan pemeliharaan rutin dengan
biaya tambahan akan menghilangkan beban untuk memastikan
pemeliharaan dilakukan tepat waktu, tentunya akan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Langganan produk
Menyederhanakan pengalaman pelanggan melalui
pemenuhan otomatis item yang dibeli secara rutin atau
menawarkan diskon otomatis produk yang paling sering dibeli.
12. Meninjau KPI Secara Teratur
Menetapkan tolok ukur adalah kunci untuk mengevaluasi
kinerja dan memungkinkan peningkatan berkelanjutan. Lakukan
review KPI (Key Performance Indicator) secara teratur dan tangani
setiap “ketidakwajaran” untuk memastikan masalah teridentifikasi,
dan diperbaiki sebelum timbul masalah dan biaya besar.

10
BAB III
JURNAL

1. Strategi Maksimalisasi Keuntungan dalam Industri: Prosedur


Berkelanjutan
Penulis : Mohajan, Devagit dan Mohajan, Haradhan
Artikel ini mencoba membahas kebijakan maksimalisasi keuntungan
dengan menggunakan empat input variabel, seperti modal, tenaga
kerja, bahan baku utama, dan input lainnya dalam suatu industri,
dimana model ekonomim matematis diterapkan dengan
mempertimbangkan kendala anggaran. Untuk produksi yang
berkelanjutan, setiap industri harus menerapkan metode ilmiah, seperti
teknik matematika untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam
penelitian fungsi produksi Cobb-Douglas dianalisis dengan analisis
matematis detail. Analisis sensitivitas dimasukkan dalam operasi untuk
menunjukkan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan
penting industri. Prediksi ekonomi produksi masa depan disediakan
melalui statistik komparatif untuk memastikan maksimalisasi
keuntungan sebelum memulai produksi di industri.
Dalam penelitian ini kami telah mencoba membahas kebijakan
maksimalisasi laba dari industri yang sedang berjalan dan pada
akhirnya kami menyadari bahwa tentu saja keuntungan adalah
maksimalisasi. Kami telah mengambil bantuan metode pengali
Lagrange dalam prosedur analisis matematis. Kami juga telah
menganalisis fungsi produksi Cobb-Douglas dengan batasan
anggaran. Kami telah berhasil memverifikasi bahwa keuntungannya
jelas maksimal dengan menggunakan model matematika ekonomi.
Kami telah menyediakan prediksi produksi masa depan untuk
keuntungan maksimal dengan menggunakan statika komparatif dengan

11
menerapkan teorema fungsi implisit. Sepanjang makalah kami telah
mencoba menunjukkan perhitungan matematis dalam beberapa detail.

2. Teori Maksimalisasi Keuntungan, Teori Berbasis Survival Dan


Teori Kontinjensi : Tinjauan Terhadap Beberapa Penelitian Yang
Mendasar Teori Perubahan Perusahaan
Penulis : Tengku Mohammad Chairal Abdullah Dosen Dept. Akuntansi
FE USU
Review Isi:

Abstrak Perkembangan sastra di bidang perputaran


perusahaan telah berkembang pesat selama beberapa
dekade terakhir. Namun ada beberapa argumentasi di
antara para ulama turnaround perusahaan yang
meneliti tentang bidang ini telah kurang berhubungan
dengan teori-teori yang relevan. Tujuan makalah ini
adalah untuk menjelaskan beberapa di beberapa teori
yang berkaitan dengan strategi manajemen yang
mungkin juga berlaku di bidang perubahan haluan
perusahaan. Karena perputaran perusahaan adalah
salah satu bidang cabang ilmu manajemen strategis,
cukup logis untuk menghubungkan beberapa teori
yang diterapkan dalam manajemen strategis dengan
perputaran perusahaan. Beberapa teori, yaitu teori
maksimalisasi laba, teori pelestarian berbasis hidup
dan teori kontingensi yang dibahas di Koran. Asal-usul
dan teori perkembangan masing-masing juga
dibahasa, bersama dengan beberapa ulama yang
dipelopori mereka. Laporan utama dari setiap teori juga
disajikan pada akhir diskusi teori masing-masing.
Disimpulkan bahwa setidak-tidaknya, teori

12
maksimisasi keuntungan, mempertahankan teori
berbasis hidup dan teori kontingensi yang cukup
relevan dengan perubahan haluan perusahaan. Oleh
karena itu, dianjurkan bahwa ulama harus lebih
berupaya dalam menyelidiki teori-teori lain dari strategi
manajemen yang mungkin memiliki relevansi untuk
mengubah perusahaan sekitar.
Pendahuluan Kumpulan literatur tentang perputaran
perusahaan telah berkembang pesat selama tiga
dekade terakhir, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Meskipun sebagian besar penelitian lebih
ditekankan pada penelitian kualitatif, sisi penelitian
kuantitatif, meskipun sangat terbatas, masih dapat
dianggap memberikan kontribusi yang cukup signifikan
di lapangan. Namun ada beberapa argumen di antara
para ahli di bidang ini bahwa penelitian tentang
perputaran perusahaan seperti itu kurang
menghubungkan penelitian saat ini dengan teori-teori
yang ada yang relevan (Pandit, 2000). Laporan utama
dari setiap teori juga disajikan pada akhir diskusi teori
masing-masing. Disimpulkan bahwa setidak-tidaknya,
teori maksimisasi keuntungan, mempertahankan teori
berbasis hidup dan teori kontingensi yang cukup
relevan dengan perubahan haluan perusahaan. Oleh
karena itu, dianjurkan bahwa ulama harus lebih
berupaya dalam menyelidiki teori-teori lain dari strategi
manajemen yang mungkin memiliki relevansi untuk
mengubah perusahaan sekitar. Salah satu alasan
mengapa hal itu terjadi mungkin karena banyak
penelitian tentang perputaran perusahaan juga lebih
pada isi dan bukan prosesnya (Chowdury, 2002).

13
Teori Teori TEORI PERUSAHAAN
Menurut Hornby (1995), Teori Perusahaan
dapat diklasifikasikan ke dalam lima aliran pemikiran
utama, yaitu: Maksimalisasi Laba Klasik, Teori
Manajerial, Teori Perilaku, Paradigma
StrukturPerilaku-Kinerja, dan Pendekatan Biaya
Transaksi. Teori Maksimalisasi Laba Klasik atau
beberapa mungkin juga menyebutnya sebagai teori
ekonomi Neo-Klasik dari perusahaan dapat ditelusuri
sejak awal tulisan Adam Smith dalam The Wealth of
Nations (Lynch, 2000). Seperti dikemukakan Adam
Smith bahwa setiap pelaku bisnis dengan
perusahaannya sendiri (berdasarkan kontraktual tugas
kepada pemilik) akan bertindak demi kepentingan
pribadi untuk memaksimalkan keuntungan dan dengan
demikian meningkatkan keuntungan agregat
masyarakat. Teori ini kemudian mendapat perhatian
yang cukup besar dari Alfred Mashall dalam bukunya
yang berjudul Principles of Economics yang terbit pada
tahun 1890 (Hornby, 1995). Kontribusi lebih lanjut
untuk teori juga ditambahkan oleh tulisan-tulisan dari
Robinson (1933), Chamberlain (1933) dan juga Coase
(1937). Namun pada tahap ini, teori ini masih
mengadopsi perspektif ekonomi dimana premis
utamanya menyatakan bahwa perusahaan pada
dasarnya berusaha untuk memaksimalkan
keuntungannya dengan menyamakan pendapatan
marjinalnya dengan biaya marjinal.
Tidak sampai tahun 1950-an dan 1960-an teori
ini mendapat perhatian yang cukup besar dari bidang
manajemen strategis melalui penulis seperti Igor

14
Ansoff, Alfred Chandler dan Alfred Sloan (Lynch,
2000). Ansoff (1989) secara khusus menyatakan
bahwa “…sebuah perusahaan mencari tujuannya
melalui media laba dan, lebih khusus lagi, melalui
konversi sumber dayanya menjadi barang dan/ atau
jasa dan kemudian mendapatkan pengembaliannya
dengan menjualnya ke pelanggan.. .Dalam hal ini,
kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada
keuntungan; kecuali keuntungan dihasilkan dan
digunakan untuk menghasilkan keuntungan di masa
depan dan penggantian sumber daya, perusahaan
pada akhirnya akan bangkrut”.
Teori ini kembali menjadi sorotan selama tahun
1960-an dengan diterbitkannya buku oleh Friedman
(1962), yang menandai dimulainya diskusi panjang
tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Namun
baru pada tahun 1970 pernyataan teori yang
sebenarnya dinyatakan secara terbuka kepada publik
oleh Friedman (1970), seperti yang dia sebutkan
“Dalam perusahaan bebas, sistem kepemilikan pribadi,
seorang eksekutif perusahaan adalah karyawan dari
pemilik perusahaan. bisnis. Dia memiliki tanggung
jawab langsung kepada majikannya. Tanggung jawab
itu adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan
mereka, yang pada umumnya akan menghasilkan
uang sebanyak mungkin sambil menyesuaikan dengan
aturan dasar masyarakat, baik yang diwujudkan dalam
hukum maupun yang diwujudkan dalam kebiasaan
etis. Pernyataan Friedman (1970) ini juga menandai
pergeseran perspektif teori, di mana maksimalisasi

15
keuntungan hanya bisa menjadi tujuan akhir selama
hukum dan kebiasaan etis memungkinkannya.
TEORI BERBASIS SURVIVAL
Teori ini, seperti sebelumnya, juga pertama
kali diperkenalkan di bidang ekonomi. Para peneliti
seperti Schumpeter (1934), Alchian (1950), Harrod
(1939) dan Marshall (1949) termasuk yang pertama
kali memperkenalkan gagasan pemikiran evolusi dan
seleksi alam ke dalam konsep ekonomi. Oleh karena
itu tidak mengherankan untuk menemukan aplikasi
paling umum dari survival of the fittest theory yang
ditemukan di bidang ekonomi, terutama digunakan
untuk menganalisis bagaimana perusahaan
berkembang dan bersaing dalam industri, dan juga
untuk menjelaskan perubahan dalam ekonomi (Nelson
& Winter, 1982).
Konsep survival-based theory atau ada yang
menyebutnya sebagai teori “survival of the fittest” pada
awalnya dikembangkan oleh Herbert Spencer (Miesing
& Preble, 1985). Dialah yang mensintesiskan teori
evolusi dan seleksi alam Darwin dengan tangan tak
terlihat Adam Smith untuk memunculkan gagasan
Darwinisme Sosial. Teori yang cukup populer pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ini menekankan
pada anggapan bahwa dengan mengikuti prinsip alam,
hanya pesaing terbaik dan terkuat yang akan menang,
yang pada akhirnya akan mengarah pada perbaikan
kondisi sosial. masyarakat secara keseluruhan.
Darwinisme Sosial berasumsi bahwa wajar bagi
persaingan untuk berperilaku hedonistik untuk
menghasilkan bisnis yang paling cocok, yang bertahan

16
dan makmur dengan berhasil beradaptasi dengan
lingkungannya atau menjadi produsen yang paling
efisien dan ekonomis dari semuanya. Oleh karena itu,
persaingan bisnis yang kejam dan politik yang tidak
berprinsip dapat diterima berdasarkan asumsi ini.
TEORI KONTINJENSI
Teori kontingensi telah menjadi salah satu
teori yang paling berpengaruh diterapkan dalam studi
strategi dan organisasi (Hofer, 1975; Schoonhoven,
1981; Tosi dan Slocum, 1984) dan juga yang banyak
diadopsi dalam manajemen strategis (Khairuddin,
2005) . Menurut sebuah studi oleh Miner (1984), teori
kontingensi adalah teori yang paling banyak
dinominasikan oleh para sarjana sebagai hal penting
dari 110 teori organisasi lainnya.
Gagasan asli teori kontingensi berasal dari
teori organisasi (Khairuddin, 2005). Teori inilah yang
mengubah seluruh gagasan teori manajemen
universalistik klasik, yang menyatakan bahwa selalu
ada satu cara terbaik untuk melakukan sesuatu. Teori
ini mulai muncul pada tahun 1960-an dengan publikasi
seperti oleh Burns dan Stalker (1961), Chandler (1962)
dan Lawrence dan Lorsch (1967). Paradigma dasar
teori kontinjensi adalah bahwa organisasi mencari
keefektifan dengan menyesuaikan karakteristik
organisasi dengan kontinjensi yang mencerminkan
situasinya (Donaldson, 2001).
Teori kontingensi awal berpendapat bahwa
kinerja yang tinggi dikaitkan dengan kesesuaian
kontinjensi seperti ukuran organisasi (lihat misalnya
Child, 1975), tingkat teknologi (lihat misalnya Gerwin,

17
1979), strategi (lihat misalnya Chandler, 1962) dan
juga lingkungan (lihat misalnya Hambrick, 1981)
dengan jenis struktur organisasi yang dipilih
organisasi.

Metode Pada penelitian ini dibutuhkan data-data terkait


Penelitian pengembangan sistem bank darah yang akan
diimplementasikan menggunakan basis data NoSQL.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah Observasi, Dokumentasi dan Wawancara, dan
Studi Pustaka.
Kesimpulan Dikatakan pada bagian sebelumnya bahwa
penerapan teori di bidang perputaran perusahaan
sangat langka dan terbatas. Salah satu alasan
mengapa hal ini terjadi mungkin karena tidak banyak
penelitian pada sisi proses yang dihasilkan oleh para
ahli di bidang tersebut, seperti dikemukakan oleh
Chowdury (2002). Namun, dari bagian sebelumnya,
dapat dilihat bahwa sebenarnya setidaknya ada
beberapa teori yang dapat dikaitkan dengan
perputaran perusahaan, dan banyak dari teori tersebut
sebenarnya dipinjam dari bidang manajemen strategis.
Dikatakan bahwa mungkin lebih banyak teori yang
terkait dengan perputaran perusahaan. Oleh karena itu
dianjurkan bahwa teori tersebut harus dieksplorasi
lebih jauh dalam studi masa depan perputaran
perusahaan.

3. Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Serta


Pengendalian Untuk Memaksimalkan Laba Pada Pt. Bank Riau
Kepri Syariah

18
Penulis : Utari Setia Pratiwi1 , Eti Yustika Hartono2 , Friska Puji
Rahayu3 , Novianti Purnama Sari4 , Suryo Budi Santoso5
Review Isi:

Abstrak Tujuan pemeriksaan ini yaitu agar memahami


pengeluaran anggaran operasional yang digunakan
sebagai alat perencanaan serta pengendalian dalam
memaksimalkan laba pada PT. Bank Riau Kepri
Syariah. Dalam pemeriksaan ini ketentuan yang
digunakan adalah analisis deskriptif yaitu ketentuan
dengan mengumpulkan informasi lalu dianalisa
sehingga bisa memaparkan apa itu sistem
pengendalian biaya operasional pada PT. Bank Riau
Kepri Syariah. Selanjutnya menggabungkan antara
analisis sistem perencanaan dan pengendalian
dengan peningkatan laba, kemudian diinterpretasikan
hasil analisis tersebut untuk mengambil keputusan.
Hasil pemeriksaannya memperlihatkan bahwa
pengeluaran anggaran operasional pada PT. Bank
Riau Kepri Syariah tertera menggunakan ketentuan top
down dan bottom up dengan membelit semua yang
bersangkutan dengan sistematisasi anggaran.
Pendahuluan Saat ini pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan dunia usaha menghadapi persaingan
yang besar dan bertautan. Perusahaan harus
mengendalikam bagian-bagian yang ada di dalamnya
guna mengantisipasi persaingan yang terjadi, selain itu
perusahaan juga perlu menentukan cara yang kreatif
supaya tujuan dapat tercapai. Dengan adanya
persaingan, perusahaan harus berusaha sekuat
tenaga agar target yang sudah diresmikan dapat

19
tercapai. Tiap perusahaan yang dibangun pasti
mempunyai target yakni untuk mencari keuntungan,
dan keuntungan yang didapatkan itu untuk
memastikan bahwa hubungan perusahaan dan
perkembangan perusahaan dapat terus ditingkatkan
(C.Martono, 2002). Oleh sebab itu, dalam menghadapi
tantangan, mengembangkan posisinya di pasar,
danmemaksimalkan laba, perusahaan harus bisa
merumuskan strategi yang efektif serta efisien
terutama dalam hal perencanaan dan pengendalian
biaya operasional (Irman, Samosir, & Suryani, 2020).
Perencanaan ialah proses menetapkan sesuatu yang
harus dicapai di masa depan, dan menentukan
tahapan yang diperlukan untuk menggapainya (Irman,
Samosir, & Suryani, 2020). Dalam kondisi sekarang ini,
perencanaan ialah salah satu langkah yang digunakan
untuk estimasi sebelum mengerjakan sesuatu agar
pekerjaan yang akan dilaksanakan berjalan lancar.
Langkah yang harus dikerjakan yaitu melalui aktivitas
pengendalian di segala aspek, salah satu yang tertera
yaitu biaya. Dalam proses pencapaian profitabilitas,
aktivitas operasional perusahaan sering menghadapi
masalah biaya. Dikarenakan keuntungan itu berasal
dari pendapatan dikurangi beban, maka biaya yang
dikeluarkan ialah biaya operasional. Saat
merencanakan biaya operasional, perusahaan harus
mengeluarkan biaya sesuai dengan yang sudah
diputuskan oleh kebijakan perusahaan. Menyusun
rencana biaya operasional untuk memastikan tidak ada
pengeluaran yang berlebih, serta pengeluaran
perusahaan dapat terkendali sesuai rencana semula..

20
Perencanaan biaya operasional merupakan fungsi
utama seorang direksi dalam merumuskan kebijakan
serta tujuan agar memperoleh kejayaan dalam
perusahaan. Dalam suatu perusahaan, perencanaan
harus digunakan untuk melakukan kegiatan operasi,
salah satunya adalah perencanaan biaya operasi.
Untuk perusahaan dengan biaya yang begitu besar
masalah seringkali muncul, tetapi jika dapat
direncanakan secara efektif, semua masalah dapat
ditangani dengan baik. Biaya operasional merupakan
beban yang digunakan oleh perusahaan untuk
menjalankan kegiatan didalam sebuah perusahaan.
Tujuan Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu agar mengenal
Penelitian apakah pengeluaran anggaran operasional sudah
menjadi alat perencanaan serta pengendalian untuk
memperkuat keuntungan perusahaan.
Tinjauan Anggaran Rudianto (2009 : 3) mengutarakan
Pustaka anggaran merupakan rancangan operasi organisasi
yang kelak dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, baku,
dan terstruktur. Penganggaran merupakan proses
penyiapan anggaran. Rancangan operasi ditulis dalam
bentuk rangkaian angka yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Rudianto (2009 : 4)
mengutarakan anggaran memiliki beberapa ciri, yakni
: (1) Ditegaskan dalam satuan uang; (2) Biasanya
dibatasi satu tahun; (3) Berisi keterikatan manajemen;
(4) Ajuan anggaran diterima oleh pemimpin yang lebih
tinggi dari pelaksana anggaran.
Menurut Anthony & Govindarajan (2009 : 73) anggaran
adalah alat yang diperlukan untuk perancangan dan

21
pengendalian yang efektif dalam organisasi dalam
waktu yang singkat. Selain itu, Samryn (2012 : 202)
mengutarakan anggaran adalah pernyataan kuantitatif
dari rancangan aktivitas yang dinyatakan dalam satuan
moneter, dan juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan.
Sedangkan menurut (Deashintha, 2015) anggaran
merupakan rancangan operasi moneter yang meliputi
perkiraan biaya yang diajukan serta asal penghasilan
yang diinginkan untuk membayarnya dalam masa
tertentu. Penganggaran juga dijelaskan sebagai
metode standar dan terstruktur untuk melakukan
tanggung jawab manajemen dalam perancangan,
koordinasi, serta pengawasan (Irman, Samosir &
Suryani, 2020) Untuk mencapai targetnya, perusahaan
mempunyai beberapa peran yang berhubungan
dengan perolehan target. Rudianto (2009)
menguraikan anggaran mempunyai dua peran utama
yaitu (1) Alat perancangan dalam fungsi perancangan.
Anggaran mempunyai beberapa fungsi yang saling
terikat satu sama lain, yakni : a) Menyerahkan suatu
cara bagi semua bagian perusahaan, b) Membuat
situasi perusahaan untuk tujuan umum, yaitu mencapai
keuntungan usaha, c) Untuk memiliki keterikatan
dalam memperoleh incaran yang sudah diputuskan,
perusahaan akan mengarahkan semua anggotanya, d)
Mendorong pemakaian semua sumber daya dalam
aktivitas komersial, e) Memotivasi agar standar
prestasi tergapai untuk seluruh bagian perusahaan; (2)
Alat pengendalian. Didalam manfaat pengendalian,
anggaran juga mempunyai banyak kegunaan, yakni :

22
a) Sebagai standar dan pembanding aktivitas, b)
Menyerahkan kesempatan untuk mengembangkan
semua aspek perusahaan secara terstruktur, c)
Memotivasi manajemen agar masalah ini diaudit.
Sementara itu, Nafarin (2013 : 5) menjelaskan
segenap penggunaan anggaran di organisasi dapat
dikategorikan menjadi empat manfaat utama, yakni :
(1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3)
Pergerakan, (4) Pengendalian.
Pengendalian Pengendalian adalah proses
membimbing, mengatur, dan membuat sesuatu
berjalan sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Dan pengertian manajemen itu sendiri adalah berbagai
cara untuk memperoleh target (Samarsan 2010 :2-3).
Pengendalian manajeman adalah segala upaya
organisasi yang mencakup teknik, tata cara, dan
skema organisasi yang menyangkut efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi agar ditaati oleh kebijakan
manajemen dan pencapaian target organisasi
(Anthony & Govindajaran 2005 : 4). Daljono (2009 : 13)
mengutarakan pengendalian adalah aktivitas
manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa
aktivitas organisasi sesuai dengan isi rancangan. Pada
saat yang sama, Hansen & Mowen (2009 : 8)
mengartikan pengendalian sebagai pengendalian
untuk mengawasi pelaksanaan rancangan dan
melaksanakan kegiatan pembaruan sesuai kebutuhan.
Umpan balik biasanya digunakan untuk mencapai
pengendalian. Menurut Sujarweni (2015 : 3)
pengendalian biaya adalah realisasi yang digunakan
untuk menyatukan dan menerapkan penerapan dan

23
anggaran biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan. Sebuah rencana biaya yang kondusif
untuk pengendalian biaya manajemen. Hafid (2007:
29), mengutarakan tujuan pengendalian adalah: (1)
Mengevaluasi kinerja dan anggaran, terutama yang
mengarah pada penyimpangan; (2) Memeriksa
penyimpangan serta mengetahui sebab timbulnya
penyimpangan; (3) Menarik tindakan untuk
menghilangkan sebab penyimpangan atau tindakan
korektif. Agar setiap penyimpangan yang muncul dapat
diatasi dengan baik, pengendalian wajib dilakukan
sepanjang terjadinya proses bisnis. Pada dasarnya,
keputusan yang dihadapi manajemen dalam proses
perencanaan dan pengendalian melibatkan lima
elemen, yaitu input, proses, output, laba dan investasi
(Ningrum & Mildawati, 2019). Menurut (Dewanti,
20160) terdapat sejumlah aspek pengendalian, dimana
dua aspek utama tersebut adalah informasi dan
tindakan. Informasi yang dibutuhkan meliputi tingkat
aktivitas nyata serta penyimpangannya. Pada saat
yang sama, perlu dibutuhkan gerakan untuk
mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat
atau untuk merubah aktivitas yang akan datang agar
hasil aktivitasnya memenuhi standar. Pengendalian
berkesinambungan perlu dilaksanakan untuk
memantau aktivitas operasional setiap periode, karena
penilaian di akhir periode saja akan menimbulkan
keterlambatan untuk melakukan perbaikan. Efektivitas
sistem pengendalian ditandai dengan akurasi,
ketepatan waktu, objektifitas dan kelengkapan,
pengendalian strategis, realitas organisasi, koordinasi

24
dengan proses kerja, fleksibelitas, standarisasi dan
operabilitas, dan diterima oleh seluruh bagian
organisasi.
Perencanaan
Sebelum melakukan sebuah pengorganisasian,
pengarahan, serta pengontrolan ada satu titik awal
yang harus kita tempuh dalam proses manajemen.
Titik awal yang dilakukan ialah melakukan
perencanaan. Pengertian perencanaan sendiri ialah
proses mendefinisikan tujuan organisasi, menyusun
strategi agar tujuan organisasi tercapai, serta
melakukan pengembangan pada kegiatan kerja
organisasi. Ada dua jenis perencanaan dalam proses
manajemen, ialah rencana jangka pendek serta
rencana jangka panjang (Ningrum & Mildawati, 2019).
Rencana pendek atau sering juga disebut tactical
planning, adalah target kerja yang akan digapai dalam
kurun waktu maksimum satu tahun. Nah untuk rencana
jangka panjang atau disebut juga strategic planning,
adalah target kerja yang hendak digapai dalam kurun
waktu lebih dari satu tahun, maksimal 5 tahun.
Biaya Operasional Pada waktu menyiapkan biaya
operasional yang akan dikeluarkan, penguasa mesti
menemukan pembedaan antara pengeluaran yang
bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan,
pengeluaran tetap, dan pengeluaran variabel, serta
pembagian pengeluaran saat rancangan keuntungan
dibuat, pengeluaran-pengeluaran untuk setiap pokok
kewajiban seharusnya diperhitungkan dengan
seksama (Jaya, 2014). Menurut Werner Murhadi
(2013: 37) biaya operasional yang dikeluarkan, yaitu :

25
"Biaya operasi tergantung pada pengeluaran operasi
perusahaan, termasuk pengeluaran penjualan serta
administrasi, pengeluaran iklan, dan pengeluaran
penyusutan atau pengeluaran penyusutan dan
amortisasi, serta revisi dan pemeliharaan. Pada
umumnya memproduksi suatu barang jadi perusahaan
membutuhkan beberapa macam biaya operasional,
yaitu Biaya Administrasi Umum dan Biaya Pemasaran.
Jika sebuah perusahaan tidak mengerjakan biaya
operasional dengan terarah, maka perusahaan tidak
akan bisa mendapatkan seluruh jasa ataupun memiliki
keuntungan. Pengendalian biaya operasional ini
sangat penting dipakai agar bisa meraih taksiran
pemakaian atau efek paling tinggi dengan mutu yang
diharapkan berasal dari penggunaan beberapa
prasarana yang berperan sebagai suporter daya
perusahaan. Jadi, pentingnya pengendalian biaya bagi
perusahaan yaitu dengan mendapatkan akhir yang
baik dan mendedikasikan pengeluaran paling kecil
dengan kondisi perusahaan tersebut. Menurut
Rudianto (2009, p.44) metode biaya operasional
berhubungan dengan distribusi dan penjualan barang
jadi perusahaan dan seluruh program biaya yang
berhubungan dengan cakra organisasi. Sedangkan
Rudianto (2009, p.215), mengungkapkan bahwa
perencanaan biaya operasional yaitu trik
menghapuskan urusanurusan yang akan dilakukan
suatu akademi dalam rancangan pengimplementasian
desain dan menebak perkiraan pengeluaran yang ingin
dialokasikan kepada tiap-tiap urusan jangka panjang.
Anggaran Operasional

26
Anggaran operasional yaitu daftar tugas perusahaan
yang menangkap semua agenda perusahaan dalam
mendapatkan komisi dalam kurun waktu tertentu
(Tempoh, Karamoy, & Pinatik, 2021). Dan menurut
Anthony dan Govindarajan, anggaran operasional
teridiri dari : (1) Anggaran Pendapatan, ialah program
yang disusun oleh perusahaan guna mendapatkan
penghasilan pada periode tertentu; (2) Anggaran
Biaya, ialah jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan
agar perusahaan mendapatkan penghasilan yang
telah disusun sebelumnya; (3) Anggaran Laba, ialah
besaran biaya yang sudah ditentukan perusahaan atau
penghasilan yang akan dicapai perusahaan pada
waktu tertentu. Anggaran laba yang sesungguhnya
adalah penggabungan antara anggaran pendapatan
dengan anggaran biaya.
Untuk memegang teguh keberadaan
perusahaan meliputi perusahaan asuransi global
diarahkan menggunakan kemampuan perusahaan
yang bisa diamati melewati laba (Sayekti & Santoso,
2020). Agustin dkk (2016) mengemukakan laba yaitu
komponen utama manajemen finansial serta bisa
didefinisikan menjadi kekuatan usaha agar
mendapatkan penghasilan yang efektif dengan
menggunakan kekayaan perusahaan. Laba pada
system finansial Islam seluruhnya ditanggung
perkembangan ekonomi aktual, disisi lain laba pada
system finansial tradisional bukan dikendalikan oleh
bidang actual (Santoso, 2016).
Anggaran Sebagai Alat Perencanaan

27
Perencanaan merupakan sikap pragmatis yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu. Perencanaan mengandung
paparan agar meraih sasaran, rancangan perlu
menetapkan ukuran estimasi dan tolok ukur
penaksiran dan menyerahkan kesempatan kepada
produktivitas serta elastisitas (Shim & Siegel, 2000).
Laba merupakan komponen paling penting untuk
menganalisis tahap perkembangan hidup suatu
perusahaan, akhirnya tiap perusahaan dibangun
dengan sasaran untuk mendapatkan keuntungan
dengan perkiraan kontribusi yang sudah disiapkan.
Rencana itu dibuat dengan pola bilangan yang memiliki
nilai devisa atau disebut juga anggaran. Wilson dan
Campbell (2002: 117), menyatakan bahwa rancangan
keuntungan merupakan teknik peluasan program yang
terurai dalam batas waktu tertentu di masa depan serta
menghubungkan program sehingga membentuk
kelompok yang menyeluruh atau global.
Anggaran Sebagai Alat Pengendalian
Sistem Pengendalian Manajemen adalah instrumen
untuk menerapkan skema dan digunakan untuk
mendorong semua anggota organisasi agar
memperoleh target organisasi (Anthony dan
Govindarajan, 2005). Menurut Mulyadi dan Johny
Setyawan (1999) susunan dan proses sistem itu
merupakan elemen dari sistem pengendalian
manajemen. Susunan sistem yaitu elemen yang
berhubungan satu sama lain untuk membuat sebuah
sistem. Susunan sistem pengendalian manajemen
terdapat tiga elemen, yaitu sususan organisasi, jejaring
informasi, serta sistem penghargaan. Proses sistem

28
yaitu tahapan yang perlu dilewati sistem agar target
sistem tercapai.
Anggaran sebagai alat pengendalian pada
perusahaan, terdiri dari rancangan dan tata cara
organisasi, dan tulisan yang berkaitan dengan
keamanan aset serta keandalan tulisan finansial.
Anggaran bisa digunakan untuk alat pengendalian
yang berhasil serta terdapat tiga bentuk pengendalian
yang dijelaskan di atas. Pada sistem pengendalian
umpan balik, anggaran dapat digunakan dengan
menyamakan akhir aktivitas aktual apa sudah
dijalankan berdasarkan rancangan yang sudah
ditetapkan. Selain itu, anggaran dipakai dalam sistem
pengendalian umpan maju, yang mana jika suatu
anggaran dipakai pada sasaran untuk meningkatkan
serta melakukan kegiatan supaya konsisten dan
sejalan sesuai sasaran, rancangan, aturan dan
prosedur perusahaan.
Pengertian Bank Syariah
diinginkan pemerintah serta bagian-bagian lain itu
susah, lantaran telah atau sedang diperkirakan
fundamental oleh Indonesia (Santoso, 2014).
Perbankan Syariah di Indonesia dinantikan bisa
membantu menguatkan sistem finansial Indonesia
yang termasuk anggota dari kepelikan sistem finansial
tradisional internasional. Penyebabnya ialah :
Terjadinya konfrontasi finansial internasional berulang
kali mengendurkan harapan tentang sistem ekonomi
internasional serta memajukan keraguan gaya
makroekonomi di masa mendatang. Usaha utama
yang dilaksanakan pemerintah Indonesia yaitu

29
pengenalan sistem perbankan Syariah Indonesia
dengan menggunakan UU No.7 mengenai Perbankan
Syariah di Indonesia. Usaha selanjutnya yaitu dengan
menyampaikan atau mensosialisasikan kepada
masyarakat mengenai sistem perbankan syariah
(Santoso, 2014).
Metode Jenis Penelitian
Penelitian Macam-macam penelitian yang diungkap oleh Kuncoro
(2009: 84), antara lain : (1) Pembelajaran Observasi
dibutuhkan agar memperoleh pengetahuan yang lebih
luas tentang kebenaran yang diperiksa; (2)
Pembelajaran Deskriptif dilaksanakan supaya
penelaah bisa memaparkan secara jelas kebiasaan-
kebiasaan yang ditemukan keberadaannya, yang
relevan dengan alasan-alasan yang diperiksa; (3) Uji
Hipotesis dilaksanakan supaya penelaah bisa
menggambarkan jika eksekutif perdagangan butuh
memahami apa penjualan bisa bertambah apabila dia
menggandakan biaya usaha iklan.
Pengumpulan Data
Jenis Data
Data merupakan sekelompok petunjuk yang
dibutuhkan saat pengumpulan kesepakatan (Kuncoro
2009: 124). Data analisis bisa ditemukan dalam
beberapa sumber yang disatukan dengan
memperuntukkan berbagai trik ketika kegiatan analisis
berlangsung. Pada analisis ini memakai data bentuk
kualitatif dan bentuk kuantitatif, yakni: (1) Data
Kualitatif ialah bukti yang disampaikan melalui pola
penjabaran. Berbentuk bukti tentang sejarah

30
organisasi, bentuk organisasi, pemberian tugas, serta
kekuasaan segmennya sendiri-sendiri; (2) Data
Kuantitatif ialah bukti yang disampaikan dengan pola
bilangan yang berbentuk anggaran serta perwujudan
dari anggaran.
Sumber Data
Sugiyono (2007: 193) mengutarakan sumber data ialah
bukti pemeriksaan yang didapat oleh penelaah selalu
berlanjut dari asalnya, seperti : (1) Bukti asli ialah bukti
yang didapat serta-merta dari badan komersial
(internal perusahaan) melalui inspeksi, interview
langsung, dan penyebaran kuisioner untuk
memperoleh bukti dan informasi penting; (2) Bukti
inferior ialah mengacu pada bukti yang ditumpuk dan
digunakan oleh lembaga penumpuk bukti atau
diungkapkan kepada publik dengan menggunakan
bukti.
Hasil Penelitian Metode Pengumpulan Data
Pada analisis ini penelaah memperuntukkan ketentuan
penghimpunan data, dibawah ini, Pustaka Riset,
merupakan suatu penghimpunan data spekulatif yang
dilaksanakan menggunakan versi mendalami
beberapa pustaka acuan yang ada serta daftar acuan
lainnya yang bersangkutan dengan perkara yang
dibahas.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yaitu (1). Data Kualitatif ialah bukti yang
didapat berupa keterangan, baik dengan lisan.atau
tulisan. (2). Data Kuantitatif ialah bukti yang didapat
yang berasal dari perusahaan berupa bilangan, serupa

31
jumlah nasabah, jumlah pegawai, dan sebagainya.
Sumber Data yaitu (1). Data Primer. Data yang didapat
dengan sifat percobaan berupa pengecekan dan
musyawarah dengan pemimpin serta pegawai PT.
Bank Riau Kepri Syariah. (2). Data Sekunder. Data
yang didapat dalam bentuk keterangan tertulis,
dokumentasi, dan laporan PT. Bank Riau Kepri
Syariah.
Metode Analisa
Agar mengetahui anggapan yang diutarakan dalam
pemeriksaan, ada beberapa metode analisa yang
dipakai dibawah ini : (1). Analisa Deskriptif adalah
suatu ketentuan dengan mengerahkan petunjuk lalu
dianalisa sehingga 32yst menerangkan perkara
pengendalian biaya operasional di PT. Bank Riau Kepri
Syariah. (2). Menganalisis dengan menggabungkan
antara 32ystem pengendalian dengan peningkatan
laba, lalu mengetahui hasil analisis untuk mengambil
keputusan.
Pembahasan Varian (Penyimpangan) Anggaran Biaya
Operasional Pada PT. Bank Riau Kepri Syariah
Varian (penyimpangan) Anggarn Biaya Operasional
Pada PT. Bank Riau Kepri Syariah ditunjukkan dalam
tabel 1 berikut ini :
Pada tabel 1 memperlihatkan bahwa anggaran
tahun 2012 dan 2013 lebih besar dari realisasinya
yakni tahun 2012 sebesar Rp 17.189.422.525,09 dan
pada tahun 2013 sebesar Rp 307.768.666,85 maka
pada kedua tahun tersebut telah terjadi penyimpangan
positif atau dianggap menguntungkan (favorable)

32
sebesar 0,89% dan 1,00% dari anggaran biaya
operasional. Sedangkan anggaran tahun 2010 dan
2011 lebih kecil dari realisasinya yakni pada tahun
2010 sebesar (Rp 3.284.442.303,95) dan pada tahun
2011 sebesar (Rp 560.867.664,57). Berdasarkan
kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa pada kedua
tahun itu telah terjadi penyimpangan negative atau
dianggap tidak menguntungkan (unfucrable) yakni
sebesar 1,05% dan 1,01% dari anggaran biaya
operasional.
Analisa Deskriptif Pengendalian Biaya Operasional
PT. Bank Riau Kepri Syariah
Setelah meneliti data - data yang didapat dari PT Bank
Riau Kepri Syariah, didapat sebuah refleksi tentang
pencatatan anggaran operasional menggunakan
perpaduan antara pendekatan top-down dan bottom-
up, yang berarti anggaran diresmikan di kantor pusat
lewat kombinasi ajuan yang di proses daerah.
Anggaran pusat dianalisa oleh Depatemen
Perhubungan serta diresmikan oleh Menteri
Perhubungan, adalah rangkaian yang paling hati - hati
dan tersusun dengan memperhitungkan beberapa
faktor di masa lampau dan masa depan. Oleh karena
itu, keadaan ini mendapat dukungan dari sejumlah
bidang yang tersedia di PT. Bank Riau Kepri Syariah
diantaranya : (1). Dalam pencatatan anggaran biaya
operasional suatu perusahaan harus mengarah ke
target supaya anggaran sekarang bisa lebih unggul
dari anggaran yang telah di tetapkan pada awalnya.
(2). Terdapat struktur organisasi yang jelas dan
terstruktur dengan pembagian tugas, tanggung jawab

33
dan wewenangnya jelas. (3). Terdapat akuntansi
pertanggung jawaban dalam bentuk tuntutan
aktualisasi anggaran biaya operasional yang dicatat
dengan cara periodik. (4). Individu dan kelompok
berperan serta dalam penyusunan anggaran biaya
operasional, hal tersebut dapat di lihat dari keterlibatan
tiap bagian untuk mengemukakan pencatatan
anggaran. (5). Anggaran biaya operasional sudah
efisien, karena keadaan ini berdasarkan : (i). Data –
data tahun sebelumnya. (ii). Prediksi asumsi keadaan
masa depan. (iii). Perkiraan adanya aktivitas yang ingin
dilakukan. (6). Untuk setiap periode satu tahun,
penyusunan biaya operasional perusahaan disusun
secara berkelanjutan. (7). Terdapat kontrak
manajemen serta persetujuan bersama antar pusat
dengan divisi. (8). Selalu menganalisis akhir yang telah
digapai agar anggaran tetap unggul kedepannya.
Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif di atas,
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa anggaran
biaya operasional mempunyai peran penting untuk
mendukung keefektifan pengendalian biaya
operasional pada PT. Bank Riau Kepri Syariah, hal ini
bisa diamati dengan aspek perbandingan anggaran
dan realisasi biaya operasional PT. Bank Riau Kepri
Syariah yang ditunjukkan dalam tabel 2 sebagai berikut
:
Semua biaya operasional yang digunakan dalam
kegiatan usaha lebih kecil dari biaya yang
diperhitungkan, hal ini tidak jauh berbeda dengan
keadaan laba atau pendapatan. Dapat diamati pada
tahun periode analisis dari tahun 2010-2013. Tahun

34
2010 biaya operasional yang digunakan seluruhnya
sebesar Rp 72.448.442.303,95 atau (1,05%) dari biaya
yang dianggarkan sebesar Rp 69.164.000.000,-. Pada
tahun 2011, biaya yang terealisasi sebesar Rp
112.392.984.664,57 atau (1,01%) dari anggaran
sebesar Rp 111.832.117.000,-. Pada tahun 2012,
biaya yang terealisasi sebesar Rp 137.960.577.474,91
atau 0,89% dari angggran sebesar Rp
155.150.000.000,-. Dan tahun 2013 terealisasi biaya
operasional sebesar Rp 163.906.299.333,15 atau
1,00% dari anggran di periode yang sama yaitu Rp
164.214.068.000,-. Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat ditegaskan anggaran PT. Bank Riau Kepri
Syariah pada tahun 2010 dan 2011 lebih kecil dari
realisasi biaya operasionalnya, hal ini dinilai tidak
menguntungkan sehingga anggaran biaya operasional
yang telah disusun tidak bisa ikut berperan pada
pengendalian biaya operasional. Sementara itu,
anggaran di tahun 2012 dan 2013 lebih tinggi dari
realisasi biaya operasionalnya, hal ini dinilai
menguntungkan sehingga anggaran yang disusun pun
dapat berfungsi dengan baik dalam pengendalian
biaya operasional.
Kesimpulan Tahun 2010 dan 2011 PT. Bank Riau Kepri
Syariah mengalami penyimpangan yang tidak
menguntungkan. Hal ini dibuktikan dengan anggaran
tahun 2010 dan 2011 yang lebih rendah dari realisasi
biaya operasionalnya. Karena hal tersebut, anggaran
biaya operasional yang telah disusun oleh PT. Bank
Riau Kepri Syariah belum bisa bekerja dengan baik
dalam pengendalian biaya operasional. Tahun 2012

35
dan 2013 PT. Bank Riau Kepri Syariah mengalami
penyimpangan yang menguntungkan, hal ini dibuktikan
dengan anggarannya yang lebih tinggi dari realisasi
biaya operasionalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
anggaran yang disusun PT. Bank Riau Kepri Syariah
dapat bekerja secara baik dalam pengendalian biaya
operasional.
Anggaran pada biaya operasional berperan
mendukung keefektifan pengendalian biaya
operasional pada PT. Bank Riau Kepri Syariah,
keadaan ini bisa diamati dari : (1). Anggaran biaya
operasional dimanfaatkan untuk panduan kinerja,
keadaan ini paling berguna dalam memfokuskan serta
menghilangkan kecurigaan penyelenggara pada saat
melaksanakan aktivitas operasionalnya. (2). Anggaran
biaya operasional dimanfaatkan untuk
pengorganisasian kinerja, keadaan ini dapat
menunjang perusahaan untuk kepastian tiap aktivitas
yang dilakukan. (3). Anggaran biaya operasional
dimanfaatkan untuk mengendalikan kinerja,
penyelaras antara anggaran serta hasil kinerja. (4).
Anggaran biaya operasional dimanfaatkan untuk
menilai atau mengevaluasi aktivitas perusahaan.
Evaluasi dapat berguna dalam memperbaiki
penyusunan suatu anggaran operasional berikutnya.
Adapun beberapa masukan yang bermanfaat
sebagai acuan dalam membangun perusahaan agar
lebih maju. Berikut ini pengendalian biaya operasional
secara spesifik, yaitu : (1). Manajemen yang
berhubungan dengan penganggaran dalam
perusahaan harus cermat, akurat dan seksama dalam

36
menyusun sebuah anggaran. Selain itu, dalam
menetukan anggapan yang digunakan dalam proses
penyusunan anggaran sebaiknya dilakukan secara
periodik supaya perolehan realisasi anggaran dapat
lebih maksimal dan meminimalisir penyimpangan yang
merugikan perusahaan. (2). Sebaiknya manajemen
perusahaan mempersingkat pengembangan sistem
finansial pusat, agar laporan keuangan yang disajikan
bisa lebih cepat, tepat, serta akurat.

37
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profitabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan maksimum dengan mengeluarkan biaya
seminimal mungkin. maksimalisasi laba adalah proses jangka pendek
atau jangka panjang di mana perusahaan dapat menentukan tingkat
harga , input , dan output yang akan menghasilkan laba total setinggi
mungkin.
Ketika sebuah perusahaan memproduksi satu unit produk
tambahan, pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualannya
disebut pendapatan marjinal (MR) dan biaya tambahan untuk
memproduksi unit tersebut disebut biaya marjinal (MC). Apabila
pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC)maka laba
total perusahaan dikatakan maksimum. Jika pendapatan marjinal lebih
besar dari biaya marjinal (MR>MC) maka laba totalnya tidak maksimal,
karena perusahaan dapat memproduksi unit tambahan untuk
memperoleh laba tambahan.
B. Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami
mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca.

38
DAFTAR PUSTAKA

AbdullahT.M.C. 2007. Teori Maksimalisasi Keuntungan, Teori


Berbasis Survival Dan Teori Kontinjensi : Tinjauan Terhadap
Beberapa Penelitian Yang Mendasar Teori Perubahan Perusahaan.

Mohajan et al. 2022. Profit Maximization Strategy in an Industry: A


Sustainable Procedure. Munich Personal RePEc Archive. Online at
https://mpra.ub.uni-muenchen.de/114675/MPRA Paper No. 114675,
posted 26 Sep 2022 06:37 UTC

Pratiwi dkk. 2022. Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan


Serta Pengendalian Untuk Memaksimalkan Laba Pada Pt. Bank
Riau Kepri Syariah. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 6 No. 1, Maret
2022http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILA
NCIA/index

https://en.wikipedia.org/wiki/Profit_maximization

https://isokonsultindo.com/memaksimalkan-profit-perusahaan

39

Anda mungkin juga menyukai